METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat
Fial film: tempat
Kuas gambar : untuk mengambil Riptortus linearis
Toples plastik : untuk tempat perlakuan
Label : untuk memberikan tanda pada toples
Mikroskop : untuk mengamati Riptortus linearis
Kompor listrik : untuk mendidihkan asam fuksin dan aquades
Beaker glass : tempat untuk mendidihkan asam fuksin dan aquades
Petridish : untuk tempat pengamatan Riptortus linearis
Bahan
Riptortus linearis : sebagai spesimen
Daun kedelai : untuk bahan praktikum
Aquades : untuk membilas daun kedelai
Asam fuksin : untuk mendeteksi adanya tusukan serangga
3.2. Cara Kerja
Mengambil 2 tangkai daun kedelai,dengan perlakuan
a. 1 tangkai daun yang bertrichom
b. 1 tangkai di hilangkan trichomnya dengan menggunakan cutter
Memasukan masing-masing daun tersebut kedalam toples plastik yang telah diberi label
Setelah itu memasukkan 2 ekor R. linearis ke dalam masing- masing toples plastik.
Mengeluarkan R. linearis dari toples plastik setelah 24 jam
Memasukkan daun kedelai kedalam larutan
Mendidihkan asam fuksin dan aquades
Mengangkat daun setelah terjadi perubahan warna dan bilas dengan air mengalir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tabel Hasil Pengamatan
Perlakuan
Daun bertrichom (1,2,3)
Rata-rata
Daun tidak Bertrichom (1,2,3)
5 tusukan
Rata-rata
4.2. Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan pada hari senin 23-04-2016 bertujuan untuk
mengetahui intensitas serangan Riptortus linearis pada daun kedelai. Perlakuan yang telah
dilakukan ada 2 yaitu daun yang bertrichom dan tanpa bertrichom. Perlakuan yang pertama
dan kedua mendapat hasil bahwa jumlah tusukan pada daun kedelai yaitu sebanyak lima
tusukan pada daun tidak bertrichom dan tidak ditemukan tusukan pada daun bertrichom.
Adanya Trichom pada daun kedelai dan permukaan polong mampu menghalangi R. Linearis
untuk menghisap nutrisi tanaman, sehingga hal inidapat berpengaruh pada perkembangan
hama tersebut, namun pada praktikum yang telah dilakukan di dapat data bahwa jumlah
tusukan yang sama pada kedua perlakuan Minarno, 2012. Secara morfologi trikoma
merupakan alat pelindung tumbuhan dari gangguan luar. Struktur bulu (trikoma), ukuran
panjang dan kerapatan trikoma sangat berperan dalam ketahanan tanaman kedelai
(Suharsono, 2001).
Jumlah Trichom pada daun yang diamati juga dipengaruhi oleh keadaan awal di
lapang. Jika dari lapang sudah diinfestasi Trichom, maka terdapat kemungkinan besar akan
bertambahnya Trichom saat dilakukan pengamatan. Serangga yang digunakan yaitu R.
Linearis yang memiliki tipe mulut yaitu menghisap polong, daun dan batang pada tanaman
kedelai dan di sini lah jumlah trichomme untuk menghalangi serangga untuk menghisap
cairan tanaman tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kedelai merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia
contoh dalam pembuatan tempe, kecap dan lain-lain. Produksi harus di jaga dari serangan
serangga. Serangga yang digunakan pada praktikum yaitu R. Linearis yang memiliki tipe
mulut yaitu menghisap polong, daun dan batang pada tanaman kedelai. Praktikum hubungan
factor fisik tanaman dengan perkembangan hama dan preferensinya terhadap tanaman inang
dapat disimpulkan bahwa pada kedua perlakuan tidak dapat perbedaan jumalah tusukan R.
linearis baik pada perlakuan daun bertrichome atau pada perlakuan daun tidak bertrichome,
hal ini dikarenakan pada perlakuan daun bertrichome, daun yang digunakan memiliki sedikit
trichome atau pada daun yang digunakan pada perlakuan tidak bertrichome penghilangan
trichome kurang maksimal sehingga keduanya tidak menunjukan perbedaan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Minarno, E. B. dan Khoiriyah, I. 2011. Ketahanan Galur Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap
Serangan Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) Berdasarkan Karakteristik Trikoma.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Suharsono. 2001. Kajian Aspek Ketahanan Beberapa Genotip Kedelei terhadap Hama
Penghisap Polong Riptotus linearis (Himiptera Alydidae). Disertasi Doktor Program
Pasca Sarjana UGM.
Oleh:
Nama
NIM
: 135040200111226
Kelompok
: A1 ( 14.45-16.20)
Assisten
2016