Anda di halaman 1dari 6

Penyusunan Alokasi Air Bendungan Paselloreng

BAB II
KETERSEDIAAN DATA
2.1. Kebutuhan Data
Data-data yang diperlukan untuk analisis hidrologi pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1.

Peta rupa bumi Indonesia skala 1:50.000 yang mencakup DAS Gilirang, dan lokasi
stasiun curah hujan terdekat dan berpengaruh;

2.

Data curah hujan harian dari stasiun-stasiun pencatat hujan terdekat;

3.

Data debit/AWLR Sungai Gilirang;

4.

Data klimatologi yang meliputi : temperatur udara, kelembaban relatif, kecepatan


angin dan penyinaran matahari;

5.

Kondisi Daerah Aliran Sungai Gilirang.

2.2. Ketersediaan Data


1).

Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000

Peta rupa bumi Indonesia skala 1:50.000 diperlukan untuk penentuan luas DAS
Gilirang. Lembar peta rupa bumi yang ada berdasarkan kebutuhan adalah terbitan
BAKOSURTANAL tahun 1999.
2).

Stasiun Hidrologi

Daftar Stasiun Hidrologi yang ada pada DAS Gilirang dan sekitarnya seperti disajikan
pada Tabel 2.1. Sedangkan lokasinya seperti ditunjukkan pada Peta DAS Gilirang pada
Gambar 2.1.

LAPORAN ALOKASI AIR

2-1

Penyusunan Alokasi Air Bendungan Paselloreng

Tabel 2.1 Daftar Stasiun Hidrologi pada DAS Gilirang


No.
A.
1.

Nama Stasiun
Klimatologi
Sengkang

B.
1.
C.
1.
2.
3.
4.
5.

Kode

Periode

17 H

1976-2003, 2010-2013

Staff Gauge
Sungai Gilirang

57 H

1980-2001, 2003, 2005-2013

Stasiun Hujan
Panreng
Barukku
Tingaraposi
Lurae
Wt. Gilirang

57 H
15 OP
21 OP
22 OP
53 H

1992-2013
1994, 1996-2012
1992-2008, 2010-2013
1995-2004, 2007-2008, 2012
1996 2012

Keterangan

Sumber: Seksi Hidrologi, Dinas PSDA Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN ALOKASI AIR

2-2

Penyusunan Alokasi Air Bendungan Paselloreng

Gambar 2.1 Peta Lokasi Stasiun Hujan DAS Gilirang

LAPORAN ALOKASI AIR

2-3

Penyusunan Alokasi Air Bendungan Paselloreng

3).

Data Curah Hujan

Ada 5 (lima) pos hujan yang ada di DAS Gilirang dan sekitarnya, dengan data berupa
pencatatan hujan harian. Ketersediaan data hujan pada DAS Gilirang dapat dilihat pada
Tabel 2.1. Periode pencatatan data hujan yang ada rata-rata lebih dari 20 tahun. Sebelum
data hujan tersebut digunakan akan dikaji dan diuji secara statistik apakah data tersebut
bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
Secara umum kondisi iklim pada Daerah Aliran Sungai Gilirang dibedakan atas dua
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Awal dan berakhirnya dari musim
tersebut bervariasi dari tahun ke tahun. Variasi ini merupakan salah satu batasan iklim
untuk agrikultur pada areal proyek. Musim hujan biasanya dimulai pada bulan Maret
sampai dengan bulan Agustus, sedangkan musim kemarau dari bulan Juli sampai bulan
Desember.
Curah hujan tahunan rata-rata 2.300 mm. Curah hujan bulanan rata-rata antara 105
mm/bulan pada waktu musim kemarau sampai 326 mm/bulan pada musim hujan.
Puncak musim hujan terjadi pada bulan Mei, dan musim kemarau pada bulan
September. Kondisi data hujan bulanan rata-rata dari 5 (lima) stasiun hujan terdekat
dapat dilihat pada Tabel 2.2, dan Gambar 2.2 dibawah.

Tabel 2.2 Data Curah Hujan Bulanan Rata-Rata Pada DAS Gilirang

Sumber: Seksi Hidrologi, Dinas PSDA Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN ALOKASI AIR

2-4

Penyusunan Alokasi Air Bendungan Paselloreng

Gambar 2.2 Grafik Curah Hujan Bulanan Rata-rata DAS Gilirang

4).

Data Debit

Diperoleh data pencatatan muka air staff gauge dan pengukuran debit di Sungai
Gilirang, dengan periode pencatatan selama 34 tahun (th. 1980 s/d 2013).

5).

Data Klimatologi

Data klimatologi diperoleh dari stasiun Klimatologi Sengkang, dengan periode data dari
tahun 1976-2003 dan 2010-2013 (32 tahun). Data klimatologi yang diperoleh antara lain
: suhu udara rata-rata, kecepatan angin, kelembaban relatif, dan lama penyinaran
matahari.

LAPORAN ALOKASI AIR

2-5

Penyusunan Alokasi Air Bendungan Paselloreng

Tabel 2.3 Kondisi Klimatologi Rata-Rata Stasiun Sengkang

LAPORAN ALOKASI AIR

2-6

Anda mungkin juga menyukai