Anda di halaman 1dari 6

1.

Sistem Float

Dengan Menggunakan Pelampung


Pengukuran debit menggunakan alat pelampung pada prinsipnya sama dengan metode
konvensional, hanya saja kecepatan aliran diukur dengan menggunakan pelampung.
Metode pengukuran debit dengan menggunakan pelampung biasa digunakan pada saat
banjir dimana pengukuran dengan cara konvensional tidak mungkin dilaksanakan karena
faktor peralatan dan keselamatan tim pengukur.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran debit dengan pelampung perlu memperhatikan syarat-syarat lokasi sebagai


berikut :

Syarat lokasi pengukuran seperti pada metode konvensional


Kondisi aliran sedang banjir dan tidak melimpah
Geometri alur dan badan sungai stabil
Jarak antara penampang hulu dan hilir minimal 3 kali lebar sungai pada kondisi
banjir

Peralatan Pengukuran

alat pengukur jarak


alat pelampung
alat pengukur waktu (stop watch)
alat penyipat ruang (theodolith)

Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang basah dapat dilakukan pada saat sungai tidak sedang banjir yaitu
sesudah atau sebelum banjir. Pengukuran paling sedikit 2 penampang melintang yaitu di
hulu dan di hilir yang merupakan titik awal dan titik akhir lintasan penampang. Luas
penampang basah sungai didapat dengan cara merata-rata luas kedua penampang basah
yang telah diukur.

Tahapan Pengukuran

a. Persiapan

Pilih lokasi pengukuran


Siapkan pelampung
Siapkan peralatan untuk mengukur jarak antara dua penampang
Siapkan peralatan untuk menentukan posisi lintasan pelampung
Siapkan peralatan untuk memberi aba-aba
Siapkan alat pencatat waktu
Siapkan alat tulis
b. Pelaksanaan Pengukuran

Lakukan pembacaaan tinggi muka air pada pos duga air di awal pengukuran
Letakan alat penyipat ruang di tengah-tengah antara penampang hulu & hilir
Ukur jarak antara penampang hulu dan penampang hilir
Lepaskan pelampung kira-kira 10 meter di hulu penampang hulu
Ukur sudut azimuth posisi pelampung pada saat pelampung melalui penampang
hulu dan penampang hilir. Pada saat itu juga catat waktunya
Ulangi pekerjaan (d) dan (e) sampai pelampung terakhir
Catat tinggi muka air pada akhir pengukuran
c. Perhitungan Debit
1. Gambar penampang basah di hulu dan hilir
2. Gambar lintasan pelampung
3. Hitung panjang tiap lintasan pelampung
4. Hitung kecepatan aliran permukaan tiap pelampung, untuk mendapatkan kecepatan
aliran sebenarnya maka kecepatan aliran permukaan tiap pelampung harus dikalikan
dengan koreksi yang besarnya berkisar antara 0.7 dan 0.8 tergantung dari panjang
pelampung dan proses lintasan pelampung
5. Gambar grafik kecepatan aliran

6. Tentukan bagian penampang basah


7. Tentukan nilai kecepatan aliran pada setiap batas bagian penampang
8. Hitung kecepatan rata-rata pada setiap bagian penampang basah
9. Hitung luas bagian penampang basah
10. Hitung debit untuk setiap bagian penampang basah
11. Hitung debit total
12. Hitung tinggi muka air rata-rata
Metode Pelampung

c. Dengan Menggunakan Larutan


Debit aliran dapat diukur dengan menggunakan larutan zat kimia. Metode larutan ini baik
digunakan pada lokasi pengukuran yang alur sungainya dangkal, aliran relatif turbulens
dan kecepatan aliran cukup tinggi. Larutan zat kimia yang biasa digunakan adalah
Sodium Chlorida (NaCl) atau yang biasa kita kenal dengan garam dapur.

Metode Larutan

Tahapan Pengukuran

tentukan lokasi pengukuran


ukur penampang basah di hulu dan di hilir dengan jarak antara dua penampang
tersebut L
tuangkan larutan zat kimia secara terus menerus di hulu dari penampang basah
hulu

ukur konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir hingga puncak


konsentrasi sampai normal dengan alat electric conductivity
hitung waktu antara puncak konsentrasi di penampang hulu dan penampang hilir
(T)
Pada metode ini larutan zat kimia dapat pula diganti dengan menggunakan zat warna.
Perjalanan zat warna dari penampang hulu ke penampang hilir dapat diamati secara
manual.

2. Displacer
Alat Ukur Dengan Penggeser.
Disebut Displacer adalah karena pada prinsipnya nilai gerak apung yang dihasilkan oleh
displacer didesain untuk menggantikan (displacement ) nilai volume cairan yang
menghasilkan gerak apung tersebut.
Prinsip ini dapat dibuktikan seperti pada gambar 6

Gambar 6.
Penggeser.

Gambar 6, menunjukkan sebuah penggeser didalam silinder kosong, digantung pada


sebuah dacing (timbangan).
Penunjuk pada timbangan menunjuk 3 Ib.
Pada gambar B, air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat penggesser sebesar 1
Ib dan pada gambar C, air setinggi 14 inchi menggantikan (mengurangi) berat dari
penggeser sebesar 2 Ib sehingga berat dari penggeser kini hanya sebesar 1 Ib. Padahal
penggesernya tidak diapa-apakan.
Ada 3 hal yang penting untuk diperhatikan pada kejadian ini yaitu :
1. Penggeser tidak akan terapung diatas cairan, melainkan sebagian akan terbenam,
karena penggeser itu sendiri mempunya berat tertentu dan terikat pada gantungan
(support arm).
2. Naiknya tinggi permukaan cairan akan membuat penggeser naik, karena adanya
gaya apung yang lebih besar dari cairan. Akan tetapi pergerakan dari penggeser
hanya kecil sekali dibandingkan dengan naiknya tinggi permukaan cairan.
3. Perubahan pada kedudukan penggeser akan mengakibatkan perubahan pada
kedudukan penunjuk dari timbangan.

Gambar 7.
Penggeser dengan
Meteran
Gambar 7.
menunjukkan
disain dari
penggeser dengan
meteran penunjuk.
Perhatikan bahwa
tabung pemuntir
dipergunakan
langsung untuk
menggerakan
penunjuk
(pointer). Penggeser selalu dihubungkan dengan transmitter sinyal. Output dari
transmitter kemudian dikirimkan ke meteran penunjuk. Output ini bisa berupa sinyal
pneumatic maupun sinyal listrik.
Prinsip kerja dari alat ukur dengan penggeser pada umumnya dapat dikatakan sebagai
berikut :

1. Perubahan pada tinggi permukaan cairan yang diukur akan mengakibatkan


perubahan pada gaya apung dari cairan tersebut. Ini akan membuat penggeser
bergerak turun atau naik.
2. Pergerakan penggeser akan menghasilkan gerak memuntir pada tabung pemuntir.
3. Pergerakan pada tabung pemuntir kemudian dipergunakan untuk menghasilkan
sinyal pneumatic atau listrik. Kemudian sinyal ini dikirimkan kemeteran
penunjuk. Meteran penunjuk dapat berupa meteran dengan Tabung Bourdon.

Anda mungkin juga menyukai