23 MEI 2016
Dr. Sardi, yang baru menjabat sebagai kepala Puskesmas Teruji kedatangan seorang
ibu (Ny. A), berumur 25 tahun, ke Puskesmas untuk ANC kehamilan anak yang kedua,
dengan usia kehamilan 22 minggu dan membawa anak perempuannya yang berumur 3 tahun.
Anak perempuan Ny. A ini telah mendapat imunisasi lengkap di posyandu ketika umurnya 1
tahun.
Kelahiran anak pertamanya, berlangsung di rumah, cukup bulan, dibantu oleh dukun
beranak, yang juga seorang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Teruji.
Pualng dari Puskesmas, Ny. A bertemu dengan seorang kader Posyandu yang
menanyakan mengapa Ny. A tidak membawa anak balitanya ke Posyandu, untuk
mendapatkan vitamin A secara berkala.
I.
KLARIFIKASI ISTILAH
1
Puskesmas
Posyandu
Imunisasi
Kader Kesehatan
untuk
menangani
masalah-masalah
kesehatan
pelayanan kesehatan.
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa
yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1
sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting
terhadap
Cukup bulan
perkembangan
kepandaian
dan
pertumbuhan
intelektual.
Kelahiran cukup bulan (full-term birth) adalah kelahiran hidup
atau kelahiran mati yang terjadi antara 37 dan 42 minggu usia
kehamilan.
II.2.
Ny. A ini telah mendapat imunisasi lengkap di posyandu ketika umurnya 1 tahun.
II.3.
Kelahiran anak pertamanya, berlangsung di rumah, cukup bulan, dibantu oleh
dukun beranak, yang juga seorang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Teruji.
II.4.
Pulang dari Puskesmas, Ny. A bertemu dengan seorang kader Posyandu yang
menanyakan mengapa Ny. A tidak membawa anak balitanya ke Posyandu, untuk
mendapatkan vitamin A secara berkala.
70%.
Puskesmas menentukan sendiri berdasarkan Standar Pelayanan
program
Target dpt berdasarkan Prestasi yg pernah dicapai Puskesmas .
Langkah Menentukan Target
Identifikasi target Puskesmas yg telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Program
Target
Pencapaian
Kesenjangan
1
2
3
4
N
Tabel 1. Identifikasi Masalah
Siapkan Format Cakupan Program Pelayanan Upaya Kesehatan
Wajib
Isi kolom Program dg UpayaKesehatan Wajib
Isi kolom Target dg hsl Pemantauan Target Puskesmas utk setiap
Program
Isi kolom Pencapaian dg hsl Pencapaian yg merupakan rekap dari
seluruh Desa/lurah
Isi kolom Kesenjangan, jika kurang ->itu adalah masalah
Identifikasi masalah masalah tsb kemungkinan ada beberapa
masalah
Menetapkan Urutan Prioritas
Masalah1
Masalah2
Masalah3
Masalah 4
TkUrgency (U)
TkKeseriusan (S)
TkPkbgnGrowth(G)
Total
Merumuskan Masalah
Masalah yang menjadi Prioritas, dilakukan Pengkajian :
Apa masalah tersebut ?
Siapa yang Terkena ?
Berapa besar masalah tersebut (dlm jumlah nominal) dlm
persen/dlm luas wilayah yg terkena tsb.
Dimana lokasi terjadinya ?
Bilamana kurunwkt tertentu (musim)
4W,1H
Mencari Akar Penyebab Masalah
Dengan cara Fish Bone (Ishikawa)
pemerintah
dan
mampu
sesuai
dengan
menyelesaikan
kebutuhan
permasalahan
Kapan dilakukan ANC dan apa saja yang dilakukan saat pemeriksaan
ANC?
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan
antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan
ketentuan sebagai berikut : (Depkes, 2009).
a) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14
minggu. Tujuannya :
1. Penapisan dan pengobatan anemia
2. Perencanaan persalinan
3. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14 28 minggu. Tujuannya :
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
1) Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
2) Mengulang perencanaan persalinan
c) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan
setelah 36 minggu sampai lahir. Tujuannya :
1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
10
2)
3)
4)
5)
6)
8)
9)
Tatalaksana kasus
10)
NAMA RUANG
ALKES
1.
2.
Ruangan tindakan
3.
4.
Ruangan kesehatan gigi dan mulut Set Kesehatan Gigi & Mulut
11
5.
Ruangan ASI
Set ASI
6.
Ruangan Promkes
7.
Ruangan Farmasi
Set Farmasi
8.
Ruangan persalinan
9.
10.
Laboratorium
Set Laboratorium
11.
Ruangan sterilisasi
Set Sterilisasi
a.
b.
c.
12
NAMA RUANG
ALKES
1.
2.
3.
Ruangan
kesehatan
anak
&
imunisasi
a.
b.
4.
a.
b.
5.
6.
Ruangan ASI
Set ASI
7.
Ruangan Promkes
8.
Ruangan Farmasi
Set Farmasi
9.
Ruangan persalinan
a.
b.
c.
10.
11.
Ruangan tindakan
12.
13.
Laboratorium
Set Laboratorium
14.
Ruangan sterilisasi
Set Sterilisasi
Ny. A ini telah mendapat imunisasi lengkap di posyandu ketika umurnya 1 tahun.
Imunisasi apa saja yang harus sudah di dapatkan pada anak usia 3 tahun?
13
Kelompok Umur
Jenis Imunisasi
BCG, polio, hepatitis B, DPT,
1 - 4 tahun
rotavirus
DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A,
varisela, influenza, HiB,
14
pneumokokus
DPT, polio, campak, MMR, tifoid,
5 - 12 tahun
pneumokokus
Tabel 8. Jenis Vaksin Sesuai Kelompok Umur
III.2.1. Apa saja imunisasi yang diberikan oleh Posyandu?
Ada lima (5) jenis imunisasi yang diberikan secara gratis di Posyandu, yang
terdiri dari imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-HB, serta campak.
Semua jenis vaksin ini harus diberikan secara lengkap sebelum anak berusia
1 tahun diikuti dengan imunisasi lanjutan pada Batita.
1. Hepatitis B: diberikan saat lahir (dengan uniject), umur 2, 3, 4 bulan
(bersamaan dengan DTP Combo), harus diberikan dalam 12 jam pertama.
Aman diberikan pada semua bayi di atas 1.500 gram. (dulu batasnya berat
lahir 2.000 gram).
2. Polio oral: diberikan saat lahir (pulang dari Rumah Sakit), umur 2,3,4
bulan
3. BCG: diberikan saat usia 1 bulan
4. DTP Combo Hepatitis B: diberikan umur 2, 3, 4 bulan
5. Campak: diberikan pada usia 9 bulan
Tahun 2013 pemerintah telah menambahkan vaksin Hib (Haemophilus
influenza tipe b), yang digabungkan dengan vaksin DPT-HB menjadi DPTHB-Hib. Imunisasi DPT-HB-Hib dan imunisasi lanjutan pada Batita mulai
dilaksanakan pada tahun 2013 di 4 provinsi yaitu: Jawa Barat, Yogyakarta,
Bali dan NTB. Selanjutnya, akan dilaksanakan di semua provinsi mulai bulan
April tahun 2014.
Vaksin BCG diberikan satu kali pada usia 1 bulan guna mencegah
kuman tuberkulosis menyerang paru, kelenjar, tulang dan radang otak
yang bisa menimbulkan kematian atau kecacatan
Vaksin Polio diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4
bulan guna mencegah lumpuh layu. Sekali anak terkena lumpuh layu
pada kaki dan/atau tangan, maka tidak ada obat yang dapat
menyembuhkannya. Bahkan kadang dapat menyebabkan kelumpuhan
otot pernafasan yang menyebabkan kematian.
Vaksin Campak diberikan dua kali pada usia 9 bulan dan 24 bulan
untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat mengakibatkan
radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak.
Jika ada imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal yang seharusnya, atau
imunisasi tertunda, imunisasi harus secepatnya diberikan atau dikejar.
Pemberian imunisasi yang tidak sesuai jadwal atau belum lengkap tersebut
bukan merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi. Imunisasi yang
telah diberikan sudah menghasilkan respon imunologis walaupun masih di
bawah ambang kadar proteksi atau belum mencapai perlindungan untuk
kurun waktu yang panjang (life long immunity)sehingga dokter tetap perlu
melanjutkan dan melengkapi imunisasi (catch up immunization) agar
tercapai kadar perlindungan yang optimal.
Hepatitis B
16
pun interval
Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD
kelas 1-6. Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
campak yang bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Program ini
bertujuan untuk mencakup sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak
memberikan respon imunitas yang baik saat diimunisasi dahulu. Bagi anak
yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak: bila saat itu anak berusia
9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia >1 tahun,
berikan MMR.
MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6
bulan antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1
bulan sebelum atau sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang
anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang
pada usia 6 tahun, imunisasi campak (monovalen) tambahan pada usia 6
tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila imunisasi ulangan (booster) belum
diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin campak/MMR kapan saja
saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2 kali atau MMR 2
kali.
HiB
Imunisasi HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2,
4, dan 6 bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat
diberikan dalam bentuk vaksin kombinasi. Apabila anak datang pada usia 1-5
tahun, HiB hanya diberikan 1 kali . Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu
diberikan karena penyakit ini hanya menyerang anak dibawah usia 5 tahun.
Saat ini, imunisasi HiB telah telah masuk program pemerintah, yaitu vaksin
Pentabio produksi Bio Farma, vaksin HiB diberikan bersama DPT, Hepatitis
B.
Pneumokokus
Imunisasi yang penting lainnya yaitu imunisasi Pneumokokus untuk
mencegah infeksi kuman pneumokokus salah satu penyebab penting dari
18
Ulangan
1 dosis, 12 - 15 bulan
1 dosis, 12 - 15 bulan
minggu
> 24 bulan
1 dosis
Tabel 9.Jadwal dan Dosis Pemberian Imunisasi Pneumokokus
Rotavirus
Angka kejadian kematian diare masih tinggi di Indonesia dan untuk
mencegah diare karena rotavirus, digunakan vaksin rotavirus. Vaksin
rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam. Pertama Rotateq
diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14 minggu dan
pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal
pada usia 8 bulan. Kedua, Rotarix diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan
pada usia 10 minggu dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada
usia 6 bulan). Apabila bayi belum diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan,
maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi keamanannya.
Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35
bulan cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak
berusia <8 tahun, untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan
interval minimal 4-6 minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, maka
dosis pertama cukup 1 dosisi saja.
Varisela
Vaksin varisela (cacar air) diberikan pada usia >1 tahun, sebanyak 1 kali.
Untuk anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan
interval 4-8 minggu. Apabila terlambat, berikan kapan pun saat pasien
datang, karena imunisasi ini bisa diberikan sampai dewasa.
Hepatitis A & Tifoid
19
Imunisasi hepatitis A dan tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun.
Imunisasi hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 6-12 bulan.
Imunisasi tifoid diberikan pada usia lebih dari 2 tahun, dengan ulangan setiap
3 tahun. Vaksin tifoid merupakan vaksin polisakarida sehingga di atas usia 2
tahun.
III.2.2. Apa saja tipe-tipe posyandu?
Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengandemikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masingPosyandu juga berbeda.
Untuk mengetahui tingkatperkembangan Posyandu, telah dikembangkan
metode danalat telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengannama
Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalahuntuk mengetahui
tingkat perkembangan Posyandu yangsecara umum dibedakan atas 4 tingkat
sebagai berikut:
a. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belummantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan Posyandubelum terlaksana secara rutin serta
jumlah kader sangatterbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab
tidakterlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping karena
jumlah kader yang terbatas, dapat pulakarena belum siapnya
masyarakat.Intervensi yang dapatdilakukan untuk perbaikan peringkat
adalah memotivasimasyarakat serta menambah jumlah kader.
b. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapatmelaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang ataulebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya
masihrendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapatdilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan
mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh
intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan ModulPosyandu dengan
metode simulasi.
- Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengantujuan untuk
merumuskan masalah danmenetapkan cara penyelesaiannya, dalam
rangkameningkatkan cakupan Posyandu.
20
c. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak lima orang ataulebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih
dari 50%,mampu menyelenggarakan program tambahan, sertatelah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehatyang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masihterbatas yakni kurang dari 50% KK di
wilayah kerjaPosyandu. Intervensi yang dapat dilakukan untukperbaikan
peringkat antara lain:
- Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untukmemantapkan
pemahaman masyarakat tentangdana sehat.
- Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapattumbuh dana sehat
yang kuat, dengan cakupananggota lebih dari 50% KK. Peserta
pelatihan
adalahpara
danasehat
tokoh
desa/kelurahan,
masyarakat,
serta
untuk
terutama
pengurus
kepentinganPosyandu
wilayah
kerjaPosyandu.
Intervensi
yang
dilakukan
bersifat
uteri,
temu
wicara
(konseling)
termasuk
Puskesmas
dilakukan
23
Penyelenggaraan Posyandu
a. Waktu Penyelenggaraan
Posyandu buka satu kali dalam sebulan.Hari dan waktu yangdipilih,
sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, haribuka Posyandu
dapat lebih dari satu kali dalam sebulandengan sistem 5 meja, yaitu:
- Meja I : Pendaftaran
- Meja II : Penimbangan
- Meja III: Pengisian KMS
- Meja IV: Penyul Perorangan bdsr KMS
- Meja V : Yan KB & Kes
Immunisasi
Pemberian vit.A dosis tinggi : obat tetes ke mulut, tiap bulan
Februari & Agustus.
Pembagian pill &kondom
Pengobatan ringan
Konsul KB &kesehatan
b. Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya beradapada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempatpenyelenggaraan
tersebut dapat di salah satu rumah warga,halaman rumah, balai
desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salahsatu kios di pasar, salah satu
ruangan perkantoran, atau tempatkhusus yang dibangun secara swadaya
oleh masyarakat.
c. Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan olehKader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dansektor terkait.
Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimaljumlah kader adalah 5
(lima)
orang.
Jumlah
ini
sesuai
denganjumlah
langkah
yang
yang
dilaksanakanpada
setiap
langkah
serta
para
25
26
dan
petugaslainnya.
o Mempersipkan bahan PMT Penyuluhan
Pada hari buka Posyandu, antara lain:
o Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.
o Melaksanakan penimbangan balita dan ibu
hamil
o
o
o
o
yangberkunjung ke Posyandu.
o Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMSdan
mengisi buku register Posyandu.
o Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
o Melaksanakan
kegiatan
penyuluhan
konselingkesehatan
dan
gizi
sesuai
dengan
dan
hasil
penyuluhan
lanjutan.
sasaran
di
langkah
(lima).
dan
Sesuai
Puskesmas
melaksanakan
upaya
serta
menyusun
perbaikan
rencanakerja
sesuaidengan
dan
kebutuhan
Posyandu.
Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadapIbu Hamil,
bayi dan anak balita serta melakukanrujukan ke Puskesmas
apabila dibutuhkan.
- Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
Camat, selaku penanggung jawab Kelompok KerjaOperasional
(Pokjanal) Posyandu kecamatan:
28
o Mengkoordinasikan
hasil
kegiatan
dan
tindaklanjut
kegiatan Posyandu.
o Memberikan dukungan dalam upayameningkatkan kinerja
Posyandu.
o Melakukan pembinaan untuk terselenggaranyakegiatan
Posyandu,pengurus
Masyarakat(LPM),
Lembaga
Desa (BPMPD)berperan
dalam
fungsi
masyarakat,
pengembanganjaringan
kemitraan,
29
Dinas
Perindustrian
dan
UKM,Dinas
berperandalam
lembaga
pendidikan
dalam
halpenyuluhan
gizi,
khususnya
beberapa
melakukanperan
dan
unsurdinas/instansi/lembaga
fungsinya
dalam
yang
Posyandu
dapat
namun
sebagaimanatersebut
diatas,
karena
struktur
30
ini
cukup
bervariasi.
Apabila
dinas/instansi/lembaga
sumber-sumberpendanaan
untuk
mendukung
pelaksanaanprogram
dan
dan
pembinaan,
evaluasi
kinerja
kader
terhadap
Posyandu
secaraberkesinambungan.
o Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi,gotong
royong, dan swadaya masyarakat dalammengembangkan
Posyandu.
o Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
o Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatanPosyandu kepada
Kepala
Desa/Lurah
dan
KetuaPokjanal
Posyandu
Kecamatan.
Tim Penggerak PKK:
o Berperan aktif dalam penyelenggaraanPosyandu.
o Penggerakkan peran serta masyarakat dalamkegiatan
Posyandu.
o Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu.
o Melengkapi data sesuai dengan Sistim InformasiPosyandu
sumber
daya
untuk
kelangsunganpenyelenggaraan Posyandu.
o Menaungi dan membina kegiatan Posyandu.
31
kader
sesuai
dengan
minat
danmisi organisasi.
o Memberikan dukungan sarana dan dana untukpelaksanaan
kegiatan Posyandu.
Swasta/Dunia Usaha:
o Memberikan dukungan sarana dan dana untukpelaksanaan
kegiatan Posyandu.
o Berperan aktif sebagai sukarelawan dalampelaksanaan
kegiatan Posyandu.
e. Pencatatan dan Pelaporan
- Pencatatan
Pencatatan
dilakukan
oleh
kegiatandilaksanakan.
kader
Pencatatan
segera
dilakukan
setelah
dengan
Posyandu
(SIP)
atau
Sistim
Informasi
Manajemen(SIM) yakni:
Buku register kelahiran dan kematian bayi, ibuhamil, ibu
Subur (PUS).
Buku register bayi dan balita yang mencatat jumlah seluruh
Posyandu.
Buku
catatan
kegiatan
usaha
apabila
Posyandu
dukun beranak, yang juga seorang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Teruji.
III.3.1. Apa saja kriteria kader kesehatan?
1. Bisa baca tulis
2. Berjiwa Sosial dan mau kerja secara relawan
3. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
4. Mempunyai waktu yang cukup
5. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu
6. Ramah dan simpatik
7. Diterima masyarakat setempat
8.
Sabar dan memahami usia lanjut
9. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu.
III.3.2. Apa saja tugas dan kewajiban kader kesehatan?
1)
Melakukan kegiatan bulanan posyandu :
a) Mempersiapkan pelaksanaan posyandu
Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka
Posyandu, meliputi :
Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS, alat
peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang dibutuhkan (pil besi,
vitamin A, oralit), bahan atau materi penyuluhan.
Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibuibu untuk datang ke Posyandu.
Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan
kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah
petugas sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu.
Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas di
antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan
kegiatan.
b) Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu
Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas
pelayanan 5 meja, meliputi :
Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau ballita, yaitu menuliskan
nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS
33
dan mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada
Formulir atau Register ibu hamil.
Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil
penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS.
Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan
hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak
tersebut.
Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan anak
berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik
KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan memberikan
penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami
sasaran.
Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan
oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan lain-lain. Pelayanan yang
diberikan antara lain : Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Keluarga
Berencana, Pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat besi),
c)
berikutnya.
Melaksanakan kegiatan di luar posyandu :
Melaksanakan kunjungan rumah
Setelah kegiatan di dalam Posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan
dikunjungi ditentukan bersama. Tentukan keluarga yang akan
dikunjungi oleh masing-masing kader. Sebaiknya diajak pula beberapa
ibu untuk ikut kunjungan rumah. Mereka yang perlu dikunjungi
adalah :
34
Posyandu
Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin
Berat badanny tidak naik 2 (dua) bulan berturut-turut
Berat badannya di bawah garis merah KMS
Sasaran Posyandu yang sakit
Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan Posyandu 2 (dua) bulan
b)
berturut-turut
Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk ke puskesmas
Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium
Balita yang terlalu gemuk
Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam
kegiatan Posyandu
Langsung ke tengah masyarakat
Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat
Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan
berbagai usaha kesehatan masyarakat.
Sedangkan menurut Depkes RI (2003), berbagai peran kader, khususnya
pada kegiatan Posyandu, antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh
masyarakat.
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara
lain untuk melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta
mengenal masalah dan potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk
membahas hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas,
dan jadwal kegiatan
Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, antara lain :
1. Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat
2. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum
pelaksanaan Posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga)
3. Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur yang
hadir di posyandu.
4. Melakukan penimbangan bayi dan balita.
5. Mencatat hasil penimbangan pada KMS.
6. Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu dimeja IV.
35
pengembangannya.
Mampu melakukan penyuluhan.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan Posyandu (Sistem Informasi
h.
Posyandu).
Menyusun rencana tindak lanjut (RTL).
Peserta
1. Kriteria peserta
Kader Posyandu yang berasal dari tingkat desa/kelurahan.
2. Jumlah peserta
Jumlah peserta pelatihan kader Posyandu antara 2430 orang per kelas.
Apabila peserta melebihi jumlah yang telahditentukan maka pelatihan
dilakukan dengan beberapa kelas secara paralel.
Fasilitator
Fasilitator terdiri atas: anggota tim penggerak PKK Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Dinas terkait di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Narasumber
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, Badan PPSDMK.
2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan PPSDMK.
3. Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian
Dalam Negeri.
4. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.
5. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
6. Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi, Badan PPSDMK.
7. Instansi atau Dinas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang terkait
di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat.
Penyelenggara
Pelatihan dapat diselenggarakan oleh:
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan PPSDMK.
2. Balai Besar/Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian
Dalam Negeri.
3. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK), Badan PPSDMK.
4. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional, Badan PPSDMK.
36
Masalah
(Problem
Based), yakni
prosespelatihan
III.3.4.
Bagaimana
hubungan
peran
dukun
beranak
dengan
cakupan
38
Periode Persalinan
39
Periode Nifas
Pulang dari Puskesmas, Ny. A bertemu dengan seorang kader Posyandu yang
Mencegah anemia
Reproduksi
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur
dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A
dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah
mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam
melahirkan. Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel
epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga
berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru,
Sasar
42
Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus
Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus
3. Cara Pemberian
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balita
apakah pernah menerima kapsul Vitamin A pada 1 (satu) bulan
terakhir.
Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita:
Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah
4. Tempat pemberian
dokter/bidan swasta)
Posyandu
43
Catatan :
Pemberian kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus dapat
diintegrasikan dengan pelaksanaan program lain seperti kegiatan Kampanye
Campak (Measles Campaign), malaria, dll untuk meningkatkan cakupan
masing-masing program
Para
pemuka/tokoh
berperan
sebagai
denganpemanfaatan
media
seperti
billboard
di
dan juga
kebijakandan
merekaberperanserta
pemuka/tokoh
dalam
kegiatan
masyarakat
pembinaan
agar
PHBS
pemberdayaan,
bina
suasana,
sedikit
dana
(danadesa/kelurahan
atau
swadaya
itu,
kegiatan-kegiatan
seperti
penyuluhan
yang
dan
tidak
memerlukan
advokasi
dapat
danmemanfaatkan
upaya-upaya
kesehatan
bimbinganatau
tersebutmembutuhkan
pendampingan
(misalnya
ketika
tatkala
keluarga
membangun
Dalam
hal
ini,
fasilitator
Puskesmasmengorganisasikan
para
dan
kader
petugas
kesehatan
parapemuka
atau
tokoh-tokoh
masyarakat,
kemitraanakan
berperan
aktif
dalam
binasuasana,
dalam
rangka
Para pengurus
termotivasi
untuk
organisasi kemasyarakatanjuga
mendorong
anggotaanggotanyaagar
mempraktikkan PHBS.
Bina suasana juga dapat dilakukan denganpemanfaatan media
seperti pemasangan spandukdan atau billboard di jalan-jalan
desa/kelurahan,penempelan
strategis,pembuatan
dan
poster
pemeliharaan
di
taman
tempat-tempat
obat/taman
47
lengkap?
Melanjutkan imunisasi yang tertunda tersebut.
48