PELEDAKAN JUMLAH PENDUDUK DAN KAITANNYA DENGAN GIZI MASYARAKAT
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 237.641.326 juta jiwa, menjadikan negara ini negara dengan penduduk terbanyak ke4 di dunia. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sehingga diproyeksikan pada tahun 2015 penduduk Indonesia berjumlah 255 juta jiwa hingga mencapai 305 juta jiwa pada tahun 2035. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa. Jumlah penduduk Indonesia sudah semakin meningkat, lebih dari dua ratus juta penduduk telah tercatat, sekitar 37,3 penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, separuh dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari lima juta balita berstatus gizi kurang dan lebih dari seratus juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Semakin padatnya penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap pangan yang harus dikonsumsi. Jika penduduk padat disertai dengan jumlah penduduk produksi pangan melimpah dan penduduk mampu menjangkau harga dari pangan tersebut tentu tidak menjadi masalah. Namun, jika penduduk padat tidak disertai dengan produktifitas pangan yang memadai, maka inilah yang menjadi masalah besar seperti gizi buruk terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktifitas kerja. Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan spiritual. Bahkan, pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi dan balita akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan banyak penyakit. Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa tingkat kepadatan penduduk yang tinggi akan mempengaruhi rendahnya konsumsi pangan dan kadar gizi yang diperoleh. Diharapkan dengan menekan jumlah penduduk Indonesia, masalah gizi buruk dan kelaparan dapat diminimalkan. Masalah Gizi Ditinjau dari Segi Kependudukan Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Masalah gizi adalah gangguan kesehatan
seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak seimbangnya pemenuhan
kebutuhannya akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi dibagi menjadi 2 yaitu, masalah gizi makro dan masalah gizi mikro. Adapun gangguan gizi mikro hanya dikenal dalam bentuk gizi kurang zat gizi mikro tertentu, seperti kurang zat besi, kurang zat yodium dan kurang vitamin A. Masalah gizi makro, terutama masalah kurang energi protein yang telah menjadi perhatian para pakar gizi selama puluhan tahun. Disamping itu, tingkat kematian anak-anak di bawah umur 4 tahun masih tinggi. Gejala tingkat kematian yang tinggi tersebut merupakan suatu tanda bahwa keadaan gizi penduduk masih belum baik. Masalah gizi yang timbul diatas salah satu penyebabnya dikarenakan faktor demografi. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, masalah melonjaknya tingkat pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kepadatan penduduk masih sulit untuk diatasi. Tingkat kepadatan penduduk akan mempengaruhi permintaan jumlah pangan yang dibutuhkan. Permintaan jumlah pangan lebih cepat daripada produksinya. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan untuk kebutuhan dana produksi pangan domestik yang semakin lebar. Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi. Kependudukan dan Kaitannya Dengan Gizi Jumlah penduduk yang melonjak drastis akan semakin berpengaruh di semua sektor bagi negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan 10 tahun sekali diperoleh jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut : 1. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa. 2. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa. 3. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa. 4. Tahun 1990 = 179.4 juta jiwa. 5. Tahun 2000 = 202.3 juta jiwa. 6. Tahun 2010 = 237.6 juta jiwa Kepadatan penduduk yang relatif terus meningkat akan menimbulkan banyak masalah. Stabilitas penduduk dimasa lalu dilakukan dengan mengimbangi angka kelahiran dan kematian. Terpeliharanya gizi dalam jangka panjang tidak hanya akan membatasi besarnya keluarga, tetapi program gizi juga secara langsung merupakan mekanisme operasional untuk mendorong keluarga berencana. Sebagaimana pemberantasan gizi kurang pada anak dan ibu bisa mendorong keluarga kecil sejahtera, pembatasan jumlah keluarga juga bisa membantu memperbaiki gizi dan keselamatan bayi. Perbaikan gizi akan memperkecil keguguran dan memperpanjang masa reproduksi. Pendidikan kependudukan merupakan media untuk memperluas kesadaran tersebut. Pertumbuhan penduduk yang cepat merupakan isu sentral yang dihadapi dunia,terlebih di negara berkembangan termasuk Indonesia. Kualitas hidup sangat tergantung kepada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh individu dan masyarakat,serta berbagai mengelola dan memanfaatkan sumber daya