Dari pernyataan ini tampak hal-hal berikut. (1) Pesaing dapat dibedakan
berdasarkan konsep subsitusi produk; (a) pesaing adalah perusahaan lain
yang menawarkan produk dan jasa yang berupa dan harga serupa pula; (b)
pesaing adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk
yang sama; (c) pesaing adalah semua perusahaan yang menghasilkan produk
dan jasa yang sama; (d) pesaing adalah semua perusahaan yang memperebut-kan
konsumen yang sama. (2) Terdapat kaitan yang erat siapa saja pesaing
perusahaan dengan strategi yang diterapkan pesaing tersebut, makin irit
strategi yang diterapkan suatu perusahaan dengan strategi perusaha-an lainnya
makin mungkin terjadinya persaingan di antara mereka. (3) Dalam menentukan
sasaran penting, ada beberapa asumsi yang dapat di gunakan: (a) bahwa
pesaing akan berusaha keras memaksimalkan labanya dan akan memilih
tindakan yang sesuai dengan itu; dan (b) bahwa tiap-tiap pesaing mempunyai
bauran sasaran dengan bobot yang berbeda-beda. Untuk itu perlu mengetahui
bobot relatif yang diberikan pesaing tehadap kemampuan laba, arus kas,
kepemimpinan teknologi dan sebagainya. (4) Adapun variabel-variabel utama
yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing adalah
penjualan, market share, margin laba, cast flow, investasi baru, dan
pemanfaatan kapasitas serta analisa rasio keuangan. (5) Dengan mengetahui
kekuatan dan kelemahan pesaing maka dapat memperkirakan gerakan pesaing
dan reaksinya terhadap perusahaan. Secara umum reaksi pesaing dibedakan
menjadi tiga yaitu: (a) pesaing lamban; (b) pesaing selek-tif; dan (c) pesaing
stikastik.
METODE
Penelitian ini merupakan studi kasus pada suatu perusahaan, sehingga
dapat dikatakan bahwa metode penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menjelaskan lingkungan baik internal maupun
eksternal yang mempengaruhi bisnis perusahaan serta mendeskripsikan lima
kekuatan yang mempengaruhi industri.
HASIL
Dari hasil analisis lingkungan interen yang meliputi seluruh kegiatan di
dalam perusahaan yang nantinya akan diterapkan kegiatan seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasannya, ditemukan profil
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sedangkan dari hasil analisis eksteren
ditemukan profil peluang dan ancaman. Keempat profil di atas dapat dilihat
dari analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath) yang
awalnya diperoleh terlebih dahulu melalui analisa SAP dan ETOP.
ANALISIS STRUKTUR INDUSTRI
Dengan adanya pasar bebas sekarang, persaingan semakin ketat, dan
kemungkinan masuknya pendatang baru dalam industri sangatlah kecil,
mengingat kondisi perekonomian masih belum stabil, maka sangatlah sulit
untuk menyediakan dana atau modal yang besar untuk investasi guna men-dirikan
perusahaan Die Casting. Hal ini dikarenakan usaha tersebut membutuh-kan
modal yang cukup besar, seperti untuk pembelian tanah, gedung, peralat-an,
serta fasilitas pendukung operasional perusahaan yang baru. Persaingan
dalam industri Die Casting semacam PT Pancamas Elite di Jawa Timur tidak
ada, tetapi produk-produk yang hampir sama dengan produk PT Pancamas
Elite banyak dan kualitasnya lebih baik serta harganya juga murah, pesaing-pesaing
ini dari luar negeri seperti Taiwan, China dan Korea.
Dalam industri Die Casting dengan hasil produk berupa logam peralatan
rumah dan mur untuk mebel. Perusahaan tidak menghadapi adanya produk
pengganti, oleh karena itu, perusahaan dalam industri ini mempunyai tawar-menawar
Analisis SWOT
Berikut ini akan diuraikan secara singkat analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity and Treath) dari PT Pancamas Elite Karanglo Malang,
hasil analisis ini dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Pertama,
kekuatan: (1) Citra perusahaan cukup dikenal konsumen dengan baik dan
didukung loyalitas dari konsumen terhadap produk perusahaan. (2) Daerah
pemasaran yang cukup luas, daerah lokal meliputi seluruh pulau Jawa dan
pulau Bali, sedangkan ekspor masih dalam perencanaan. (3) Harga jual yang
diutamakan perusahaan mempunyai kemampuan bersaing. (4) Kualitas produk
yang dipasarkan baik dan selalu dipertahankan, karena prosesnya mengguna-kan
mesin yang tergolong canggih dan telah berpedoman pada ISO 1992. (5)
Program pengembangan karyawan dilakukan dengan melalui gugus kendali
mutu. (6) Hubungan yang baik antara karyawan dengan pihak manajemen
perusahaan. (7) kemampuan perusahaan dalam membayar utang dalam
jangka pendek semakin meningkat. Besarnya Current Ratio dari Cash Ratio
di atas ratio minimal industri yaitu 2 banding 1, tetapi pada tahun 2000 Cash
Ratio mengalami penurunan karena piutang yang belum tertagih, sedangkan
Quick Ratio mengalami kenaikan dari 23,58 menjadi 28,41, begitu juga
dengan Working Capital To Total Aset Ratio juga meningkat tetapi tidak
terlalu besar. (8) Saluran distribusi yang digunakan cukup efektif dalam
memasarkan produknya.
tingkat inflasi 12,55%, 2002 tingkat inflasi 10,48 % , 2003 tingkat inflasi
8,45% dan 2004 diperkirakan 8%10%. (2) Persaingan dengan perusahaan
sejenis. (3) Sebagian bahan baku diimpor, karena nilai tukar rupiah fluktuatif
terhadap dolar. (4) Potensi pasar nasional turun. (5) Menurunnya daya beli
konsumen dalam industri.
Analisis IFAS
Dari faktor-faktor strategi internal yang ada pada data di atas dapat
diidentifikasi suatu Tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Sum-mary).
Analisis Matrix SWOT
Analisis Matrix dapat dilihat pada Tabel 5
Strategi SO; Strategi ini dibuat berdasarkan pikiran perusahaan, yaitu
dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang pada
PT Pancamas Elite Karanglo Malang.
Strategi WT; Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif
PEMBAHASAN
Dengan menggunakan analisis SWOT Matrix, Analisis Persaingan
Industri, dan Matrix General Electric diharapkan pada pengambil keputusan,
dapat membandingkan dari berbagai alternatif strategi bisnis digunakan
sebagai landasan untuk menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan fungsional
guna mencapai tujuan perusahaan.
Adapun hasil dari analisis data dapat dikemukakan bahwa: terdapat
peluang di sekitar lingkungan ekteren yaitu pemerintah (kebijakan pemerintah),
teknologi (penerapan teknologi) dan demografi (pertumbuhan penduduk
yang semakin meningkat). Apabila hasil dari analisis EFAS tersebut dihubungkan
dengan analisis IFAS (interen) yang terdapat kekuatan kekuatan perusahaan
yaitu pada bidang produksi (kualitas produk yang baik), pemasaran (Efektifnya
saluran distribusi) dan keuangan (meningkatnya kemampuan perusahaan
membayar utang jangka pendek) maka strategi bisnis yang sesuai dengan
kondisi interen perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada adalah
Strategi Diferensiasi.
Selain dalam strategi di atas dapat diketahui juga empat strategi dari
analisis Matrix SWOT, yaitu sebagai berikut: (1) memanfaatkan keuntungan
dari kebijakan Pemerintah, hubungan dengan pemasok, dan terbukanya
peluang Ekspor untuk bisa memperluas pangsa pasar serta untuk menguasai
pasar; (2) meningkatkan kualitas barang dan menetapkan strategi harga agar
dapat bersaing dengan pesaing; (3) meningkatkan efisiensi biaya dan
mempertahankan posisi perusahaan di pasar; dan (4) upaya menghindari
permintaan pelanggan tertentu dalam jumlah kecil.
Untuk Matrix General Electric dapat diketahui strateginya yaitu: pada
tingkat menegah untuk daya tarik industri dan rata-rata untuk kekuatan
bisnis dapat dilakukan strategi identifikasi pasar, pertumbuhan segmen pasar,
seleksi untuk investasi dan spesialisasi produk.
Seperti yang digambarkan pada diagram analisis SWOT, bahwa PT
Pancamas Elite Karanglo Malang berada pada kondisi sel 1 dan yang
merupakan situasi yang paling menguntungkan, karena perusahaan mengha-dapi
lingkungan yang menjanjikan peluang. Situasi ini menyarankan strategi
yang berorientasi pertumbuhan untuk mengeksploitasi perpaduan yang
menguntungkan. Penekanan pada strategi diferensiasi maksudnya adalah
menjadikan pelanggan sebagai titik sentral perhatian dengan cara membangun
persepsi pembelian akan produk yang unggul yaitu produk Die Casting yang
memiliki kualitas bagus dan memiliki bermacam-macam model dan warna
sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta dapat membuat berbeda dari
produk lain karena itu pelanggan mau membeli meskipun dengan harga yang
lebih mahal.
Penekanan pada strategi diferensiasi juga dimaksudkan untuk meningkat-kan
daya saing perusahaan dalam arti PT Pancamas Elite Karanglo Malang
sebagai perusahaan yang megutamakan kualitas produk dan pelayanan kepada
pelanggan sesuai dengan ISO 90022001.
Kesimpulan
Kondisi lingkungan baik interen maupun eksteren terus mengalami
perubahan, perubahan lingkungan interen ada kalanya menimbulkan kekuatan
Saran
Agar strategi bisnis yang ditetapkan melalui proses perencanaan dengan
menggunakan berbagai analisis seperti SAP, ETOP, SWOT, IFAS, EFAS dan
Matrix SWOT dapat diimplementasikan dalam perusahaan maka sangat
diperlukan koordinasi yang baik antar berbagai bidang yang ada dalam
perusahaan. Implementasi dari koordinasi yang baik tersebut tentunya akan
dituangkan dalam berbagai kebijaksanaan masing-masing bidang yang saling
mendukung terlaksananya srategi diferensiasi.
Di samping itu diterapkannya strategi diferensiasi didasarkan atas kekuat-an
yang ada dalam perusahaan, untuk itu proses mempertahankan serta
meningkatkan kekuatan perusahaan merupakan bagian yang sangat penting.
Hal-hal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh perusahaan adalah
sebagai berikut. (1) Bidang produksi; mempertahankan pemasok yang selama
ini sudah terjalin hubungan yang baik antara pihak perusahaan dengan
pemasok, memperbaiki layout yang mengakibatkan tidak tercapainya volume
produksi dari produksi yang dianggarkan, penawaran ataupun perbaikan
peralatan produksi (mesin-mesin). (2) Bidang pemasaran, mempertahankan
daerah pemasaran dengan dukungan saluran distribusi yang sesuai, produk
yang berkualitas (ISO 9002200) serta saran promosi yang tepat. (3) Bidang
keuangan, kinerja bagian keuangan yang dinilai cukup baik juga perlu
dipertahankan dengan melakukan audit di setiap akhir periode. (4) Bidang
personalia, dalam bidang ini PT Pancamas Elite Karanglo Malang perlu
melakukan berbagai perbaikan karena tiga bidang kunci di atas tidak akan
terlaksana dengan baik apabila kondisi personalia kurang baik.
DAFTAR RUJUKAN
David, W.C. 1994. Pemasaran Strategis. Alih Bahasa Lina Salim. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Djaslim, S. 1990. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: Institut
Teknologi Bandung dan Ganeca Exact.
Fredy, R. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Grame-dia
Pustaka Utama.
Glueck, W.F., dan Lawrence, J. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijaksanaan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Stanton, W.J. 1993. Prinsip Pemasaran. Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.