Anda di halaman 1dari 18

DISKUSI TOPIK

ANTENATAL CARE

Pembimbing:
Dr. Sri Pudyastuti, SpOG (K)

Disusun oleh:
Susasti Hasanah (1310.221.073)

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN


KANDUNGAN DAN KEBIDANAN RSUP PERSAHABATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
24 NOVEMBER 31 JANUARI 2014

BAB I
PENDAHULUAN
ANC atau Antenatal Care adalah suatu upaya kesehatan preventif dalam
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan fisik dan mental ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari
307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada tahun
2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target
RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan Tujuan Pembangunan
Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015.
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet
dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat
keadaan ibu hamil seperti 4 TERLALU (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan
dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22.5%, maupun yang
mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti 3
TERLAMBAT (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan). Faktor
berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti Malaria,
HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis; penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Diabetes
Mellitus, gangguan jiwa; maupun yang mengalami kekurangan gizi.
Makalah ini dibuat untuk memahami pelayanan antenatal terpadu agar ibu hamil
dapat ditatatlaksana dengan baik dan tepat sehingga angka keselamatan ibu dan janin dalam
kehamilan dapat ditingkatkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pelayanan antenatal untuk pemanfaatan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan janin
minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :

Satu kali kunjungan selama trimester satu


(<= 12 minggu) kunjungan pertama harus dilakukan sedini mungkin, sebaiknya
sebelum minggu ke 8

Satu kali kunjungan selama trimester kedua


(antara minggu >12 24)

Dua kali kunjungan selama trimester ketiga


(antara minggu 24 36 dan sesudah minggu ke 36)

A. Gejala Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga
trimester, trimester I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, trimester II dari 12
sampai 28 minggu dan trimester III dari 28 sampai 40 minggu.
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis
berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
Tanda dan Gejala Kehamilan dibagi menjadi:
1. Tanda mungkin hamil
2. Tanda tidak pasti hamil
3. Tanda pasti hamil
Tanda Tidak Pasti Hamil
Amenorhea Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.
Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada wanita hamil
muda umur 6-8 minggu. Mual-mual pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat
dari pengaruh hormon progesteron dan estrogen sehingga pengeluaran asam lambung

berlebihan.
Mastodynia Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan payudara membesar
karena pengaruh hormon estrogen pada ductus mammae dan progesteron pada
alveoli.

Quickening Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20


(primigravida)

dan umur 14

atau

16

minggu

pada

multi gravida.

Gerakan janin pertama kali dapat digunakan untuk menentukan umur kehamilan.
Miksi Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering kencing

karena uterus yang gravidmendesak vesica urinaria.


Konstipasi Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormon progesteron yang

menghambat peristaltik usus dan karena perubahan pola makan.


Weight gain Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus dengan
pertambahan beratjanin. Pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur 20
minggu.Umumnya pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14

kg.
Fatigue Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun kerja jantung

dirasakan lebih berat pada umur 32 minggu.


Nail sign Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh ujung kuku lunak dan

lebih tipis.
Mengidam Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada bulan-bulan

pertama.
Sinkope (pingsan) Adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) sehingga

menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.


Pigmentasi kulit Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering dijumpai pada
muka (chloasma gravidarum), dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan
warna seperti jaringan parut), leher dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola
mamae, puting susu menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah

menifes).
Epulis Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).
Varises Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva. Biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.

Tanda Mungkin Hamil


Perut membesar
Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.
Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi

hormon estrogen.
Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen

dan progesteron.
Tanda Goodell, portio teraba melunak.
Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.

Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya

ditemukan saat umur10 minggu.


Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan),

pada umur 16-20 minggu.


Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak disertai

rasa nyeri.
Reaksi kehamilan positif

Tanda Pasti Hamil


Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan

bagian-bagian janin.
Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi Dapat didengar dengan stetoscop
monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.

B. Jenis Pelayanan Terpadu dalam Kehamilan


a. Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
1. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
2. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
o Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada
pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3
bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang
cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus.
o Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
o Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
o Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda
bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
o Sakit perut hebat

Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
o Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang
rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
kehamilan.
o Batuk lama
Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut.
o Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah,
mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore
hari. Kemungkinan ibu menderita kurang darah.
o Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila
bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi
berlebihan maka perlu diwaspadai.
o Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu
hamil.
o Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke empat.
Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan
yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus
waspada.
o Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara
sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa mengalami
perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal. Pada
kondisi yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya maka akan
dikonsulkan ke psikiater.
o Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan.
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil
seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau berterus
terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa takut
atau belum mampu mengemukakan masalahnya kepada orang lain,
termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas kesehatan

diharapkan dapat mengenali korban dan memberikan dukungan agar mau


membuka diri. Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan
riwayat penyakit pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkahlangkah penanggulangan penyakit menular seksual.
9. Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan
kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya.
10. Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi kemungkinan
terjadinya komplikasi dalam kehamilan

b. Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu

No

Jenis

Trimester

Trimester

Trimester

Keterangan

Pemeriksaan

II

III

Keadaan

Rutin

Umum
2

Suhu Tubuh

Rutin

Tekanan darah

Rutin

Berat Badan

Rutin

LiLA

TFU

Rutin

Presentasi

Rutin

Rutin

Rutin

Rutin

Janin
8

DJJ

Pemeriksaan

Hb
1

Golongan

Darah

Protein Urin

Rutin

1
1

Indikasi
Gula darah

2
1

Malaria

BTA

Sifilis (Darah)

Atas
Indikasi

Serologi HIV

6
1

Atas
Indikasi

5
1

Atas
Indikasi

4
1

Atas
Indikasi

3
1

Atas

Atas
Indikasi

USG

Atas
Indikasi

c. Pemeriksaan Obstetri
Dibagi dalam : inspeksi (periksa pandang), palpasi (periksa raba), dan auskultasi
(periksa dengar), pemeriksaan dalam.

1. Inspeksi
- Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau
-

merah, adakah edema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.


Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung), apakah kelenjar gondok membesar, atau kelenjar limfa

membesar.
Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan gelanggang susu,

keadaan putting susu, adakah colostrum.


Perut : perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya
membesar ke samping); keadaan pusat, pigmentasi di linea alba,
nampakkah gerakan janin atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum

atau bekas luka.


Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick, condylomata,

fluor.
- Anggota bawah : cari varices, edema, luka, sikatriks pada lipat paha.
2. Palpasi
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan :
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
Menentukan letaknya janin dalam rahim.
Selain itu selalu harus diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam rongga
perut, kista, mioma, dan limfa yang membesar.
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4 bagian :
Leopold I (gambar a)
o Kaki penderita ditekuk pada lutut dan lipat paha.
o Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah
muka penderita.
o Rahim dibawa ke tengah.
o Tingginya fundus uteri ditentukan.
o Tentukan bagian apa dari janin yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting.
Sifat bokong ialah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
Pada letak lintang fundus uteri kosong.
Leopold II (gambar b)
o Kedua tangan pindah ke samping.
o Tentukan dimana punggung janin. Punggung janin terdapat di
fihak yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagianbagian kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak
yang memberikan rintangan yang terbesar.
o Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.

Leopold III (gambar c)


o Dipergunakan satu tangan saja.
o Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
o Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
Leopold IV (gambar d)
o Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki penderita.
o Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
o Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
o Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun ke dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul.
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran
terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.

Kalau pada kepala yang telah masuk ke dalam PAP kita masukkan tangan ke
dalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk, sedangkan tangan
satunya tertahan oleh tonjolan kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh
daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh belakang kepala. Kalau tonjolan
kepala bertentangan dengan bagian kecil, maka janin dalam letak defleksi.
Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi. Palpasi secara Leopold
yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin sudah cukup besar kira-kira
dari bulan VI ke atas.
Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian janin belum jelas, jadi kepala
belum dapat ditentukan begitu pula punggung janin. Sebelum bulan ke VI
cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang melenting ke
seluruhannya di dalam rahim (ballottement in toto). Ballottement di dalam rahim
boleh dianggap tanda kehamilan pasti. Sebelum bulan ke III uterus tak dapat
diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya, bentuknya, dan
konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam.
Perubahan yang dapat ditemukan pada kehamilan muda ialah :
Selaput lendir vulva dan vagina membiru ( Chadwick sign ).
Portio lunak.
Corpus uteri membesar dan lunak.
Kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut depan diatas symphisis, maka
isthmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak

berhubungan dengan servix ( Hegar sign ).


Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang
lunak itu menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena

timbulnya kontraksi ( Braxton Hicks sign ).


Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus

lebih cepat tumbuhnya di daerah implantasi telur ( Piskacek sign ).


Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada bulan 5 ke

atas.
Selain dari palpasi Leopold selalu harus diraba juga apakah pada
rahim atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang abnormal
(mioma, kista, lien yang membesar, dll).

Pemeriksaan Tinggi Fundus Unteri untuk Perkiraan Usia Kehamilan menurut


Spielberg.

12 minggu
1-2 jari diatas symphysis
16 minggu
pertengahan antara symphysis dan pusat
20 minggu
3 jari dibawah pusat
24 minggu
setinggi pusat
28 minggu
3 jari diatas pusat
32 minggu
pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
36 minggu
3 jari di bawah proc xyphoideus
40 minggu
pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
secara spontan. Rumus tersebut :
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N = 13 bila kepala belum lewat PAP
(Williams obstetric, 2008)

3. Auskultasi
Dilakukan

dengan

stetoskop.

Biasanya

dipergunakan

stetoskop

monoaural tetapi dapat juga dipergunakan stetoskop kepala atau dengan


Doptone. Dengan stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang
berasal :
a. Dari janin : bunyi jantung janin, bising tali pusat, dan gerakan janin.
b. Dari ibu : bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.
Bunyi jantung janin
Baru dapat didengar pada akhir bulan ke V, walaupun dengan
ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke III.
Frekuensinya lebih cepat dari BJ orang dewasa ialah antara 120-160/menit.
Karena badan janin dalam kyphose dan didepan dada terdapat lengan janin
maka BJ paling jelas terdengar di punggung janin dekat pada kepala. Pada

presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan dibawah pusat. Jika
bagian-bagian janin belum dapat ditentukan, maka BJ harus dicari pada garis
tengah diatas symphysis.
Apakah yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung janin:
Dari adanya bunyi jantung janin: tanda pasti kehamilan dan janin

hidup.
Dari tempat bunyi jantung janin terdengar : presentasi janin, posisi
janin (kedudukan punggung), sikap janin (habitus), dan adanya

janin kembar.
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka
presentasinya kepala, kalau terdengar kiri kanan setinggi atau diatas pusat,
maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar
sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri, kalau terdengar sebelah kanan
maka punggung sebelah kanan. Kalau terdengar di sisi yang berlawanan
dengan bagian-bagian kecil, sikap janin fleksi. Kalau terdengar sefihak
dengan bagian-bagian kecil, sikap janin defleksi. Pada janin kembar bunyi
jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekuensi
yang berbeda (perbedaan lebih dari 10 / menit).
Dari sifat bunyi jantung janin : kita dapat mengetahui keadaan
janin. Janin yang dalam keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan
frekuensinya antara 120-160 per menit. Kalau bunyi jantung
kurang dari 120 / menit atau lebih dari 160 / menit atau tidak
teratur, maka janin dalam keadaan asfiksia (kekurangan O2).
Pada persalinan lebih baik lagi kalau sifat bunyi jantung ini
dihubungkan dengan tekanan intrauterine seperti dilakukan oleh Hon dan
Caldeyro Barcia. Yang buruk ialah decelerasi, apalagi bila berlangsung terus.
Terutama waktu persalinan penting sekali bahwa kita tidak saja
mendengarkan ada atau tidaknya bunyi jantung, tetapi juga menentukan
sifatnya (cepat, lambat, tak teratur).
Cara menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan 3x5
detik. Kemudian jumlah bunyi jantung dalam 3x5 detik dikalikan dengan 4.
Bising tali pusat :
o Sifatnya meniup karena tali pusat tertekan. Dengan

mengubah sikap ibu sering bising ini hilang.


Bising rahim :
o Bersifat bising dan frekuensinya sama dengan denyut nadi
ibu. Disebabkan oleh arteri uterina.

Bunyi aorta :
o Frekuensinya sama dengan denyut nadi ibu, untuk
membedakan dengan BJ janin, maka nadi ibu harus

dipegang.
Bising usus :
o Sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada
dalam usus ibu.

4. Pemeriksaan Dalam
Biasanya dilakukan pemeriksaan dalam pada pemeriksaan pertama pada
hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan 8 bulan untuk menentukan
keadaan panggul.
Fungsi pemeriksaan dalam adalah
1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi uuk, uub,
dagu, hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.
Indikasi pemeriksaan dalam :
1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :
Pendataran serviks.
Pembukaan serviks.
Konsistensi serviks.
Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.
5.

Pemeriksaan panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya
belum pernah diuji dalam proses persalinan, sebaliknya pada multigravida
anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang
berharga mengenai keadaan panggul.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan janin aterm dengan
spontan dan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas.
Walaupun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tak menimbulkan
kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya kalau timbul tumor
tulang (exostose, osteoma, osteofibroma, dll) dari tulang panggul atau tumor dari
bagian lunak jalan lahir.
Tanda-tanda yang menimbulkan persangkaan panggul sempit ialah :

1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.


2. Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata proses persalinan-persalinan
yang terdahulu sukar (riwayat obstetrik yang jelek).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika badan ibu menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis ataupun
kelainan pada tulang-tulang ekstremitas (kaki pendek sebelah atau pincang).
5. Jika ukuran-ukuran luar sempit.
Pemeriksaan dan pengukuran panggul biasanya dilakukan dengan vaginal
touche guna menentukan luasnya jalan lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan
sekali selama masa kehamilan. Biasanya terjadi pada bulan ke VIII. Hal-hal yang
perlu dinilai dalam pemeriksaan ini adalah :
1. Conjugata diagonalis.
2. Conjugata vera.
Cara mengukur conjugata vera ialah jari tengah dan telunjuk dimasukan ke
dalam vagina untuk meraba promotorium (conjugata diagonalis) 1,5 cm.
(Sarwono Prawirohardjo, 2008)
3. Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian.
4. Keadaan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri ke kanan.
5. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen.
6. Apakah spina ischiadicae menonjol.
7. Keadaan os pubis : adakah exostose.
8. Keadaan arcus pubis.

Penilaian Penurunan
Kepala (Hodge)

Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai mana bagian


terendah janin turun dalam panggul pada persalinan.

Hodge 1 : Bidang yang dibentuk sejajar dengan pintu atas panggul

antara bagian atas symphysis dan promotorium.


Hodge 2 : sejajar dengan H 1 terletak setinggi bagian bawah symphysis.
Hodge 3 : sejajar dengan H 1 dan H 2 terletak setinggi spina ischiadica.
Hodge 4 : sejajar dengan H 1, H 2, dan H 3 terletak setinggi os coccygis.
(Sarwono Prawirohardjo, 2008)

d. Penatalaksanaan dan Tindak Lanjut


1) Penimbangan Berat Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram
setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3) Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah e 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah; dan atau proteinuria)
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur
setelah kehamilan 24 minggu.
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6) Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau ada masalah lain.
7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi
TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status
imunisasi ibu saat ini.
8) Beri tablet tambah darah (tablet besi),
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

e. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)


Persiapan psikologik
Diet pada kehamilan makan lebih banyak buah-buahan dan sayur, kurangi
makanan berlemak (cukup serat, Fe, dan yodium)
Nasehat prakonsepsi konsumsi asam folat pada minggu-minggu sebelum hamil
(5 mg), dan 10 minggu pertama kehamilan
Skrining antenatal

Chorinic Villus Sampling: yang diambil dari pinggir plasenta pada minggu
kehamilan ke 9 dan 11

Amniosentesis: prosedur yang dilakukan pada sekitar minggu kehamilan ke 15,


dengan menusukkan jarum melalui dinding abdomen ke dalam kantong
amniondan diambil sampel cairannya.

Pencitraan Medik (USG)

Kesiapan menghadapi persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi


Inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif
KB pasca persalinan
Masalah penyakit kronis atau penyakit menular
Kelas ibu
Brain-booster
Infomasi HIV dan IMS
Penanganan KtP

Anda mungkin juga menyukai