Anda di halaman 1dari 14

Perencanaan Strategi untuk Meningkatkan Daya Saing

Abstract: This study aims to analyze strategic planning for business


competition to increase firms competitive advantage. Using SWOT analy-sis
tools i.e. SWOT Matrix, Structural Industry and General Electric, the
result indicates that differentiation is found to be a proper strategy. This
strategy places customers as a central focus where firms builds customers
image to their superior product quality so that it appears to be different
from others.

Keywords: strategic planning, competitive advantage, SWOT


Terbentuknya WTO (World Trade Organization), menandai bergulirnya era
globalisasi, batas perdagangan antara negara-negara anggota menjadi hilang.
Pada tingkat regional Indonesia juga mengikat kesepakatan dalam AFTA
(Asean Free Trade Area) dan APEC (Asia Pacific Economic Coorporation),
hal ini merupakan indikator bahwa perekonomian dunia saat ini sangat cepat
dan penuh persaingan.
Posisi perusahaan dalam persaingan sangat menentukan
keberhasilan perusahaan dalam mencapai misi dan tujuannya.
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan manajemen
perlu memperhatikan dua faktor eksternal merupakan lingkungan bisnis yang
mencakup operasi perusahaan yang daripadanya muncul peluang (opportu-nity)
dan ancaman (threat), bisnis.
Faktor ini mencakup lingkungan industri
(industry environment) dan lingkungan bisnis makro (makro environment)
ekonomi, politik, hukum, teknologi, kependudukan dan sosial budaya. Faktor
internal meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan,
operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi
manajemen dan budaya perusahaan (corporate culture). Dari penguasaan

faktor internal perusahaan dapat mengidentifikasi kekuatan (strengths) dan


kelemahan (weaknesses) yang dimiliki. Agar perusahaan mampu bersaing
dengan para pesaing, maka perusahaan harus dapat menentukan apa yang
paling tepat dilakukan, ditinjau dari kedudukannya dalam industri.

Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang beralih ke sistem peren-canaan


strategis. Perencanaan strategis adalah merupakan langkah utama
untuk menyelenggarakan suatu manajemen strategi. Perencanaan strategi
melibatkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang dalam lingkungannya
yang terus berubah. Agar perusahaan mampu bersaing dengan para pesaing,
maka perusahaan harus dapat menentukan apa yang paling tepat dilakukan,
ditinjau dari kedudukannya dalam industri. Di samping itu perusahaan harus
meninjau sasaran peluang dan sumber dayanya.

Glueck (1991) menyatakan bahwa perencanaan strategi adalah proses


pemilihan tujuan-tujuan organisasi, kebijakan dan program-program strategi
yang diperlukan untuk tujuan-tujuan, dan penetapan metode-metode yang
diperlukan untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah diimple-mentasikan.
Dalam perencanaan strategi ada beberapa langkah yang harus dilakukan.
Menurut Stanton (1993) proses perencanaan strategi mencakup 3 hal yaitu:
(1) mendefinisikan misi perencanaan; (2) menetapkan sasaran organisasi;
dan (3) memilih strategi dan taktik yang memungkinkan organisasi untuk
mencapai tujuan.

Keadaan persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima kekuatan


persaingan. Kelima kekuatan persaingan tersebut adalah: (1) ancaman baru
yang potensial; (2) persaingan di antara industri; (3) ancaman produk peng-ganti;
(4) kekuatan daya tawar menawar pembeli; dan (5) kekuatan daya
tawar menawar pemasok (Porter, 1994).

Dengan menganalisis lima kekuatan industri tersebut dapat diidentifikasi


posisi persaingan perusahaan dengan lebih tepat, karena dari sana pula
pesaing dapat diketahui dan dipahami untuk kepentingan peningkatan daya
saing. Daya saing adalah potensi atau kemampuan perusahaan untuk
mengungguli pesaingnya yaitu keunggulan di suatu bidang yang tidak dimili-ki
oleh pihak lain.

Dari pernyataan ini tampak hal-hal berikut. (1) Pesaing dapat dibedakan
berdasarkan konsep subsitusi produk; (a) pesaing adalah perusahaan lain
yang menawarkan produk dan jasa yang berupa dan harga serupa pula; (b)
pesaing adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk
yang sama; (c) pesaing adalah semua perusahaan yang menghasilkan produk
dan jasa yang sama; (d) pesaing adalah semua perusahaan yang memperebut-kan
konsumen yang sama. (2) Terdapat kaitan yang erat siapa saja pesaing
perusahaan dengan strategi yang diterapkan pesaing tersebut, makin irit
strategi yang diterapkan suatu perusahaan dengan strategi perusaha-an lainnya
makin mungkin terjadinya persaingan di antara mereka. (3) Dalam menentukan
sasaran penting, ada beberapa asumsi yang dapat di gunakan: (a) bahwa
pesaing akan berusaha keras memaksimalkan labanya dan akan memilih
tindakan yang sesuai dengan itu; dan (b) bahwa tiap-tiap pesaing mempunyai
bauran sasaran dengan bobot yang berbeda-beda. Untuk itu perlu mengetahui
bobot relatif yang diberikan pesaing tehadap kemampuan laba, arus kas,
kepemimpinan teknologi dan sebagainya. (4) Adapun variabel-variabel utama
yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing adalah
penjualan, market share, margin laba, cast flow, investasi baru, dan
pemanfaatan kapasitas serta analisa rasio keuangan. (5) Dengan mengetahui
kekuatan dan kelemahan pesaing maka dapat memperkirakan gerakan pesaing
dan reaksinya terhadap perusahaan. Secara umum reaksi pesaing dibedakan
menjadi tiga yaitu: (a) pesaing lamban; (b) pesaing selek-tif; dan (c) pesaing

stikastik.

METODE
Penelitian ini merupakan studi kasus pada suatu perusahaan, sehingga
dapat dikatakan bahwa metode penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menjelaskan lingkungan baik internal maupun
eksternal yang mempengaruhi bisnis perusahaan serta mendeskripsikan lima
kekuatan yang mempengaruhi industri.

Dan objek penelitiannya adalah PT Pancamas Elite, Karanglo Malang.


Untuk menetapkan posisi perusahaan dalam persaingan yang sangat menentu-kan
bagi pencapaian tujuan adalah dengan membuat strategi bisnis yang
tepat.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah meliputi seluruh
aktivitas perusahaan seperti produksi pemasaran, keuangan dan sumber daya
manusia yang kesemuanya didapatkan dari perusahaan dengan dokumentasi
sebagai metode pengumpulan datanya. Sedangkan data eksternalnya berupa
kondisi perekonomian Indonesia, tentang naiknya inflasi dan pertumbuhan
perekonomian yang didapatkan dari berbagai media.
Untuk dapat mengidentifikasi variabelnya yang menjadi dasar dalam
penentuan strategi maka dalam penelitian ini digunakan alat analisis Strate-gic
Advantage Profile (SAP) dan untuk analisa lingkungan interen melalui
Environment Treath And Opportunity Profile (ETOP), Analisis industri
untuk menganalisis keadaan persaingan struktural dalam industri. Melalui
analisis matrik SWOT (Matriks Strength, Weakness, Opportunity and Treath)
digunakan untuk menganalisis secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
yang dihadapi sehingga nantinya dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defisit dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Sedangkan Matriks General Electric (Rangkuti, 1997) untuk mengetahui


daya tarik industri dan faktor kekuatan bisnis, yang terlebih dahulu harus
ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik industri/faktor-faktor
kekuatan bisnis kemudian dibuat proporsi pembobotan seluruh faktor yang
tidak boleh lebih dari 100, dengan masing-masing faktor diberi rating 1,0
(tinggi), 0,5 (sedang), dan 0,0 (rendah).

HASIL
Dari hasil analisis lingkungan interen yang meliputi seluruh kegiatan di
dalam perusahaan yang nantinya akan diterapkan kegiatan seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasannya, ditemukan profil
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sedangkan dari hasil analisis eksteren
ditemukan profil peluang dan ancaman. Keempat profil di atas dapat dilihat
dari analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath) yang
awalnya diperoleh terlebih dahulu melalui analisa SAP dan ETOP.
ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI
Dengan adanya pasar bebas sekarang, persaingan semakin ketat, dan
kemungkinan masuknya pendatang baru dalam industri sangatlah kecil,
mengingat kondisi perekonomian masih belum stabil, maka sangatlah sulit
untuk menyediakan dana atau modal yang besar untuk investasi guna men-dirikan
perusahaan Die Casting. Hal ini dikarenakan usaha tersebut membutuh-kan
modal yang cukup besar, seperti untuk pembelian tanah, gedung, peralat-an,
serta fasilitas pendukung operasional perusahaan yang baru. Persaingan
dalam industri Die Casting semacam PT Pancamas Elite di Jawa Timur tidak
ada, tetapi produk-produk yang hampir sama dengan produk PT Pancamas
Elite banyak dan kualitasnya lebih baik serta harganya juga murah, pesaing-pesaing
ini dari luar negeri seperti Taiwan, China dan Korea.
Dalam industri Die Casting dengan hasil produk berupa logam peralatan
rumah dan mur untuk mebel. Perusahaan tidak menghadapi adanya produk
pengganti, oleh karena itu, perusahaan dalam industri ini mempunyai tawar-menawar

yang baik. Perusahaan dalam industri Die Casting menghadapi


pemasok yang kuat yang mampu menekan perusahaan karena produk dari
pemasok yang berupa Zinc Alloy merupakan bahan utama dalam kegiatan
produksi perusahaan, untuk menghasilkan produk yang bermutu bergantung
pada bahan baku yang digunakan perusahaan mengetahui bahwa kualitas
Zinc Alloy lokal kurang baik sehingga Zinc Alloy yang berkualitas baik
sangat jarang didapatkan oleh perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku maka perusahaan harus mengimpor dari negara-negara Australia
dan Korea.
Pembeli produk PT Pancamas Elite ini adalah distributor-distributor
yang telah ditunjuk oleh perusahaan sehingga konsumen membeli pada
distributor. Pembeli yang dihadapi perusahaan semacam ini kemungkinan
menyebabkan pembeli dapat menekan harga sangat kuat pada perusahaan.
Terhadap konsumen tersebut juga sangat membutuhkan produk perusahaan
dapat berjalan dengan lancar, karena apabila proses produksi yang dimiliki
oleh perusahaan mengalami hambatan maka target produksi yang diharapkan
oleh perusahaan tidak akan tercapai, sehingga volume penjualan pun akan
mengalami penurunan dan ini akan menjadi suatu kerugian bagi pihak
perusahaan Die Casting tersebut.

Analisis SWOT
Berikut ini akan diuraikan secara singkat analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity and Treath) dari PT Pancamas Elite Karanglo Malang,
hasil analisis ini dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Pertama,
kekuatan: (1) Citra perusahaan cukup dikenal konsumen dengan baik dan
didukung loyalitas dari konsumen terhadap produk perusahaan. (2) Daerah
pemasaran yang cukup luas, daerah lokal meliputi seluruh pulau Jawa dan
pulau Bali, sedangkan ekspor masih dalam perencanaan. (3) Harga jual yang
diutamakan perusahaan mempunyai kemampuan bersaing. (4) Kualitas produk
yang dipasarkan baik dan selalu dipertahankan, karena prosesnya mengguna-kan

mesin yang tergolong canggih dan telah berpedoman pada ISO 1992. (5)
Program pengembangan karyawan dilakukan dengan melalui gugus kendali
mutu. (6) Hubungan yang baik antara karyawan dengan pihak manajemen
perusahaan. (7) kemampuan perusahaan dalam membayar utang dalam
jangka pendek semakin meningkat. Besarnya Current Ratio dari Cash Ratio
di atas ratio minimal industri yaitu 2 banding 1, tetapi pada tahun 2000 Cash
Ratio mengalami penurunan karena piutang yang belum tertagih, sedangkan
Quick Ratio mengalami kenaikan dari 23,58 menjadi 28,41, begitu juga
dengan Working Capital To Total Aset Ratio juga meningkat tetapi tidak
terlalu besar. (8) Saluran distribusi yang digunakan cukup efektif dalam
memasarkan produknya.

Kedua, kelemahan: (1) Kurang aktivitas promosi yang dilakukan perusa-haan.


(2) Bertambahnya utang yang dimiliki perusahaan. (3) Tidak tercapainya
volume produksi yang dianggarkan. (4) Kurangnya pengendalian bahan
baku. (5) Lay Out yang kurang efektif dan efisien. (6) Adanya mesin yang
menganggur dan rusak. (7) Menurunnya volume penjualan disebabkan karena
kondisi perekonomian.

Ketiga, Peluang: (1) Kebijaksanaan pemerintah dalam mengembangkan


dan menggalakkan usaha industri. (2) Kondisi demografi, tingkat pertumbuhan
penduduk Indonesia yang semakin meningkat. (3) Penerapan teknologi yang
tepat dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi. (4)
Hubungan yang baik dengan pemasok. (5) Peluang ekspor non migas yang
semakin terbuka.

Keempat, Ancaman: (1) Tingkat inflasi yang tinggi akan berpengaruh


terhadap daya beli konsumen, yang berpengaruh pada iklim usaha dan
investasi. Seperti diketahui tingkat inflasi tahun 2000 adalah 9,35%, 2001

tingkat inflasi 12,55%, 2002 tingkat inflasi 10,48 % , 2003 tingkat inflasi
8,45% dan 2004 diperkirakan 8%10%. (2) Persaingan dengan perusahaan
sejenis. (3) Sebagian bahan baku diimpor, karena nilai tukar rupiah fluktuatif
terhadap dolar. (4) Potensi pasar nasional turun. (5) Menurunnya daya beli
konsumen dalam industri.

Analisis IFAS

Dari faktor-faktor strategi internal yang ada pada data di atas dapat
diidentifikasi suatu Tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Sum-mary).
Analisis Matrix SWOT
Analisis Matrix dapat dilihat pada Tabel 5
Strategi SO; Strategi ini dibuat berdasarkan pikiran perusahaan, yaitu
dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang pada
PT Pancamas Elite Karanglo Malang.

Strategi ST; Strategi ini untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki


perusahaan guna menghindari ancaman. PT Pancamas Elite Karanglo-Malang
negara-negara asing yang masuk di Indonesia.
Strategi WO; Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada, dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki pada
PT Pancamas Elite Karanglo Malang.
Tindakan PT Pancamas Elite Karanglo-Malang yang dilaksanakan adalah
dengan meningkatkan efisiensi biaya dan mempertahankan posisi perusahaan
di pasar.

Strategi WT; Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari


ancaman. Pada PT Pancamas Elite Karanglo Malang kelemahan di bidang
operasi dan sistem akuntasi. Untuk mengatasi hal itu, strategi yang dipakai
adalah upaya menghindari permintaan pelanggan dalam jumlah besar. Perusa-haan
ini akan memfokuskan diri pada pelanggan tertentu dalam jumlah kecil.
Pada analisis General Electric parameter yang dibutuhkan adalah faktor
daya tarik industri (Industyry attactiveness factor) dan faktor kekuatan bisnis
(business strength factor).

PEMBAHASAN
Dengan menggunakan analisis SWOT Matrix, Analisis Persaingan
Industri, dan Matrix General Electric diharapkan pada pengambil keputusan,
dapat membandingkan dari berbagai alternatif strategi bisnis digunakan
sebagai landasan untuk menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan fungsional
guna mencapai tujuan perusahaan.
Adapun hasil dari analisis data dapat dikemukakan bahwa: terdapat
peluang di sekitar lingkungan ekteren yaitu pemerintah (kebijakan pemerintah),
teknologi (penerapan teknologi) dan demografi (pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat). Apabila hasil dari analisis EFAS tersebut dihubungkan
dengan analisis IFAS (interen) yang terdapat kekuatan kekuatan perusahaan
yaitu pada bidang produksi (kualitas produk yang baik), pemasaran (Efektifnya
saluran distribusi) dan keuangan (meningkatnya kemampuan perusahaan
membayar utang jangka pendek) maka strategi bisnis yang sesuai dengan
kondisi interen perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada adalah
Strategi Diferensiasi.

Selain dalam strategi di atas dapat diketahui juga empat strategi dari
analisis Matrix SWOT, yaitu sebagai berikut: (1) memanfaatkan keuntungan
dari kebijakan Pemerintah, hubungan dengan pemasok, dan terbukanya
peluang Ekspor untuk bisa memperluas pangsa pasar serta untuk menguasai

pasar; (2) meningkatkan kualitas barang dan menetapkan strategi harga agar
dapat bersaing dengan pesaing; (3) meningkatkan efisiensi biaya dan
mempertahankan posisi perusahaan di pasar; dan (4) upaya menghindari
permintaan pelanggan tertentu dalam jumlah kecil.
Untuk Matrix General Electric dapat diketahui strateginya yaitu: pada
tingkat menegah untuk daya tarik industri dan rata-rata untuk kekuatan
bisnis dapat dilakukan strategi identifikasi pasar, pertumbuhan segmen pasar,
seleksi untuk investasi dan spesialisasi produk.
Seperti yang digambarkan pada diagram analisis SWOT, bahwa PT
Pancamas Elite Karanglo Malang berada pada kondisi sel 1 dan yang
merupakan situasi yang paling menguntungkan, karena perusahaan mengha-dapi
lingkungan yang menjanjikan peluang. Situasi ini menyarankan strategi
yang berorientasi pertumbuhan untuk mengeksploitasi perpaduan yang
menguntungkan. Penekanan pada strategi diferensiasi maksudnya adalah
menjadikan pelanggan sebagai titik sentral perhatian dengan cara membangun
persepsi pembelian akan produk yang unggul yaitu produk Die Casting yang
memiliki kualitas bagus dan memiliki bermacam-macam model dan warna
sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta dapat membuat berbeda dari
produk lain karena itu pelanggan mau membeli meskipun dengan harga yang
lebih mahal.
Penekanan pada strategi diferensiasi juga dimaksudkan untuk meningkat-kan
daya saing perusahaan dalam arti PT Pancamas Elite Karanglo Malang
sebagai perusahaan yang megutamakan kualitas produk dan pelayanan kepada
pelanggan sesuai dengan ISO 90022001.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kondisi lingkungan baik interen maupun eksteren terus mengalami
perubahan, perubahan lingkungan interen ada kalanya menimbulkan kekuatan

yang baru tetapi mungkin juga menimbulkan permasalahan yang berdampak


pada kinerja perusahaan, begitu juga pada lingkungan eksteren yang dapat
memunculkan peluang untuk memperluas market share dan tetap menjaga
konsistensi perusahaan dalam industri atau mungkin juga untuk melakukan
ekspansi, namun dapat juga menimbulkan ancaman bagi perusahaan.
Kesemuanya itu bergantung pada respon dan cara menyikapi perusahaan
terhadap kondisi tersebut, melalui kebijakan yang ditetapkan.

Untuk merespon perubahan lingkungan yang ada, PT Pancamas Elite


Karanglo Malang memerlukan strategi yang tepat agar dapat meminimilisasi
kelemahan dan ancaman serta berusaha memanfaatkan kekuatan dan peluang
guna meningkatkan daya saing perusahaan. Sehingga penulisan penelitian ini
bertujuan untuk menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan agar dapat
meningkatkan daya saing perusahaan.

Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada di perusahaan,


digunakan alat analisis SAP dan untuk mengetahui ancaman serta peluang
dapat digunakan analisis ETOP, hasil dari analisis SAP dan ETOP tersebut
dilanjutkan dalam analisis SWOT, untuk mengetahui persaingan dalam industri
dapat digunakan analisis struktural industri, serta analisis General Electric
untuk mengetahui daya tarik industri dan kekuatan bisnis.
Hasil dari analisis SAP pada bidang pemasaran dan produksi menunjukkan
adanya kekuatan (+) bagi perusahaan sedangkan untuk bidang personalia dan
keuangan menunjukkan kondisi yang netral (0). Hasil dari analisis ETOP
terdapat peluang yang mungkin dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yaitu
pada perekonomian, teknologi dan demografi (+) sedangkan pemerintah
menunjukkan kondisi yang netral (0), serta hasil dari analisis stuktural
industri yang digunakan untuk menganalisis persaingan dalam industri terdapat
ancaman yang harus diantisipasi oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil dari analisis SAP, ETOP, SWOT, Struktural Industri

dapat ditarik kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan


dalam menetapkan strategi bisnis. Adapun strategi bisnis yang sesuai dengan
kondisi lingkungan internal maupun aksternal PT. Pancamas Elite Karanglo
Malang adalah strategi diferensiasi yaitu menjadikan pelanggan sebagai titik
sentral perhatian dengan cara membangun persepsi pembeli akan mutu
produk yang unggul sehingga tampak berbeda dengan produk yang lain,
karenanya pelanggan mau membeli meskipun dengan harga yang lebih
mahal. Sedangkan dari analisis General Elektrik diketahui bahwa daya tarik
industri pada tingkat rata-rata maka strategi yang dapat diterapkan pada
perusahaan yaitu strategi identifikasi pasar, seleksi untuk investasi, dan
spesialisasi produk.

Saran
Agar strategi bisnis yang ditetapkan melalui proses perencanaan dengan
menggunakan berbagai analisis seperti SAP, ETOP, SWOT, IFAS, EFAS dan
Matrix SWOT dapat diimplementasikan dalam perusahaan maka sangat
diperlukan koordinasi yang baik antar berbagai bidang yang ada dalam
perusahaan. Implementasi dari koordinasi yang baik tersebut tentunya akan
dituangkan dalam berbagai kebijaksanaan masing-masing bidang yang saling
mendukung terlaksananya srategi diferensiasi.
Di samping itu diterapkannya strategi diferensiasi didasarkan atas kekuat-an
yang ada dalam perusahaan, untuk itu proses mempertahankan serta
meningkatkan kekuatan perusahaan merupakan bagian yang sangat penting.
Hal-hal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh perusahaan adalah
sebagai berikut. (1) Bidang produksi; mempertahankan pemasok yang selama
ini sudah terjalin hubungan yang baik antara pihak perusahaan dengan
pemasok, memperbaiki layout yang mengakibatkan tidak tercapainya volume
produksi dari produksi yang dianggarkan, penawaran ataupun perbaikan
peralatan produksi (mesin-mesin). (2) Bidang pemasaran, mempertahankan
daerah pemasaran dengan dukungan saluran distribusi yang sesuai, produk

yang berkualitas (ISO 9002200) serta saran promosi yang tepat. (3) Bidang
keuangan, kinerja bagian keuangan yang dinilai cukup baik juga perlu
dipertahankan dengan melakukan audit di setiap akhir periode. (4) Bidang
personalia, dalam bidang ini PT Pancamas Elite Karanglo Malang perlu
melakukan berbagai perbaikan karena tiga bidang kunci di atas tidak akan
terlaksana dengan baik apabila kondisi personalia kurang baik.

DAFTAR RUJUKAN

David, W.C. 1994. Pemasaran Strategis. Alih Bahasa Lina Salim. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Djaslim, S. 1990. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung dan Ganeca Exact.

Fredy, R. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Grame-dia
Pustaka Utama.

Glueck, W.F., dan Lawrence, J. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijaksanaan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran. Alih bahasa Anccela Anitawati Hermawan.


Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Porter, M.E. 1994. Keunggulan Bersaing. Terjemahan Tim Penerjemah Binarupa


Aksara, Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Porter, M.E. 1997. Strategi Bersaing Teknik Menganalisasi Industri dan Pesaing.
Cetakan Kesembilan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Stanton, W.J. 1993. Prinsip Pemasaran. Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sukanto, R. 1996. Manajemen Strategi. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE.


Van Herne, J.C., dan Wachhavicz, J.M. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.
Terjemahan Heru Sutoja. Edisi kesembilan. Jilid Satu. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=17&display=0&entry=4

Anda mungkin juga menyukai