DI SUSUN OLEH:
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
RINGKASAN....................................................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................5
1.1 Analisis Situasi........................................................................................................5
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan....................................................................................................................6
1.4 Manfaat..................................................................................................................7
BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN....................................................................8
2.1 Solusi yang Ditawarkan..........................................................................................8
2.2 Luaran yang Diharapkan..........................................................................................8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN...............................................................................9
3.1Metode Pelaksanaan Program...................................................................................9
BAB 4. RINCIAN KEGIATAN........................................................................................9
4.1 Rincian Kegiatan...................................................................................................10
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................10
5.1 DESKRIPSI OBJEK..............................................................................................10
5.2 HASIL KEGIATAN..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
DOKUMENTASI............................................................................................................13
RINGKASAN
Setiap kegiatan produksi di suatu perusahaan tidak terlepas dari resiko kecelakaan
kerja, termasuk juga UKM (Usaha Kecil Menengah) Bengkel Bubut Sepeda Motor Di
Bangkinang.
Bahaya yang dihadapi oleh pekerja bengkel otomotif diantaranya adalah kabel listrik
yang tidak terawatt dengan baik, kotak P3K tidak terawatt dengan baik dan tidak tersedia
cukup obat, alat pemadam kebakaran sulit diakses karena terhalang letak peralatan dan mesin,
penyimpanan bahan dan peralatan tidak tersusun rapi, alat pelindung diri yang tidak
memadai, timbulnya getaran dan kebisingan, paparan panas dengan intensitas cukup tinggi
serta kursi yang tersedia untuk bekerja tidak dapat diatur ketinggiannya.
Bengkel sepeda motor merasakan keluhan sakit pada punggung, lengan bawah kanan
hingga tangan disertai dengan pegal pada bagian tubuh tertentu. Pemeliharaan kendaraan
yang dilakukan oleh pekerja menunjukkan level skor risiko tinggi dan dapat mengakibatkan
keluhan musculoskeletal.
Bahaya yang disebabkan oleh faktor person diantaranya yaitu human error misalnya
kelelahan. Tuntutan target penghasilan kerap menyebabkan lalai akan keselamatan.
Sedangkan pada faktor lingkungan, di bengkel ada beberapa hal yang mempengaruhi
diantaranya adanya benda berputar, kelistrikan, serta bahan bakar.
Kedua faktor tersebut akan timbul potensi bahaya yang lebih besar. Contohnya, pada
saat mekanik mengencangkan rantai motor, bisa saja terjadi kejadian tangan terluka. Peluang
bahaya dari lingkungan yaitu karena perputaran rantai dan peluang bahaya dari manusia bisa
saja kelelahan.
Bahaya sering terjadi di awal dan di akhir kegiatan di bengkel. Ketika bahaya terjadi
di awal biasanya dikarenakan oleh mekanik yang masih awam dengan apa yang dia lakukan.
Misalnya, mekanik yang terbiasa memperbaiki motor 4 tak, untuk pertama kali akan
memperbaiki motor matic. Sedangkan bahaya terjadi di akhir bisa terjadi karena adanya
kecenderungan mengabaikan potensi bahaya. Misalnya, mekanik melupakan sesuatu seperti
tidak menggunakan sarung tangan.
Melihat potensi tersebut, maka kita akan kenal hirarki pengendalian bahaya ada lima,
yakni eliminasi, substitusi, engineering, administrasi dan APD (Alat Pelindung Diri). APD
bukanlah hal utama dalam hirarki pengendalian bahaya, karena sesungguhnya hal utama yang
dilakukan adalah menghilangkan potensi berbahaya agar tidak ada potensi bahaya itu lagi,
atau eliminasi.
Kelompok memberikan penyuluhan tentang “Risiko Dan Pengendalian Bahaya Pada Usaha
Bengkel Sepeda Motor Di Bangkinang Kota”yang dapat diidentifikasikan dalam beberapa
permasalahan spesifik, yaitu :
1.4 Manfaat
Sebagai informasi kepada pemilik bengkel agar dapat mengutamakan kesehatan pekerja serta
menyediakan P3K untuk pencegahan pertama ketika terjadinya kecelakan ringan pada
pekerja bengkel dan menerapkan kedisiplinan pekerja bengkel dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD) pada saat proses pengelasan.
Sebagai informasi kepada pekerja bengkel agar lebih mengutamakan kesehatan saat bekerja,
agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan terutama hidung dengan menggunakan alat
pelindung diri (APD). seperti masker dan Harapannya para pekerja bengkel dapat
meningkatkan kedisiplinan dalam penggunaan APD setiap melakukan pekerjaan nya
3. Bagi Mahasiswa
Beberapa luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan program Promosi Kesehatan ini
adalah sebagai berikut:
b. Meningkatkan kesadaran para pekerja bengkel sepeda motor di Bangkinang Kota untuk
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
b. Penyuluhan tentang bahaya dan risiko pada proses pekerjan dan b. Meningkatnya kesadaran para
pengendaliannya pekerja bengkel sepeda motor di
Bangkinang Kota untuk
meminimalisir bahaya dan risiko
yang terjadi pada saat melakukan
pekerjaan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian tahapan yang
disusun secara sistematis, diantaranya :
A. Persiapan
3. Menyiapkan materi.
B. Pelaksanaan
C. Evaluasi
D. Laporan akhir
BAB IV
RINCIAN KEGIATAN
Daryanto. (2001). Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas.
(2009). Indikatator Kinerja yang harus dipenuhi oleh Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf
Internasional.
2010. Ismara, KI. (2008). Kajian Pengembangan Sistem Manajemen Perawatan dan Penataan
Sarana Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan. Laporan Penelitian. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Pendidikan Menengah Kejuruan, Ditjen Dikdasmen Depdiknas. Joko Sutrisno.
(2007). Kebijakan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan.
Negeri Yogyakarta. Rudi Suardi (2005). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta:
Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Suma’mur. (1987). Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV Haji Masagung. Sumantri (1989). Teori Kerja Bangku.
Jakarta:
Depdiknas Suyanto. (2008). Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Peningkatan
Kualitas Pendidikan. Makalah Seminar Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan. Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri
Yogyakarta. Tambunan, Sihar Tigor Benyamin. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Diambil
pada tanggal