1 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Quality Engineering
DPU =
(hps://qualityengineering.les.wordpress.com/2008/06/17.gif) (1)
DPMO =
(hps://qualityengineering.les.wordpress.com/2008/06/27.gif) (2)
5/18/2016 5:47 PM
2 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
6 Sigma
5 Sigma
4 Sigma
3 Sigma
2 Sigma
1 Sigma
5/18/2016 5:47 PM
3 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
(hps://qualityengineering.les.wordpress.com/2008/06/35.gif)
Metode dan Alat (Tools) Penting dalam Six Sigma
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain adalah:
1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma dapat
diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga
pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping
lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan,
pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.
3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon
balik dengan cepat.
4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah.
Salah satu kunci keberhasilan Six Sigma adalah kerja tim dan khususnya Black Belt yang dilatih, juga
alat-alat yang digunakan dapat memberikan kekuatan pada proses usaha perbaikan dan usaha
pembelajaran. Metode atau alat-alat tersebut antara lain:
1. SPC (Statistical Process Control) atau pengendalian proses secara statistik, berguna untuk
mengidentikasi permasalahan.
2. Pengujian tingkat signikan statistik (Chi-Square, T-Test dan ANOVA), untuk mendenisikan
masalah dan analisa akar penyebab permasalahan,
3. Korelasi dan Regresi, berguna untuk menganalisa akar penyebab masalah dan memprediksi
hasilnya.
4. Desain Eksperimen, untuk menganalisa solusi optimal dan validasi hasil.
5. FMEA (Failure Modes and Eect Analysis), berguna untuk mencari prioritas masalah dan
pencegahannya.
6. Mistake Proong, berguna untuk pencegahan cacat dan perbaikan proses.
7. QFD (Quality Function Deployment), untuk mendesain produk, proses dan jasa.
Terminologi yang menjadi kunci utama konsep six sigma adalah sebagai berikut:
CTQ (Critical to Quality) = atribut utama dari kebutuhan konsumen. CTQ dapat diartikan sebagai
elemen dari proses/ kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap pencapaian kualitas yang
diinginkan
Defect = kegagalan untuk memuaskan pelanggan
Process Capability = kemampuan proses untuk bekerja dan menghasilkan produk yang berkualitas
Variation = sesuatu yang dirasakan dan dilihat oleh pelanggan. Six sigma berfoku untuk
mengetahui apa penyebab variasi dan mencegah terjadinya variasi itu, sehingga dapat
meningkatkan kapabilitas dari proses.
Stable Operation = menjaga konsistensi dari proses yang telah diprediksi sehingga dapat
meningkatkan kapabilitas proses.
5/18/2016 5:47 PM
4 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Design For Six Sigma (DFSS) = suatu desain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan
kemampuan proses.
DPMO (Defect Per Million Opportunity) = ukuran kegagalan dalam six sigma yang menunjukkan
kegagalan persejuta kesempatan.
DMAIC = merupakan proses untuk peningkatan terus menerus menuju six sigma.
2. Pihak-Pihak Pelaksana
Brue (2002) mencatat pihak-pihak yang harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan six sigma di
dalam perusahaan. Pihak-pihak tersebut meliputi:
a. Executive Leaders
Pimpinan puncak perusahaan yang komit untuk mewujudkan six sigma, memulai
memasyarakatkannya di seluruh bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.
dan
b. Champions
Yaitu orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek six sigma. Mereka
merupakan pendukung utama yang berjuang demi terbentuknya black belts dan berupaya
meniadakan berbagai rintangan/hambatan baik yang bersifat fungsional, nansial, ataupun pribadi
agar black belts berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa dikatakan Champions menyatu dengan proses
pelaksanaan proyek, para anggotanya berasal dari kalangan direktur dan manajer, bertanggung
jawab terhadap aktivitas proyek sehari-hari, wajib melaporkan perkembangan hasil kepada executive
leaders sembari mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya meliputi memilih
calon-calon anggota black belt, mengidentikasi wilayah kerja proyek, menegaskan sasaran yang
dikehendaki, menjamin terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal, dan memastikan bahwa tim
pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.
b. Master Black Belt
Orang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat (mentor) dan pemandu. Master black belt
adalah orang-orang yang sangat menguasai alat-alat dan taktik six sigma, dan merupakan sumber
daya yang secara teknis sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh perhatian dan
kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-aspek kunci dari peranan master black belt
terletak pada kepiawaiannya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mengambil alih
proyek/tugas/pekerjaan.
c. Black Belts
Dipandang sebagai tulang punggung budaya dan pusat keberhasilan six sigma, mengingat mereka
adalah orang-orang yang: memimpin proyek perbaikan kinerja perusahaan; dilatih untuk
menemukan masalah, penyebab beserta penyelesaiannya; bertugas mengubah teori ke dalam
tindakan; wajib memilah-milah data, opini dengan fakta, dan secara kuantitatif menunjukkan faktorfaktor potensial yang menimbulkan masalah produktivitas serta protabilitas; bertanggung jawab
mewujudnyatakan six sigma.
Para calon anggota black belts wajib memenuhi syarat-syarat seperti: memiliki disiplin pribadi; cakap
memimpin; menguasai ketrampilan teknis tertentu; mengenal prinsip-prinsip statistika; mampu
berkomunikasi dengan jelas; mempunyai motivasi kerja yang memadai.
d. Green Belts
Adalah orang-orang yang membantu black belts di wilayah fungsionalnya. Pada umumnya green
belts bertugas: secara paruh waktu di bidang yang terbatas; mengaplikasikan alat-alat six sigma untuk
menguji dan menyelesaikan problema-problema kronis; mengumpulkan/ menganalisis data, dan
melaksanakan percobaan-percobaan; menanamkan budaya six sigma dari atas ke bawah.
3. Metodologi Six Sigma
5/18/2016 5:47 PM
5 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard Schroeder disebut
sebagai The Six Sigma Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang
menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi
dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).
Proyek six sigma mempunyai impact besar terhadap kepuasan konsumen dan impact yang signikan
pada boom-line terpilih. Manajemen puncak mempunyai peranan penting selama seleksi proyek dan
sebagai leader. Proyek didenisikan secara jelas dalam hal expected key deliverables, yaitu DPMO level
atau sigma quality levels, RTY, Quality Cost dsb. Dalam pendekatan keseluruhan, masalah nyata
dibalik kedalam masalah satistik. Hal ini dilakukan dengan mapping proses, yaitu mendenisikan
variable-variabel kunci input proses (key process input variables KPIVs or xs) dan variable-variabel
kunci output proses (key process output variables KPOVs or ys). kekuatan statistical tools digunakan
untuk menentukan statistical solution.
Ada lima tahap atau langkah dasar dalam menerapkan strategi Six Sigma ini yaitu Dene-Measure
Analyze-Improve-Control (DMAIC), dimana tahapannya merupakan tahapan yang berulang atau
membentuk siklus peningkatan kualitas dengan Six Sigma. Siklus DMAIC dapat digambarkan
sebagai berikut:
(hps://qualityengineering.les.wordpress.com/2008/06
/45.gif)
Gambar 2. Siklus DMAIC
Sumber : Pande, Peter. 2000
4. Langkah Langkah Six Sigma
a. Dene (D)
Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program peningkatan kualitas six sigma. Pada
tahap dene ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu:
Mendenisikan proses inti perusahan
Proses inti adalah suatu rantai tugas, biasanya mencakup berbagai departemen atau fungsi yang
mengirimkan nilai (produk, jasa, dukungan, informasi) kepada para pelanggan eksternal. Dalam hal
pemilihan tema Six Sigma pertama-tama yang dilakukan adalah mempertimbangkan dan
menjelaskan tujuan dari suatu proses inti akan dievaluasi. (Peter S. Pende, 2000)
Mendenisikan kebutuhan spesik kebutuhan pelanggan
Langkah selanjutnya adalah mengidentikasi pemain paling penting didalam semua proses, yakni
pelanggan, pelanggan bisa internal maupun eksternal adalah tugas Black Belt dan tim untuk
5/18/2016 5:47 PM
6 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
menentukan dengan baik apa yang diinginkan pelanggan eksternal. Pekerjaan ini membuat suara
pelanggan (voice to customer VOC) menjadi hal yang menantang. Dalam hal mendenisikan
kebutuhan spesik dari pelanggan adalah memahami dan membedakan diantara dua kategori
persayaratan kritis, yaitu persyaratan output dan persyartan pelayanan. (Peter S. Pende, 2000)
Persyaratan output berkaitan dengan karakteristik dan atau features dari produk akhir (barang/jasa)
yang diserahkan kepada pelanggan pada akhir dari suatu proses. Dalam hal ini dapat saja berbagai
macam persyaratan output, tetapi pada dasarnya semua itu berkaitan dengan daya guna (usability)
dan efektivitas dari produk akhir itu di mata pelanggan. (Vincent Gaspersz, 2002 : 64)
Tahap ini mendenisikan beberapa hal yang terkait dengan:
1. Pendenisian Kriteria Pemilihan Proyek Six Sigma, dimana pemilihan proyek terbaik adalah
berdasarkan identikasi proyek yang terbaik sepadan dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan
organisasi sekarang.
2. Pendenisian Peran Orang-orang yang Terlibat dalam Proyek Six Sigma sesuai dengan
pekerjaannya
3. Pendenisian Kebutuhan Pelanggan dalam Proyek Six Sigma berdasarkan kriteria pemilihan
proyek Six Sigma dimana proses transformasi pengetahuan dan metodologi Six Sigma melalui
sistem pelatihan yang terstruktur dan sistematik untuk kelompok orang yang terlibat dalam
program Six Sigma.
4. Pendenisian Proses Kunci Beserta Pelanggan dari Proyek Six Sigma yang dilakukan sebelum
mengetahui model proses SIPOC (Suppliers-Inputs-Processes-Outputs-Customers). SIPOC adalah
alat yang berguna dan paling banyak digunakan dalam manajemen dan peningkatan proses.
Atau SIRPORC (Suppliers-Inputs Requirements-Processes-Output Requirements-Customers) apabila
kebutuhan Input dan Output dimasukkan ke dalam SIPOC dan persyaratan Output harus
berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan.
5. Pendenisian Kebutuhan Spesik dari Pelanggan yang Terlibat dalam Proyek Six Sigma
6. Pendenisian Pernyataan Tujuan Proyek Six Sigma, dimana pernyataan tujuan proyek yang harus
ditetapkan untuk setiap proyek Six Sigma terpilih adalah benar apabila mengikuti prinsip
SMART, yaitu Spesik, Measureable, Achievable-Result-oriented, Time-bound.
7. Daftar Periksa pada Tahap DEFINE (D) untuk memudahkan sekaligus meyakinkan kita bahwa
kita telah menyelesaikan tahap DEFINE (D) dengan baik.
b. Measure (M)
Dalam langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada program peningkatan kualitas Six
Sigma terdapat 3 hal pokok yang dilakukan yaitu: (Vincent Gaspersz, 2002: 72-198)
Menentukan karakteristik kualitas kunci
CTQ ditetapkan berhubungan langsung dengan kebutuhan spesik pelanggan yang diturunkan
secara langsung dari persyaratan persayaratan output dan pelayanan. Dalam buku lain
menyebutkan bahwa karakteristik kualitas sama dengan jumlah kesempatan penyebab cacat
(opportunities to failure). (Breyfogle III, Forest W, 1999: 140)
Mengembangkan rencana pengumpulan data
Pada dasarnya pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu:
Rencana pengukuran tingkat proses, adalah mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam
proses dan karakteristik kualitas input yang diserahkan oleh pemasok yang mengendalikan dan
mempengaruhi karaktersitik kualitas output yang diinginkan. Tujuan dari pengukuran ini adalah
5/18/2016 5:47 PM
7 of 11
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Stabilitas
Kapabilitas
Situasi
Analisis
5/18/2016 5:47 PM
8 of 11
1.
2.
3.
4.
Tidak
Ya
Ya
Tidak
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Sistem industri
berada dalam kondisi
paling buruk
Sistem industri
berada dalam status
antara menuju
peningkatan kualitas
global
Sistem industri
berada dalam kondisi
dalam baik,
merupakan target Six
Sigma
Sistem industri tidak
dapat diperkirakan
(unpredictable) dan
tidak diinginkan oleh
manajemen industri
(Vincent Gaspersz, 2002 : 203)
5/18/2016 5:47 PM
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
9 of 11
Pada proses analyze terdapat pemilihan peta kontrol yang disini digunakan peta kontrol-u karena
data yang digunakan adalah data atribut dengan ukuran sampel yang berbeda-beda. Data yang
dikumpulkan berupa jumlah ketidaksesuaian dalam sampel. Banyaknya ketidaksesuaian rata-rata
per unit dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(hps://qualityengineering.les.wordpress.com/2008/06/54.gif) .(3)
d. Improve (I)
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentikasi, maka perlu dilakukan
penetapan rencana tindakan untuk melakukan peningkatan kualitas Six Sigma. Pada dasarnya
rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta
prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana tersebut.
Menetapkan Suatu Rencana Tindakan untuk Melakukan Peningkatan Kualitas Six Sigma:
Dilakukan setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentikasi
Rencana Tindakan mendeskripsikan tentang alokasisumber-sumber daya serta prioritas
dan/atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana itu
Untuk mengembangkan rencana tindakan dapat menggunakan metode 5W-2H
Tabel 3. Rencana Tindakan dengan Metode 5W-2H
Jenis
5W2H
Deskripsi
Tujuan utama
What
Alasan kegunaan
Why
Lokasi
Where
Urutan
When
Orang
Who
Tindakan
Merumuskan target
sesuai dengan
kebutuhan konsumen
Mengubah urutan
aktivitas atau
mengkombinasikan
aktivitas-aktivitas yang
dapat dilaksanakan
bersama
5/18/2016 5:47 PM
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
Metode
How
Menyederhanakan
aktivitas-aktivitas
rencana tindakan yang
ada
Biaya/manfaat
How much
Memilih rencana
tindakan yang paling
efektif dan esien
Tim Proyek dapat menggunakan metode pendekatan dengan menggunakan alat sepert: diagram
CEDAC (Cause Eect Diagram with Additional Curve) atau FMEA (Failure Mode and Eect Analysis).
Efektivitas dari rencana tindakan yang dilakukan akan tampak dari:
Penurunan persentase biaya kegagalan kualitas (COPQ) terhadap nilai penjualan total sejalan
dengan meningkatnya Kapabilitas Sigma
penurunan DPMO menuju target kegagalan nol (zero defect) atau mencapai kapabilitas proses
pada tingkat lebih besar atau sama dengan 6-sigma
Untuk memudahkan sekaligus meyakinkan bahwa kita telah menyelesaikan tahap IMPROVE (I)
dengan baik, maka daftar periksa yang ditampilkan dapat dijadikan panduan atau pedoman kerja.
Jika semua pertanyaan dalam daftar periksa itu telah dijawab dengan YA, maka berarti kita boleh
melangkah ke tahap berikutnya, yaitu tahap CONTROL (C).
e. Control (C)
Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa
hasil yang diiginkan sedang dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap improve harus diterapkan
dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang
dihasilkan. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan,
praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan
disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta
kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik atau penanggung
jawab proses.
Selain dengan menggunakan langkah-langkah DMAIC yang telah disebutkan di atas, six digma juga
menggunakan metodologi DMADV (Dene Measure Analyze Design Verify). DMAIC digunakan
untuk meningkatkan proses yang sudah ada sebelumnya, sedangkan DMADV digunakan untuk
menghasilkan desain produk atau proses baru untuk kinerja proses yang dapat diprediksikan dan
bebas defect.
DMADV, seperti halnya DMAIC, juga terdiri atas lima langkah yang harus dilaksanakan, yaitu:
10 of 11
Dene: mendenisikan tujuan-tujuan dari aktivitas desain yang konsisten dengan keinginan
konsumen dan strategi bisnis perusahaan.
Measure: mengukur dan mengidentikasi CTQ (critical to quality), kapabilitas produk, kapabilitas
proses produksi, dan taksiran resiko.
Analyze: menganalisa alternatif-alternatif yang dirancang dan dibangun, menciptakan rancangan
tingkat atas dan mengevaluasi kapabilitas rancangan untuk memilih rancangan yang terbaik.
Design: merancang detail, mengoptimalkan rancangan, dan merencanakan verivikasi rancangan.
5/18/2016 5:47 PM
https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/
11 of 11
5/18/2016 5:47 PM