Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

PROPOSAL
Oktober 2016

ASPEK K3 PETUGAS CAR WASH

OLEH:
Erik Purnomo

C111 11 275

Muh. Ichsan Prasetya

C111 11 304

Muh.Rahmat Ridha

C111 11 318

David Pesireron

C111 11 325

PEMBIMBING:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

BABI
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu memberikan
perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan yang berhubungan dengan
lingkungan kerja dan promosi kesehatan pekerja. Lebih jauh lagi adalah menciptakan
kerja yang tidak saja aman dan sehat, tetapi juga nyaman serta meningkatkan
kesejahteraan dan produktivitas.
Kantor Perburuhan Internasional (ELO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa
diseluruh dunia setiap tahun 2.2 juta orang meninggal karena kecelakaan-kecelakaan
dan penyakit- penyakit akibat kerja. Dan kematian-kematian akibat kerja nampaknya
meningkat. Lagi pula, diperkirakan bahwa setiap tahun terjadi 270 juta kecelakaankecelakaan yang akibat kerja yang tidak fatal (setiap kecelakaan paling sedikit
mengakibatkan paling sedikit tiga hari absen dari pekerjaan) dan 160 juta penyakitpenyakit akibat kerja.
Manajemen risiko kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan: meminimalkan
kerugian akibat kecelakaan dan sakit, meningkatkan kesempatan/peluang untuk
meningkatkan produksi melalui suasana kerja yang aman, sehat dan nyaman, memotong
mata rantai kejadian kerugian akibat kegagalan produksi yang disebabkan kecelakaan
dan sakit, serta pencegahan kerugian akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Masyarakat kita, termasuk pekerja cuci mobil car wash kurang memperhatikan
keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak
memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi
mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap
orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada aturan, dan
aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang tinggi. Sikap dan
kebiasaan kerja yang profesional dibentuk melalui disiplin yang kuat. Bahkan, sikap dan
kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang pekerja yang sukses.

1.2.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah gambaran umum cara kerja sebuah car wash?
b. Apakah risiko yang di dapatkan di tempat car wash?

1.3.

Tujuan Penelitian
1.3.1.

Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui tentang aspek K3 pada petugas cuci mobil di MASTER


Care Car Wash
1.3.2.

Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas cuci mobil di
MASTER Care Car Wash?
2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan petugas cuci mobil di
MASTER Care Car Wash yang dapat mengganggu kesehatan petugas
3. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan petugas cuci mobil di
MASTER Care Car Wash
4. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja
5. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum bekerja, berkala, berkala khusus)
6. Untuk mengetahui tentang peraturan pimpinan bengkel tentang K3 di
tempat kerja.
7. Untuk mengetahui tentang keluhan atau penyakit yang dialami yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas cuci mobil di MASTER Care
Car Wash
8. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan pada petugascuci
mobil di MASTER Care Car Wash

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Prosedur Pelaksanaan Cuci Mobil MASTER Car Wash

Proses
Pencucian
Mobil

Mobil Masuk

Vakum di
bahgian
interior mobil

II.2

Cuci Karpet
dan
FInishing

Gudang

Ruang
Kontrol

Pengisian
nitrogen

Ruang
Tunggu

Penyabuna
n dan
Pembilasan
Pengeringa
n

Kasir

Area dan Alat Kerja


A. Kondisi Lantai Tempat Cuci Mobil
Lantai kerja yang selalu basah dapat mengganggu mobilitas pekerja,
kecelakaan transportasi dan menghambat kinerja para pekerja. Garis kerja pun
juga tidak jelas
Resiko

Hazard Fisis : Dinamis (terjatuh, terpeleset, dan tertimpa)


Tidak optimal kinerja pekerja
Menimbulkan kecelakaan pekerja
4

Kecelakaan akibat kerja :


Pekerja terjatuh mengakibatkan memar, tergores, bahkan jika terkena
alat berbahaya dapat berakibat fatal.

B. Proses Pencucian
Meskipun proses pencucian car wash menggunakan mesin hidraulik, tapi
sering kali pekerja car wash membersihkan secara manual di bagian-bagian
mobil yang sulit dicapai oleh mesin. Pekerja car wash setiap hari akan
terpapar dengan bahan cuci seperti sabun pencuci, pewangi dan sebagainya.
Resiko
Hazard Fisis : Dinamis ( luka bakar, Iritasi kulit)
Tidak dapat kerja optimal dengan semua anggota tubuh
Penyakit Akibat Kerja : Paparan bahan sabun yang terlalu lama dan
sering pada kulit pekerja car wash akan menyebabkan iritasi. Paparan
bahan kimia yang kuat menyebabkan luka bakar kimia.
C. Penggunaan alat High-Pressure Water Jet
Alat high-pressure water jet seringkali digunakan oleh pekerja di car wash
untuk membersihkan ban dan tayar mobil. Alat ini memerlukan skill yang
tertentu untuk dikendalikan. Pelbagai resiko kecederaan dan penyakit yang
dapat timbul dari penggunaan alat ini.
Resiko
Hazard fisis : dinamis (terkilir),
Penyakit akibat kerja : Tekanan air yang tinggi dapat menyebabkan
konjungtivitis pada mata akibat dari percikan air yang masuk ke
dalam mata.
D. Penggunaan Pengering
Proses pengeringan pada saat ini berupa pengeringan dengan menggunakan
tekanan udara tingkat tinggi dengan menggunakan mesin. Meskipun begitu,
tingkat akhir dari proses pengeringan melibatkan tenaga kerja manusia
dimana proses pengelapan menggunakan kain dijalankan.
Resiko
Hazard psikososial : repetitif dan monotoni
Penyakit akibat kerja : kebosanan, muscle strain
E. Penggunaan Vakum
5

Pembersihan di bahgian interior mobil seperti bahgian tempat duduk dan


karpet di lantai mobil memerlukan pekerja car wash untuk memposisi badan
serta tangan dengan baik untuk mencapai bahgian-bahgian yang sulit
dicapai. Selain itu, kondisi interior mobil yang berhabuk dan kotor harus
ditangani dengan baik dengan alat vakum.
Resiko
Hazard ergonomi : low back pain, frozen shoulder, terkilir, carpal

tunnel sindrom
Penyakit akibat kerja : sindroma saluran pernapasan atas (asma,

batuk, rhinitis alergu, rhinosinusitis)


F. Instalasi listrik
Instalasi Listrik telah menerapkan prinsip rapi, dengan pelindung instalasi warna
orange. Sesuai dengan standar baku yang diakui secara global. Namaun
dibeberapasambungan masih nampak kurang rapi, yang sewaktu-waktu dapat
berpotensi terjadi kejut listrik dan fatalnya dapat menimbulkan kebakaran
Resiko

Rangkaian yang dibiarkan tidak rapi akan berpotensi terjadi kejut listrik,
dan orang yang ada didekatnya akan tersengat listrik. Dan akan terjadi

konsleting listrik, yang akan memicuterjadinya kebakaran


Hazard Fisis : terbakar, tersengat
Kecelakaan akibat kerja : Terjatuh, tertabrak, dan terkena kejut listrik
Penyakit akibat kerja : Hal ini akan menyebabkan efek domino yakni
dengan masih adanya arus listrik dan dapat menyebabkan kejut listrik

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Bahan dan Cara
III.1.1. Peralatan yang diperlukan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through
survey (survey jalan sepintas) dalam rangka untuk survey aspek risiko
dalam kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja cuci mobil antara
lain adalah :

Alat tulis menulis


Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey
jalan sepintas
Kamera digital

Berfungsi sebagai alat untuk memotret kehidupan dan


kegiatan para pekerja
Check list
Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer
melalui pengamatan lokasi mengenai survey jalan
sepintas yang dilakukan.

III.1.2. Cara pemantauan


Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi
risiko-risiko kondisi lingkungan kerja, fisik, kimia, dan psikososial yang
berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja cuci
mobil dikota Makassar dengan metode Walk through survey dengan
menggunakan check list
III.2 lokasi
Lokasi walk through survey aspek identifikasi risiko dalam kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) di tempat cuci mobil MASTER Care Car Wash di
kota Makassar.
III.3 Biaya
Biaya yang digunakan pada walk through survey aspek identifikasi risiko
dalam kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ini adalah swadaya.

III.4 Jadwal
Penelitian mengenai indentifikasi risiko-risiko dalam kesehatan dan keselamatan
kerja pada pekerja MASTER Care Car Wash di kota Makassar akan dilaksanakan
selama kurang lebih 1 minggu (31 Oktober- 4 November 2016)
No

Tanggal
Senin

1.
31 Oktober 2016
Selasa
2.

Kegiatan
- Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina
- Pengarahan kegiatan
- Pembuatan proposal walk through survey
- Walk through survey

1 November 2016

Rabu
3.
2 November 2016
Kamis
4.

- Pembuatan laporan walk through survey


- Pembuatan status okupasi

- Pembuatan artikel status okupasi

3 November 2016
Jumat
5.
4 November 2016

- Presentasi walk through survey


- Presetasi status okupasi

BAB IV
HASIL IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN
IV.1.

Profil MASTER Car Wash

Car Wash didirikan pada tahun 2015, oleh Raymon.Car wash ini memberikan
layanan pencucian mobil dengan manual dan dengan mesin hidrolik serta memberikan
layanan tambahan berupa pengisian nitrogen ban
IV.2.

Hasil Walk-Through Survey dan Pembahasan

Berikut adalah hasil pemantauan dan identifikasi aspek kesehatan dan


keselamatan kerja (K3) pada pekerja Car Wash MASTER Care. Pemantauan dan
identifikasi ini dilakukan dengan metode walk-through survey dengan menggunakan
check list.
A. Pencucian
Terdapat hazard fisik berupa kebisingan dari mesin penyemprot air .
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia, tidak terdapat SOP
penyimpanan bahan kimia, tidak tersedia alat pelindung diri.
Tidak ditemukan hazard biologis, tersedia tempat sampah.dan tempat cuci tangan
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu duduk dan berjongkok dalam
jangka waktu yang lama dan berulang dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan
tentang ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan pemilik
car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan berupa penyemprot air (high
pressure water jet) yang menimbulkan getaran dan digunakan dalam waktu lama.
Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia kotak P3K.
10

Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus untuk
pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik, sumber
cahaya baik, terdapat tempat sampah dan tempat cuci tangan, kebersihan ruangan
terjaga, dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Terdapat rambu rambu
bahaya dan evakuasi di tempat kerja.

B. Penyabunan dan Pembilasan


Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu ruangan
yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya.
Ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia melalui sabun cuci yang
dapat menimbulkan iritasi pada kulit, tidak terdapat SOP penyimpanan bahan kimia,
tidak tersedia alat pelindung diri.
Ditemukan potensi hazard biologis yang bersumber dari spons yang dipakai
untuk mengelap sabun yang jarang dicuci secara berkala. Terdapat tempat cuci
tangan namun pekerja tidak pernah diberi pelatihan mengenai cuci tangan yang
benar.
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu berjongkok dan duduk
dalam jangka waktu yang lama dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan tentang
ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan pemilik
car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja
11

Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
C. Vakum
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu
ruangan yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya.
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia, tidak terdapat
SOP penyimpanan bahan kimia, tidak tersedia alat pelindung diri.
Tidak ditemukan hazard biologis, tersedia tempat sampah dan tempat cuci
tangan.
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu membungkuk dalam
jangka waktu yang lama dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan tentang
ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial

karena hubungan antara pekerja dan

pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.


Terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan berupa alat yang digunakan
berupa mesin vakum yang digunakan terus menerus dan menggunakan listrik
serta berhubungan langsung dengan tubuh pekerja.

12

Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan berupa alat yang digunakan
berupa kompute yang digunakan terus menerus dan menggunakan listrik serta
berhubungan langsung dengan tubuh pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat
rambu rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
D. Pencucian Karpet dan Finishing
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu
ruangan yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya.
Ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
pengkilap dan oli.
Tidak ditemukan hazard biologis, tersedia tempat sampah dan tempat cuci
tangan.
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu jongkok dalam jangka
waktu yang lama dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.
13

Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
E. Pengeringan
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu
ruangan yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya.
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
pengkilap dan oli.
Ditemukan potensi hazard biologis yang bersumber dari spons yang dipakai
untuk mengelap sabun yang jarang dicuci secara berkala. Terdapat tempat cuci
tangan namun pekerja tidak pernah diberi pelatihan mengenai cuci tangan yang
benar.
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu jongkok dalam jangka
waktu yang lama dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.

14

Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
F. Kasir
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu
ruangan yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya.
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
pengkilap dan oli.
Tidak ditemukan hazard biologis, tersedia tempat sampah dan tempat cuci
tangan.
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu duduk dalam jangka
waktu yang lama dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.
Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
15

Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
G. Ruang Kontrol
Ditemukan hazard fisik berupa sumber radiasi dari computer yang
digunakan terus menerus ,suhu ruangan yang panas dan paparan panas dan
pancaran cahaya.
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
pengkilap dan oli.
Tidak ditemukan hazard biologis, tersedia tempat sampah dan tempat cuci
tangan.
Terdapat hazard ergonomi berupa posisi kerja yaitu duduk dalam jangka
waktu yang lama dan pekerja tidak pernah mengikuti pelatihan tentang ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.
Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan berupa alat yang digunakan
berupa komputer yang digunakan terus menerus dan menggunakan listrik serta
berhubungan langsung dengan tubuh pekerja.
16

Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
H. Gudang
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu ruangan
yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya.
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
pengkilap dan oli.
Ditemukan potensi hazard biologis berupa bakteri dan jamur karena tidak
dilakukannya pembersihan gudang secara berkala
Tidak terdapat hazard ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.
Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,

17

sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
I. Pengisian nitrogen
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu
ruangan yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
penvgkilap dan oli.
Ditemukan potensi hazard biologis berupa bakteri dan jamur karena tidak
dilakukannya pembersihan gudang secara berkala
Tidak terdapat hazard ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.
Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
18

Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.
J. Ruang tunggu
Tidak ditemukan hazard fisik berupa kebisingan, sumber radiasi, suhu
ruangan yang panas dan paparan panas dan pancaran cahaya
Tidak ditemukan hazard kimia berupa pajanan bahan kimia dari deterjen,
penvgkilap dan oli.
Ditemukan potensi hazard biologis berupa bakteri dan jamur karena tidak
dilakukannya pembersihan gudang secara berkala
Tidak terdapat hazard ergonomi.
Tidak terdapat hazard psikososial karena hubungan antara pekerja dan
pemilik car wash maupun antara sesama rekan kerja baik.
Tidak terdapat hazard dari alat kerja yang digunakan.
Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja. Tidak tersedia
kotak P3K. Tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus untuk pekerja.
Tidak ada hazard dari faktor lingkungan kerja karena luas ruangan bekerja
efektif, terdapat sistem ventilasi dan pendingin ruangan yang berfungsi baik,
sumber cahaya baik, terdapat tempat cuci tangan, kebersihan ruangan terjaga,
dilakukan pengecekan alat car wash secara berkala.
Petugas diizinkan berobat pada saat waktu kerja. Tidak ada keluhan yang
berhubungan dengan cara kerja, tempat kerja dan alat kerja.
Tidak ada penyuluhan, pelatihan, dan pemantauan K3. Tidak terdapat rambu
rambu bahaya dan evakuasi di tempat kerja.

19

IV.2
1.

UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3


Pelatihan

: tidak dilakukan pelatihan K3 sebelum

perekrutan
2. Standar Operasional Prosedur (SOP)
3. Peraturan perundangan-undangan

IV.3

: tidak ada SOP khusus untuk K3


: tidak ada

KONSTRUKSI BANGUNAN
1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel yang licin
karena tergenang air dan sabun
2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata dan semen
yang cukup kuat.
3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian seng yang
disangga oleh rangka baja yang cukup aman
4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai dengan struktur
bangunan semi terbuka
5. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

IV.4

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN


1. Lingkungan kerja memiliki APAR dan alarm kebakaran namun tidak
memiliki detector kebakaran dan hidran.
2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

IV.5

PEMBAHASAN SURVEI
a. Survey tentang hazard umum pada pencuci mobil
Dari survey yang dijalankan, pencuci mobil banyak terpapar pada hazard
umum dari lingkungan kerja tersebut seperti lantai licin, butiran pasir dan debu
serta terpapar percikan air terus menerus. Hazard ini membahayakan karena
seharusnya lingkungan kerja dalam keadaan aman, dan tidak membahayakan
pekerjanya. Pencuci mobil juga terpapar dengan faktor kimia seperti
penggunaan sabun yan terus menerus. Pencuci mobil juga terpapar pada faktor
ergonomik yang membutuhkan pencuci mobil berdiri lama dan membungkuk
untuk membersihkan bagian dalam mobil saat bekerja.
Pencuci mobil juga mengalami hazard fisik yaitu elektrik menyambung
steker, bising yang bersumber dari alat vacuum cleaner, kompresor, tabung
sabun dan slang air karena menggunakan tekanan angin. Pencuci mobil juga
terpapar dengan faktor biologi seperti kubangan air yang berasal dari cucian
20

mobil menyebabkan bakteri, jamur, cacing, dan jentik nyamuk. Selain itu lap
yang digunakan untuk mengelap juga tidak dibersihkan secara berkala sehingga
menimbulkan potensi adanya bakter atau jamur.
b. Survey untuk mengetahui tentang alat yang digunakan pekerja
Dari hasil survey didapatkan pencuci mobil sebagian besar menggunakan
alat pencuci mobil yaitu selang, penyemprot, sabun, kain lap. Alat-alat ini tidak
berbahaya bagi pekerja.
c. Survey untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan
pekerja
Dari hasil survey didapatkan pencuci mobil sebagian besar tidak
menggunakan alat pelindung diri. Alat pelindung diri yang dipakai pencuci
mobil harus dipakai secara lengkap untuk mengelakkan jamur, bakteri, dan
cacing yang dapat membahayakan pencuci mobil karena mereka terpajan air
dan sabun terlalu lama.
d. Survey tentang pemeriksaan kesehatan kerja
Dari hasil survey didapatkan, para pekerja tmendapatkan pemeriksaan
kesehatan sebelum perekrutan pekerja. Akan tetapi, pekerja tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan rutin dan pemeriksaan kesehatan berkala khusus. Hal ini
menyebabkan kurang terdeteksinya penyakit-penyakit akibat kerja maupun
akibat hubungan kerja pada lingkungan kerja ini.
e. Survey tentang upaya lain tentang K3
Dari hasil survey didapatkan bahwa pencuci mobil dibenarkan istirahat saat
lelah dan disediakan makan saat istirahat. Namun pencuci mobil jarang bertemu
dengan utusan jika mereka mempunyai keluhan.
Selain itu, tidak terdapat pelatihan khusus mengenai K3, dan tidak terdapat
standar operasi mengenai k3. Hal ini membuat lingkungan kerja tidak dapat
mengantisipasi dengan baik apabila terjadi kecelakaan kerja.

f. Survei tentang konstruksi bangunan


Dari hasil survey didapatkan konstruksi bangunan yang cukup baik dan
aman bagi pekerja, kecuali didapatkan lantai yang licin akibat genangan air dan
sabun yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.
21

g. Surveipencegahan dan penanggulangan kebakaran


Dari hasil survey, didapatkan adanya upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran namun tidak menyeluruh, yang dibuktikan dengan tidak APAR,
alarm, namun tidak terdapat detector kebakaran maupun hidran serta simulasi
bila terjadi kebakaran.

I.

KESIMPULAN DAN SARAN


1.1 Kesimpulan
1. Pencuci mobil secara keseluruhannya terpapar pada hazard umum di tempat
kerja seperti faktor fisik berupa bising, kimiawi berupa sabun, ergonomis
berupa pekerjaan dengan berdiri, duduk dan jongkok dan gerakan berulang.
2. Secara umum alat yang digunakan pekerja pencuci mobil adalah selang,
mesin penyemprot air, vakum, kain lap, dan spons
3. Tidak ada alat perlindungan diri yang disiapkan bagi pegawai
4. Pemeriksaan kesehatan prakarya tidak dilakukan, pemeriksaan kesehatan
berkala dan berkala khusus juga tidak dilakukan.
5. Pada lokasi pencucian mobil tidak didapatkan adanya upaya-upaya K3
lainnya dari pihak manajemen seperti standar prosedur keselamatan, atau
pelatihan-pelatihan untuk keselamatan.
6. Konstruksi bangunan secara umum aman, kecuali lantai yang tergenang air
dan sabun yang berpotensi menyebabkan jatuh pada pekerja.
7. Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran tidak dilakukan secara
menyerluruh
1.2 Saran
Masih ada beberapa poin yang perlu diperbaiki pada aspek K3 pencuci mobil.
Masih perlunya follow-up tentang pemakaian alat pelindung diri untuk kesehatan
dan keselamatan kerja. Disarankan agar seluruh pekerja memakai alat pelindung
diri saat bekerja. Selain itu perlunya dilakukan follow-up atau survey ulangan untuk
mengetahui hazard terbaru yang ada di lingkungan pekerja minimal 6 bulan sekali.
Jika ada keluhan pada petugas pencucian mobil, sebaiknya memeriksakan diri
dokter kedokteran kerja atau dokter umum untuk mendapatkan penanganan secara
tepat. Pihak atasan juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan prakarya sebelum
rekrutmen karyawan dan pemeriksaan berkala dan berkala khsus. Selain itu,
perlunya upaya-upaya lain menyangkut K3 seperti pelatihan bencana, pelatihan
kecelakaan kerja, standar operasional prosedur atau perundang-undangan yang
sifatnya melindungi kesehatan para pekerja. Terakhir, tidak matangnya lokasi
22

pekerjaan terhadap pencegahan dan penanggulangan kebakaran dibuktikan dengan


tidak adanya smoke detector dan hidran di sekitar tempat cuci mobil

Mobil masuk
Pencucian dengan
mesin

Pencucian manual
Penyabunan dan pembilasan

23

Proses vakum
Pengeringan

Gudang

Semir ban

Penyimpanan deterjen dan sabun

Kasir

DAFTAR PUSTAKA
1. Bramantyo, D. Manajemen Bengkel Mobil Terintegrasi. PPM: Jakarta. 2004. p1-5
24

2. Iqbal, M. Peluang bisnis dan Manajemen Mobil. Elex Media Komputindo: Jakarta.
2004. p18-20.
3. Herman, R. Risk Manajemen Concept and Aplication. McGraw-Hill: Philadelphia.
2005. p.37-56
4. Supriyadi, D. Sarana dan Prasarana BengkelMobil. Bandung. 2000. p.4-16.
5. Berly, S. Manajemen Bengkel. Download: 11 February 2015. Available from:
http://berly80.wordpress.com/manajemen-bengkel/.

25

Anda mungkin juga menyukai