Modul
Modul
Ahli K3 Muda
Lingkungan Kerja
MODUL II
PROGRAM HIGIENE INDUSTRI
DAFTAR ISI
A. Antisipasi ................................................................................................ 5
B. Rekognisi ................................................................................................ 7
C. Evaluasi .................................................................................................. 8
D. Pengendalian.......................................................................................... 9
E. Latihan .................................................................................................. 10
J. Latihan ..................................................................................................... 16
i
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
E. Lain-lain ................................................................................................ 35
F. Latihan .................................................................................................. 36
E. Latihan .................................................................................................. 45
ii
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta pelatihan dan atau
pembaca, atas modul ini terlihat pada apek sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembinaan ini peserta diharapkan mengetahui ruang
lingkup higiene industri dan pengaruh bahaya kesehatan lingkungan kerja
yang berupa faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor psikologis dan
ergonomi serta sanitasi industri yang dapat timbul sebagai dampak kegiatan
operasi industri.
2
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan peserta mampu menerapkan aspek
higiene industri dalam menjalankan tugas profesinya, yang meliputi:
a. Bahaya kesehatan faktor kimia
b. Bahaya keseharan faktor fisika
c. Bahaya kesehatan faktor psikologis dan ergonomi
d. Bahaya kesehatan dalam sanitasi industri
Modul “Program Higiene Industri”, tersusun atas uraian materi pokok dan
submateri pokok, sebagai berikut:
3
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
BAB II
DASAR-DASAR HIGIENE INDUSTRI
Hingga ini belum ditemukan teknologi dalam proses produksi yang dapat
menghilangkan faktor bahaya lingkungan kerja terhadap kesehatan kerja,
sehingga masih banyak ditemui kecelakaan (injury) kerja maupun penyakit akibat
kerja. Perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar apabila sampai
terjadi penyakit akibat kerja dan meningkatnya angka ketidakhadiran (absen)
karena sakit yang diakibatkan oleh bahaya lingkungan kerja.
Undang-undang
Peraturan (Nasional dan Internasional)
Standar-standar
Regulasi
ISO
Dan lain sebagainya
Kesehatan
Keselamatan
Kenyamanan
4
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
Efisiensi
di lingkungan pekerja dan atau masyarakat disekitar daerah kegiatan
tersebut.
Ruang lingkup higiene industri yang juga dikenal sebagai konsep dasar
higiene industri meliputi :
A. Antisipasi
Dalam hal ini diperlukan informasi yang terkait dengan potensi bahaya yang
mungkin timbul, yaitu:
5
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
2. Langkah-langkah antisipasi
a. Pengumpulan informasi, melalui studi literatur, hasil penelitian, dokumen
perusahaan, survei lapangan.
b. Analisis dan diskusi, dilakukan dengan pihak terkait yang mempunyai
kompetensi terkait
c. Penyusunan hasil berupa laporan, yang berupa daftar potensi bahaya
yang dikelompokan (lokasi atau unit, kelompok kerja, jenis potensi
bahaya, tahapan proses)
d. Hasil antisipasi masih sebatas potensi bahaya, belum tentu menimbulkan
bahaya sebenarnya, namun sebaiknya perlu dibuat daftar potensi bahaya
sedetil-detilnya
Hasil antisipasi juga belum bisa dijadikan ukuran, apakah suatu lokasi atau
proses akan berbahaya atau berisiko.
6
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
B. Rekognisi
7
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
C. Evaluasi
Upaya untuk mengetahui tingkat bahaya dalam proses produksi dalam hal
penerapan teknologi, penggunaan alat/mesin dan pencemaran lingkungan kerja
terhadap tenaga kerja yang terpajan selama jam kerja.
8
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
D. Pengendalian
9
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
E. Latihan
10
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
c. Mengelola stress
d. Mencegah stress
11
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
BAB III
PENGENDALIAN BAHAYA LINGKUNGAN KERJA
Cara-cara ini tidak selalu dapat digunakan, tentu harus dipilih sesuai dengan
kondisi tempat kerja, kadang lebih dari satu cara dikombinasikan, yang penting
penggunaan cara tersebut efektif dapat upaya melindungi pekerja dari risiko
bahaya lingkungan kerja.
A. Prinsip Pengendalian
12
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
1. Tingkat toksisitas bahan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
penggunaan/pemajanan.
2. Jalan masuk dalam pemajanan (route of exposure )
3. Lama waktu pemajanan ( time of exposure )
4. Bentuk fisik bahan mentah/campuran bahan yang digunakan
5. Indeks biologis untuk bahan yang digunakan dan hasil yang terbuang
(biological expusure index)
13
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
Cara-cara ini tidak selalu dapat digunakan, tentu harus dipilih sesuai dengan
kondisi tempat kerja, kadang lebih dari satu cara di kombinasikan, yang penting
penggunaan cara tersebut efektif dalam upaya melindungi pekerja dari risiko
bahaya lingkungan kerja.
D. Fokus Pengendalian
1. Memasukkan udara segar dan berisi ke dalam lingkungan kerja dan menyedot
udara kotor dari dalam untuk keluar
2. Membuat sistem ventilasi alam yang baik, sehingga tingkat pencemaran
lingkungan kerja dapat di minimalkan
3. Memelihara kebersihan lingkungan kerja
14
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
H. Efektivitas Pemasangan
4) Surveilance epidemiologi
5) Biological monitoring
15
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
J. Latihan
1. Pencemaraan partikel solid di udara yang dihasilkan oleh proses fisik seperti
crushing atau grinding, berupa :
a. Dust
b. Fumes
c. Vapour
d. Mist
2. Informasi potensi bahaya, khususnya faktor kimia, umumnya tidak dilihat dari
a. Referensi dari literature ‘’Proses Industri Kimia’’
b. Informasi sifat dan karakteristik bahan kimia dari MSDS
c. Lama tidaknya perusahaan beroperasi
d. Hasil pengukuran pencemaran udara sesaat
16
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
BAB IV
ALAT PELINDUNG DIRI
17
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
B. Pemilihan APD
a. Pelindung Kepala
18
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
19
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
masuknya sinar UV dan infra red (IR) kemata, tahan terhadap percikan
api las dan tidak mudah terbakar, kemampuan lensa dapat menahan
tranmisi UV, IR dan violet laser (VL) yang berlebihan tergantung dari
Shade Number, pekerja las senang menggunakan shade number 1,5
– 3,0 .
2) Pelindung Muka, dipakai untuk melindungi mata secara minimal, alat
pelindung muka dapat melindungi muka dan leher dari material yang
terbang, semburan larutan, percikan material/ larutan panas. Ada 3
macam pelindung muka yang memiliki tali pengikat, yaitu pelindung
muka tanpa pelindung batok kepala, pelindung muka dengan pelindung
batok kepala, pelindung muka dengan pelindung batok kepala dan
dagu. Bila dibutuhkan pelindung muka dapat dilengkapi dengan anti
silau, material yang digunakan untuk pelindung muka merupakan
kombinasi dari kekuatan mekanis, ringan, tidak iritasi terhadap kulit dan
materialnya juga harus tahan terhadap bahan desinfektans, terbuat
dari bahan yang tidak mudah berkarat serta proses terbakarnya lambat.
Alat pelindung muka yang penting antara lain untuk menghadapi
percikan bahan kimia, paparan sinar laser dan proteksi pekerja las
yang terpapar sinar ultra violet dan sinar infra merah.
21
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
22
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
d. Pelindung saluran pernafasan, alat lni pada dasarnya ada 2 jenis, yaitu
1) Jenis alat pelindung pernafasaan ada dua,
a) Jenis alat pelindung yang dilengkapi dengan suplai udara,
dimana suplai udara dapat disediakan langsung dengan
23
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
24
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
e. Pelindung Tangan
Perlindungan tangan perlu mendapat perhatian khusus, mengingat
hampir semua pekerjaan selalu menggunakan tangan, untuk itu tangan
perlu dilindungi dari kemungkinan cedera. Alat yang biasa digunakan
untuk melindungi tangan adalah sarung tangan. Material yang digunakan
untuk alat ini tergantung pada bahan yang ditangani. Untuk pekerjaan
yang ringan sarung tangan cukup dari katun atau canvas sedang untuk
pekerjaan kasar yang bisa merusak kulit, pakai sarung tangan kulit,
dilapisi metal tipis, dilapisi neoprene (plastik), latex, dan nitril. Perlu juga
dilakukan pengetesan penetrasi bahan kimia dilakukan untuk
menghindarkan rembesan bahan kimia pada sarung tangan. Permukaan
sarung tangan dapat dilapisi karet untuk menguatkan cengkeraman (tidak
licin). Apabila ada pekerjaan yang tidak memerlukan sarung tangan yang
lengkap, dapat menggunakan sarung tangan yang hanya melindungi
sebagian jari-jari sesuai kebutuhan. Sarung tangan keselamatan tersedia
dalam berbagai kebutuhan pemakaian dan ukuran, maka perlu
pertimbangan pemilihan sarung tangan yang sesuai. Untuk perlindungan
panas/abrasive, penutup tangan akan lebih berguna, penutup tangan
harus terbuat dari wool atau fiber glass, kulit dapat di gunakan tapi tidak
tahan suhu diatas 65ºC, tetapi alat penutup tangan tidak cocok digunakan
untuk pekerja yang mengoprasikan mesin yang berputar, bisa terjepit.
f. Pelindung Kaki
26
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
27
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
g. Pelindung Tubuh
Alat ini dibuat untuk melindungi dari pekerjaan yang mempunyai risiko
jatuh, dimana pada saat-saat tertentu pekerja harus melakukan pekerjaan
dari tempat ketinggian, pekerja dapat bekerja secara pasif dan juga aktif,
sehingga kemungkinan jatuh dapat terjadi pada saat yang tidak terduga.
28
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
29
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
30
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
maka kabel penggantung tidak lebih tinggi dari 78 inchi dengan titik
terendah 42 inchi dibagian tengah.
31
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
32
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
33
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
3) Pakaian kerja pelindung jilatan api, pakaian kerja dari katun dapat
dilindungi dari jilatan api dengan menggunakan flame proofing, yang
flame proofing akan melapisi pakaian kerja setelah pencucian,
dimana akan menjadikan pakaian lebih tahan api, akan menjadi
lebih berat dan kaku. Sedangkan penggunaan moda crylic membuat
pakaian menjadi tahan api permanen.
34
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
E. Lain-lain
35
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
Ada hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk menjaga efektifitas dalam
penggunaan APD :
1. Penggantian APD
Beberapa pertimbangan dan alasan dalam memperbarui (upgrade) APD,
antara lain:
1) Ditemukan ada peningkatan bahaya yang bisa ditimbul
2) Pindah lokasi kerja, dimana waktu pemajanan bertambah
3) Permintaan dari pekerja dengan alasan tertentu
F. Latihan
36
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
4. Dalam memilih alat pelindung telinga, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
…., kecuali:
a. Lokasi kerja dimaka alat tersebut digunakan
b. Harga murah dan nyaman dipakai
c. Seberapa sering alat digunakan
d. Waktu paparan yang lama
e. Waktu paparan bising intermitten
37
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
BAB V
SANITASI INDUSTRI
Penerapan higiene dan sanitasi pada setiap bangunan tempat kerja meliputi
:
a. Halaman
b. Gedung
c. Bangunan bawah tanah
1. Persyaratan halaman
Halaman yang dimaksud harus :
a. Bersih, tertata rapi, rata, dan tidak becek
b. Cukup luas untuk lalu lintas orang dan barang
Jika terdapat saluran air pembuangan pada halaman, maka saluran air harus
tertutup dan terbuat dari bahan yang cukup kuat serta air buangan harus
mengalir dan tidak boleh tergenang.
2. Persyaratan gedung
Penerapan Higiene dan Sanitasi pada gedung meliputi :
a. Dinding dan langit langit
b. Atap
c. Lantai
38
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
Persyaratan lantai :
1. Terbuat dari bahan yang keras, tahan air, dan tahan dari bahan kimia
yang merusak
2. Datar, tidak licin dan mudah dibersihkan
3. Dibersihkan secara teratur
Persyaratan atap :
1. Mampu memberikan perlindungan dari panas matahari dan hujan
2. Tidak bocor, tidak berlubang dan tidak berjamur
39
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
B. Fasilitas Kebersihan
40
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
41
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
a. Terpisah dan diberikan label untuk sampah organik, non organik, dan
bahan berbahaya
b. Dilengkapi dengan penutup dan terbuat dari bahan kedap air
c. Tidak menjadi sarang lalat atau binatang serangga yang lainnya
42
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
C. Kebutuhan Udara
Pemenuhan kebutuhan atas udara yang bersih dan sehat harus terpenuhi
pada setiap tempat kerja. Pemenuhan kebutuhan udara ditempat kerja dilakukan
melalui :
a. Suhu Kering 230C (dua puluh tiga derajat celsius) – 260C (dua puluh enam
derajat celsius). Perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi 5 0C (lima
derajat celsius).
b. Kelembaban 40% (empat puluh persen) – 60% (enam puluh persen).
c. Kadar oksigen dalam ruangan sebesar 19,5% (sembilan belas koma lima
persen) sampai dengan 23,5% (dua puluh tiga koma lima persen) dari
volume udara.
d. Kadar kontaminan yang terdiri atas parameter fisika, kimia, dan
mikroorganisme. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.
43
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
b. Ventilasi
44
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
c. Ruang Udara
Ruang udara yang berhak didapatkan setiap tenaga kerja dalam ruangan
yaitu paling sedikit 10 (sepuluh) meter kubik. Ketentuan ruang udara tersebut
yaitu tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai langit-langit paling sedikit 3
(tiga) meter.
D. Tatalaksana Kerumahtanggaan
Penempatan alat kerja, perkakas, dan bahan harus ditata dan disimpan
secara rapi dan tertib untuk menjamin kelancaran pekerjaan dan tidak
menimbulkan bahaya kecelakaan. Bahan yang disimpan di gudang dan diberi
label yang jelas untuk membedakan barang-barang tersebut.
E. Latihan
45
Modul Pembinaan K3 Ahli Muda K3 Lingkungan Kerja
b. 6 jamban/kakus
c. 7 jamban/kakus
d. 8 jamban/kakus
46