POSYANDU
MAKALAH
PUBLIC HEALTH REPORT SESSION (PHRS)
disusun oleh :
HAFID REZANDO
G1A215038
REVIE AMARTY
G1A212053
YOSHANDA KRISNA P.
G1A213035
BAB 1
PENDAHULUAN
cakupan
tersedianya
aktif
Posyandu
di
di
wilayah
kerja
Posyandu
wilayah
kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posyandu
2.1.1 PengertianPosyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah
suatu upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan
ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM
adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan
dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan
masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
masyarakat,
agar
mampu
Tujuan Posyandu
2.1.3
Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:2
1.
2.
3.
4.
Bayi
Anak balita
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)
masyarakat
dalam
alih
informasi
dan
2.1.5
Manfaat Posyandu 2
dalam
membantu
masyarakat
Lokasi2
Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai.
Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW,
dusun, atau sebutan lainnya yang sesuai.
2.1.7 Kedudukan2
2.1.7.1 Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan
Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya yang secara kelembagaan
dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan.
2.1.7.2 Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai
keterkaitan
dalam
pembinaan,
penyelenggaran/pengelolaan
Posyandu
yang
Pengorganisasian2
kemasyarakatan,
lembaga
swadaya
masyarakat,
lembaga
mitra
pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan
kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu. Pengelola
Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
2.1.8.3 Kader Posyandu
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu secara sukarela.
2.1.8.4 Kegiatan Posyandu
Kegiatan
Posyandu
terdiri
dari
kegiatan
utama
dan
kegiatan
dirujuk ke Puskesmas.
b. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas
dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implant.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu
hamil.
d. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang
diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal,
suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada
di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas
atau Poskesdes.
Tempat Penyelenggaraan
Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat
gizi, pil tambah darah
Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam
sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai
dengan kewenangannya.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas
serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan
kebutuhan Posyandu.
e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak
balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu kecamatan:
1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
2) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu
desa/kelurahan:
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu
3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
c. Instansi/Lembaga Terkait:
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan
peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan
metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan
dan sebagainya.
Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
2.1.8.7 Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana2
2.1.8.7.1 Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai kegiatan
Posyandu, antara lain dalam bentuk:
1)
2)
3)
4)
5)
2.1.8.7.2
Pengelolaan Dana2
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus
disimpan ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk
keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang
ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara
bertanggungjawab.
g. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan Posyandu yang
bersangkutan.
2.1.8.8.2 Pelaporan
Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya kepada
Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor terkait
membutuhkan data tertulis yang terkait dengan pelbagai kegiatan Posyandu,
Puskesmas atau sektor terkait tersebut harus mengambilnya langsung ke Posyandu.
Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggungjawab untuk
pengambilan data hasil kegiatan Posyandu.
2.1.9
C. Landasan Hukum
1.
2.
3.
4.
Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan
seleksi yang seksama untuk kegiatan masa mendatang.
Perkumpulan ahli kesehatan masyarakat Amerika (American Public Health
Association) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses menentukan nilai atau
besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses
ini
paling
sedikit
mencakup
langkah-langkah
memformulasikan
tujuan,
BAB III
ANALISIS MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
Kelurahan
Solok Sipin
(10 Posyandu)
Posyandu
Anggrek I
Anggrek II
Anggrek III
Anggrek IV
Anggrek V
Anggrek VI
Anggrek VII
Anggrek VIII
Anggrek IX
Anggrek X
2.
3.
4.
Sungai Putri
(9 Posyandu)
Bougenville I
Bougenville II
Bougenville III
Bougenville IV
Bougenville V
Bougenville VI
Bougenville VII
Bougenville VIII
Bougenville IX
Murni
Melati I
(5 Posyandu) Melati II
Melati III
Melati IV
Melati V
a.
Legok(11 Teratai I
Posyandu)
TerataiII
TerataiIII
b. Danau Sipin
TerataiIV
TerataiV
TerataiVI
TerataiVII
TerataiVIII
Teratai IX
Teratai X
Teratai XI
RT : 40 (22,23,34,40)
RT : 28 (27,28,29,34,35,38)
RT : 19 (19,20,37)
RT : 25 (20,25,26,36)
RT : 07 (05,06,07,08)
RT : 21 (21,22,28,32)
RT : 15 (12,13,14,15)
RT : 18 (16,17,18)
RT : 30 (30,31)
RT : 14 (14,15)
Jumlah
Semua
Balita (S)
Bulan
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Total
3.3
3222
3452
3291
3221
3291
3294
3052
3294
3743
3752
3776
3804
41.192
K/S
(100%)
N/D
(10%)
N/S
(100%)
D/S
(100%)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
79,25
87,09
75,49
75,56
76,51
75,99
80,56
57,67
77,61
78,29
77,46
78,24
55,24
63,31
53,08
53,08
53,66
52,85
57,60
47,81
53,53
54,71
55,79
57,30
69,70
73,84
70,31
70,25
70,13
69,55
71,49
82,90
68,98
69,88
72,03
73,23
memiliki
yang
Berat
KMS
Datang
Badan
(K)
3222
3452
3291
3221
3291
3294
3052
3294
3743
3752
3776
3804
41.192
(D)
2246
2549
2314
2263
2308
2291
2182
2731
2582
2622
2720
2786
29.594
Naik (N)
1780
2220
1747
1710
1766
1741
1758
1575
2004
2053
2107
2180
22.641
kegiatan yang dilakukan kader Posyandu dibantu oleh petugas kesehatan yaitu:
1.
2.
3.
4.
bersangkutan
5. Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
6. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita dengan
langkah yaitu dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis
merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik,
kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar).
4) Pola Pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tidak
menerapkan sistem 5 meja dengan baik dikarenakan pada waktu kegitan
tidak semua kader datang walaupun datang semua. Kegiatan sistem 5 meja
tidak berjalan dengan baik dikarenakan tidak ada pembagian tugas antar
kader. Informasi ini diperoleh dari pengamatan dan wawancara dengan ibu
kader Posyandu Anggrek IV yaitu jika ada bayi/balita yang datang, hanya
dilayani oleh 1 atau 2 orang kader, jadi sistemnya agak rumit dalam
pembagian tugasnya. Begitu juga dengan petugas kesehatan, dari hasil
pengamatan, petugas kesehatan juga ikut serta dalam penimbangan dan
pengisian KMS.
5) Kegiatan Posyandu
Posyandu di wilayah kerja Putri Ayu pada umumnya tidak melakukan
semua kegiatan utama Posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan
imunisasi dan pemberian tablet besi. Informasi ini diperoleh dari hasil
pengamatan langsung ke beberapa Posyandu dan wawancara dari petugas
Puskesmas, memang untuk kegiatan imunisasi tidak dilakukan di
Posyandu, karena kendala pada pengangkutan vaksin serta jika yang mau
vaksin hanya 1 balita, vaksin akan mubazir. Selain itu vaksin juga harus
disimpan dalam tempat yang sesuai dengan suhunya sehingga tidak bias
dibawa-bawa terus.
6) Tempat Pelayanan Posyandu pada umumnya di rumah ketua RT, rumah
kader, rumah warga, kantor lurah, PAUD, dan sebagainya. Tempat
posyandu masih dirasa belum maksimal dari segi kapasitas dan
kenyamanannya dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena
bayi/anak merasa tidak nyaman dan mengajak segera pulang dan ibu-ibu
menjadi terburu-buru untuk pulang serta ibu dari golongan menengah ke
atas lebih cenderung membawa bayi/balita ke tempat praktek dokter
ataupun RS swasta lainnya.
7) Sarana dan prasarana sebagian Posyandu yang minim hanya ada timbangan
bayi dan dewasa, alat pengukuran tanda-tanda vital dan obat-obatan
terbatas.
3.5 Pemecahan Masalah
1. Kerja sama Posyandu dengan Lintas Sektor yaitu Lintas Sektor Kelurahan
dan Rukun Tetangga (RT) lebih ditingkatkan
2. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya peran seorang kader dan
kerjasama antar kader untuk menunjang kegiatan posyandu di puskesmas
dengan mengundang semua kader serta diberikan pelatihan khusus untuk
kader posyandu, sehingga dapat secara mandiri
melaksanakan
kegiatan
posyandu.
3. Ada pengawasan dari dinas terkait bila perlu memberikan peringatan kepada
kader yang tidak datang dalam 3 bulan berturut-turut dan memberikan
penghargaan kepada kader yang aktif.
4. Kader-kader yang bermasalah di
panggil,
ditanyakan
penyebab
8.
9.
Posyandu
Adanya kerja sama antar masyarakat dan Puskesmas
Melakukan sistem pelayanan 5 meja dengan cara
Pembagian tugas yang jelas pada tiap-tiap kader
Melakukan pelatihan pada kader
Tempat pelayanan Posyandu yang nyaman bagi ibu dan balita
Kursi dan meja cukup jumlahnya
Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara
Memilih tempat yang nyaman dan aman bagi bayi/balita dan ibu
Mejaga kebersihan tempat pelayanan
Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu, dan
kegiatan apa saja yang ada di dalamnya serta diberikan penyuluhan kepada
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kegiatan Pelayanan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu masih
kurang lengkap. Kegiatan pelayananan hanya terfokus pada penimbangan dan
pengisian KMS bayi dan balita. Sistem 5 meja pelayanan Posyandu tidak diterapkan
dengan optimal yang merupakan hal penting demi terwujudnya kegiatan Posyandu
yang optimal.
Terdapatnya masalah di puskesmas Putri Ayu dalam kegiatan pelayanan
Posyandu di Puskesmas Putri Ayu, yaitu tingkat kebosanan kader untuk datang pada
pelaksanaan Posyandu, banyak ibu yang tidak membawa balita ke Posyandu secara
rutin, kurangnya sarana seperti timbangan di posyandu, kursi/meja penyuluhan kader.
Selain itu juga didapatkan masalah pada dana dan tempat pelaksanaan yang kurang
mendukung untuk anak/balita bermain dengan leluasa.
4.2 Saran
Agar kader lebih aktif untuk mengajak ibu dan balita ke Posyandu serta
diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan )
1. Melakukan kegiatan tambahan agar menarik Ibu dan balita untuk datang ke
Posyandu, seperti pemberian penghargaan kepada balita sehat yang rutin datang
dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, pemberian imunisasi kepada bayi/balita.
2. Kerja sama dengan Ketua Rt, Lurah dan TOMA agar bisa melakukan penyuluhan
kepada masyarakat untuk datang setiap pelaksanaan posyandu.
3. Mencari alternatif lain seperti buka Posyandu pada sore hari, disaat orang tua
balita sudah pulang bekerja.
4. Kader perlu dilatih agar bisa melakukan penyuluhan kepada Ibu balita untuk
status gizi balita yang kurang, ataupun sebaliknya memberikan pujian kepada
bayi/balita yang status gizinya baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian kesehatan RI. Buku pegangan kader. Jakarta ; 2012.