Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Letak lintang (Trasverse Lie) adalah bila sumbu memanjang janin
menyilang sumbu memanjang ibu searah tegak lurus atau mendekati 90. Jika
sudut yang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie atau letak
mengolak yang terdiri dari deviated head presentation (letak kepala mengolak)
dan deviated breech presentation (letak bokong mengolak). Letak lintang oblik
biasanya hanya terjadi sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi
longitudunal atau letak lintang saat persalinan.
Penyebab terjadinya kehamilan letak lintang dari berbagai faktor yaitu
fiksasi kepala tidak ada karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta
previa dan tumor-tumor pelvis, janin sudah bergerak pada hidramnion,
multiparitas, anak kecil atau sudah mati, dan gemeli. Dampak bagi bayi yaitu
dapat terjadi prolapsus tali pusat atau tangan saat ketuban pecah, trauma partus,
hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus, ketuban pecah dini.
Pada kasus janin letak oblik/lintang dengan ketuban pecah dini, volume
cairan amnion dapat jauh dibawah batas normal dan kadangkala berkurang hingga
hanya terdapat beberapa ml cairan saja didalam kantong ketuban atau disebut
dengan oligohidroamnion. Penyebab oligohidramnion ini bisa karena peningkatan
absorpsi/kehilangan cairan seperti pada kasus ketuban pecah din dan penurunan
produksi dari cairan amnion (seperti pada: kelainan ginjal kongenital, penggunaan
ACE inhibitor, obstruksi uretra, insufisiensi uteroplasenta, infeksi kongenital,
NSAIDs). Manajemen oligohidramnion antepartum pilihannya sangat terbatas.
Pertimbangan untung terminasi kehamilan tergantung dari usia kehamilan,
etiologi, dan keadaan janin. Karena cairan amnion mempunyai peran yang sangat
penting bagi perkembangan dan pertumbuhan janin, maka kekurangan jumlah
cairan amnion oleh sebab apapun akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal.
Mercer dan Brown (1986) mengemukakan 34 kasus kehamilan dalam
trisemester pertengahan yang dipersulit oleh komplikasi Oligihidramnion.

Sembilan dari semua janin ini (60 %) mempunyai anomali dan 10 dari 25 kasus
dengan fenotipe yang normal mengalami abortus spontan atau melahirkan janin
mati akibat hipertensi maternal yang berat, retardasi pertumbuhan janin atau
solusio plasenta. Diantara 14 bayi yang lahir hidup, 8 bayi dilahirkan prematur
dan 7 dari 8 bayi ini meninggal dunia. 6 bayi yang dilahirkan aterm tetap hidup
diantara bayi bayi yang dilahirkan oleh 34 orang ibu yang menderita
Oligohidramnion berat dengan onset dini. Cukup besarnya risiko kematian bayi
pada kasus janin letak lintang dengan oligohidroamnion ini, sehingga penulis
tertarik untuk mengambil kasus ini sebagai Case Report Session.

Anda mungkin juga menyukai