Anda di halaman 1dari 10

Laporan Ringkasan

BABII
KONDISI DAERAH STUDI

2.2.1. Lokasi dan Wilayah Administrasi

Daerah Aliran Sungai Radda terletak di Kabupaten Luwu Utara, yang meliputi dua
Kecamatan, yaitu Kecamatan Masamba dan Baebunta. Wilayah desa yang masuk DAS
Radda adalah :
 Kecamatan Masamba meliputi: Kelurahan Kappuna, Desa Laba, dan Desa Lapapa.
 Kecamatan Baebunta meliputi: Desa UPT Busso, Desa Sassa, Desa Baebunta,
Desa Meli, Desa Radda, Desa Kariango, dan Desa Salulemo.

2.2.2. Kondisi Daerah Aliran Sungai

2.2.3. Batas Daerah Aliran Sungai


Secara geografis DAS Radda terletak pada koordinat antara 2 28’ – 2 38’ Lintang
Selatan dan 120 11’-120 20’ Bujur Timur. Luas DAS Radda sampai di muara dengan
Sungai Masamba adalah 130.91 km2, dengan panjang sungai utama 30.39 km. DAS
Radda merupakan sub DAS dari DAS Malengke, yang termasuk dalam Wilayah
Sungai Pompengan Larona. DAS Radda pada sebelah Timur berbatasan dengan DAS
Masamba, dan pada sebelah Barat berbatasan dengan DAS Rongkong. Peta Daerah
Aliran Sungai Radda disajikan pada Gambar 2.1.

Sungai-sungai Utama pada DAS Radda adalah Salu Radda, Salu Baebunta, Salu
Baloli, dan Salu Lemo, dimana Salu Radda dan Salu Baebunta bertemu dan dihilirnya
bernama Salu Lemo, yang kemudian bermuara di Salu Masamba. Salu Masamba
mengalir ke arah hilir yang selanjutnya disebut Salu Malangke mengalir ke arah
Selatan dan bermuara di Teluk Bone. Skema sungai Radda seperti disajikan pada
Gambar 2.2.

2.2.4. Kondisi Topografi


Daerah Aliran Sungai Radda mempunyai ketinggian antara + 25 m sampai dengan +
1342 m dari permukaan air laut dengan bentuk wilayah dari datar, bergelombang
sampai berbukit. Secara umum kondisi topografinya adalah: datar, bergelombang,
sampai berbukit dan pegunungan. Daerah dengan kemiringan terjal sampai tinggi
berada di daerah pegunungan di puncak, sampai di daerah sekitar Desa Meli. Area
dataran rendahnya tersebar pada daerah tengah sampai hilir sampai mulai dari Desa
Radda, sampai di Desa Salulemo. Kemiringan Sungai Radda bagian paling hulu

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 1
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

0.2174 dan semakin ke hilir semakin landai, pada ruas Salu Lemo 0.0008, profil
memanjang sungai Radda disajikan pada Gambar 2.3.

DAS Masamba

DAS Rongkong S.BaloliS.Radda


S.Masamba

S.Baebunta
Salu Lemo

Sumber : Diolah dari Peta DEMNAS dan Peta Rupabumi


Gambar 2. 1 Peta Daerah Aliran Sungai Radda

Sumber : Diolah dari Peta DEMNAS dan Peta Rupabumi


DD Pengendalian Banjir Sungai Radda
Hal. | 2- 2
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

Gambar 2. 2 Skema Sungai Radda

Sumber : Diolah dari Peta DEMNAS dan Peta Rupabumi


Gambar 2. 3 Profil Memanjang Sungai Radda

2.2.5. Hidrologi dan Klimatologi

Kondisi iklim di daerah studi tipe Monsoon, dimana musim hujan pada bulan
Desember sampai Juni, sedangkan musim kemarau dari bulan Juli sampai Nopember.
Curah hujan tahunan rata-rata pada daerah studi sebesar 3025 mm. Curah hujan
bulanan terendah rata-rata sebesar 187 mm/bulan pada waktu musim kemarau.
Puncak hujan bulanan terjadi pada bulan April sebesar 334 mm/bulan. Pos hujan yang
terdekat adalah : Kaluku, Lindu/Balease, Cendana Putih, dan Pos Hujan Bandara Andi
Djemma.

2.2.6. Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malili, Sulawesi (Simandjuntak, dkk, 1991). Batuan
penyusun pada wilayah dataran dan bantaran sungai berupa endapan alluvium (Qal)
yang terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil dan kerakal. Pada bagian Utara yang
tersusun oleh Formasi Granit Kambuno (Tpkg) yang terdiri dari batuan beku Granit dan
Granodiorit. Dan endapan lava basalt dan andesit, breksi gunungapi dan tuf dari
formasi Batuan Gunungapi Lamasi (Tplv). Pada formasi Granit Kambuno banyak

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 3
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

ditemukan indikasi patahan/sesar geser lama (Lihat Gambar 2.4 Peta Geologi
Regional DAS Radda).

Sumber : Peta Geologi Regional Lembar Malili, skala 1:250.000


Gambar 2. 4 Peta Geologi Regional DAS Radda

2.2.7. Tata Guna Lahan

Kondisi tata guna lahan pada DAS Radda meliputi: hutan (49.12%), semak/belukar
(18.86%), kebun campuran (11.78%), pertanian lahan kering/ ladang (8.69%), sawah
(9.48%), pemukiman (2.03%), rawa (0.01%), dan alang-alang (0.04%). Hulu sungai
Radda berupa kawasan hutan lebat dengan luasan mencapai 64.3 km2, dan sebagian
berupa semak belukar dengan luas 24.7 km2. Daerah DAS bagian tengah berupa
kebun, ladang, hutan, dan pemukiman. Sedangkan bagian hilir didominasi oleh
sawah, ladang, semak, dan pemukiman (lihat gambar 2.5.)

2.2.8. Jenis Tanah

Jenis tanah pada DAS Radda didominasi oleh jenis Humic Ferrasols dengan tekstur
dominan Sandy Clay Loam (lempung geluh berpasir) pada bagian hulu, dan jenis
tanah Calcaric Fluvisols dengan tekstur dominan berupa Loam (geluh) pada bagian
hilir.

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 4
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

Sumber : Diolah dari Peta Rupabumi


Gambar 2. 5 Peta Tata Guna Lahan DAS Radda

2.2.9. Erosi dan Sedimentasi

Potensi terjadinya erosi lahan dan longsoran pada DAS Radda bagian hulu cukup
besar, sebagaimana yang terjadi pada saat banjir bandang bulan Juli 2020. Faktor
yang menjadi pemicu dan penyebab terjadinya bencana banjir bandang sebagaimana
disampaikan pada Laporan dari Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi - Badan
Geologi adalah sebagai berikut : curah hujan dengan intensitas tinggi dan lama
sebelum terjadi gerakan tanah dan batuan menjadi pemicu utama terjadinya bencana;
sifat tanah pelapukan pada bagian hulu berupa endapan vulkanik yang mudah luruh
jika terkena air; longsoran pada bagian hulu yang kemudian terbawa oleh arus air
permukaan melalui alur-alur sungai; pengerosian secara lateral sepanjang alur yang
dilalui menambah volume material bahan rombakan yang dibawa sehingga menambah
daya rusak.

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 5
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

2.2.10. Kondisi Sungai Radda

2.3.1. Kondisi Morfologi Sungai

Daerah hulu DAS Radda merupakan zona pemasok sedimen. Sungai Radda dari hulu
sampai di lokasi sekitar km 16 dari hilir adalah merupakan zona transportasi sedimen,
dengan kemiringan dasar sungai yang besar. Sedangkan daerah hilirnya sampai di
muara merupakan zona pengendapan sedimen, dengan kemiringan dasar sungai yang
landai. Sungai Radda bagian hulu berbentuk palung yang dalam dengan bentuk trase
sungai relatif lurus atau tidak bermeander. Pada daerah hilir Sungai Radda dan Salu
Lemo, kondisi sungainya bermeander akibat proses erosi dan pengendapan. Pada
daerah hilir sungai, terdapat daerah yang sering tergenang akibat luapan air sungai
pada saat banjir yang membentu daerah rawa.

2.3.2. Pemanfaatan Sungai Radda

Potensi sumber air dari Sungai Radda telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
untuk memenuhi berbagai kebutuhan, antara lain seperti: Sumber air baku untuk
PDAM wilayah kecamatan Baebunta di Sungai Baebunta, Sumber air untuk daerah
irigasi yang ada di kecamatan Baebunta dan Masamba, dimana terdapat 3 (tiga)
bendung irigasi yang berada di sungai Radda, Daerah penambangan pasir, kerikil, dan
batu kali, untuk bahan bangunan.

2.3.3. Muara Sungai

Sungai Radda bermuara ke Sungai Masamba, yang selanjutnya Sungai Masamba


mengalir ke hilir dan namanya menjadi Sungai Malangke yang selanjutnya bermuara di
Teluk Bone. Kondisi di muara sungai Radda berupa daerah dengan topografi dataran,
kondisi sungai berkelok-kelok dan bermeander, penampang sungai dangkal akibat
sedimentasi pasca kejadian banjir bandang, tata guna lahan berupa kebun.

2.3.4. Sistem Pembuang Yang Ada

Sungai dan anak sungai alam yang masuk ke Sungai Radda berfungsi sebagai sistem
pembuang air limpasan permukaan pada DAS Radda. Anak-anak sungai tersebut
meliputi: Salu Radda 1, Salu Kelapa Gading, Salu Penampung. Sedangkan saluran
pembuang/ anak sungai pada daerah Kota Masamba pada umumnya mengalir dari
Utara ke arah Tenggara dan bermuara di Sungai Masamba. Anak-anak sungai
tersebut meliputi: Salu Bone, Salu Kappuna / Salu Matoto, Salu Welona.

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 6
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

2.3.5. Daerah Rawan Banjir

Daerah rawan banjir dari Sungai Radda sebagian besar merupakan daerah yang terjadi
luapan banjir pada kejadian banjir bandang pada bulan Juli 2020, antara lain meliputi:
Desa Meli, Radda, Kariango, dan Salulemo, kecamatan Baebunta; Desa Laba, dan
Lapapa, Kecamatan Masamba. Peta daerah rawan banjir dari Sungai Radda disajikan
pada Gambar 2.6.

2.3.6. Daerah Rawan Longsoran Tebing

Lokasi ruas sungai yang rawan terjadi longsoran tebing terutama pada ruas sungai
bagian hulu, dimana kondisi tebing masih belum stabil, dan dasar sungainya tergerus
aliran air, karena kecepatan aliran yang tinggi. Lokasi ini berada di Desa Meli dan
sebagian Desa Radda di bagian hulu. Terjadinya longsoran tebing akibat banjir
bandang di Desa Meli dan Desa Radda telah memutus jalan desa yang ada.

2.3.7. Kondisi Sungai Pasca Kejadian Banjir Juli 2020

Kondisi sungai pasca kejadian banjir bandang mengalami pendangkalan dan


penutupan alur sungai dengan sedimen pasir, kerikil, batu boulder dengan diameter
mencapai 2-3 m, dan material kayu serta sisa-sisa pohon yang terbawa banjir
bandang. Telah dilakukan kegiatan penanganan tanggap darurat dengan menggali
sedimen yang menutup alur sungai, dan pembuatan tanggul darurat.

2.3.8. Pekerjaan Tanggap Darurat Pasca Banjir Juli 2020

Pekerjaan tanggap darurat setelah kejadian banjir pada Juli 2020 pada Sungai Radda
adalah : tanggul dari geotextile dengan isian pasir pada bagian hulu dan hilir jembatan
jalan trans Sulawesi, dengan panjang 900 m sisi kiri dan kanan sungai. Sedangkan
pada sepanjang ruas sungai hilirnya telah dilakukan penggalian alur sungai yang
tertutup sedimen, dan hasil galian disimpan disisi kiri dan kanan sungai. Namun
pekerjaan ini sifatnya belum permanen, hanya untuk mengarahkan aliran pada alur
sungai.

2.3.9. Bangunan Yang Ada di Sungai

Bangunan yang ada di Sungai Radda adalah : jembatan jalan 2 buah, jembatan
gantung 5 buah (3 buah putus), bendung irigasi 2 buah, pengambilan bebas (free
intake) 1 buah.

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 7
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

Ket:
Daerah Rawan Banjr :

Sumber : Diolah dari Peta Rupabumi dan Data Survey


Gambar 2. 6 Peta Daerah Rawan Banjir Sungai Radda

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 8
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

2.2.11. Sarana Transportasi dan Kondisi Jalan

Jalan yang ada berupa jalan poros trans Sulawesi, dan jalan-jalan Kabupaten yang
menghubungkan wilayah desa dan kecamatan yang ada. Kondisi jalan kabupaten
yang mengarah ke Desa Meli dari jalan poros berupa jalan aspal dan jalan beton.
Beberapa ruas mengalami putus akibat terkena gerusan sungai Radda pada saat
kejadian banjir bandang. Jalan-jalan sementara berupa jalan tanah di pinggir sungai
menjadi akses sementara warga untuk masuk dan keluar dari Desa Meli. Panjang
jalan yang terputus sepanjang ± 500 m, dengan kondisi jalan semula berupa jalan
perkerasan aspal. Selain itu terdapat 5 buah jembatan gantung di sepanjang Sungai
Radda, dan 3 buah diantaranya mengalami putus akibat kejadian banjir bandang.

2.2.12. Informasi Banjir

Kejadian banjir pada sungai Radda dan sungai Masamba sering terjadi. Umumnya
banjir yang terjadi hampir bersamaan pada 3 sungai, yaitu : Sungai Rongkong, Sungai
Radda, dan Sungai Masamba, karena daerah aliran ketiga sungai ini yang
bersebelahan. Daerah yang terkena dampak banjir dari Sungai Radda dan Sungai
Masamba meliputi wilayah Kecamatan Baebunta, Masamba, dan Malangke.

2.2.13. Kondisi Sosial Ekonomi

Jumlah penduduk di wilayah studi 29588 jiwa, dengan kepadatan penduduk 183
jiw/km2. Fasilitas kesehatan yang ada berupa 6 unit puskesmas/puskesmas
pembantu, dan 5 unit puskesdes. Tempat ibadah meliputi: masjid 45 buah, musholla
13 buah, dan gereja 11 buah.

2.2.14. Daerah Irigasi Yang Ada

Daerah irigasi yang berada pada DAS Radda adalah daerah irigasi kewenangan
kabupaten sebanyak 10 daerah irigasi dengan luas total 1383 ha.

2.2.15. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Luwu Utara

Ringkasan RTRW Kabupaten Luwu Utara yang terkait dengan wilayah kecamatan
yang ada di DAS Radda, yaitu Kecamatan Masamba dan Kecamatan Baebunta adalah
sebagai berikut :
1). Kawasan lindung terdiri atas : Kawasan hutan lindung Kec. Baebunta seluas
22.141,68 ha, dan Kec. Masamba seluas 31.976,88 ha; kawasan perlindungan
setempat berupa sempadan sungai; kawasan rawan bencana alam: bencana banjir;
tanah longsor; dan gelombang pasang; kawasan rawan lindung geologi; Kec.

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 9
Kab. Luwu Utara
Laporan Ringkasan

Baebunta dan Kec. Masamba termasuk dalam kawasan rawan gempa bumi dan
kawasan rawan gerakan tanah.

2). Kawasan budidaya pada wilayah kecamatan Baebunta dan Masamba meliputi :
kawasan hutan produksi terbatas, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan
peruntukan tanaman hortikultura, kawasan peruntukan perkebunan, dan kawasan
peruntukan peternakan.

3). Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas : permukiman perkotaan terdapat di


Kota Masamba, Desa Baebunta di Kecamatan Baebunta; permukiman perdesaan
terdapat di masing-masing Kecamatan.

2.2.16. Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RPSDA)

Dalam Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air (RPSDA) Wilayah Sungai Pompengan
Larona, dalam aspek pengendalian daya rusak air, untuk wilayah DAS Baliase
(termasuk sub DAS Radda di dalamnya), disampaikan hal-hal sebagai berikut :

a. Potensi dan permasalahan yang ada pada bagian hilir sungai-sungai di Wilayah
Sungai Pompengan Larona yang bermuara di Teluk Bone merupakan daerah
dengan slope datar yang sangat luas dengan lahan persawahan, yang sering
dilanda banjir akibat penurunan kualitas vegetasi di hulunya. (Lokasi yang dimaksud
termasuk daerah hilir Sungai Masamba dan Sungai Radda).
b. Rencana penanganan dan penanggulangan genangan banjir dilakukan dengan :
perbaikan tanggul, normalisasi sungai, perbaikan atau pembangunan bangunan
pengendali banjir, pembangunan bendungan Baliase (untuk DAS Baliase).
c. Rencana pengendalian banjir jangka panjang adalah pembangunan bendungan
Baliase (pada DAS Baliase).

DD Pengendalian Banjir Sungai Radda


Hal. | 2- 10
Kab. Luwu Utara

Anda mungkin juga menyukai