Anda di halaman 1dari 40

FRAKTUR MANDIBULA

Definisi
Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang yang
biasanya disebabkan oleh adanya kecelakaan yang timbul
secara langsung.
Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang
mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah
(mandibula), yang diakibatkan trauma oleh wajah
ataupun keadaan patologis, dapat berakibat fatal bila tidak
ditangani dengan benar

ANATOMI

ETIOLOGI
Benturan yang keras pada wajah dapat menimbulkan
fraktur mandibula. Toleransi mandibula terhadap benturan
lebih tinggi daripada tulang-tulang wajah yang lain.
Fraktur mandibula lebih sering terjadi daripada fraktur
tulang wajah yang lain karena bentuk mandibula yang
menonjol sehingga sensitif terhadap benturan. Pada
umumnya fraktur mandibula disebabkan oleh karena
trauma langsung

Klasifikasi
Berdasarkan regio anatomis
Menunjukkan regio-regio pada mandibula yaitu
: badan, simfisis, sudut, ramus, prosesus
koronoid, prosesus kondilar, prosesus alveolar.

Berdasarkan ada tidaknya gigi


Dengan adanya gigi, penyatuan fraktur dapat dilakukan
dengan jalan pengikatan gigi dengan menggunakan kawat
Fraktur kelas 1 :
gigi terdapat di 2 sisi fraktur, penanganan pada fraktur
kelas 1 ini dapat melalui interdental wiring (memasang
kawat pada gigi)

Fraktur kelas 2 :
gigi hanya terdapat di salah satu fraktur
Fraktur kelas 3 :
tidak terdapat gigi di kedua sisi fraktur, pada keadaan
ini dilakukan melalui open reduction, kemudian
dipasangkan plate and screw, atau bisa juga dengan cara
intermaxillary fixation.

Berdasarkan terminologi

a. Fraktur simple atau fraktur tertutup, yaitu keadaan fraktur dengan


jaringan lunak yang terkena tidak terbuka.
b. Fraktur kompoun atau fraktur terbuka, yaitu keadaan fraktur yang
berhubungan dengan lingkungan luar, yakni jaringan lunak seperti kulit,
mukosa atau ligamen periodontal terpapar di udara.
c. Fraktur komunisi, yaitu fraktur yang terjadi pada satu daerah tulang
yang diakibatkan oleh trauma yang hebat sehingga mengakibatkan tulang
hancur berkeping-keping disertai kehilangan jaringan yang parah.

d. Fraktur greenstick, yaitu fraktur tidak sempurna dimana


pada satu sisi dari tulang mengalami fraktur sedangkan pada
sisi yang lain tulang masih terikat. Fraktur ini sering dijumpai
pada anak-anak.
e. Fraktur patologis, yaitu fraktur yang diakibatkan oleh
adanya penyakit pada mandibula, seperti osteomielitis, tumor
ganas, kista atau penyakit tulang sistemik. Proses patologis
pada mandibula menyebabkan tulang lemah sehingga trauma
yang kecil dapat mengakibatkan fraktur.

GEJALA
1. Dislokasi, berupa perubahan posisi rahang yg menyebabkan
maloklusi atau tidakberkontaknya rahang bawah dan rahang
atas
2. Pergerakan rahang yang abnormal, dapat terlihat bila
penderita menggerakkanrahangnya atau pada saat dilakukan .
3. Rasa sakit pada saat rahang digerakkan
4. Pembengkakan pada sisi fraktur sehingga dapat menentukan
lokasi daerah fraktur

5. Krepitasi berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari


ujung tulangyang fraktur bila rahang digerakkan.
6. Laserasi yg terjadi pada daerah gusi, mukosa mulut dan daerah sekitar
fraktur.
7. Diskolorisasi perubahan warna pada daerah fraktur akibat pembengkakan
8.Disability , terjadi gangguan fungsional berupa penyempitan pembukaan
mulut.Fraktur Mandibula | 6

9. Hipersalivasi dan Halitosis, akibat berkurangnya


pergerakan normal mandibuladapat terjadi stagnasi
makanan dan hilangnya efek self cleansing
karena gangguanfungsi pengunyahan.
10.Numbness , kelumpuhan dari bibir bawah,
biasanya bila fraktur terjadi di bawahnervus
alveolaris

Diagnosis
Anamnesis
Pada penderita trauma dengan fraktur mandibula harus
diperhatikan adanya kemungkinan obstruksi jalan nafas
yang bisa diakibatkan karena fraktur mandibula itu
sendiri
ataupun akibat perdarahan intraoral yang menyebabkan
aspirasi darah dan bekuan darah.

Perlu diketahui riwayat trauma.


Mekanisme trauma merupakan informasi yang penting
sehingga dapat menggambarkan tipe fraktur yang
terjadi.
Bila trauma ragu-ragu atau tidak ada maka kemungkian
fraktur patologis tetap perlu dipikirkan

Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Inspeksi dimulai dari ektraoral kemudian ke intraoral.
Perhatikan adanya deformitas, laserasi dan hematom
Pembengkakan preaurikular sering menunjukkan adanya
fraktur kondilus.
Dilihat juga apakah terdapat gigi yang hilang.
Perhatikan juga apakah terdapat maloklusi.

Palpasi
Penderita disuruh buka-tutup mulut, menilai ada
tidaknya nyeri, krepitasi, deformitas atau dislokasi
Dilakukan evaluasi false movement dengan kedua
ibujari di intraoral

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan rontgen
Untuk mengetahui pola fraktur yang terjadi.
Pemeriksaan dapat dimulai dengan foto skull AP/Lateral,
Towne view, panoramic dan oblik.
CT Scan
CT scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi fraktur
kondilus kompleks.

Penatalaksanaan
Prinsip penanganan fraktur mandibula pada langkah awal
bersifat kedaruratan
seperti jalan nafas (airway), pernafasan (breathing),
sirkulasi darah termasuk penanganan syok (circulaation),
penanganan luka jaringan lunak dan imobilisasi
sementara serta evaluasi terhadap kemungkinan cedera
otak.

kedua adalah penanganan fraktur secara definitif


reduksi/reposisi fragmen fraktur (secara tertutup (close
reduction)
secara terbuka (open reduction)

Reposisi tertutup
Adapun indikasi untuk reposisi tertutup di antaranya:
Fraktur displace atau terbuka derajat ringan sampai
sedang.
Fraktur kondilus
Fraktur pada anak
Fraktur komunitif berat atau fraktur dimana suplai
darah menurun.
Fraktur eduntulous mandibula
Fraktur mandibula yang terdapat hubungan dengan
fraktur panfacial
Fraktur patologis

Tehnik yang digunakan pada terapi fraktur mandibula


secara closed reduction
Fiksasi intermaksiler.
Fiksasi ini dipertahankan 3-4 minggu pada fraktur
daerah condylus
4-6 minggu pada daerah lain dari mandibula

Teknik fiksasi
Ivy loop
Penempatan Ivy loop menggunakan kawat 24-gauge
antara 2 gigi yang stabil, dengan penggunaan kawat
yang lebih kecil untuk memberikan fiksasi
maxillomandibular (MMF)

Teknik arch bar


Indikasi pemasangan arch bar antara lain gigi kurang/
tidak cukup untuk pemasangan cara lain, disertai fraktur
maksila
didapatkan fragmen dentoalveolar pada salah satu ujung
rahang yang perlu direduksi sesuai dengan lengkungan
rahang sebelum dipasang fiksasi intermaksilaris

Metode close reduction


Keuntungan : efisien, komplikasi lebih rendah, waktu
lebih singkat, dapat dikerjakan ditingkat poliklinis
Kerugian: gangguan nutrisi dan problem airway

Reposisi terbuka
- General anesthesi

- Insisi : intra oral dan ekstra oral


- Fiksasi : wiring (kawat/semi rigid), plating
(rigid)

Indikasi reposisi terbuka:


Fraktur terbuka atau displace derajat sedang sampai berat
Fraktur yang tidak tereduksi dengan reposisi tertutup
Unfavorable fracture

Submandibular approach

Retromandinular approach

Wiring (kawat/semi rigid)


Kawat dibuat seperti mata, kemudian mata tadi
dipasang disekitar dua buah gigi atau geraham dirahang
atas ataupun bawah.
Rahang bawah yang patah difiksasi pada rahang atas
melalui mata di kawat atas dan bawah.
Jika perlu ikatan kawat ini dipasang di berbagai tempat
untuk memperoleh fiksasi yang kuat.

Plating (rigid)
Pemasangan plat bertujuan untuk memberi
tahanan pada daerah fraktur, sehingga dapat
menyatukan bagian fraktur dengan alveolus
superior.

Macam macam fiksasi rigid

Metode open reduction


Keuntungan: mobilisasi diri, reaporksimasi tulang lebih
baik
Kerugian: biaya yang mahal, diperlukan ruang operasi
dan pembiusan

Management post operasi


Berikan analgetik pada periode postoperasi. Serta
berikan antibiotic spectrum luas pada pasien fraktur
terbuka dan re evaluasi kebutuhan nutrisi pantau
intermaxilla fixation (IMF) selama 4 - 6minggu.
Kencangkan kabel setiap 2 minggu. Setelah wire di
buka, evaluasi dengan foto panoramix untuk
memastikan fraktur telah union

Komplikasi
Komplikasi yang paling umum terjadi pada fraktur
mandibula adalah infeksi atau osteomyelitis, yang
nantinya dapat menyebabkan berbagai kemungkinan
komplikasi lainnya.
Malunion / delayed healing
parasthesia

Tulang mandibula merupakan daerah yang paling sering


mengalami gangguan penyembuhan fraktur
Hal ini akan memberi keluhan berupa rasa sakit dan tidak
nyaman yang berkepanjangan pada sendi rahang
Terlebih jika pasien mengkompensasikan atau
memaksakan mengunyah dalam hubungan oklusi yang
tidak normal

Kesimpulan
Tujuan tatalaksanaan fraktur mandibula ialah fungsi untuk
mengunyah dan bicara maka dari itu harus dicapai
pemilihan modalitas yang tepat, tehnik operasi yang
benar, perawat pasca operasi dan rehabilitasi.

TERIMA KASIH..

Anda mungkin juga menyukai