Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat
Fial film: tempat
Kuas gambar : untuk mengambil Riptortus linearis
Toples plastik : untuk tempat perlakuan
Label : untuk memberikan tanda pada toples
Mikroskop : untuk mengamati Riptortus linearis
Kompor listrik : untuk mendidihkan asam fuksin dan aquades
Beaker glass : tempat untuk mendidihkan asam fuksin dan aquades
Petridish : untuk tempat pengamatan Riptortus linearis
Bahan
Riptortus linearis : sebagai spesimen
Daun kedelai : untuk bahan praktikum
Aquades : untuk membilas daun kedelai
Asam fuksin : untuk mendeteksi adanya tusukan serangga
3.2. Cara Kerja
Mengambil 2 tangkai daun kedelai,dengan perlakuan
a. 1 tangkai daun yang bertrichom
b. 1 tangkai di hilangkan trichomnya dengan menggunakan cutter
Memasukan masing-masing daun tersebut kedalam toples plastik yang telah diberi label
Setelah itu memasukkan 2 ekor R. linearis ke dalam masing- masing toples plastik.
Mengeluarkan R. linearis dari toples plastik setelah 24 jam
Memasukkan daun kedelai kedalam larutan
Mendidihkan asam fuksin dan aquades
Mengangkat daun setelah terjadi perubahan warna dan bilas dengan air mengalir

Meletakan dalam Petridish dan melakukan pengamatan dengan Mikroskop


3.3. Analisa Perlakuan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semua alat dan bahan yang
diperlukan. Setelah alat dan bahan siap selanjutnya memberikan perlakuan terhadap daun
Kedelai, yaitu dengan membersihkan trichom atau bulu-bulu halus yang ada pada permukaan
daun kedelai. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat serangan hama
pada daun dan polong yang mengandung trichom dengan polong dan daun yang tidak
mengandung trichom. Setelah daun dan polong siap, kemudian daun dan polong dimasukkan
ke dalam gelas plastic sesuai dengan perlakuan masing-masing, kemudian Rr.linearis
dimasukkan ke dalam toples plastik dan ditutup dengan kain kassa. Selanjutnya dibiarkan
selama 24 jam untuk membiarkan hama melakukan serangan terhadap daun dan polong
kedelai. Setelah 24 jam, kemudian daun dan polong kedelai dimasukkan ke dalam larutan
asam fuksin dan aquades yang telah dididihkan. Tujuan dari perebusan dengan asam fuksin
ini adalah untuk member pewarnaan pada daun dan polong kedelai agar mudah untuk melihat
jumlah tusukan yang ada. Setelah itu daun dan polong kedelai dibilas dengan air mengalir
kemudian diamati jumlah tusukan yang ada dengan menggunakan mikroskop, lalu
dibandingkan jumlah tusukan yang ada antar perlakuan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tabel Hasil Pengamatan
Perlakuan
Daun bertrichom (1,2,3)

Jumlah tusukan R.Linearis


0 tusukan

Rata-rata
Daun tidak Bertrichom (1,2,3)

5 tusukan

Rata-rata

4.2. Pembahasan
Praktikum yang telah dilakukan pada hari senin 23-04-2016 bertujuan untuk
mengetahui intensitas serangan Riptortus linearis pada daun kedelai. Perlakuan yang telah
dilakukan ada 2 yaitu daun yang bertrichom dan tanpa bertrichom. Perlakuan yang pertama
dan kedua mendapat hasil bahwa jumlah tusukan pada daun kedelai yaitu sebanyak lima
tusukan pada daun tidak bertrichom dan tidak ditemukan tusukan pada daun bertrichom.
Adanya Trichom pada daun kedelai dan permukaan polong mampu menghalangi R. Linearis
untuk menghisap nutrisi tanaman, sehingga hal inidapat berpengaruh pada perkembangan
hama tersebut, namun pada praktikum yang telah dilakukan di dapat data bahwa jumlah
tusukan yang sama pada kedua perlakuan Minarno, 2012. Secara morfologi trikoma
merupakan alat pelindung tumbuhan dari gangguan luar. Struktur bulu (trikoma), ukuran
panjang dan kerapatan trikoma sangat berperan dalam ketahanan tanaman kedelai
(Suharsono, 2001).
Jumlah Trichom pada daun yang diamati juga dipengaruhi oleh keadaan awal di
lapang. Jika dari lapang sudah diinfestasi Trichom, maka terdapat kemungkinan besar akan
bertambahnya Trichom saat dilakukan pengamatan. Serangga yang digunakan yaitu R.
Linearis yang memiliki tipe mulut yaitu menghisap polong, daun dan batang pada tanaman
kedelai dan di sini lah jumlah trichomme untuk menghalangi serangga untuk menghisap
cairan tanaman tersebut.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kedelai merupakan tanaman yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia
contoh dalam pembuatan tempe, kecap dan lain-lain. Produksi harus di jaga dari serangan
serangga. Serangga yang digunakan pada praktikum yaitu R. Linearis yang memiliki tipe
mulut yaitu menghisap polong, daun dan batang pada tanaman kedelai. Praktikum hubungan
factor fisik tanaman dengan perkembangan hama dan preferensinya terhadap tanaman inang
dapat disimpulkan bahwa pada kedua perlakuan tidak dapat perbedaan jumalah tusukan R.
linearis baik pada perlakuan daun bertrichome atau pada perlakuan daun tidak bertrichome,
hal ini dikarenakan pada perlakuan daun bertrichome, daun yang digunakan memiliki sedikit
trichome atau pada daun yang digunakan pada perlakuan tidak bertrichome penghilangan
trichome kurang maksimal sehingga keduanya tidak menunjukan perbedaan hasil.

DAFTAR PUSTAKA
Minarno, E. B. dan Khoiriyah, I. 2011. Ketahanan Galur Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap
Serangan Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) Berdasarkan Karakteristik Trikoma.
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Suharsono. 2001. Kajian Aspek Ketahanan Beberapa Genotip Kedelei terhadap Hama
Penghisap Polong Riptotus linearis (Himiptera Alydidae). Disertasi Doktor Program
Pasca Sarjana UGM.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TUMBUHAN


Hubungan Antara Kualitas Pakan Terhadap Perkembangan Hama

Oleh:
Nama

: Gerald Kevin B.H

NIM

: 135040200111226

Kelompok

: A1 ( 14.45-16.20)

Assisten

: Nanda Ulfa Rizki

MINAT HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
`

2016

Anda mungkin juga menyukai