Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PROMOSI KESEHATAN

RISIKO DAN PENGENDALIAN BAHAYA PADA USAHA BENGKEL SEPEDA


MOTOR
BANGKINANG KOTA

DI SUSUN OLEH:

1. KHAIRUL ARQOM (2013201012)


2. IZZAH OKTARI DARLIANTI (2013201011)
3. NURWAHYUNI SUSANTI (2013201015)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
RINGKASAN....................................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................5
1.1 Analisis Situasi........................................................................................................5
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan....................................................................................................................6
1.4 Manfaat..................................................................................................................7
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN....................................................................8
2.1 Solusi yang Ditawarkan..........................................................................................8
2.2 Luaran yang Diharapkan..........................................................................................8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN...............................................................................9
3.1Metode Pelaksanaan Program...................................................................................9
BAB 4. RINCIAN KEGIATAN........................................................................................9
4.1 Rincian Kegiatan...................................................................................................10
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................10
5.1 DESKRIPSI OBJEK..............................................................................................10
5.2 HASIL KEGIATAN..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
DOKUMENTASI............................................................................................................13
RINGKASAN

Setiap kegiatan produksi di suatu perusahaan tidak terlepas dari resiko kecelakaan
kerja, termasuk juga UKM (Usaha Kecil Menengah) Bengkel Bubut Sepeda Motor Di
Bangkinang.

Bengkel merupakan suatu bangunan atau ruangan untuk perawatan,pemeliharaan,


perbaikan serta modifikasi mesin atau kendaraaan Bengkel merupakan jenis usaha yang
bergerak dalam bidang pemberian jasa pelayanan perbaikan terhadap sepeda motor hingga
mobil yang disesuaikan dengan keinginan dari pemilik kendaraan Semakin banyak aktivitas
kendaraan di jalanan maka kebutuhan untuk perbaikan, perawatan terus meningkat, maka dari
itu keberadaan bengkel kendaraan sangat diperlukan Pekerja bengkel dihadapkan pada
bahaya yang berasal dari tempat kerja.

Bahaya yang dihadapi oleh pekerja bengkel otomotif diantaranya adalah kabel listrik
yang tidak terawatt dengan baik, kotak P3K tidak terawatt dengan baik dan tidak tersedia
cukup obat, alat pemadam kebakaran sulit diakses karena terhalang letak peralatan dan mesin,
penyimpanan bahan dan peralatan tidak tersusun rapi, alat pelindung diri yang tidak
memadai, timbulnya getaran dan kebisingan, paparan panas dengan intensitas cukup tinggi
serta kursi yang tersedia untuk bekerja tidak dapat diatur ketinggiannya.

Pelaksanaan pekerjaan di bengkel, pekerja berisiko mengalami kecelakaan


kerja mulai dari yang tidak fatal hingga yang fatal serta penyakit akibat kerja. menunjukkan
bahwa pekerja.

Bengkel sepeda motor merasakan keluhan sakit pada punggung, lengan bawah kanan
hingga tangan disertai dengan pegal pada bagian tubuh tertentu. Pemeliharaan kendaraan
yang dilakukan oleh pekerja menunjukkan level skor risiko tinggi dan dapat mengakibatkan
keluhan musculoskeletal.

Pekerja bengkel dapat berisiko mengalami kecelakaan kerja saat melakukan


pekerjaannya. Kecelakaan kerja yang terjadi berupa tergores plat, jari terpukul palu, tangan
terbentur benda keras, sesak nafas karena asap kendaraan, mata terkena debu dan terkilir
akibat kesalahan postur tubuh saat menggangkat / memindahkan beban yang terlalu berat
serta kebisingan.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Bahaya yang disebabkan oleh faktor person diantaranya yaitu human error misalnya
kelelahan. Tuntutan target penghasilan kerap menyebabkan lalai akan keselamatan.
Sedangkan pada faktor lingkungan, di bengkel ada beberapa hal yang mempengaruhi
diantaranya adanya benda berputar, kelistrikan, serta bahan bakar.

Kedua faktor tersebut akan timbul potensi bahaya yang lebih besar. Contohnya, pada
saat mekanik mengencangkan rantai motor, bisa saja terjadi kejadian tangan terluka. Peluang
bahaya dari lingkungan yaitu karena perputaran rantai dan peluang bahaya dari manusia bisa
saja kelelahan.

Bahaya sering terjadi di awal dan di akhir kegiatan di bengkel. Ketika bahaya terjadi
di awal biasanya dikarenakan oleh mekanik yang masih awam dengan apa yang dia lakukan.
Misalnya, mekanik yang terbiasa memperbaiki motor 4 tak, untuk pertama kali akan
memperbaiki motor matic. Sedangkan bahaya terjadi di akhir bisa terjadi karena adanya
kecenderungan mengabaikan potensi bahaya. Misalnya, mekanik melupakan sesuatu seperti
tidak menggunakan sarung tangan.

Kejadian-kejadian tersebut dapat mengakibatkan kecelakaan yang mungkin terjadi di


bengkel diantaranya adanya benda flammable yang mengakibatkan benda terbakar, benda
berputar yang mengakibatkan terjepit, adanya kelistrikan yang mengakibatkan kontak pendek
arus listrik, serta insiden kecil seperti safe zone tidak aman yang mengakibatkan misalnya
tertimpa motor.

Melihat potensi tersebut, maka kita akan kenal hirarki pengendalian bahaya ada lima,
yakni eliminasi, substitusi, engineering, administrasi dan APD (Alat Pelindung Diri). APD
bukanlah hal utama dalam hirarki pengendalian bahaya, karena sesungguhnya hal utama yang
dilakukan adalah menghilangkan potensi berbahaya agar tidak ada potensi bahaya itu lagi,
atau eliminasi.

1.2 Perumusan Masalah

Kelompok memberikan penyuluhan tentang “Risiko Dan Pengendalian Bahaya Pada Usaha
Bengkel Sepeda Motor Di Bangkinang Kota”yang dapat diidentifikasikan dalam beberapa
permasalahan spesifik, yaitu :

a. Bagaimana perilaku pekerja bengkel dalam menghilangkan potensi bahaya tampa


penggunaan APD di Bangkinang Kota?

b. Bagaimana upaya untuk meminimalisirterjadinya kecelakaan kerja pada usaha bengkel di


Bangkinang Kota?
1.3 Tujuan

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkanpara pekerja dapat :

1. Menumbuhkan kesadaran para pekerja bengkel berapa pentingnya penggunaan APD


dalam bekerja.

2. Meningkatkan kesadaran para pekerja bengkel di Bangkinang Kota untuk meminimalisir


terjadinya kecelakaan kerja.

1.4 Manfaat

1. Bagi Pemilik Bengkel Sepeda Motor

Sebagai informasi kepada pemilik bengkel agar dapat mengutamakan kesehatan pekerja serta
menyediakan P3K untuk pencegahan pertama ketika terjadinya kecelakan ringan pada
pekerja bengkel dan menerapkan kedisiplinan pekerja bengkel dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada saat proses pengelasan.

2. Bagi Pekerja bengkel

Sebagai informasi kepada pekerja bengkel agar lebih mengutamakan kesehatan saat bekerja,
agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan terutama hidung dengan menggunakan alat
pelindung diri (APD). seperti masker dan Harapannya para pekerja bengkel dapat
meningkatkan kedisiplinan dalam penggunaan APD setiap melakukan pekerjaan nya

3. Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan masukan tentang


keselamatan kerja dan penggunaan APD bagi pekerja bengkel sepeda motor di Bangkinang
Kota

b. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat ke pekerja bengkel yang bertujuan untuk


mengingat resiko akibat kerjaa yang akan terjadi walaupun resiko yang kecil sekalipun
BAB II

SOLUSI DAN TSRGET LUARAN

2.1 Solusi yang Ditawarkan

Terkait permasalahan yang dihadapi, Mahasiswa sebagai Pelaksana Promosi Kesehatan


(PKM) bersama 3 orang mahasiswa akan memberikan suatu solusi terkait Risiko Dan
Pengendalian Bahaya Pada Usaha Bengke Sepeda Motor Di Bangkinang Kota.

2.2 Luaran yang Diharapkan

Beberapa luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan program Promosi Kesehatan ini
adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya dan Menumbuhkan kesadaran para pekerja bengkel sepeda motor di


Bangkinang Kota betapa pentingnya penggunaan APD dalam bekerja.

b. Meningkatkan kesadaran para pekerja bengkel sepeda motor di Bangkinang Kota untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Tabel 2.2 Rencana Solusi Dan Targel Luaran

No solusi Target Luaran


1 Penyuluhan: a. Meningkatnya kesadaran para
pekerja bengekl sepeda motor di
Memberikan pengetahuan kepada para pekerja tentang : Bangkinang Kota betapa
pentingnya penggunaan APD
a. Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan APD dalam bekerja dalam bekerja.

b. Penyuluhan tentang bahaya dan risiko pada proses pekerjan dan b. Meningkatnya kesadaran para
pengendaliannya pekerja bengkel sepeda motor di
Bangkinang Kota untuk
meminimalisir bahaya dan risiko
yang terjadi pada saat melakukan
pekerjaan
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan Program

Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis, diantaranya :

A. Persiapan

1. Membentuk kerja sama dengan Pemilik Bengkel Sepeda Motor

2. Membentuk kerjasama dengan pengisi materi

3. Menyiapkan materi.

B. Pelaksanaan

1. Mengetahui bahaya dari pekerjaan bengkel

2. Mengetahui arti risiko saat melakukan pekerjaan

3. Mengetahui proses kegiatan saat melakukan pekerjaan

4. Memahami tentang macam-macam APD yang di gunakan

5. Mengetahui pengendalian bahaya pada proses pekerjaan

6. Mengetahui batas jam kerja yang di tetapkan

C. Evaluasi

D. Laporan akhir
BAB IV

RINCIAN KEGIATAN

4.1 Rincian Kegiatan

TANGGAL WAKTU KEGIATAN PELAKSANAAN/


PETANGGUNG
JAWABAN
16 Januari 2023 13:30-13:40 Registrasi Peserta Tim
13:45-13:55 Sambutan dari Pemilik Pemilik Bengkel
Bengkel Sepeda Motor Sepeda Motor
Bangkinang Kota
13:55-14:00 1. Mengetahui bahaya 1.Khairul Arqom
dari pekerjaan bengkel
2.Izzah Oktari
2. Mengetahui arti risiko Darlianti
saat melakukan pekerjaan
3.Nur Wahyuni
3. Mengetahui proses Susanti
kegiatan saat melakukan
pekerjaan

14:00-14:10 4. Memahami tentang 1.Khairul Arqom


macam-macam APD
yang di gunakan 2. Nur Wahyuni
Susanti
5. Mengetahui
pengendalian bahaya
pada proses pekerjaan

6. Mengetahui batas jam


kerja yang di tetapkan

14:10-14:15 Sesi Tanya Jawab Khairul Arqom


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskribsi Objek

Kegiatan Promosi Kesehatan Di Bangkinang Kota telah dilaksanakan dengan baik


yakni pada tanggal 16 Januari 2023. Peserta dalam kegiatan Pengabdian ini adalah para
pekerja bengkel sepeda motor , pemilik bengkel sepeda motor di Bangkinang Kota.
Pertemuan ini diikuti oleh 3 Peserta( mahasiswa S1 kesehatan masyarakat).

5.2 Hasil Kegiatan


Tabel 4. Hasil Kegiatan
No Keterangan Kegiatan
1 Jumlah Peserta 3 orang
2 Materi penyuluhan dan Kegiatan 1. Mengetahui bahaya dari pekerjaan bengkel
Promosi Kesehatan
2. Mengetahui arti risiko saat melakukan
pekerjaan

3. Mengetahui proses kegiatan saat


melakukan pekerjaan

4. Memahami tentang macam-macam APD


yang di gunakan

5. Mengetahui pengendalian bahaya pada


proses pekerjaan

6. Mengetahui batas jam kerja yang di


tetapkan
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2001). Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas.
(2009). Indikatator Kinerja yang harus dipenuhi oleh Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf
Internasional.

Diambil pada tanggal 5 Mei 2009 dari http:// smkbi.pascauny.com/?aksi=info;kinerja Five


steps to risk assessment. dari http://www.hse. gov.uk/ pubns/indg163.pdf) diambil 12 Maret

2010. Ismara, KI. (2008). Kajian Pengembangan Sistem Manajemen Perawatan dan Penataan
Sarana Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan. Laporan Penelitian. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Menengah Kejuruan, Ditjen Dikdasmen Depdiknas. Joko Sutrisno.
(2007). Kebijakan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan.

Makalah Seminar Nasional Kebijakan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan, Fakultas


Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta. Rudi Suardi (2005). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta:

Penerbit PPM Silalahi, Bennet N. B. dan Rumondang B. Silalahi. (1985). Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Suma’mur.
(1985). Higiene Perusahaan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Suma’mur. (1987). Keselamatan Kerja dan

Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung. Sumantri (1989). Teori Kerja Bangku.
Jakarta:

Depdiknas Suyanto. (2008). Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Peningkatan
Kualitas Pendidikan. Makalah Seminar Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan. Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri

Yogyakarta. Tambunan, Sihar Tigor Benyamin. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Diambil
pada tanggal

12 Maret 2010 dari: (http://www.freewebs. com/stb_tambunan/OSH.htm#sub1#sub1)

Tasliman. (1993). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Fakultas Teknik


Universitas Negeri Yogyakarta
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai