Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA FASHION STORY JAKAL

Huliati (205743)
Business Marketing Analysis, Strata 1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata
Ambarrukmo
E-mail: huliacsb9@gmail.com

ABSTRAK

Strategi bisnis merupakan analisis lingkungan internal dan eksternal dengan


penekanan pada implikasi lingkungan terhadap strategi perusahaan. Yang dimana
bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dan menemukan
posisi perusahaan dalam industri sehingga perusahaan dapat melindungi diri terhadap
pesaing. Persaingan pasar yang semakin ketat sehingga perusahaan perlu adanya
penelitian pengembangan strategi usaha agar perusahaan dapat bertahan dari tekanan
persaingan. Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur dengan
menggunakan purposive sampling dalam pemilihan narasumber . metode pengujian
validitas data penulis menggunakan triangulasi sumber. Fashion story jogja merupakan
salah satu toko di bidang industri fashion yang terletak di Jl. Kaliurang No. 10, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. objek yang di gunakan pada
penelitian ini ialah fashion story jogja sedangkan subjek yang di gunakan ialah sumber
daya manusia dari fashion story. Penelitian ini menggunakan analisis PEST dalam
menganalisa lingkungan eksternal dan Porter’s Five-Force Model serta menggunakan
lingkungan internal melalui fungsi bisnis. Selanjutnya menggunakan analisis SWOT
kemudian dibentuk matriks SWOT sehingga dapat menghasilkan beberapa alternatif
dalam mengembangkan strategi bisnis untuk fashion story. Dari hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan bisinis yang paling tepat bagi
perusahaan ialah strategi intensif. Dengan ini perusahaan dapat mencapai tujuan yang
diingkinkan serta dapat bertahan terhadap tekanan persaingan.

Kata Kunci--- Strategi bisnis, analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan


internal, matriks SWOT

I. PENDAHULUAN

Perkembangan dunia bisinis yang semakin meningkat saat ini yang membuat
perusahaan harus siap menghadapi maraknya persaingan yang pesat, perusahaan bukan
hanya sekedar menjual produk dengan harga yang relatif murah dan produk
ditempatkan dengan mudah untuk dijangkau oleh konsumen, dalam konteks ini banyak
sekali brand-brand baru yang bermunculan untuk sebuah produk. Hal ini dilihat dari
banyaknya produk sejenis dengan manfaat yang sama yang di tawarkan dipasar yang
menjadi acaman bagi setiap perusahaan. Di indonesia, sektor industri merupakan salah
satu komponen utama yang membangun perkembangan ekonomi nasional. Saat ini
persaingan antar perusahaan dari berbagai sektor industri semakin ketat. Sektor industri
yang paling banyak diminati yaitu bidang industri fashion (pakaian) . setiap tahun
model fashion selalu berubah dan berkembang, sesuai dengan ide pemikiran manusia,
dan perkiembangan teknologi, serta mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang kita
ketahui pakaian ialah salah salah satu kebutuhan primer yang harus terpenuhi maka dari
itu perkembangan model busana, fashion dan lain-lain di indonesia sudah semakin
banyak peminatnya.

Dari banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri fashion (pakaian),


Fashion Story ialah salah satu grosir yang terletak di Jl. Kaliurang No. 10, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. produk yang ditawarkan fashion
story ialah berupa pakaian laki-laki, pakaian wanita mulai dari remaja hingga dewasa.
Dilihat dari banyaknya persaingan bisnis di bidang industri pakaian di jogja, telah
banhyak toko pakaian yang baru di buka membuat makin ketatnya persaingan di pasar.
Fashion story bukan satu-satunya toko baju yang benjual berbagai pakaian wanita dan
laki-laki namun banyak sekali toko yang berdiri berdekatan dengannya seperti toko
Aisya, toko vienna Tk.fashion story, toko padupadan, dan masih banyak lagi lainnya.
Dalam menjalani bisnis, fashion story mengalami berbagai masalah seperti dalam
menghadapi selera customer yang selalu berubah yang menginginkan beraneka ragam
produk fashion yang berkualitas dengan harga yang relatif murah, sehingga fashion
story mengalami kesulitan dalam mrenjalani strategi bisnis yang tepat untuk
perusahaannya agar dapat memenuhi kebutuhan customer dan dapat bertahan dalam
tekanan tersebut. Menurut (Andriyanto, 2017)) dalam Alma, dan Priansa (2009:115-
125) mengatakan Analisis SWOT adalah penilaian terhadap hasil identifikasi situasi,
untuk menentukan apakah suatu kondisi dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan,
peluang atau ancaman. Analisis SWOT merupakan bagian dari proses perencanaan. Hal
utama yang ditekankan adalah bahwa dalam proses perencanaan tersebut, suatu institusi
membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan gambaran ke depan yang
mempengaruhi proses pencapaian tujuan institusi. Dengan analisa SWOT akan
didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral,
kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisa lingkungan internal dan
eksternal yang dilakukan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti strategi bisnis
seperti apa yang tepat untuk Fashion Story kedepannya.

Definisi strategi bisnis

Strategi bisnis merupakan rencana strategi yang terjadi pada tingkat divisi dan
dimaksudkan bagaimana membangun serta memperkuat posisi bersaing produk dan jasa
perusahaan dalam industri tertentu yang dilayani divisi tersebut (Hariadi 2003:34).
Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya tentu harus mempunyai strategi bisnis yang
benar-benar siap untuk memuaskan para customer, dapat mencapai tujuan yang
ditentukan serta dapat memenangkan persaingan. Maka dari itu dalam memanagemen
strategi tersebut terdapat beberapa langkah dalam prosesnya yaitu dengan
mengindentifikasikan misi, tujuan, dan strategi organisasinya terlebih dahulu, kemudian
selanjutnya menganalisi Eksternal (Peluang dan ancaman), analisi internal (kekuatan
dan kelemahan) mempormulasi strategi, mengimplementasi strategi, dan yang terakhir
mengevaluasi hasil.
Analisis lingkungan
Proses awal yang dilakukan dalam manegemen strategi yang bertujuan untuk
memantau lingkungan perusahaan yaitu dengan menganalisis lingkungan. Lingkungan
perusahaan disini mencakup semua faktor, mulai dari dalam maupun luar perusahaan
yang dapat mempengaruhi pencapaian yang diinginkan. Lingkungan internal akan
mencakup mengenai managemen pemasaran, keuangan, produksi, SDM, dan operasi
sistem informasi managemen perusahaan. Sedangkan lingkungan eksternal akan
mencakup mengenai persaingan antar perusahaan, potensi masuknya pesaing, potensi
pengembangan produk pengganti, kekuatan tawar menawar dari pemasok serta kekuatan
tawar menawar dari customer.

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode analisi perencanaan strategis yang digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal maupun
lingkungan internal untuk suatu tujuan bisnis tertentu. SWOT merupakan akronim dari
kata strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang) dan threats
(ancaman)

Matriks SWOT

Matriks kekuatan- kelemahan-peluang-ancaman (strength-weaknesses-opportunities-


threats-SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang pentin g yang membantu para
manajer pencocokan yang penting yang membantu para manager mengembangkan
empat jenis strategi: strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang),
Strategi ST (kekuatan-ancaman) (kelemahan-ancaman). Mencocokan faktor-faktor
eksternal dan internal utama merupakan hal tersulit dalam mengembangkan matriks
SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik. (David 2010:327)

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu pnelitian kualitatif deskriptif. Metode
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, ucapan pribadi,
dan nantinya metode ini menghasilkan data deskriptif. Tujuannya adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Ciri-ciri
deskriptif bukan hanya menggambarkan mengenai situasi atau kejadian, tetapi juga
menerangkan hubungan, menguji, hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta
mendapatkan arti dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. (Rukajat,
2018:1). Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan fakta-fakta jelas
untuk memperoleh informasi mengenai objek yang diteliti. Peneliti menggunakan
metode ini karena peneliti akan meneliti strategi yang tepat untuk Fashion Story dalam
menjalankan bisnisnya.

Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan peneliti menggunakan


wawancara semiterstruktur yaitu dimana pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan yang lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara di
minta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara , peneliti perlu
mendengarkan secara jelas dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Alat-
alat yang digunakan dalam wawancara yaitu pedoman wawancara dan recorder yang
digunakan untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan (cooper :2008).

Penentuan narasumber dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling


yang dimana teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangn
tertentu, yaitu partisipan memiliki keunikan maupun karakteristik pada pengalaman,
perilaku, persepsi, baik secara konseptual maupun teoristis yang dapat dikembangkan
selama proses wawancara (Cooper 2008:169). Untuk mendapatkan informasi yang lebih
akurat dari narasumber yang memahami pembahasan penelitian maka teknik purposive
inilah yang tepat untuk digunakan, sehingga penulis dapat menyajikan data yang
kredibel.

Para narasumber yang akan diwawancara oleh peneliti adalah seorang yang dianggap
memiliki pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai situasi, kondisi subjek
penelitian dari Fashion Story. para nasrasumber tidak lain dari pemilik Fashion Story,
karyawan Fashion Story, serta customer yang datang berbelanja.

Dalam menguji keabsahan data disini peneliti menggunakan teknik triangulasi. Pada
perinsipnya triangulasi model pengecekkan data yang di gunakan untuk menentukan
apakah sebuah sebuah data benar-benar cocok untuk sebuah fenomena pada sebuah
penelitian. Menurut Sugiyono (2010:464) Triangulasi dapat diartikan sebagai
pengecekan data dari sebuah sumber dengan berbagai cara dan berbagai watktu.
Terdapat riga macam triangulasi yaitu triangulasi sumber,triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Peneliti akan melakukan wawancara terhadap
narasumber yang ada di Fashion Story dengan bebrapa pertanyaan sama untuk menguji
apakah data yang diperoleh dari satu narasumber dengan narasumber lainnya apakah
valid atau tidak.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Eksternal Fashion Story menggunakan Five’a Porces Analysis Model:

a. Persaingan Antar Perusahaan sejenis

Dalam industri Fashion tak heran apabila perusahaan mengalami persainagan yang
begitu ketat karena banyak sekali perusahaan yang bergerak di bidang yang sama
apalagi intensitas persaingan antara perusahaan cenderung meningkat ketika jumlah
pesaing terus bertambah. Ketika customer dapat dengan sangat mudah berganti
merk,jika model pakain terus berubah karena mengikuti perkembangan trend tahun
demi tahunnya. Pesaing baru juga masuk dengan kapastitas dan kekuatan yang sama
dengan perushaan. Dalam industri ini Fashion Story memiliki banyak sekali pesaing
yang letaknya tidak jauh dari perusahaan seperti toko Aisya, toko vienna Tk.fashion
story, toko padupadan, dan masih banyak lagi. Hal inilah yang mengakibatkan Fashion
Story memiliki persaingan yang begitu ketat. Banyaknya pesaing di industri fashion ini
akan menjadi ancaman bagi perusahaan sehingga Fashion Story harus siap dengan
segala ancaman tersebut. Namun untuk permintaan dari customer sejauh ini belum
mengalami penurunan meski banyaknya pesaing yang berdiri dibidang industri yang
sama dengan Fashion story. kenapa demikian, karena fashion story selalu menjaga
kualitas dan membandrol harga yang terbilang relatif murah untuk produknya agar
pelanggan tetap setia untuk berbelanja di Fashion Story. Bukan hanya ini Fashion Story
juga selalu memberikan diskon kepada pelanggan yang telah memiliki Card Mamber
tanpa ada minimal belanja.

b. Potensi Masuknya Pesaing Baru

Yang menjadi hambatan bagi Fashion Story karena adanya pesaing baru yaitu harga,
karena jika Fashion Story menjual produk dan brand serta merek yang sama pastinya
terutama akan beraing dalam membandrol harga.selain itu hambatan utama yang
dialami Fashion Story yaitu dari segi design produk . karena, pesaing yang baru masuk
bisa saja menjual pakain yang sama dengan Fashion Story dengan harga yang jauh lebih
murah. Namun Fashion Story memiliki cara dalam menghadapi pesaingyaitu dengan
terus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan harga yang terbaik dari
supplier agar dapat bersaing dengan pesaing-pesaing baru lainnya.

c. Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Fashion Story bisa saja mempunyai produk pengganti untuk pakaian namun hanya
dapat digantikan dengan pakaian juga namun dengan model yang sama tapi dengan
merk yang berbeda. Dan harga produk pengganti ini pasti akan mempengaruhi usaha
dari Fashion Story, karena sebagian customer lebih mengutamakan merk baju yang
mereka biasa beli dan ini dapat berdampak pada penjualan di Fashion Story. Adanya
produk pengganti bisa mempengaruhi keberlangsungan bisnis dari toko Fashion Story
ini. Karena penilaian kualitas barang biasanya dilihat dari dari segi harga dan kualitas,
namun kembali lagi tergantung pada penilaian pelanggan. Produk perngganti dapat
berperan sebagai barang yang mempunyai fungsi yang sama namun bisa saja
mempunyai fungsi atau kualitas yang lebih baik atau bahkan lebih buruk dibandingkan
dengan barang yang ada sebelumnya.

d. Daya Tawar Pemasok

jumlah tingkat pemasok dalam perusaahaan Fashion Story terbilang tinggi. Fashion
Story juga memiliki anak cabang perusahaan khusus untuk memasok bahan baku.
Fashion story selalu memilkiki hubungan baik dengan para pamasok sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam mencari pemasok. Dengan berjalinnya hubungan yang baik
antara pemasok dengan perusahaan tentu ini menjadi peluang yang besar bagi
perusahaan karena nantinya pemasok akan lebih percaya dan selalu memberikan harga
yang murah. Namun harga yang ditawarkan pemasok pada perusahaan Fashion Story
tentunya memiliki price list tersendiri dan pastinya ada diskon khusus yang ditawarkan .
pemasok akan semakin banyak memberikan diskon kepada perusahaan apabila semakin
banyak barang yang dibeli. Terlepas dari itu tidak selamanya barang yang yang
dibutuhkan perusahaan selalu dimiliki oleh pemasok atau barang tersebut habis inilah
yang akan menjadi acaman bagi perusahaan.

e. Daya Tawar Konsumen

produk- produk berupa pakaian yang di jual oleh Fashion Story selalu dibanjiri oleh
permintaan konsumen. Terlebih lagi Fashion Story menjual barang-barang yang fast
moving yang cepat laku karena Fashion Story selalu mengikuti tren fashion yang
diminati apalagi di kalangan remaja. Daya tawar konsumen yang di miliki oleh
perusahaan ini cukup besar sehingga perusahaan memiliki prioritas bagi para customer
yang membeli secara retail. Bukan hanya itu Fashion Story juga memiliki strategi
bisinis agar konsumen lebih memilih berbelanja di perusahaannya dari pada
perusahaaan lain dengan menjual barang dengan haraga yang lebih murah dari pada
perusahaan pesaing. Dengan memberikan harga yang jauh lebih murah serta pelayanan
yang memuaskan, tentu ini membuat perusahaan mempunyai peluang untuk membuat
konsumen lebih loyal terhadap perusaahaan. Sedangkan ancamannya apabila
perusahaan tidak mempunyai barang yang yang dibutuhkan kosumen maka konsumen
akan berpindah ke pesaing lain.

Analisis Lingkungan Internal

a. Pemasaran

Setiap perusahaaan pasti memiliki cara dalam memasarkan produk jualanya. Fashion
Story contohnya memasarkan produknya dengan cara mempromosikan produk
pakaiannya melalui akun media sosial milik preusahaan seperti Facebook, whatshapp,
dan Instagram. Selain itu fashion story juga menjual produk-produk nya melalui
aplikasi E-commerce yaitu shoppe. Target pasar yang ditujukan oleh Fashion story
dengan produk yang dijualnya yaitu kalangan remaja baik laki-laki maupun perempuan
yang berusia mulai 17-30 tahun. Namun tentunya target pasar tidak selamanya sesuai
dengan harapan karena ada kalanya target akan naik turun, apabila keadaan pasar sepi
maka akan turun begitu juga sebaliknya. Lokasi perusahaan bisa di bilang strategis
karena berada di pinggir jalan raya sehingga membuat para konsumen tidak kesusahan
mencari lokasinya. Tidak banyak hal yang dilakukan fashion story untuk menawarkan
barangnya kepada pembeli karena hanya dengan memposting produk jualannya melalui
media sosial dan E-commerce saja itupun sudah ramai pembelinya. Namun dalam
memasarkan produknya Fashion Story juga melihat kondisi ramai pada saaat tertentu.
Misalnya pada saat musim lebaran maka akan lebih banyak menjual pakain-pakaian
muslim maka akan dicarikan barang-barang sesuai kebutuhan pelanggan. Layanan
pelanggan yang dilakukan oleh Fashion Story melalui media sosial maupun customer
datang langsung ke toko di layani dengan sangata baik dan past respon sehingga
semuanya berjalan dengan baik tanpa ada kendala. Terkait dengan harga Fashion Story
memiliki cara dalam menentapkan harga kepada pelanggan yaitu dengan menggunakan
harga yang lebih murah dari pesaing terlebih lagi apabila pelanggan membeli barang
dalam jumlah banyak maka akan diberikan potongan harga. Bukan hanya itu apabila
produk ada promo maka akan di jual dengan harga yang murah juga. Dalam
pendistribusian barang kepada customer fashion Story menggunakan jasa ekpedisi
pengiriman barang seperti JNE, JNT dan sebagainya untuk mengirim barang pembeli
yang melakukan transaksi online. Aktivitas tersebut menckup pergudangan, saluran dan
cakupan distribusi, lokasi ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan,
transportasi, perdangangan besar dan perdaganagan ritel. Kegitan pemasaran yang
dilakukan Fashion Story sejauh ini sudah berjalan dengan baik.

Sebenarnya ada 7 fungsi dasar dalam pemasaran yaitu analisis konsumen, penjualan
produk dan jasa, perencanaan produk barang dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset
pemasaran dan analisis peluang. Namun disini Fashion story hanya menerapkan 4
fungsi dasar karena Fashion Story tidak pernah melakukan riset pemasaran, analisis
peluang, dan perencanaan produk barang dan jasa.

b. keuangan

kegiatan pengelolaan keuangan dalam Fashion Story sudah cukup baik. Setiap hasil
pendapatan dan hasil penjualan dimasukan ke pembukuan. Lewat pembukuan yang
dilakukan , pemilik perusahaan dapat melihat hasil pejualan dan pendapatan setiap
harinya. Fungsi keuangan dijalankan oleh bagin revisi keuangan sendiri. Perusahaan
memiliki cara sendiri dalam mengevaluasi kinerja dalam keuangan dengan cara audit
yaitu dengan melihat apakah ada selisih dalam saldo. Selain itu, laporan keuangan
dilakukan setiap bulan dan harus memenuhi deadline yang telah ditentukan. Setiap
tahun perusahaan Fashion Story selalu profit tidak pernah ada kendala yang membuat
perusahaan mengalami kerugian.

c. Fungsi Operasional

dilihat dari aspek produksi atau operasional pada toko Fashion Story sudah terbilang
berjalan dengan baik. Menurut david (2013) mengatakan bahwa terdapat 5 fungsi
operasional yang harus dapat berjalan dengan baik yaitu capacity, inventory, workforce,
quality, process. Tetapi Fashion story hanya menerapkan empat dari kelima fungsi
tersebut. Kenapa demikian, karena Fashion Story tidak process memproduksi
barangnya sendiri. Melainkan langsung membeli produk pakaina dari pemasok. Berikut
adalah 4 fungsi operasional yang ditrerapkan oleh toko Fashion Story:

1. capacity

Produk yang di jual Fashion Story selalu mengutamakan kualitas sebuah produk.
Sebelum memasan seberapa banyak pakaina yang dipesan, Fashion Story terlebih
dahulu melihat kondisi pasar dan memperhitungkan beberapa banyak pakaian yang
akandipesan hal ini dilakukan untuk ,menghindari kelebihan stock pakaian yang dapat
menyebabkan pakaian tersebut diobral. Karena model pakaian sangat cepat sekali
mengalami perubahan karena mengikuti trend.

2. inventory

Pemesanan produk dari pemasok dapat dipesan kapan saja, namun melihat kondisi
dipasaran juga dalam menentukan banyaknya produk yang akan dipesan. Karena jika
terlalu banyak yang memesan 1 model produk pakaian dan tidak terjual semua maka
akan menjadi baju obral. Barang baru yang yang dikirim oleh pemasok tersebut nanti
akan disimpan digudang. Pemesanan akan meningkat ketika mendekati bulan puasa dan
lebaran, karena permintaan konsumen meningkat. Oleh karena itu, stock barang juga
menjadi perhitungan yang sangat penting.

3. workforce

Jumlah karywan Fashion Story sudah cukup banyak dan pengelolaan tenaga kerjanya
sudah terbilang cukup bagus karena sudah tidak dibutuhkan penambahan karyawan lagi.
Ketika toko sedang ramai karyawan bagian lainpun untuk membantuk untuk melayani
pelanggan.

4. quality

Fashion story selalu memastikan bahwa produk yang dijualnya memiliki kualitas yang
tinggi karena sebelum mengorder barang ke pemasok fashion story mengutamakan
kualitas serta harga yang dipertimbangakan cocok atau tidak untuk dipasarkan.

d. Fungsi Sumber Daya Manusia


Terdapat 4 fungsi sumber daya manusia yaitu:
1. Pembagian kerja, Rekrutmen dan Seleksi
Fashion story telah menerapkan pembagian kerja yang terdiri dari bagoan
pemasaran, bagian keuangan, bagian operasional, dan bagian sumber daya manusia.
Untuk proses rekrutmen dan seleksi Fashion story memberikan syarat-syarat tertentu.
Kemudian melakukan interview terhadap para karywan baru. Dalam mencari karyawan
baru Fashion Story biasayan membuat iklan kemudian di share melalui media sosial
miliknya. Penempatan kerja dibagian operasional bertugas untuk mengambil barang
serta mengatur persediaan yang ada ditoko, sedangkan bagian pemasaran bertugas
mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran, bagian
keuangan bertugas mengelola keuangan dan bagian sumber daya alama bertugas
mengatur semua yang berhubungan dengan karyawan.
2. Pengarahan Karyawan
Pengarahan bisa dilakukan dengan melakukan pelatihan, di harapkan semua
karyawan bisa berkerja secara efektif dan efisien dengan cara meningkatkan
keretarmpilan teknis dan moral karyawan . Fashion Story akan juga akan melakukan
pengarahan apabila ada karyawan yang melakukan keslahan saat berkerja. Pengarahan
tersebut dilakukan agar terjadi kerja sama yang baik antar karyawan yang berkerja di
Fashion Story ini.
3. Pengendalian karyawan
Pengendalian karyawan agar dapat berkerja sesuai dengan peraturan perusahaan
dengan memberikan kompensasi beriupa uang atau barang sebagai tanda balas jasa pada
karyawan. Agar semua karyawan dapat berkerja dengan lebih baik lagi. Fashion Story
menerapkan pemberian gaji pada karyawan setiap bulan, dan uang makan setaiap hari
bukan hanya itu karyawan akan diberikan bonus bagi yang yang masuknya 1 bulan full
dan THR diberikan pasa saat hari raya.
4. memelihara hubungan dengan karyawan
Dalam menjaga hubungan karyawan dengan perusahaan dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan kesejahteraan karyawan dan memberikan perlakuan yang adil tanpa
membeda-bedakan karywan satu denagn yang lainnya.selain ituy owner dari Fashion
story selalu tembuhkan rasa saling menghormati dang menghargai antar karyawan,
dengan begitu karyawan akan merasa di hargai dan membuat karyawan termotivasi
menungkatkan kinerjanya.

Analisis SWOT
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
(STRENGTH) (WEAKNESS) (OPPORTUNITY) (THREATS)
1. Fashion story 1. tidak bisa 1. memiliki lokasi 1. adanya
memiliki kualitas membuat produk toko yang strategis pesaing baru
bahan pakain yang atau desain sendiri yang terus
bagus karena langsung bertambah.
membeli pakaian dari
pemasok
2. kualitas layanan 2. model baju banyak 2. aadanya tradisi 2. daya tawar
yang memuaskan dijual oleh pesaing lebaran yang konsumen yang
serta mengikuti membuat permintaan tinggi
perkembangan konsumen semakin
tekhnologi dalam meningkat sehingga
menjalankan mendapatakan
bisnisnya keuntungan yang
berlipat ganda
3. harga murah 3. belum punya 3. adanya
armada sendiri untuk persaingan
mengirim barang. harga dengan
Fashion story masih para pesaing
menggunakan jasa
ekspedisi
4. memiliki 4. mudahnya
hubungan yang baik bagi pendatang
dengan dengan baru untuk
pemasok dan masuk di
customer industri ini

Formulasi Strategi

Strategi yang digunakan oleh Fashion Story selama ini yaitu dengan tetap menjadi
kualitas pelayanannya dan selalu mengutamakan tingkat spesifikasi barang yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh para customer dan didukung dengan harga yang
kompetif juga. Selain itu Fashion Story menerapkan strategi alternatif yaitu dengan
menggunakan matriks SWOT yang bisa dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan


peluang. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan bersaing dalam dalam
menanggapi peluang-peluang yang ada contonya melakukan pengembangan pasar
dengan memperluas pasar. perusahaan dapat menggunakan kekuatan seperti
memeberikan harga yang lebih murah dari pesaing lainnya, memberikan kualitas yang
lebih baik, pelayanan yang memuaskan dan memiliki hubungan yang baik dengan para
pemasok dan konsumen sehingga dapat memeudahkan untuk mengambil peluang dan
dapat memperluas jangkauan pasar.

2. strategi WO (Weakness-opportunity)

Strrategi ini merupakan strategi untuk mengatasi mengatasi kelemahan dengan


memanfaatkan peluang. Strategi ini dapat dapat memperbaiki kelemahan yang ada
dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapakn oleh
perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan harus mampu memproduksi atau mendesain produk sendiri sehingga


dengan ini perusahaan dapat mengontrol kualitas produk karena kendali ada di tangan
perusahaan sendiri. Dan akan lebih baik apabila ketika berbisnis dengan menjual produk
buatan sendiri , produk itu kan memiliki Unique Selling Point (USP). Sehingga
perusahaan tidak harus bersaing lagi dalam hal harga karena keunikan produk sendiri
menjadi nilai tambah yang pastinya tidak dimiliki pesaing.

b. Model pakaian yang dijual oleh Fashion Story banyak juga dijual oleh pesaing hal ini
menjadi kelemahan sehingga untuk mengatasinya, perusahaan harus mengembangkan
model-model baru sesuai trend sehingga yang tidak dimiki oleh pesaing.

c. Belum adanya armada sendiri untuk mengirim barang juga merupakan kelemahan
dari perusahaan karena ini. Maka dari itu perusahaan harusnya memiliki aramda sendiri
sehingga lebih mempermudah dalam pengiriman barang keluar pulau.

3. Strategi ST (Strength-threats)

Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi


ancaman.ancaman yang dimiliki oleh perusahaan yaitu adanya pesaing baru yang terus
bertambah, daya tawar konsumen yang tinggi, persaingan dalam hal harga, serta
mudahnya pendatang baru untuk masuk ke industri yang sama. Strategi yang bisa
dilakukan untuk mengatasi ancaman tersebut yaitu dengan meningkatkan pangsa pasar
sehingga tidak kalah dari pesaing baru, memberikan harga yang kompetitif dengan tetap
mempertahankan kualitas produkdan selalu memberikan pelayanan yang memuaskan
kepadan pelanggan sehingga pelanggan tidak beralih ke toko pesaing lainnya.dan juga
harus etetap menjaga hiubungan yang baik dengan paara pemasok serta konsumen.
Dengan kekuatan ini perusahaan dapat mengatasi ancaman yang ada.

4. strategi WT (Weakness-threath)

Strategi ini digunakan untuk meminimalkan kelemahan untuk mengindari ancaman.


Strategi yang dapat diterapkan perushaaan yaitu, perusahaan harus mengembangkan
model baju yang dijual agar tidak banyak pesaing yang menjual dengan model yang
sama. dalam meminimalkan kelemahan maka perushaan harus mencari model-model
baju yang belum banyak di jual oleh pesaing lainnya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Lingkungan Eksternal

Kondisi lingkungan eksternal yang mempengaruhi Fashion Story adalah


persaingan antar perusahaan sejenis dan potensi masuknya pesaing baru karena cukup
banyak berdiri perusahaan sejenis dan bisa di bilang cukup tingggi pesaing di industri
ini terutama pesaing dari pemain lama. Namun tidak menutup kemungkinan juga
apabila para pendatang baru bisa menjadi ancaman untuk perusahaan. Dalam potensi
pengembangan produk pengganti tidak menjadi sebuah ancaman besar bagi Fashion
Story karena perusahaan ini tidak memproduksi barangnya sendiri, sehingga hanya
produk yang sama dengan merek yang berbeda saja yang akan menjadi pengganti suatu
barang, dan tentunya tergantung dari pembeli sendiri menginginkan merek yang mana
sehingga dari sana akan terlihat minat konsumen banyak di merek apa. Daya tawar
pemasok tidak terlalu berpengaruh karena perusahaan diberikan harga yang cukup
murah oleh pemasok dan pemasok memberikan price list khusus Fashion Story. Untuk
daya tawar konsumen cukup tinggi karena banyak konsumen menginginkan barang
dengan harga yang lebih murah, sedangkan cukup banyak pesaing yang juga menjual
barang serupa dengan harga yang lebih murah juga.

Lingkungan Internal

Kondisi lingkungan internal Fashion Story memasarkan produknya dengan cara


mempromosikan produk pakaiannya melalui akun media sosial milik preusahaan
seperti Facebook, whatshapp, dan Instagram. Selain itu fashion story juga menjual
produk-produk nya melalui aplikasi E-commerce yaitu shoppe. Target pasar yang
ditujukan oleh Fashion story dengan produk yang dijualnya yaitu kalangan remaja baik
laki-laki maupun perempuan yang berusia mulai 17-30 tahun. Namun tentunya target
pasar tidak selamanya sesuai dengan harapan karena ada kalanya target akan naik turun,
apabila keadaan pasar sepi maka akan turun begitu juga sebaliknya. Lokasi perusahaan
bisa di bilang strategis karena berada di pinggir jalan raya sehingga membuat para
konsumen tidak kesusahan mencari lokasinya. Pengelolaan keuangan di perusahaan ini
sangat baik karena setiap bulan harus ada evaluasi laporan keuangan dan harus
memenuhi deadline yang telah ditentukan dan di control langsung oleh divisi keuangan
sendiri. Dalam sistem opersaional perusahaan sangat baik karena menggunakan sistem
first in first out, sehingga barang yang masuk terlebih dahulu akan dijual pertama.
Dalam perekrutan karyawan Fashion Story biasanya mengiklakan di media sosial milik
perusahaan dengan syarat-syarat tertentu. Karyawan yang dicari tentunya harus
memiliki skill dan pengalaman kerja yang sesuai dengan setiap masing-masing orang.
Penempatan divisi akan disesuaikan dengan skill yang mereka miliki.
Saran

Dari kesimpulan di atas maka saran yangf diberikan oleh peneliti kepada perusahaan
adalah:

1.Fashion story harus dapat memproduksi atau mendesain produk sendiri

2. Fashion Story harus mempunyai armada sendiri untuk mengirimkan barang kepada
customer agar lebih mudah dalam pengirman barang tanpa harus memakai jasa
ekspedisi lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ajat Rukajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Deepublish.

Cooper. (2008). Business Research Methods. Singapore: McGraw Hill

David, Fred R. (2013). Strategic Management: concepts and Cases 914th ed). United
States: Pearson Education.

David, Fred R. 2010. Strategic Management. Management Strategi Konsep Buku1.


Edisi 12- Jakarta: Salemba Empat

Hariadi, Bambang (2003). Strategi managemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

Istiqomah dan Irsad Andriyanto. 2017. Analisis SWOT dalam Pengembangan Bisnis
(Studi pada Sentra Jenang di Desa Wisata Kaliputu Kudus). Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam. Vol. 5, No. 2, Desember. 363-381.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai