Oleh :
Itrida Hadianti
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran UGM / RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
2016
BAB 108
PERUBAHAN DAN PENYAKIT KULIT PADA KEHAMILAN
Julie K. Karen & Miriam Keltz Pomeranz
Diterjemahkan dari buku Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 8th ed,
BAB 108 Halaman 1204 1212
SEKILAS PANDANG MENGENAI PERUBAHAN KULIT YANG SERING KALI
BERKAITAN DENGAN KEHAMILAN
- Perubahan kulit merupakan hasil dari perubahan keadaan pada sistem endokrin,
-
besar kehamilan.
Perubahan struktur yang diketahui paling sering dapat terjadi selama kehamilan adalah
striae distensae.
Pruritus ialah keluhan yang paling umum selama kehamilan dan mungkin dapat
berhubungan dengan reaktivasi dari dermatosis yang telah ada sebelumnya atau onset
dari dermatosis spesifik pada kehamilan.
(mulai terasa gatal, berdarah, atau bersisik) harus dipertimbangkan untuk pemeriksaan
histopatologi. Belakangan ini, Chan dkk mengidentifikasi gambaran karakter histologis unik
terhadap nevi yang dieksisi selama kehamilan, termasuk peningkatan indeks mitosis.5
Perubahan struktural yang paling umum selama kehamilan adalah striae distensae, yang juga
dikenal sebagai striae gravidarum atau stretch marks (Gambar 108-3). Tempat predileksi striae
yaitu area yang paling mudah meregang, meliputi perut, pinggul, pantat, dan payudara. Faktor
genetik pada riwayat keluarga, riwayat personal, dan ras merupakan prediktor paling kuat pada
risiko berkembangnya striae distensae, melebihi penambahan berat kehamilan atau perubahan
indeks massa tubuh.6 Penemuan ini mendukung kuat predisposisi genetik terhadap kondisi ini.
Gambar 108-1 Spider angiomata pada lengan wanita
hamil. Spider nevi tersebut, seperti yang disebut,
memiliki tubuh sentral dan pembuluh darah kecil
(kaki) meluas keluar dari tubuh. Pada contoh ini,
mereka merupakan bagian dari unilateral nevoid
telangiectasia, mengelompok linear pada spider
angiomata yang dapat menjadi lebih menonjol selama
kehamilan.
TABEL 108-1
Perubahan Kulit Fisiologis selama Kehamilan
Pigmentasi
- Hiperpigmentasi difus
- Hiperpigmentasi selektif (genitalia, aksila, bekas luka baru)
- Areola sekunder
- Linea nigra
- Melasma (chloasma, mask of pregnancy)
- Penggelapan dari ephelides dan melanocytic nevia
Rambut
Kuku
Hirsutisme
Penebalan rambut kepala
Telogen effluvium pasca melahirkan
Alopesia androgenetik pasca melahirkan
- Hiperkeratosis subungual
- Onikolisis distal
- Pembentukan alur transversal
- Kerapuhan
- Percepatan pertumbuhan
Kelenjar
-
dishidrotik, hiperhidrosis)
- Peningkatan aktivitas tiroid dengan hasil defisiensi iodin relatif
- Peningkatan fungsi kelenjar sebasea (tumbuh pada tuberkula Montgomerys)
- Penurunan fungsi kelenjar apokrin
Perubahan Struktural
- Striae distensae (striae gravidarum)
- Molluscum fibrosum gravidarum (acrochordons)
Vaskular
- Spider angiomas (spider nevi, nevi aranei) (Gambar. 108-1)
- Eritema palmaris
- Edema non pitting (tangan, pergelangan kaki, kaki, wajah)
- Varises
- Cutis marmorata
- Ketidakstabilan vasomotor
- Dermografisme/pruritus
- Purpura
- Gingiva hiperemis atau hiperplasia
- Granuloma pyogenikum(granuloma gravidarum, pregnancy epulis)
- Hemoroid
- Hemangioma, hemangioendotelioma, ganglioma
- Unilateral nevoid telangiectasia (telangiektasia superfisial dermatomal unilateral)
Mukosa
- Gingivitis (marginal gingivitis, hipertrofi papilomatosa gusi)
- Jacquemier-Chadwick sign (perubahan warna kebiruan pada vagina dan serviks)
- Goodells sign (pelunakan serviks)
a
Meskipun beberapa derajat penggelapan nevi selama kehamilan mungkin saja fisiologis, lesi
pigmentasi lain yang terjadi perubahan harus dievaluasi pada wanita hamil, seperti pada wanita
tidak hamil.
Data dari Elling SV, Poweell FC : perubahan fisiologis pada kulit selama kehamilan. Clin
Dermatol 15:35, 1997; Kroupouzos G, Cohen LM: Dermatosis pada Kehamilan. J Am Acad
Dermatol 45:1, 2001; dan Muzaffar F, Hussain I, Haroon TS: Perubahan Kulit Fisiologis selama
kehamilan : Sebuah Penelitian pada 140 kasus. Int J Dermatol 77:429, 1998.
Gambar
108-2
Linea
nigra.
Sebuah
garis
kehamilan. Akhir dari bab ini menggambarkan kondisi yang relatif jarang dan spesifik pada
kehamilan. Ringkasan pada kondisi tersebut disajikan pada Tabel 108-2.
Gambar 108-3 Striae distensae.
TABEL 108-2
Ringkasan Dermatosis pada Kehamilan
Morfologi
Distribusi
Onset
Risiko
Sinonim
Pemphigoid
Papul dan
Dimulai dari
Trimester
Janin
Kecil masa
Herpes
(Herpes)
plak
badan, kemudian
kelahiran
gestasionis
gestasionis
urtikaria
berkembang
atau sesaat
berkembang
menjadi erupsi
pasca
menjadi
secara umum
melahirkan
vesikel dan
kecuali wajah,
bula
membran
Kelahiran
preterm
Neonatal
pemphigoid
gestationis
mukosa, telapak
tangan, dan
Intrahepatic
Ekskoriasi
telapak kaki
Terlokalisir pada
cholestasis
dan papul
telapak tangan
of pregnancy
dengan
ekskoriasi
generalisata
ikterik
Trimester
Kelahiran
-Cholestasis
tiga
preterm
of pregnancy
-Obstetric
Distres janin
Kematian
janin
cholestasis
-Recurrent
jaundice of
pregnancy
-Cholestatic
jaundice of
pregnancy
-Idiopathic
jaundice of
pregnancy
-Prurigo
gravidarum
4
-Icterus
gravidarum
Pustular
Patch
Dimulai pada
Trimester
Insufisiensi
Impetigo
psoriasis of
eritematosa
tiga
plasenta
herpetiformi
pregnancy
dengan
fleksura
Menyebar ke
dapat
pustula
subkorneal
pada tepi
seluruh tubuh
memicu lahir
menunjukkan
mati atau
persebaran
kematian
sentrifugal
neonatus
Tidak ada
Pruritic
Papula
Dimulai di dalam
Trimester
Polymorphic
urticarial
urtikaria
striae abdominal
tiga atau
eruption of
papules and
polimorfik
meluas ke tubuh
segera
plaques of
dan plak
sisanya dan
setelah
pregnancy
-Bournes
pregnancy
vesikel
kemudian
melahirkan
toxemic rash
of pregnancy
-Nurses late
ekstremitas,
kecuali umbilicus
onset
prurigo of
pregnancy
-Toxemic
erythema of
pregnancy
Erupsi
Patch dan
Wajah, leher,
Trimester
atopik tipe-E
plak
dada, ekstremitas
pada
eksematosa
fleksural
(jarang
kehamilan
Erupsi
Papul
Ekstremitas,
terjadi)
Trimester
atopik tipe-P
berkrusta
kadang tubuh
pada
atau
(jarang
kehamilan
ekskoriasi
terjadi)
Tidak ada
(Holmes)
Eksema pada
kehamilana
Tidak ada
-Prurigo of
pregnancya
-Besniers
prurigo
gestasionis
-Nurses
early onset
prurigo of
pregnancy
-Papular
dermatitis of
Spangler
-Erupsi
atopik pada
5
kehamilana
NA = not applicable (tidak dapat diterapkan)
a
sebuah klasifikasi terbaru yang diajukan oleh Ambros-Rudolph dkk41 mengkombinasikan
wujud prurigo pada kehamilan yang sebelumnya berbeda dengan folikulitis pruritik pada
kehamilan menjadi wujud tunggal, erupsi atopik pada kehamilan, dimana juga termasuk eksema
pada kehamilan.
DERMATOSIS YANG TERKAIT DENGAN RESIKO JANIN PADA KEHAMILAN
SEKILAS PANDANG MENGENAI DERMATOSIS YANG TERKAIT DENGAN
RESIKO JANIN PADA KEHAMILAN
- Pemphigoid gestasionis merupakan erupsi vesikulobulosa yang dimediasi secara
imunologis, sangat gatal, terjadi pada tengah hingga akhir kehamilan yang terkait
-
sering terjadi.
Pustular psoriasis of pregnancy merupakan erupsi pustulosa yang jarang terjadi, akut,
dan seringkali diikuti dengan demam, leukositosis, dan peningkatan kecepatan laju
endap darah. Hal ini secara umum dianggap sebagai variasi psoriasis.
hamil.9 Kasus ringan ICP, dimana gatal tidak diikuti dengan jaundis, dahulu ditetapkan sebagai
prurigo gravidarum.
ICP sangat sering terjadi di Skandinavia dan Amerika Selatan. Rerata insidensi tertinggi
dilaporkan di Chile (14%-16%), dimana rerata yang lebih rendah dapat terlihat diantara wanita
hamil di Amerika (kurang dari 0,1%-0,7%), Canada (0,1%), Australia (0,2%-1,5%), dan Eropa
Tengah (0,1%-1,5%). 9
ETIOLOGI
Walaupun pathogenesis tepatnya belum diketahui dengan jelas, faktor yang saling
mempengaruhi, yaitu hormonal, genetik, lingkungan dan faktor yang berhubungan dengan
makanan dipikirkan dapat menimbulkan kolestasis biokimiawi pada individu yang rentan. Peran
yang menonjol untuk perubahan hormonal mengacu pada observasi berikut : (1) ICP merupakan
penyakit pada akhir kehamilan (sesuai dengan periode kadar hormon plasental yang tertinggi);
(2) ICP membaik secara spontan setelah kelahiran ketika konsentrasi hormon menjadi normal;
(3) kehamilan kembar dua dan tiga, ditandai dengan peningkatan konsentrasi hormon yang
tinggi, dapat dikaitkan dengan ICP; dan, (4) ICP berulang selama kehamilan berikutnya, dengan
perkiraan 45%-70% pasien.9,10
GAMBARAN KLINIS. Beberapa pasien secara klasik terlihat selama trimester tiga dengan
gatal sedang hingga berat, dimana mungkin saja terlokalisir pada telapak tangan dan kaki atau
seluruh tubuh. Gatal dimulai selama trimester satu dan dua yaitu berturut-turut 10% dan 25%
dari kasus. Gatal hebat sering kali berkaitan dengan ekskoriasi sekunder, walaupun lesi kutan
primer sering kali tidak ditemukan. Pada awalnya, pasien mengeluh gatal hanya pada malam
hari, dan gejalanya secara umum lebih parah pada malam hari sepanjang perjalanan penyakit.
Gejala konstitusional seperti kelelahan, mual, muntah atau anoreksia dapat mengikuti keluhan
gatal. Perkembangan menjadi jaundis klinis, urin gelap, atau feses berwarna terang terjadi pada
sekitar satu dari lima pasien. Gatal secara umum mendahului onset gejala tersebut dalam 1-4
minggu. 9
PERJALANAN. Tanda ICP merupakan gejala dan berkaitan dengan abnormalitas biokimiawi
secara tipikal yaitu menyembuh dalam 2-4 minggu setelah melahirkan. Rekurensi selama
kehamilan berkutnya terjadi dengan perkiraan 45%-70% pasien. Beberapa wanita mengalami
ICP rekuren setelah paparan kontrasepsi oral atau untuk agen progestasional.
Outcome maternal secara umum bervariasi, walaupun beberapa wanita dengan kasus berat
cenderung terjadi perdarahan postpartum sekunder akibat kekurangan vitamin K. Sebagai
tambahan, wanita yang terkena memiliki kecenderungan di kemudian hari terjadi perkembangan
kolelitiasis atau penyakit kantung empedu. Resiko janin pada ITP meliputi peningkatan rerata
prematuritas, distres intrapartum, dan kematian janin. Komplikasi tersebut secara umum
berkaitan dengan kadar asam empedu yang lebih tinggi dan diperkirakan disebabkan anoksia
plasenta akut dan peningkatan insidensi cairan ketuban bercampur mekonium. Komplikasi janin
dapat dikurangi dengan terapi dan induksi kelahiran setelah maturasi paru janin.
Pada kasus yang ringan, penyembuhan adekuat gejala maternal yang didapatkan dengan
pemberian emolien lunak dan agen antipruritus topikal. Antihistamin dan fototerapi Ultraviolet B
(UVB) efektif secara bervariasi.7 Beberapa percobaan tanpa kontrol menyarankan bahwa anion
mengubah resin, kolestiramin, dapat secara efektif mengurangi gejala hingga 70% pasien dengan
ICP ringan. Namun, kurangnya percobaan kolestiramin terkontrol-plasebo terandomisasi
menghalangi kesimpulan pasti efikasi agen ini. Lebih jauh lagi, kolestiramin harus diberikan
dalam beberapa hari sebelum memberikan efek. Efikasi kolestiramin dalam pengobatan kasus
yang berat mengecewakan, dan penting bahwa kolestiramin dapat mengendapkan vitamin K
sehingga mencetuskan koagulopati.14,15 Terapi sistemik lain seperti deksametason, Sadenosylmethionin, dan plasmaparesis telah dilaporkan kadang kala mengurangi gejala
maternal.7,9,16,17 Namun, agen-agen tersebut tidak dapat membalikkan hubungan abnormalitas
biokimiawi, sehingga tidak dapat menurunkan risiko janin.
Ursodeoxycholic acid (UDCA), asam empedu hidrofilik yang muncul secara alami,
merupakan pengobatan satu-satunya yang dapat menurunkan gejala maternal dan risiko janin.
UDCA menggunakan efek hepatoprotektif melalui peningkatan ekskresi asam empedu
hidrofobik, metabolit progesterone sulfat, dan senyawa hepatotoksik lain. UDCA menurunkan
kadar asam empedu pada colostrum, darah tali pusat, dan cairan amnion. Hasil dari beberapa
percobaan plasebo-kontrol, acak, kecil, menunjukkan bahwa ketika penggunaan dosis antara 450
mg dan 1.200 mg perhari, UDCA dapat ditoleransi dengan baik dan sangat efektif untuk
mengendalikan abnormalitas klinis dan fungsi hepar yang menetapkan ICP.15 Peningkatan efikasi
dapat dicapai dengan pemberian bersama dengan S-adenoylmethionine.18 Percobaan acak
terkontrol membandingkan langsung UDCA dengan deksametason19 atau kolestiramin20
menunjukkan efikasi UDCA yang lebih tinggi.
10
plasenta dan berakibat lahir mati atau kematian neonatal. Berdasarkan alasan tersebut, induksi
kelahiran awal seringkali dipertimbangkan.21
DIAGNOSIS BANDING. Kotak 108-1 menguraikan diagnosis banding pustular psoriasis of
pregnancy.
PENGOBATAN. Resolusi setelah melahirkan merupakan hal yang normal terjadi. Namun pada
perjalanan yang secara konsisten progresif, pengobatan diindikasikan untuk mengurangi risiko
janin dan komplikasi maternal selama kehamilan. Pengobatan topikal termasuk wet dressing dan
kortikosteroid topikal, tetapi jarang efektif jika diberikan monoterapi. Kortikosteroid sistemik
merupakan terapi andalan selama kehamilan. Siklosporin, dikategorikan C untuk kehamilan,
dapat digunakan pada dosis antara 5mg/kg dan 10mg/kg tiap hari untuk pengobatan kasus yang
sulit diatasi hingga kortikosteroid sistemik dosis tinggi. 24,25 UVB narrowband yang
dikombinasikan dengan steroid topikal dilaporkan sukses.26 Infliximab, sebuah agen penghambat
TNF- telah sukses digunakan tanpa efek samping pada janin.
27
Meskipun dipertimbangankan
dengan hati-hati pada keuntungan dan risiko penghambatan TNF selama kehamilan, agen
tersebut (termasuk etanercept, infliximab, dan adalimumab) merupakan kelas B dan berperan
pada pengelolaan kasus yang sulit diatasi dengan terapi lain.
oral dan ultraviolet A (PUVA), retinoid oral, klofazimin, methotrexate, sulfapyridine, dan
sulfones.28
DERMATOSIS YANG TIDAK TERKAIT DENGAN RISIKO JANIN PADA
KEHAMILAN
SEKILAS PANDANG MENGENAI DERMATOSIS YANG TIDAK TERKAIT DENGAN
RISIKO JANIN PADA KEHAMILAN
- Pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy merupakan dermatosis yang umum
terjadi, dapat sembuh sendiri, dan sangat gatal yang sering kali terjadi secara khas pada
akhir kehamilan primigravida. Istilah polymorphic eruption of pregnancy sesuai
-
PRURITIC
URTICARIAL
PAPULES
AND
PLAQUES
OF
PREGNANCY
PUPPP
dengan
peningkatan
pertambahan
berat
maternal-janin32,35
12
GAMBARAN KLINIS. PUPPP muncul secara tipikal pada primigravida selama trimester
akhir kehamilan (rerata onset, 35 minggu); namun kasus-kasus selain PUPPP klasik muncul lebih
awal pada kehamilan dan pada periode segera setelah melahirkan. Lesi polimorfik secara alami
yang dapat terjadi yaitu urtikaria (paling sering terjadi), vesikular, purpurik, polisiklik, bentuk
target, atau eksematosa pada penampakannya (Gambar. 108-5). 38 Lesi tipikal yaitu papula
urtikaria eritematosa dengan ukuran 1 hingga 2 mm dikelilingi oleh halo pucat yang sempit.
Erupsi dimulai dari abdomen, secara klasik dalam striae gravidarum, dan kecuali pada
periumbilikus. Pruritus secara umum serupa dengan erupsi dan terlokalisir pada kulit yang
terlibat. Penyebaran secara cepat hingga paha, pantat, dada, dan lengan merupakan hal yang
normal. Keterlibatan telapak tangan, telapak kaki atau kulit di atas dada disangkal.1 Pruritus berat
dapat mengganggu tidur, tetapi tidak terdapat gejala sistemik yang dilaporkan.
Gambar 108-5 Pruritic urticarial and plaques of pregnancy. A. lesi yang paling awal merupakan
papula urtikaria, eritematosa, dengan ukuran 1 hingga 2 mm terlokalisir di dalam dan di sekitar
striae distensae dan kecuali umbilikus. B. Papula-papula bergabung membentuk plak eritematosa
13
Pemfigoid gestasional
Erupsi atopik pada kehamilan
Dermatitis kontak
Dipertimbangkan
-
Erupsi obat
Viral eksantema
Pityriasis rosea
Dermatitis eksfoliativa atau eksematosa
Selalu disingkirkan
-
Skabies
PENGOBATAN. Walaupun tidak berbahaya untuk ibu dan janin, pruritus tidak membaik dan
memberat. Pruritus yang reda secara simtomatis dapat dicapai dengan antipruritus topikal,
antihistamin, dan kortikosteroid topikal. Pemberian kortikosteroid singkat oral jarang diperlukan,
tetapi efektif mengendalikan gejala pada sebagian besar kasus yang sulit diatasi dengan
pengobatan topikal. Induksi kelahiran lebih awal, jarang dipertimbangkan jika pruritus berat
tidak dapat diatasi, tetapi secara umum tidak diperlukan. 1,40 Pasien diberitahukan bahwa PUPPP
dapat sembuh sendiri secara alami dapat membantu mengurangi kecemasan yang tidak
diperlukan.
ERUPSI ATOPIK PADA KEHAMILAN
NOMENKLATUR DAN EPIDEMIOLOGI. Ambros-Rudolph dkk mengajukan istilah erupsi
atopik pada kehamilan (atopic eruption of pregnancy AEP) untuk menyatakan kompleks
penyakit yang meliputi wujud prurigo of pregnancy (PP) dan pruritic folliculitis of pregnancy
(PFP) yang dahulu berbeda, seperti pada eczema in pregnancy (EP) dahulu tidak
dipertimbangkan sebagai dermatosis spesifik pada kehamilan. 41 PFP termasuk dari Besniers
prurigo gestationis, dan Nurses early onset PP dan papular dermatitis of Spangler sekarang
dipertimbangkan sebagai bagian dari AEP.7
14
15
DIAGNOSIS BANDING. Dermatosis spesifik lain pada kehamilan, terutama ICP dan PUPPP
dapat disingkirkan, sebagaimana folikulitis mikrobial atau dermatitis kontak alergi yang terjadi
pada wanita hamil.
PENGOBATAN. Pengobatan yang dicari untuk memperbaiki pruritus dan termasuk emolien,
kortikosteroid topikal potensi sedang, dan antihistamin. Benzoil peroksida dapat membantu
untuk lesi trunkus folikuler dan fototerapi UVB dapat digunakan pada kasus-kasus yang
berat.1,42,43
REFERENSI
4. Pennoyer JW et al: Changes in size of melanocytic nevi during pregnancy. J Am Acad
Dermatol 36:378, 1997
7. Kroumpouzos G, Cohen LM: Specific dermatoses of pregnancy: An evidence-based
systematic review. Am J Obstet Gynecol 188:1083, 2003
9. Lammert F et al: Intrahepatic cholestasis of pregnancy: Molecular pathogenesis, diagnosis
and management. J Hepatol 33:1012, 2000
13. Brites D et al: Relevance of serum bile acid profile in the diagnosis of intrahepatic
cholestasis of pregnancy in an high incidence area: Portugal. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol
80:31, 1998
21. Heymann WR: Dermatoses of pregnancy update. J Am Acad Dermatol 52:888, 2005
41. Ambros-Rudolph CM et al: The specific dermatoses of pregnancy revisited and
reclassified: Results of a retrospective two-center study on 505 pregnant patients. J Am Acad
Dermatol 54:395, 2006
16