PENGEMBANGAN USAHA STUDI KASUS: PT VININDO INTRA PRATAMA
Nama Kelompok:
M. Faishol Cholid (02.2019.1.09666)
Achmad Arosyid (07.2018.1.03367) M. Rafly Isnantoro (07.2018.1.03463) Rizandi Yusuf (07.2018.1.03476) Stefani Nilam S. (07.2019.1.03495)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2023 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha untuk melakukan pengembangan usaha dan melakukan analisis persaingan bisnis metode SWOT dapat digunakan untuk menentukan aspek apa saja yang berpengaruh dalam usaha. Dari laman web Talenta (2022) menjelaskan analisis SWOT adalah merupakan teknik atau metode perencanaan strategi yang bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) sebuah perusahaan dalam suatu proyek atau bisnis. SWOT adalah singkatan dari Strengths(kekuatan), Weaknessess(kelemahan), Opportunities(kelemahan) dan Threats(ancaman). Analisis SWOT mengatur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana. Strengths(kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan. Opportunities (peluang) dan Threats(ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan”. (Priharto, 2019) PT.Vinindo Inti Pratama ialah perusahaan yang bergerak dibidang distributor dan penjualan alat-alat pertukangan serta aksesoris rumah yang sedang berkembang. Berkomitmen menjual produk produk berkualitas serta kompetitif dalam hal harga, bekerja sama dengan pabrikan di negara China dalam pembuatan item-item produk yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan oleh PT.Vinindo Inti Pratama. Perusahaan ini bertempat di jalan Abdul Wahab Siamin, Surabaya Jawa Timur. Seluruh karyawan dari PT.Vinindo Inti Pratama berkomitmen menaklukan tantangan dalam persaingan penjualan dengan para kompetitor perusahaan sejenis dengan kompetitif, excellent serta berintegritas menjaga kenyamanan dan kepuasan agen dalam berniaga bersama perusahaan ini. Dalam hal ini juga demi mewujudkan visi dan misi perusahaan sebagai perusahaan material building dan home acsesoris yang berkualitas dan menjadi pilihan utama produk unggulan sejenis. PT.Vinindo Inti Pratama memiliki karyawan berjumlah 13 orang , cukup sedikit untuk ukuran perusahaan berbendera Perseroan Terbatas serta status kepemilikannya adalah perseorangan. Ke-13 karyawan tersebut memiliki kompeten dalam bidang pekerjaannya masing-masing. Perusahaan ini juga memiliki legalitas hukum dalam pajak dan telah didaftarkan dalam nomor pokok wajib pajak perusahaan. Konsumen atau agen-agen dari perusahan ini tersebar di beberapa wilayah dikota-kota besar di indonesia dari provinsi papua, kalimantan, sumetera, sulawesi, jawa timur, dan jawa tengah. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT.Vinindo Inti Pratama meningkatkan pengembangan dan persaingan bisnis dengan metode IFE(Internal Factor Evaluation), EFE(External Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), Matrix SPACE (Strategic Position and Evaluation), dan untuk memutuskan strategi yang dipilih dalam pengembangan usaha digunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sehingga PT.Vinindo Intra Pratama dapat mencapai tujuan perusahaannya dengan lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti memberi judul laporan ini “ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI BERSAING UNTUK PENGEMBANGAN USAHA, STUDI KASUS: PT VININDO INTRA PRATAMA”
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan perumusan strategi bersaing yang sesuai dengan kondisi dan keadaan bisnis pada PT.Vinindo Intra Pratama serta apabila diterapkan, dapat digunakan sebagai solusi untuk menjadikan perusahaan importir alat pertukangan dan aksesoris rumah yang mempunyai kualitas produk terbaik serta menjadi pilihan utama agen-agen untuk bermitra bersama perusahaan ini serta mengutamakan kepuasan konsumen terhadap kualitas produk. 1.3 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: 1. Perusahaan, diharapkan dapat memberikan masukan mengenai perancangan rencana strategis perusahaan yang komprehensif dengan metode IFE(Internal Factor Evaluation), EFE(External Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), Matrix SPACE (Strategic Position and Evaluation), dan untuk memutuskan strategi yang dipilih dalam pengembangan usaha digunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sehingga PT.Vinindo Intra Pratama dapat mencapai tujuan perusahaannya dengan lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Peneliti, agar lebih memahami mengenai perumusan dan implementasi strategi perusahaan dengan metode IFE(Internal Factor Evaluation), EFE(External Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), Matrix SPACE (Strategic Position and Evaluation), dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), terutama dalam perusahaan yang sedang berkembang. 3. Pembaca, sebagai tambahan informasi dan referensi bagi pembaca yang pada umumnya, dan khususnya bagi mahasiswa.
1.4 Batasan Penelitian
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan sampai tahap usulan tidak sampai implementasi tetapi dibuat sampai detail action plan-nya. 2. Data yang didapat dan digunakan adalah data hasil penyebaran kuesioner kepada beberapa karyawan PT. Vinindo Intra Pratama.
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa pengisian kuesioner sudah sesuai dengan kebutuhan penelitian dan jumlah kuesioner yang disebarkan sudah memenuhi batas minimum untuk data yang dapat diolah BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Strategi
2.2 External Traits
2.2.1 PESTLE Analisis PESTLE adalah suatu metode manajemen risiko yang digunakan agar bisa melakukan evaluasi lingkungan eksternal perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan cara membagi peluang dan risiko menjadi faktor di bawah ini.
Gambar 2.1 Pestle Analysis
a. Faktor Politik Faktor pertama yang dievaluasi oleh PESTLE analysis adalah faktor politik. Faktor ini akan mengevaluasi sejauh mana suatu kebijakan pemerintah dan pemerintah bisa memberikan dampak pada perusahaan.Berdasarkan laman Oxford College of Marketing, di dalamnya mencakup analisis terkait kebijakan politik dan juga stabilitas serta kebijakan perdagangan, perpajakan, dan juga fiskal. b. Faktor Ekonomi Smart Insight menjelaskan bahwa lingkungan ekonomi yang sesuai dengan brand bisa dinilai melalui demografis khusus sampai tingkat nasional. Dalam hal ini, faktor ekonomi mencakup perkembangan ekonomi, nilai tukar, suku bunga, tingkat inflasi, pendapatan konsumen, dan tingkat pengangguran. Berbagai faktor ini akan sangat mungkin memiliki dampak jangka panjang langsung ataupun tidak langsung pada perusahaan. Faktor tersebut juga akan berdampak pada daya beli pelanggan.Lebih dari itu, adanya perubahan ekonomi juga sangat berdampak pada model penawaran ataupun permintaan produk. Akibatnya, hal tersebut juga akan berdampak pada cara Anda dalam menentukan harga layanan dan produk. c. Faktor Sosial Di dalam PESTLE analysis, dimensi sosial yang dimaksud adalah karakteristik norma, demografis, adat istiadat, dan juga berbagai nilai populasi tempat perusahaan bergerak. Di dalamnya termasuk tren populasi, seperti tingkat pertumbuhan penduduk, distribusi pendapatan, usia, penekanan keselamatan, karir, kesadaran kesehatan, hingga gaya hidup dan hambatan budaya. Faktor sosial sangat penting bila perusahaan ingin mengarahkan produk pada karakteristik pelanggan tertentu. Selain itu, faktor ini juga bisa digunakan untuk mendapatkan sumber daya lokal dan kesediaannya untuk bisa bekerja dalam situasi tertentu. d. Faktor Teknologi Faktor ini berhubungan dengan inovasi dalam teknologi yang bisa memengaruhi operasi industri dan pasar, apakah bisa menguntungkan ataukah tidak. Di dalamnya mengacu pada tingkat inovasi, insentif teknologi, kegiatan penelitian, otomatisasi, pengembangan, perubahan teknologi, dan jumlah kesadaran teknologi yang dimiliki oleh target pasar. Faktor tersebut bisa memengaruhi keputusan untuk memasuki industri tertentu, meluncurkan produk tertentu atau melakukan kegiatan produksi di luar negeri. Dengan mengetahui hal apa saja yang terjadi dalam dunia teknologi, maka bisa membantu perusahaan agar lebih efektif dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan pengembangan teknologi yang berkaitan dengan produksi. e. Faktor Hukum Mungkin faktor ini mempunyai beberapa tumpang tindih dengan faktor politik, tapi, yang termasuk di dalam faktor hukum ini adalah undang- undang secara lebih spesifik. Contohnya adalah undang-undang cipta kerja, undang-undang hak cipta dan paten, undang-undang perlindungan konsumen, dan juga undang-undang kesehatan dan keselamatan. Perusahaan harus mengetahui apa saja boleh dan tidak boleh dilakukan agar kegiatan penjualan dan promosi bisa dilakukan secara sukses sesuai etika. Bila produk dipasarkan secara global di mancanegara, maka hal ini akan menjadi lebih rumit, karena setiap negara tentunya mempunyai peraturannya tersendiri. Perusahaan juga harus mengetahui potensi perubahan undang-undang dan pengaruhnya untuk bisnis di masa depan. f. Faktor Lingkungan Baru-baru ini, faktor lingkungan baru muncul ke permukaan. Faktor ini menjadi sangat penting karena mulai meningkatnya kelangkaan bahan baku, target polusi dan target jejak karbon yang ditetapkan oleh pemerintah. Di dalamnya termasuk aspek ekologi dan lingkungan, seperti iklim, cuaca, penyeimbangan lingkungan, dan perubahan iklim. Lebih dari itu, meningkatkan kesadaran akan potensi dampak perubahan iklim bisa mempengaruhi cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasi dan penawaran produk. Hal tersebut bisa digunakan untuk membuat CSR yang tepat dan lebih berkelanjutan.
2.3 Internal Traits
2.3.1 SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. a. Strength Faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara buyer dengan supplier. b. Weakness Faktor internal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan. c. Opportunity Faktor eksternal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang mendukung dalam pencapaian tujuan dapat berupa perubahan kebijakan, perubahan persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan hubungan supplier dan buyer. d. Threat Faktor eksternal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang menghambat perusahaan dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, meningkatnya bargaining power daripada supplier dan buyer utama, perubahan teknologi serta kebijakan baru.
2.3.2 Return on Investment (ROI)
2.3.2.1 Pengertian Return on Investment (ROI) Hasil Pengembalian Investasi atau lebih dikenal dengan namaReturn on Investment (ROI) atau Return on Total Assests, merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2010:115). ROI merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin tinggi rasio ROI, maka semakin baik keadaan suatu perusahaan begitu pula sebaliknya. ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas terpenting yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang diinvestasikan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Peningkatan keuntungan ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Kasmir (2010:136) mengemukakan, Return on Investment atau ROI dapat dihitung menggunakan rumus :
2.3.2.2 Faktor-faktor yang Menpengaruhi Return on Investment (ROI)
Besar kecilnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor antara lain : a. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi b. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam presentase dan jumlah penjualan bersih. Efek dari kedua faktor tersebut adalah ROI berubah apabila terdapat perubahan pada profit margin atau asset turnover. ROI naik ketika profit margin naik, dengan cara efisiensi sektor produksi, penjualan dan lain-lain. ROI naik ketika asset turnover juga besar dengan cara manajemen dalam membuat kebijaksanaan investasi dana dalam aktiva. 2.3.2.3 Kegunaan dan Kelemahan Return on Investment (ROI) Menurut Munawir (2004: 91) terdapat kegunaan dan kelemahan dalam analisis ROI. Kegunaan dari analisis ROI adalah sebagai berikut : a. Sebagai salah satu kegunaan yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka manajemen dengan menggunakan teknik análisis ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. b. Apabila perusahaan mempunyai data industri untuk diperoleh rasio industri, maka dengan analisis ROI ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya. c. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakantindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal kedalam bagian yang bersangkutan. d. Analisa ROI digunakan untuk pengukuran profitabilitas dari masing- masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost system” yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga akan dapat dihitung profitabilitas dari masing- masing produk. e. ROI berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk perencanaan. Misalnya ROI digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan jika perusahaan akan mengadakan ekspansi. Disamping kegunaan dari analisis ROI terdapat kelemahankelemahannya antara lain sebagai berikut : a. Kesukaran dalam membandingkan Rate of Return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa praktek akuntansi yang digunakan masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perbandingan tersebut akan memberikan gambaran yang salah. b. Kelemahan lain terletak pada fluktuasi nilai dari uang (daya beli) suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan dibeli pada waktu tidak terjadi inflasi dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investmentdan profit margin. 2.3.3 Value Chain Analysis (VCA) 2.3.3.1 Pengertian Value Chain Analysis (VCA) Value Chain merupakan suatu proses perusahaan dalammenentukan biaya yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai perusahaan, dimulaipada proses input sampai dengan output serta diterimanya produk oleh konsumenakhir. 2.3.3.2 TujuanValue Chain Analysis (VCA) Tujuan Value Chain Analysis adalah untuk mengidentifikasikan keunggulan dan kelemahan dalamaktivitas pada rantai nilai.
2.3.3.3 Jenis-jenis Aktivitas Value Chain Analysis (VCA)
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam Value Chain Analysis, dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
Gambar 2.2The Generic Value Chain
Dalam tiap-tiap aktivitas nilai, baik aktivitas utama (Primary Activities) maupun aktivitas pendukung (Support Activities), terdapat tiga jenis aktivitas yangmemainkan peran yang berbeda dalam menciptakan keunggulan kompetitif suatuperusahaan. a. Direct Activities, aktivitas yang secara langsung terlibat dalam penciptaan nilai bagi pembeli, yang meliputi perakitan, pembuatan komponen, operasi tenagapenjualan, periklanan, desain produk, perekrutan. b. Indirect Activities, aktivitas yang memungkinkan untuk dilakukannya aktivitaslangsung secara terus menerus, meliputi pemeliharaan, penjadwalan, administrasi. c. Quality Assurance, aktivitas yang menjamin mutu aktivitas lain, meliputiinspeksi, pengujian, pemantauan, pemeriksaan, pengerjaan, perbaikan mutu. 2.3.3.4 Tahapan-tahapanValue Chain Analysis (VCA) Menurut Widarsono yang dikutip oleh Wisdaningrum (2013) dalamjurnalnya, Value Chain memiliki tiga tahapan yaitu sebagai beikut: a. Mengidentifikasikan aktivitas Value Chain Perusahaan mengidentifikasi aktivitas Value Chain yang harus dilakukan olehperusahaan dalam proses desain, pemanufakturan, dan pelayanan kepada pelanggan. b. Mengidentifikasi Cost Driver pada setiap aktivitas nilai Cost Driver merupakan faktor yang mengubah jumlah biaya total, oleh karena itutujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas dimana perusahaanmempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan biaya potensial. c. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya ataumenambah nilai Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif potensial dansaat ini dengan mempelajari aktivitas nilai dan cost driver yang diidentifikasikandiatas. 2.3.4 Matrix EFE(External Factor Evaluation) Matriks EFE merupakan sebuah daftar yang membuat serangkaian faktor strategis eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman. kelebihan alat analisismatriks EFE adalah agar para penyususun strategi dapat merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, demografi, lingkungan dan budaya,pilitik, hukum dan pemcerintahan, serta teknologi dan lingkungan industri. Langkah-langkah dalam penyusunan pengembangan matriksEFE adalahsebagai berikut (David,2004) : a. Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yang diidentifikasi dalam prosesaudit ekternal, terdiri peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaandan industrinya. b. Tentukan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai1,0(amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebutagar berhasil dalam industri. Peluang sering mendapat bobot lebih besardaripada ancaman. Tetapi, ancaman dapat mendapatkan bobot tinggi, jikaberat atau sangat mengancam. c. Tentukan rating setiap critical success factor antara 1 sampai 4, di mana: 1 = respon jelek 2 = respon rata-rata 3 = respon di atas rata-rata 4 = respon luar biasa Peringkat didasarkan atas keadaan perusahaan, sedangkan bobot padalangkah 2 didasarkan pada industri. Peluang maupun ancaman dapatmemperoleh peringkat 1, 2, 3 dan 4. d. Kalikan bobot nilai dengan nilai peringkat untuk mendapatkan skor semuacritical success factors. e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaanyang dinilai. Skor total 4,0 mengidentifikasi bahwa organisasi merespondengan cara yang luar biasa terhadap peluang- peluang dan ancaman-ancaman di pasar industinya. Sementara, skor total 1,0 menunjukkanbahwa organisasi tidak memanfaatkan peluang-peluang dan ancaman-ancamanekternal.
Gambar 2.3Contoh Matrix EFE
2.3.5 Matrix IFE(Internal Factor Evaluation) Matriks IFE digunakan untukmengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuataan dankelemahan yang dianggap penting, khususnya dalam bidang fungsional. Matriksini juga menjasin landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubunganantar bidang. Dalam membuat matriks ini dibutuhkan penilaian yang bersifatintuitif. Tahapan kerja yang harus dilakukan antra lain: a. Buatlah daftar faktor-faktor internal yang diidentifikasi dalamproses audit internal, terdiri kekuatan dan kelemahan. b. Tentukan bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai1,0(terpenting). Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobotdicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. c. Tentukan rating setiap critical success factor antara 1 sampai 4, di mana: 1.= kelemahan besar 2.= Kelemahan Kecil 3.= Kekuatan Besar 4.= Kekuatan kecil Rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industry dimana perusahaan berada. d. Kalikan bobot nilai dengan nilai rating-nya untuk menentukan nialaiyang dibobotkan untuk setiap variabel. e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagiperusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilai di bawah2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah.Sedangkan jika nilai berada di atas 2,5 menandakan posisi internal kuat.Sama halnya dengan matriks EFE. Matriks IFE terdiri dari cukup banyakfaktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobotkarena selalu berjumlah 1,0. Gambar 2.4Contoh Matrix IFE 2.3.6 MATRIX IE(Internal External) Gabungan kedua matriks IFE dan EFE menghasilkan matriks eksternal- internal yang berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi totalnilai terboboti dari matriks-matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks iniadalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.Diagram tersebut dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan, tetapi padaprinsipnya ke sembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama,yakni : 1. Sel I, II dan IV disebut strategi Tumbuh dan Membangun. Strategi yang cocok adalah Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar danpengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal). 2. Sel III, V dan VII disebut strategi Pertahankan dan Pelihara.Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yangbanyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini. 3. Sel VI, VIII dan IX disebut strategi Panen dan Divestasi. Nilai-nilai IFEdikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0-4,0). Sedang (2,0-2,99) dan Rendah(1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam Kuat (3,0-4,0),Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0-1,99) Bentuk matriks IE (InternalEvaluation) serta hubungannya dengan EFE dan IFE dapat dilihat padaGambar 2.5.
Gambar 2.5 Contoh Matrix IE
2.3.7 MATRIX C-P Menurut David, Fred (2013:113) Matriks CPM (Competitive Profile Matrix) adalah matriks yang mengidentifikasi pesaing-pesaing utama dari suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus pesaing dalam hubungan dengan posisi strategis dari perusahaan. Matriks ini dapat membantu perusahaan dalam membandingkan apa yang menjadi keunggulan pada tiap-tiap perusahaan.
Gambar 2.6 Contoh Matrix CP
Dalam Matriks CPM , peringkat dan skor bobot total perusahaan- perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan sampel. Peringkatnya mengacu pada kekuatan, 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, 1 = sangat lemah. 2.3.8 MATRIX SPACE(Strategic Position And Action Evaluation) Menurut Fred R. David (2009) Matriks posisi strategi dan evaluasi tindakan (Strategic Position and Action Evaluation – SPACE), merupakan alat pencocokan tahap 2 penting yang lain. Alat ini terdiri dari kerangka kerja empat kuadran yang menunjukan apakah strategi agresif, konservasi defensive, atau bersaing paling cocok untuk suatu organisasi. Sumbu matriks SPACE menggambarkan dua dimensi internal (kekuatan keuangan [FS, Financial Strength] dan keunggulan bersaing [CA, Competitive Advantage] dan dua dimensi eksternal (stabilitas lingkungan [ES, Environmental Stability] dan kekuatan industry [IS, Industry Strength]). Ke empat faktor ini penentu paling penting dari posisi strategis organisasi secara keseluruhan. Menurut Fred R. David (2009) langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembangkan Matriks SPACE adalah sebagai berikut : 1. Pilih serangkaian variable untuk menentukan kekuatan financial (FS), keunggulan kompetitif (CA), Stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan Industri (IS). 2. Nilai variable-variabel tersebut menggunakan skala 1 (paling buruk) sampai 6 (paling baik) untuk FS dan IS. Nilai variable tersebut menggunakan skala -6 (paling buruk) sampai -1 (paling baik) untuk ES dan CA. pada sumbu FS dan CA, IS, dan ES. 3. Menghitung nilai rata-rata dari FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlah nilai-nilai yang diberikan pada variable dari masing-masing dimensi dan membagi dengan jumlah variable yang disertakan dalam setiap dimensi. 4. Menggambarkan titik nilai rata-rata FS, IS, ES dan CA pada sumbu yang tepat dalam Matriks SPACE. 5. Tambahkan dua nilai pada sumbu-x dan gambarkan titik resultan pada X. Tambahkan juga dua nilai pada sumbu-Y dan gambarkan titik resultan pada Y. gambarkan perpotongan titik xy yang baru. 6. Gambar vector penunjuk arah dari matriks SPACE semula lewat titik perpotongan yang baru. Vector ini mengungkakan tipe strategi yang direkomendasikan untuk organisasi: agresif, bersaing, defensive, atau konservatif.
Gambar 2.7 Matrix SPACE
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart Metodologi Penelitian
3.2 Tahap-Tahap Metodologi Penelitian
Berikut ini adalah tahapan-tahapan metodologi penelitian pada studi kasus manajemen strategi sebagai langkah untuk pengembangan usaha dengan studi kasus PT Vinindo Intra Pratama
3.2.1 Studi Literatur
Studi Literatur dilakukan untuk mencari referensi dari penelitian terdahulu yang dapat digunakan untuk lebih memperdalam materi dan juga sebagai alat bantu dalam proses pengumpulan dan pengolahan data serta metode yang akan digunakan dalam penelitian.
3.2.2 Studi Lapangan
Kegiatan studi lapangan dilakukan di PT. Vinindo Intra Pratama dengan bantuan narasumber yang bekerja di sana PT. Vinindo Intra Pratama. 3.2.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk materi manajemen strategi adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner untuk beberapa bagian PT. Vinindo Intra Prataman terkait aspek yang mempengaruhi pengembangan usaha dan persaingan bisnis dengan usaha serupa. 3.2.4 Pengolahan Data Pada tahap ini pengolahan data menggunakan metode IFE(Internal Factor Evaluation), EFE(External Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), Matrix SPACE (Strategic Position and Evaluation), dan untuk memutuskan strategi yang dipilih dalam pengembangan usaha digunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
3.2.5 Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah mendapat hasil dari pengolahan data yang dilakukan. Hasil analisa data digunakan untuk membuat kesimpulan dari penelitian dan memberikan solusi pada pengembangan usaha PT Vinindo Intra Pratama. 3.2.6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran yang didapatkan dari hasil pengolahan data menggunakan metode metode IFE(Internal Factor Evaluation), EFE(External Factor Evaluation), CPM (Competitive Profile Matrix), Matrix SPACE (Strategic Position and Evaluation), dan untuk memutuskan strategi yang dipilih dalam pengembangan usaha digunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) digunakan sebagai usulan perbaikan di PT. Vinindo Intra Pratama.