Anda di halaman 1dari 32

POSYANDU DAN MASALAH-MASALAH DALAM PELAKSANAAN

POSYANDU
MAKALAH
PUBLIC HEALTH REPORT SESSION (PHRS)

disusun oleh :
HAFID REZANDO

G1A215038

REVIE AMARTY

G1A212053

YOSHANDA KRISNA P.

G1A213035

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang
penting dalam kehidupan nasional, khususnya di dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan manusia yang sehat,
cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi. Untuk mewujudkan visi Indonesia sehat
dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dibangun
sarana kesehatan berupa puskesmas. Puskesmas merupakan penyelenggara upaya
pelayanan kesehatan tingkat pertama dan merupakan ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan. Salah satu sistem penyelenggara pelayanan kesehatan dasar adalah
Posyandu. Posyandu merupakanjembatan utama puskesmas dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Peran posyandu sangat penting karena posyandu sebagai
wahana pelayanan pada tingkat yang paling dasar yang memberikan pelayanan dan
pemantauan kesehatan secara terpadu melalui kegiatan penimbangan bayi dan anak,
pemberian makanan tambahan, pemberian oralit, pelayanan imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pengobatan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.1Pelayanan di
posyandu terdiri dari 5 pelayanan dasar yang dilakukan ditingkat masyarakat dan
oleh masyarakat sendiri terdiri dari Pelayanan Gizi,Pelayanan keluarga Ibu dan anak,
Penanggulangan Diare, Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana.
Dengan adanya keterpaduan dalam pelaksanaanya, maka semua pelayanan dasar
dapat dilakukan di Posyandu.4,5
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk


mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan
kualitas sumberdaya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang
anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistim pelayanan kesehatan yang
berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien.2,5
Posyandu atau Pos Pelayanan

Terpadu, bermula dari suatu keinginan

pemerintah untuk mengupayakan bagaimana pelayanan kesehatan di masyarakat


dapat dilakukan seefisien mungkin sesuai dengan pengertian umumnya bahwa
Posyandu adalah Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu yang dilaksanakan oleh
masyarakat, untuk masyarakat dan dibantu oleh petugas Kesehatan.2
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Posyandu bersifat preventif
dengan mengoptimalkan peran serta masyarakat secara aktif merupakan salah satu
tujuan utama dlam pelaksanaan Posyandu. Peran Kepala Desa sebagai Ketua Tim
penggerak PKK dan isteri Ketua Tim Penggerak PKK memberi peluang bahwa
pelaksanaan Posyandu oleh masyarakat akan berjalan dengan baik dan memberikan
hasil yang maksimal. Sehingga dengan demikian kegiatan kesehatan secara preventif
dan edukatif melalui Posyandu akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
peningkatan status kesehatan dan gizi didesa-desa dibawah koordinasi dan
bimbingan Puskesmas.2,4
Keterbatasan tenaga dan sarana yang ada di Puskesmas, khususnya
Puskesmas yang berada di pedesaan akan sangat terbebani dengan luasnya jangkauan
yang harus mereka layani. Posyandu merupakan salah satu pilihan dalam
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dengan partisipasi masyarakat dalam
mengatasi permasalahan kesehatan dasar yang terjadi dalam masyarakat.2
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan
Evaluasi Pasca Posyandu dan permasalahannya di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi .

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui penilaian pasca Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Putri
Ayu Kota Jambi
b) Untuk mengetahui

cakupan

tersedianya

PuskesmasPutri Ayu Kota Jambi


c) Untuk mengetahui cakupan kader

aktif

Posyandu
di

di

wilayah

kerja

Posyandu

wilayah

kerja

PuskesmasPutri Ayu Kota Jambi


1.3 Manfaat
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada dalam program Posyandu di wilayah
2

kerjanya, dan disertai saran-saran sebagai pemecahan masalahnya.


Memperoleh masukan untuk meningkatkanpelayanan kesehatan bagi masyarakat,

khususnya pelayanan kesehatan di Posyandu).


Dengan mengetahui evaluasi program Posyandu ini, dapat dilaksanakan
peningkatan program-program Posyandu di masyarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posyandu
2.1.1 PengertianPosyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah
suatu upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak, peningkatan
ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial. UKBM
adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan
dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan
masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna
meningkatkan

pengetahuan

dan

kemampuan

masyarakat,

agar

mampu

mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan


melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.2,4,5
2.1.2

Tujuan Posyandu

Adapun tujuan dari Posyandu yakni sebagai berikut :2


1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI)
2. Membudidayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
5. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta aktif meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga serta mempercepat
penurunan angka kematian Ibu, bayi, dan balita.

2.1.3

Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:2
1.
2.
3.
4.

Bayi
Anak balita
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)

2.1.4 Fungsi Posyandu 2


1. Sebagai wadah pemberdayaan

masyarakat

dalam

alih

informasi

dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat


dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2.1.5

Manfaat Posyandu 2

2.1.5.1 Bagi Masyarakat


a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan
sosial dasar sektor lain terkait.

2.1.5.2 Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat


a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya

dalam

membantu

masyarakat

menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan


AKABA.
2.1.5.3 Bagi Puskesmas

a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan


berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.
2.1.6

Lokasi2
Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai.
Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW,
dusun, atau sebutan lainnya yang sesuai.
2.1.7 Kedudukan2
2.1.7.1 Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan
Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya yang secara kelembagaan
dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan.
2.1.7.2 Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya mempunyai
keterkaitan

dalam

pembinaan,

penyelenggaran/pengelolaan

Posyandu

yang

berkedudukan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah


sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan
program dari Pokja.
2.1.7.3 Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM
UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan, yang salah satu di antaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu
terhadap UKBM dan berbagai lembaga kemasyarakatan/LSM desa/kelurahan yang
bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.
2.1.7.4 Kedudukan Posyandu Terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan

yang berfungsi menaungi dan mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan


Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan
organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
2.1.7.5 Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan.
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
2.1.8

Pengorganisasian2

2.1.8.1 Struktur Organisasi


Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada
saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan
kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris,
dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian
dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau dengan
sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu
yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola
Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya.
Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masingmasing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.
Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan
atau sebutan lainnya sebagai berikut:

(Struktur organisasi disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat)


2.1.8.2 Pengelola Posyandu3
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
organisasi

kemasyarakatan,

lembaga

swadaya

masyarakat,

lembaga

mitra

pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan
kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu. Pengelola
Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
2.1.8.3 Kader Posyandu
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu secara sukarela.
2.1.8.4 Kegiatan Posyandu

Kegiatan

Posyandu

terdiri

dari

kegiatan

utama

dan

kegiatan

pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:


Kegiatan Utama 2,4
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan
darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas), pemberian
tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus
uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelas Ibu
Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
kesepakatan. Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan
b)
c)
d)
e)

menyusui, KB dan gizi


Perawatan payudara dan pemberian ASI
Peragaan pola makan ibu hamil
Peragaan perawatan bayi baru lahir
Senam ibu hamil

2. Ibu Nifas dan Menyusui


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) dan ASI eksklusif dan gizi
2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah
melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama)
3) Perawatan payudara
4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundusuteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas

3. Bayi dan Anak balita


Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan
memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak
digendong melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orangtua di
bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai
dengan umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup:
1)
2)
3)
4)

Penimbangan berat badan


Penentuan status pertumbuhan
Penyuluhan dan konseling
Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera

dirujuk ke Puskesmas.
b. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas
dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implant.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu
hamil.
d. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang
diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMT) lokal,
suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada
di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas
atau Poskesdes.

e. Pencegahan dan Penanggulangan Diare


Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat
Zinc oleh petugas kesehatan.
2.1.8.5 Penyelenggaraan Posyandu2
2.1.8.5.1 Waktu Penyelenggaraan
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai
dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari
satu kali dalam sebulan.
2.1.8.5.2

Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi


yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di
salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun,
salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang
dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
2.1.8.5.3 Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh Kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat
penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini
sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang
mengacu pada sistim 5 langkah.
Penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja sebagaimana diuraikan
antara lain:
Meja 1 : Pendaftaran
Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita.

Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui


pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui
grafik pada kartu KMS setiap bulan.
Meja 3 : Pengisian KMS (kartu menuju sehat)
Meja 4 : Penyuluhan perorangan
-

Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik / tidak


naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan (PMT), oralit dan
vitamin A dosis tinggi.

Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat
gizi, pil tambah darah

Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian


kondom, pil ulangan atau tablet busa.

Meja 5 : Pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB,


Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan
setempat.
Petugas pada meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, Perawat, dan Petugas KB).1
2.1.8.5.4 Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana 2
Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun
tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu
adalah sebagai berikut.
a. Kader3
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Memberi tahu hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat


Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
Mempersiapkan sarana Posyandu
Melakukan pembagian tugas antar kader
Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.

Pada hari buka Posyandu, antara lain:


a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu

b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu


c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register
Posyandu
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai
kewenangannya
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui serta bayi dan anak balita
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai
Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada
hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat
hari buka
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali
dalam sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak
pada setiap hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam
sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai
berikut:
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5
(lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan
dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan.

Dengan perkataan lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam
sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai
dengan kewenangannya.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada
pengunjung Posyandu dan masyarakat luas
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas
serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan
kebutuhan Posyandu.
e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak
balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)
a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu kecamatan:
1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
2) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu
desa/kelurahan:
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan
Posyandu
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari
buka Posyandu
3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
teratur.
c. Instansi/Lembaga Terkait:
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan
peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan
metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan
dan sebagainya.

2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana


dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA
atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis
kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan,
penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan
program dan anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas
Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam
mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya
masing-masing, misalnya:
a. Kantor Kementerian Agama, berperan dalam penyuluhan melalui jalur
agama, persiapan imunisasi bagi calon pengantin, penyuluhan di pondokpondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan, mobilisasi danadana keagamaan, dsb.
b. Dinas Pertanian, berperan dalam hal pendayagunaan tenaga penyuluh
lapangan, koordinasi program P4K, dsb.
c. Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan, berperan dalam hal
penyuluhan gizi, khususnya penggunaan garam beryodium, dsb.
d. Dinas Pendidikan, berperan dalam penggerakan peran serta masyarakat
sekolah dan pendidikan luar sekolah, misalkan melalui jalur program
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), PAUD, dsb.
e. Dinas Sosial, berperan dalam hal penyuluhan dan pendayagunaan Karang
Taruna, Taman Anak Sejahtera (TAS), penyaluran berbagai bantuan
sosial, dsb.
f. Lembaga Profesi, misalkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Ahli
Gizi (PERSAGI), Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak
Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan tenaga layanan sosial terkait yang
dapat berperan dalam pelayanan kesehatan dan sosial.
Selain dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat
beberapa unsur dinas/instansi/lembaga yang dapat melakukan peran dan fungsinya
dalam Posyandu namun untuk daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur

dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut diatas, karena struktur organisasi pada


jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
Apabila dinas/instansi/lembaga sebagaimana tersebut di atas tidak terdapat di daerah,
maka perlu dipertimbangkan fungsi yang sesuai dalam organisasi Pokjanal Posyandu
setempat.
d. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu:
1) Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan
Posyandu.
2) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumbersumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
3) Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif
pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
4) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi
terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara
berkesinambungan.
5) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
6) Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah
dan Ketua Pokjanal Posyandu Kecamatan.
e. Tim Penggerak PKK:
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
2) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
4) Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim
Informasi Manajemen (SIM).
f. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah
terbentuk):
1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu.
4) Organisasi Kemasyarakatan/LSM:
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu,
antara lain: pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan
kader sesuai dengan minat dan misi organisasi.

b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan


Posyandu.
g. Swasta/Dunia Usaha:
1) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan
Posyandu.
2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.
2.1.8.6 Pembiayaan2
2.1.8.6.1 Sumber Biaya
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:
a. Masyarakat:
1) Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
3) Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
4) Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,
sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya
pengumpulan dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum
Peduli Kesehatan Kecamatan.
b. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang
pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak
angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana,
prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
c. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang
dilakukan antara lain:
1) Kelompok Usaha Bersama (KUB)
2) Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga
(TOGA)
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk
sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD

Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
2.1.8.7 Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana2
2.1.8.7.1 Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai kegiatan
Posyandu, antara lain dalam bentuk:
1)
2)
3)
4)
5)

Biaya operasional Posyandu


Biaya penyediaan PMT
Pengganti biaya perjalanan kader
Modal usaha KUB
Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan

2.1.8.7.2

Pengelolaan Dana2
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus

disimpan ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk
keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang
ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara
bertanggungjawab.

2.1.8.8 Pencatatan dan Pelaporan


2.1.8.8.1 Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan.
Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan program
kesehatan, Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim Informasi Manajemen (SIM)
yakni:
a. Buku register kelahiran dan kematian bayi, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu
nifas
b. Buku register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS)
c. Buku register bayi dan balita yang mencatat jumlah seluruh bayi dan balita di
wilayah Posyandu
d. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh Posyandu
e. Buku catatan kegiatan usaha apabila Posyandu menyelenggarakan kegiatan usaha
f. Buku pengelolaan keuangan

g. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan Posyandu yang
bersangkutan.
2.1.8.8.2 Pelaporan
Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya kepada
Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor terkait
membutuhkan data tertulis yang terkait dengan pelbagai kegiatan Posyandu,
Puskesmas atau sektor terkait tersebut harus mengambilnya langsung ke Posyandu.
Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggungjawab untuk
pengambilan data hasil kegiatan Posyandu.
2.1.9

Tingkat Perkembangan Posyandu2


Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian,

pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk


mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat
telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah Kemandirian
Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan
Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:
2.1.9.1 Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan
rutin bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula
karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2.1.9.2 Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari
50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai

motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.


Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu dengan metode
simulasi.
b. Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan
masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan
cakupan Posyandu.
2.1.9.3 Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima
orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan
dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni
kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat antara lain:
a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman
masyarakat tentang dana sehat.
b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat,
dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah para tokoh
masyarakat, terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk
kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus Posyandu.
2.1.9.4 Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal
di wilayah kerja Posyandu. Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk
pembinaan program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu
dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan
masalah dan kemampuan masingmasing.

2.1.10 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu


Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan seperangkat
indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat perkembangan
Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu dapat diuraikan
sebagai berikut:

C. Landasan Hukum
1.
2.
3.
4.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat 1


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan

Pembangunan Nasional
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pusat dan Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
9. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
12. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin Praktik
Bidan
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457 Tahun 2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131 Tahun 2004 tentang Sistim
Kesehatan Nasional
19. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
20. Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 140.05/292 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif Tingkat Pusat
2.2 Evaluasi
Penilaian (evaluasi) adalah kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang
telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat
penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan
untuk membantu pengambulan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan
maupun pada tingkat pelaksanaan program. Menurut WHO, berdasarkan pengalaman
dan mempergunakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan

yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan
seleksi yang seksama untuk kegiatan masa mendatang.
Perkumpulan ahli kesehatan masyarakat Amerika (American Public Health
Association) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses menentukan nilai atau
besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses
ini

paling

sedikit

mencakup

langkah-langkah

memformulasikan

tujuan,

mengidentifikasikan kriteria yang tepat yang akan dipakai mengukur sukses,


menentukan dan menjelaskan besarnya sukses dan rekonendasi untuk porgram
selanjutnya.
Jadi, ada dua unsur konseptual penting dalam definisi ini yaitu nilai atau
besarnya sukses dan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan secara
operasional yang penting dalam defenisi ini adalah kriteria dan menentukan serta
menjelaskan bersarnya sukses.

BAB III
ANALISIS MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu


Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa jumlah posyandu di wilayah kerja
Puskesma s Putri Ayu Kota Jambi tahun 2015 berjumlah 35 unit posyandu yaitu 11
posyandu di Kelurahan Legok, 5 posyandu di Kelurahan Murni, 10 posyandu di
Kelurahan Solok Sipin, dan 9 posyandu di Kelurahan Sungai Putri, dengan jumlah
petugas kesehatan 79 orang dan jumlah kader 175 orang dari seluruh posyandu. Hal
ini sebagaimana ditunjukkan pada dibawah.
Tabel 3.1 : Jumlah Posyandu, Petugas Kesehatan Posyandu, dan Kader
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2015
No.
1.

Kelurahan
Solok Sipin
(10 Posyandu)

Posyandu
Anggrek I
Anggrek II
Anggrek III
Anggrek IV
Anggrek V
Anggrek VI
Anggrek VII
Anggrek VIII
Anggrek IX
Anggrek X

2.

3.

4.

Sungai Putri
(9 Posyandu)

Bougenville I
Bougenville II
Bougenville III
Bougenville IV
Bougenville V
Bougenville VI
Bougenville VII
Bougenville VIII
Bougenville IX
Murni
Melati I
(5 Posyandu) Melati II
Melati III
Melati IV
Melati V
a.
Legok(11 Teratai I

Wilayah Kerja (RT)


RT: 15 (15,16)
RT : 08 (08,09,10)
RT : 14 (13,14)
RT : 17 (17)
RT : 21 (21,22,23)
RT : 06 (04,05,06,07,31)
RT
:
25
(24,25,26,27,28,29,30)
RT : 19 (18,19)
RT : 11 (11,12)
RT : 03 (01,02,03)
RT : 01 (01,02,03,24)
RT : 11 (10,11,12)
RT : 08 (07,08,09)
RT : 17 (17,25,26)
RT : 21 (20,21,22)
RT : 05 (05,06,23)
RT : 15 (13,14,15,16)
RT : (Komp B, 14)
RT : 18 (18)
RT : 11 (08,09,10,11,12)
RT : 01 (01,02,03,20,21)
RT : 17 (17,18,19)
RT : 13 (13,14,15,16)
RT : 06 (04,05,06,07)
RT : 01 (01,02,03,04,33)

Posyandu)

TerataiII
TerataiIII

b. Danau Sipin

TerataiIV
TerataiV
TerataiVI
TerataiVII
TerataiVIII
Teratai IX
Teratai X
Teratai XI

RT : 40 (22,23,34,40)
RT : 28 (27,28,29,34,35,38)
RT : 19 (19,20,37)
RT : 25 (20,25,26,36)
RT : 07 (05,06,07,08)
RT : 21 (21,22,28,32)
RT : 15 (12,13,14,15)
RT : 18 (16,17,18)
RT : 30 (30,31)
RT : 14 (14,15)

3.2 Kegiatan Posyandu Putri Ayu


Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
meliputi: 8,9,10
1. Kesehatan ibu dan anak
a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1.
Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan
kader kesehatan.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil diberikan penyuluhan:
tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui,
KB, dan gizi
b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan
jalan lahir (vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
c. Bayi dan anak balita
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita
mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan

4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,


imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Tabel 3.2 Jumlah Pengunjung Penimbangan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Putri
Ayu Kota Jambi tahun 2015
Balita yang
Jumlah balita Balita yang
No

Jumlah
Semua
Balita (S)

Bulan

1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Total

3.3

3222
3452
3291
3221
3291
3294
3052
3294
3743
3752
3776
3804
41.192

K/S
(100%)

N/D
(10%)

N/S
(100%)

D/S
(100%)

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

79,25
87,09
75,49
75,56
76,51
75,99
80,56
57,67
77,61
78,29
77,46
78,24

55,24
63,31
53,08
53,08
53,66
52,85
57,60
47,81
53,53
54,71
55,79
57,30

69,70
73,84
70,31
70,25
70,13
69,55
71,49
82,90
68,98
69,88
72,03
73,23

memiliki

yang

Berat

KMS

Datang

Badan

(K)
3222
3452
3291
3221
3291
3294
3052
3294
3743
3752
3776
3804
41.192

(D)
2246
2549
2314
2263
2308
2291
2182
2731
2582
2622
2720
2786
29.594

Naik (N)
1780
2220
1747
1710
1766
1741
1758
1575
2004
2053
2107
2180
22.641

Pola Pelayanan Posyandu


Pelayanan Posyandu di Puskesmas Putri Ayu dilakukan oleh 5 orang kader.

kegiatan yang dilakukan kader Posyandu dibantu oleh petugas kesehatan yaitu:
1.
2.
3.
4.

Mendaftar bayi atau balita


Penimbangan bayi atau balita
Mencatat hasil penimbangan pada KMS
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat
badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang

bersangkutan
5. Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
6. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita dengan
langkah yaitu dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis
merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik,
kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar).

7. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu


misalnya dalam vitamin A, oralit.
8. Pemberian makanan tambahan (PMT)
3.4 Masalah dalam Pelayanan Posyandu di Puskesmas Putri Ayu
Dari hasil pengamatan secara langsung dan wawancara dengan ibu Ns.Ana,
S.Kep selaku koordinator promosi kesehatan Puskesmas Putri Ayu serta kader di
posyandu (dilakukan wawancara pada tanggal 18 Januari 2016)
Dan pengamatan sendiri didapatkan masalah:
1) Untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu telah dibuat jadwal, tetapi dalam
pelaksanaannya tidak selalu mengikuti jadwal yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil pengamatan langsung dimana waktu dijadwalkan untuk
ke Posyandu besoknya, namun di batalkan karena Petugas kesehatan
memiliki tugas dan tanggung jawab di Puskesmas yang kadang tidak dapat
ditinggalkan.
2) Kesadaran kader untuk aktif berkurang
a) Saat kegiatan posyandu dilaksanakan tidak semua kader datang
b) Sehari sebelum kegiatan posyandu kader lupa mengumumkan ke
mayarakat. Ketika ditanyakan alasan ketidakhadirannya, biasanya
dikarenakan kader sibuk dengan kegiatan harian lain seperti mengurus
anak atau bekerja membantu suami mencukupi kebutuhan hidup seharihari sehingga kegiatan di posyandu tidak telaksana dengan optimal.
3) Penimbangan balita tiap bulan cakupan dibawah 70%
Dikarenakan ibu tidak membawa balita keposyandu dengan berbagai
alasan yaitu :
1. Ibu lupa dikarenakan kesibukan aktivitas sehari-hari.
2. Ibu telah melakukan penimbangan di tempat lain seperti praktek bidan,
praktek dokter, atau rumah sakit.
3. Sebagian ibu tidak mendapatkan informasi yang cukup sehingga
beranggapan anaknya datang hanya ditimbang saja tidak dilakukan
iminisasi karena imunisasi dilakukan di Puskesmas.
4. Kebanyakan dari ibu tidak bisa hadir dikarenakan jam posyandu sama
dengan jam kerja ibu.

4) Pola Pelayanan
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tidak
menerapkan sistem 5 meja dengan baik dikarenakan pada waktu kegitan
tidak semua kader datang walaupun datang semua. Kegiatan sistem 5 meja
tidak berjalan dengan baik dikarenakan tidak ada pembagian tugas antar
kader. Informasi ini diperoleh dari pengamatan dan wawancara dengan ibu
kader Posyandu Anggrek IV yaitu jika ada bayi/balita yang datang, hanya
dilayani oleh 1 atau 2 orang kader, jadi sistemnya agak rumit dalam
pembagian tugasnya. Begitu juga dengan petugas kesehatan, dari hasil
pengamatan, petugas kesehatan juga ikut serta dalam penimbangan dan
pengisian KMS.
5) Kegiatan Posyandu
Posyandu di wilayah kerja Putri Ayu pada umumnya tidak melakukan
semua kegiatan utama Posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan
imunisasi dan pemberian tablet besi. Informasi ini diperoleh dari hasil
pengamatan langsung ke beberapa Posyandu dan wawancara dari petugas
Puskesmas, memang untuk kegiatan imunisasi tidak dilakukan di
Posyandu, karena kendala pada pengangkutan vaksin serta jika yang mau
vaksin hanya 1 balita, vaksin akan mubazir. Selain itu vaksin juga harus
disimpan dalam tempat yang sesuai dengan suhunya sehingga tidak bias
dibawa-bawa terus.
6) Tempat Pelayanan Posyandu pada umumnya di rumah ketua RT, rumah
kader, rumah warga, kantor lurah, PAUD, dan sebagainya. Tempat
posyandu masih dirasa belum maksimal dari segi kapasitas dan
kenyamanannya dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena
bayi/anak merasa tidak nyaman dan mengajak segera pulang dan ibu-ibu
menjadi terburu-buru untuk pulang serta ibu dari golongan menengah ke
atas lebih cenderung membawa bayi/balita ke tempat praktek dokter
ataupun RS swasta lainnya.

7) Sarana dan prasarana sebagian Posyandu yang minim hanya ada timbangan
bayi dan dewasa, alat pengukuran tanda-tanda vital dan obat-obatan
terbatas.
3.5 Pemecahan Masalah
1. Kerja sama Posyandu dengan Lintas Sektor yaitu Lintas Sektor Kelurahan
dan Rukun Tetangga (RT) lebih ditingkatkan
2. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya peran seorang kader dan
kerjasama antar kader untuk menunjang kegiatan posyandu di puskesmas
dengan mengundang semua kader serta diberikan pelatihan khusus untuk
kader posyandu, sehingga dapat secara mandiri

melaksanakan

kegiatan

posyandu.
3. Ada pengawasan dari dinas terkait bila perlu memberikan peringatan kepada
kader yang tidak datang dalam 3 bulan berturut-turut dan memberikan
penghargaan kepada kader yang aktif.
4. Kader-kader yang bermasalah di

panggil,

ditanyakan

penyebab

permasalahannya dan dicarikan solusi oleh petugas kesehatan.


5. Kader Posyandu membuat laporan evaluasi setelah selesai kegiatan
6.
7.

8.

9.

Posyandu
Adanya kerja sama antar masyarakat dan Puskesmas
Melakukan sistem pelayanan 5 meja dengan cara
Pembagian tugas yang jelas pada tiap-tiap kader
Melakukan pelatihan pada kader
Tempat pelayanan Posyandu yang nyaman bagi ibu dan balita
Kursi dan meja cukup jumlahnya
Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara
Memilih tempat yang nyaman dan aman bagi bayi/balita dan ibu
Mejaga kebersihan tempat pelayanan
Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu, dan
kegiatan apa saja yang ada di dalamnya serta diberikan penyuluhan kepada

ibu pentingnya rutin membawa balita ke Posyandu.


10. Adanya pemberian makanan tambahan (PMT)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kegiatan Pelayanan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu masih
kurang lengkap. Kegiatan pelayananan hanya terfokus pada penimbangan dan
pengisian KMS bayi dan balita. Sistem 5 meja pelayanan Posyandu tidak diterapkan
dengan optimal yang merupakan hal penting demi terwujudnya kegiatan Posyandu
yang optimal.
Terdapatnya masalah di puskesmas Putri Ayu dalam kegiatan pelayanan
Posyandu di Puskesmas Putri Ayu, yaitu tingkat kebosanan kader untuk datang pada
pelaksanaan Posyandu, banyak ibu yang tidak membawa balita ke Posyandu secara
rutin, kurangnya sarana seperti timbangan di posyandu, kursi/meja penyuluhan kader.
Selain itu juga didapatkan masalah pada dana dan tempat pelaksanaan yang kurang
mendukung untuk anak/balita bermain dengan leluasa.
4.2 Saran
Agar kader lebih aktif untuk mengajak ibu dan balita ke Posyandu serta
diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan )
1. Melakukan kegiatan tambahan agar menarik Ibu dan balita untuk datang ke
Posyandu, seperti pemberian penghargaan kepada balita sehat yang rutin datang
dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu, pemberian imunisasi kepada bayi/balita.
2. Kerja sama dengan Ketua Rt, Lurah dan TOMA agar bisa melakukan penyuluhan
kepada masyarakat untuk datang setiap pelaksanaan posyandu.
3. Mencari alternatif lain seperti buka Posyandu pada sore hari, disaat orang tua
balita sudah pulang bekerja.
4. Kader perlu dilatih agar bisa melakukan penyuluhan kepada Ibu balita untuk
status gizi balita yang kurang, ataupun sebaliknya memberikan pujian kepada
bayi/balita yang status gizinya baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian kesehatan RI. Buku pegangan kader. Jakarta ; 2012.

2. Sulistyorini, Febrianti, Proverawati. Posyandu dan Desa Siaga. Jakarta : Nuha


Medika.2010
3. Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Promkes Kota Jambi. Pedoman
Pengelolaan Posyandu. Jakarta :2009
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Panduan Kader Posyandu
Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta : 2011
5. Direktorat jenderal kesehatan masyarakat departemen kesehatan RI. Pedoman
orientasi buku KIA pada kader dan pemerhati KIA Tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai