PENDAHULUAN
I. 1.
No
Status Jalan
Tahun
Kecelakaan
2.003
1.675
5.428
4.404
4.141
4.563
Tabel I.3. Jumlah Korban Akibat Kecelakaan Lintas di Sulawesi Selatan tahun
2008 - 2011
Tahun
2008
2009
2010
2011
Meninggal Dunia
1.044
1.111
1.551
1.607
Luka Berat
625
512
3.471
1.861
Luka Ringan
1.536
1.013
4.653
3.419
Jumlah Laka
2013
2014
2015
961
781
810
Meninggal
136
112
116
Korban
Luka Berat
258
235
57
Luka Ringan
945
728
918
Keadaan para korban kecelakaan dapat semakin buruk atau berujung pada
kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Satu jam pertama adalah waktu yang
sangat penting dalam penanganan penyelamatan korban kecelakaan yaitu dapat
menekan sampai 85% dari angka kematian. Penanganan yang dimaksud disini
adalah bantuan hidup dasar (BHD). BHD dapat diartikan sebagai usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan kehidupan seseorang yang sedang terancam
jiwanya. Kondisi yang mengharuskan seseorang melakukan BHD seperti pada
korban yang mengalami henti napas, henti jantung, dan perdarahan. Keterampilan
BHD ini dapat diajarkan kepada siapa saja.3
Setiap orang dewasa seharusnya memiliki keterampilan BHD, bahkan
anak-anak juga dapat diajarkan sesuai dengan kapasitasnya. Semua lapisan
masyarakat seharusnya diajarkan tentang BHD terlebih bagi para pekerja yang
berkaitan dengan pemberian pertolongan keselamatan.4,5
I.2.
Rumusan Masalah
Belum diketahuinya pengetahuan dari seorang supir taksi Bosowa saat
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan supir taksi
Bosowa di kota Makassar mengenai Bantuan Hidup Dasar korban
gawat darurat akibat Kecelakaan Lalu Lintas.
Manfaat Penelitian
I.4.1. Manfaat Teoritik
Bermanfaat sebagai wadah ilmu yang telah diperoleh agar dapat
diaplikasikan langsung dalam membantu mengatasi masalah yang
terjadi dalam masyarakat.
I.4.2. Manfaat Metodologik
Bermanfaat sebagai wadah untuk menilai pengetahuan dan ilmu
supir taksi Bosowa saat sedang bertugas di jalanan.
I.4.3. Manfaat Aplikatif
Bermanfaat dalam memberikan data dasar, yang dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan model-model
usaha pencegahan peningkatan angka-angka luka dan kematian
korban KLL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria
yang ada.
II.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Menurut Lukman yang dikutip oleh Hendra (2008), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:9
1. Umur
Singgih (1998) dalam Hendra (2008), mengemukakan
bahwa makin tua umur seseorang maka proses proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada
umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini
tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Selain itu, Abu
Ahmadi (2001) dalam Hendra (2008), juga mengemukakan
bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh
umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa
bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur umur
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
3. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, di mana
seseorang dapat mempelajari hal hal yang baik dan juga hal
hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam
lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang
akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang.
4. Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini
seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh
suatu pengetahuan.
5. Pendidikan
Menurut Notoatmodjo (1997), pendidikan adalah suatu
kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau
meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied Hary A.
(1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah atau tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pada umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula
pengetahuannya
6. Informasi
Menurut Wied Hary A. (1996), informasi akan memberikan
pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang
10
11
13
14
15
16
17
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
III.1.
Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini ingin diketahui sejauh mana pengetahuan Supir taksi
Bosowa mengenai BHD korban akibat KLL dan sikap supir taksi Bosowa terkait
pentingnya pelatihan BHD bagi supir taksi. Adapun karakteristik supir taksi yang
terkait akan terbagi berdasarkan umur, jenis kelamin dan riwayat pelatihan BHD
yang telah diikuti. Beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan yang akan
diajukan dalam penelitian ini antara lain, penilaian dan penanganan awal keadaan
gawat darurat pada KLL, pengetahuan penanganan Safety, Airway, Breathing,
Circulation, dan kesadaran korban gawat darurat akibat KLL serta evakuasi
korban menyangkut perhatian terhadap keselamatan dalam pemindahan korban.
Transportasi korban juga dinilai sebagai bentuk resiko tinggi sehingga diperlukan
komunikasi dan perencanaan yang baik dengan tenaga-tenaga kesehatan.
Karakteristik Polantas:
1. Umur
2. Riwayat pelatihan
PENGETAHUAN
MENGENAI BANTUAN
HIDUP DASAR KORBAN
AKIBAT KECELAKAAN
LALU LINTAS
18
III.2.
Defenisi Operasional
III.2.1. Pengetahuan
a. Definisi
Yang ingin diteliti adalah pengetahuan Supir taksi Bosowa
terhadap penanganan kegawatdaruratan medis pada korban
b.
c.
d.
e.
Kategori baik apabila skor jawaban benar responden 76100% dari nilai keseluruhan
III.2.2. Umur
a. Definisi
Waktu (tahun) yang telah dijalani oleh seorang Polantas mulai
b.
c.
d.
e.
a. Definisi
Jenjang pendidikan atau riwayat pelatihan gawat darurat yang
b.
c.
d.
e.
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan
IV.3.
Teknik Sampling
20
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, dalam hal ini berupa accidental sampling dimana
pengambilan sampel berdasarkan kesukarelaan responden dan kenyataan bahwa
responden kebetulan muncul di lokasi penelitian.
IV.4.
Besar Sampel
Perkiraan besar sampel dihitung berdasarkan rumus untuk populasi kurang
N
2
1+ N ( d )
IV.5.
264
264
264
=
=
=159
2
1+0,66
1,66
1+264 (0,05 )
IV.6.
Manajemen Data
IV.6.1. Pengumpulan Data
21
22