Anda di halaman 1dari 48

JOB ORDER COST

ACCOUNTING

Cost
Cost Accounting
Accounting Systems
Systems
Akuntansi Biaya meliputi
Pengukuran, Pencatatan dan
Produksi

Pelaporan Biaya

Mencakup berbagai perhitungan harga pokok produksi


yang terintegrasi kedalam sistem buku besar

Perusahaan menggunakan perpetual inventory system


dalam mencatat
cost of a product.

Cost
Cost Accounting
Accounting Systems
Systems
Ada dua macam cost accounting systems.

Job
Job Order
Order Cost
Cost System
System
Perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk
jadi berdasarkan pesanan dari dalam ataupun dari
luar perusahaan
Proses produksi terputus-putus. Selesai
mengerjakan suatu produk proses produksi
dihentikan kemudian memulai lagi mengerjakan
produk yang lain.
Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan pemesan. Produksi ditujukan
untuk memenuhi pesanan.

Job
Job Order
Order Cost
Cost System
System

LO 1: Explain the characteristics and purposes of cost accounting.

Process
Process Cost
Cost System
System
Digunakan pada perusahaan yang memproduksi
produk yang sama dalam jumlah besarCereal, Automobiles, Compact Discs, Paint
Cost diakumulasikan untuk periode waktu tertentu
A week or a month
Cost ditetapkan untuk department atau proses
untuk selama periode waktu tertentu

LO 1 Explain the characteristics and purposes of cost accounting.

Process
Process Cost
Cost System
System

LO 1 Explain the characteristics and purposes of cost accounting.

Job order Costing (Perhitungan Harga


pokok berdasar Pesanan)
Job order costing = job costing.
Pada metode ini biaya produksi diakumulasikan
untuk setiap job tertentu.
Job dilakukan untuk memenuhi suatu pesanan
tertentu atau untuk pengisian kembali
persediaan
Setiap Job dicatat dalam Job Cost Sheet
Job Cost Sheet merupakan Formulir yang
digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi
yang terjadi untuk setiap job

Perusahaan memproduksi berbagai macam


produk sesuai spesifikasi pemesan. Setiap
jenis produk dihitung harga pokok produksinya
secara individual
Cost dihitung untuk setiap job or batch
Job dapat berupa specific order atau
persediaan
Kunci : key feature:
Setiap Job mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda
Sasaran:
untuk menghitung harga pokok per job ( cost per
job)

Pengukuran Cost untuk setiap job,tidak untuk


periode waktu tertentu.

Biaya produksi digolongkan berdasarkan


hubungannya dengan produk yaitu biaya
langsung dan biaya tak langsung
Biaya produksi langsung terdiri atas
Biaya bahan baku langsung (Direct
material) dan Biaya tenaga kerja
langsung (Direct Labor).
Biaya produksi langsung didasarkan pada
biaya produksi yang sesungguhnya
terjadi

Biaya produksi tak langsung yaitu biaya


overhead pabrik
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada
produk berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka
Harga pokok produk per unit dihitung saat
produk selesai diproduksi
Dengan cara jumlah biaya produksi untuk
pesanan tertentu dibagi dengan jumah
produk yang dihasilkan

Job cost sheet


Digunakan untuk mencatat cost pada job
tertentu. Setiap Job dibuatkan job Cost
Sheet
Digunakan untuk menentukan total cost dan
unit cost
Posting kedalam Job Cost Sheet dilakukan
setiap hari.
Setiap entry ke Work in Process Inventory
harus dibarengi dengan posting ke satu
atau dua atau lebih kedalam job cost sheet
LO 3 Explain the nature and importance of a job cost sheet.

A Typical Job Cost Sheet

LO 3 Explain the nature and importance of a job cost sheet.

Ada 8 jenis pencatatan yang


dilakukan dalam Job Costing
1. Pencatatan Pembelian Bahan (Baku dan
pembantu)
2. Pencatatan pengakuan biaya tenaga kerja
pabrik
3. Pencatatan pengakuan biaya overhead pabrik
4. Pencatatan pemakaian Bahan
5. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik
6. Pencatatan Taksiran Biaya overhead pabrik
yang dibebankan ke produk
7. Pencatatan Job Complete
8. Penjualan Produk

Pencatatan 1 s/d 3 dilakukan pada perusahaan


yang menggunakan job Costing maupun
Process Costing
Tipe pencatatan 1,2 dan 8 dilakukan pada saat
terjadi transaksi atau segera setelah transaksi
terjadi
Tipe pencatatan 4 s/d 7 dilakukan pada akhir
periode saat membuat rekapitulasi biaya
Tipe pencatatan no 3 dilakukan selama periode
yang terjadi dan pada akhir periode

Rekening Pengendali dan


Rekening Pembantu
Rekening Pengendali
(Controlling Account):
Persediaan bahan Baku
Persediaan bahan
Penolong
Persediaan Barang
dalam Proses
Biaya overhead Pabrik
sesungguhnya (actual)

Rekening Pembantu
Kartu Persediaan
Kartu Persediaan
Kartu harga Pokok (Job
Sheet)
Kartu biaya

1. Pencatatan Pembelian Bahan (Baku dan


pembantu)
Pembelian Bahan baku /Bahan Pembantu
dicatat
Persediaan Bahan Baku
Hutang Dagang

xxx

Persediaan Bahan Pembantu


Hutang Dagang

xxx

xxx

xxx

2. Pencatatan pengakuan dan pembayaran biaya tenaga


kerja pabrik
a. Pencatatan gaji dan Upah
Gaji dan Upah
Hutang Gaji dan Upah
Hutang Dana Pensiun
Hutang PPH 21

xxxx
xxx
xx
xx

b. Pembayaran gaji dan upah


Hutang Gaji dan Upah
xxx
Kas
xxx
c. Pembayaran dana pensiun dan PPH21 ke instansi
masing-masing
Hutang Dana Pensiun
xx
Hutang PPH 21
xx
Kas
xxx

3. Pencatatan Pengakuan Biaya Overhead Pabrik


Sesungguhnya

Pengakuan biaya asuransi dari persekot asuransi


BOP Sesungguhnya (FOH Control)
xxx
Persekot Asuransi
Pengakuan biaya depresiasi
BOP Sesungguhnya (FOH Control)
Akumulasi Depresiasi

xxx
xxx

Pembayaran biaya listrik,air dan gas pabrik


BOP Sesungguhnya (FOH Control) xxx
Kas xxx
Pengakuan Biaya Supllies pabrik
BOP Sesungguhnya (FOH Control)
Suplies Pabrik

xxx
xxx

xxx

4. Pencatatan pemakaian Bahan


Penggunaan Bahan Baku dicatat
Barang Dalam proses (Work in Process)
Persediaan Bahan Baku

xxx
xxx

Penggunaan Bahan Pembantu dicatat


BOP Sesungguhnya (FOH Control)
Persediaan bahan Pembantu

xxx
xxx

5. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik.


(Pencatatan Biaya Tenaga kerja langsung dan tak
langsung )

Pendistribusian Gaji dan Upah ke Biaya


Produksi dan Non Produksi
Barang Dalam proses (Worki in Process)
BOP Sesungguhnya (FOH Control)
Biaya Penjualan (Sales Expenses)
Biaya Administrasi dan Umu
Gaji dan Upah (Payroll)

xxx
xxx
xxx
xxx
xxxx

6. Pencatatan Taksiran Biaya overhead pabrik yang


dibebankan Ke produk
Barang Dalam Proses (Work in Process)
BOP Dibebankan (FOH Applied)

xxx
xxx

7. Pencatatan Job Complete (Mencatat Barang Jadi)


Persediaan Barang Jadi
(Finished Good Inventory)
xxx
Barang Dalam Proses (Work in Process) xxx
Mencatat Persediaan Produk Dalam Proses
Persediaan Barang Dalam Proses xxx
Barang Dalam Proses (Work in Process)

xxx

8. Pencatatan Penjualan
Piutang Dagang
Penjualan

xxx

Harga Pokok Penjualan


xxx
Persediaan barang Jadi

xxx

xxx

9. Pencatatan Selisih BOP


BOP dibebankan (FOH Applied) xxx
BOP Sesungguhnya

xxx

Selisih (Under applied)(kurang dibebankan)


Selisih BOP (FOH Variant)
xxx
BOP Sesungguhnya
xxx
Selisih Over Applied (lebih dibebankan)
BOP dibebankan (FOH Applied) xxx
Selisih BOP (FOH Variant)
xxx

PT Roy merupakan perusahaan yang bergerak dibidang percetakan


menggunakan metode job order sistem. Untuk dapat mencatat
biaya produksi tiap pesanan diberi nomor dan setiap dokumen
sumber diberi identitas no pesanan ybs. Berikut ini transaksi yang
terjadi pada perusahaan Roy selama bulan Nopember.
Perusahaan menerima pesanan untuk mencetak undangan diberi no
5755 sebanyak 1500 lembar dengan harga jual $300 dan pesanan
untuk mencetak brosur dan pamflet sebanyak 20.000 lembar
diberi no 5756
Kegiatan yang terjadi sbb:
3 Nop membeli bahan material berupa:
Bahan Baku kertas jenis P 85 ream @ $1,000
Bahan Baku kertas jenis Q 10 rol @ 35000
Bahan Baku Tinta jenis A 5kg @ $ 10,000
Bahan Baku Tinta jenis B 25 kg @ $2,500
Bahan Penolong X 17 kg @ $1000
Bahan Penolong Y 80 liter @ $ 500

Untuk memproses Pesanan:


pes no 5755
pes no 5756
Bahan baku
yang digunakan Kertas Jenis P 85 ream
Kertas jenis Q 10 rol
Tinta Jenis A 5 kg
Tinta jenis B 25 kg
Pada saat memproses produk tersebut perusahaan menggunakan bahan
penolong sbb:
Bahan Penolong X sebanyak 10 kg
Bahan Penolong Y sebanyak 40 liter
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi sbb:
Upah Langsung untuk pesanan no 5755 sebanyak 225 jam dengan
upah perjam $ 400
Upah Langsung untuk pesanan no 5756 sebanyak 1250 jam dengan
upah perjam $ 400
Upah tidak Langsung sebesar $ 300.000

$400,000
Gaji karyawan bagian Administrasi dan umum
$ 750,000
Gaji karyawan Bagian Pemasaran

Biaya Overhead Pabrik dibebankan kepada produk ditetapkan atas dasar


150% dari biaya tenaga kerja langsung

Sedangkan Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi sbb:


$ 150,000
Biaya Depresiasi Mesin
$ 200,000
Biaya Depresiasi Gedung pabrik
Persekot Asuransi gedung pabrik dan mesin yang sudah menjadi biaya
$ 70,000
Penggunaan persediaan suku cadang untuk biaya pemeliharaan mesin
$ 100,000
Pengggunaan persediaan bahan bangunan untuk Biaya Pemeliharaan
Gedung $ 50,000
Pada akhir periode pesanan nomer 5756 belum selesai sehingga
merupakan Barang Dalam Proses

Dari data diatas diminta buat jurnal untuk mencatat :


1. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
2. Buat Kartu Harga Pokok (job cost sheet) untuk masingmasing job
3. Pemakaian Bahan Baku dan Bahan Penolong
4. Gaji dan Pembayaran gaji
5. Distribusi gaji dan upah
6. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke masing-masing job
7. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi
8. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi
9. Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses
10.Pencatatan Penjualan
11.Pencatatan selisih Biaya Overhead Pabrik

Biaya Kualitas (Cost of Quality) dan Akuntansi


Kerugian Produksi (Accounting for Production
Losses)

Cost of Quality= Biaya kualitas adalah


biaya yang dikeluarkan untuk membentuk
kualitas produk .
Biaya kualitas meliputi:
Prevention Cost (Biaya pencegahan)
Appraisal Cost (Biaya penilaian)
Failure Cost (Biaya kegagalan)

Biaya Pencegahan
Biaya Pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mencegah terjadinya kegagalan produk.
Biaya yang dikeluarkan meliputi:
Biaya perancangan sistem yang menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi
Biaya implementasi dan pemeliharaan sistem
Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan yang
menangani kualitas produks

Appraisal Cost (Biaya penilaian)


Biaya yang terjadi untuk mendeteksi
kegagalan produk. Meliputi:
Biaya inspeksi dan pengetesan bahan
Biaya Inspeksi selama proses produksi
dan setelah proses produksi
Biaya untuk mendapatkan informasi
tentang kepuasan pelanggan

Failure Cost (Biaya kegagalan)


Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi akibat produk
gagal
Penyebab kegagalan:
Internal :
Biaya yang terjadi selama proses produksi
Biaya adanya sisa bahan (scrap ), spoiled good (rusak, busuk),
hilang dalam proses, biaya pengerjaan kembali atau biaya
akibat kekurangan bahan

External:
Biaya yang terjadi setelah pasca penjualan
Biaya reparasi pada masa garansi
Biaya penanganan komplain
Biaya kehilangan penjualan karena pelanggan tidak puas

Pengukuran dan Pelaporan Biaya


Kualitas
Pada berbagai perusahaan biaya kualitas ini
sampai sebesar 20% dari pendapatan.
Biaya kegagalan produk dapat diukur dan
dilaporkan secara periodik. Biaya yang
dikeluarkan akibat adanya sisa bahan,
kerusakan bahan, pengerjaan kembali suatu
produk, penggantian dan reparasi pada masa
garansi dan penanganan komplain pelanggan,
dapat dimonitor, ditetapkan biayanya, dan
dilaporkan kepada manajemen secara periodik

Biaya yang terjadi selama proses produksi


Biaya yang terjadi selama proses produksi meliputi
Produk Rusak (Spoiled Good), Produk Cacat (Defective
Good), Produk Sisa (Material Scrap)
1. Produk Rusak (Spoiled Good) : adalah produk rusak yg
tidak dapat diperbaiki lagi atau tidak sesuai dengan
standar mutu yang dipesan.
2. Produk Cacat (Defective Good): adalah Produk Cacat
yang dapat diperbaiki lagi. Dan Perbaikannya
memerlukan tambahan biaya
3. Barang Sisa (Material Scrap): adalah bahan sisa yang
normal terjadi saat memproses produk jadi. Sisa bahan
ini dapat dijual. Misal produk kulit selalu ada sisa bahan

Akuntansi Produk Rusak, Produk Cacat, dan Produk Sisa

Akuntansi untuk Produk Rusak


Produk rusak ini telah menyerap biaya bahan,
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
Produk rusak ini biasanya dapat dijual seharga
nilai sisanya atau dibuang karena tidak punya nilai
sama sekali

Akuntansi untuk Produk Rusak


Perlakuan akuntansi untuk Produk rusak ada 2
1. Biaya kerusakan (setelah dikurangi nilai bersih
yang dapat direalisasikan) dibebankan ke BOP
Sesungguhnya
2. Biaya kerusakan (setelah dikurangi nilai bersih
yang dapat direalisasikan) dibebankan ke
Produk yang bersangkutan (dibebankan pada
pelanggan) dan diperhitungkan dalam PDP

Akuntansi untuk Produk Rusak


1. Biaya kerusakan (setelah dikurangi nilai bersih yang
dapat direalisasikan) dibebankan ke BOP
Sesungguhnya
PT Restu selama bulan Juni 2011 menghasilkan 10.000 unit
produk berdasarkan pesanan dari pelanggan. Biaya
produksi yang terjadi meliputi:
Biaya Bahan Langsung Rp 600 per unit, Biaya Tenaga kerja
Langsung Rp 400 per unit dan BOP Yang Dibebankan
dengan tarip 125% dari Biaya Tenaga Kerja Langsung.
Kerusakan produk saat proses produksi normal terjadi.
Dalam Tarif BOP yang dibebankan sudah termasuk
taksiran biaya kerusakan sebesar Rp 50 per unit

Saat diproduksi terjadi kerusakan produk sebanyak 200 unit dan


ini normal terjadi.
Produk rusak ini diperkirakan masih dapat dijual dengan harga
Rp 100 per unit
Realisasi penjualan Produk rusak:
a)Sesuai dengan taksiran yaitu Rp 100 per unit
b)Lebih tinggi dari harga taksiran yaitu sejumlah Rp 22.000
Diminta :
1.Buat jurnal untuk mencatat Persediaan Barang Dalam Proses
2.Buat Jurnal untuk mencatat pembebanan Produk Rusak
3.Buat jurnal untuk mencatat Barang Jadi
4.Buat jurnal untuk realisasi penjualan barang rusak jika
a) Terjual dengan harga sesuai taksiran
b) Terjual dengan harga Rp 22.000

Akuntansi untuk Produk Rusak.


2. Biaya kerusakan (setelah dikurangi nilai bersih yang dapat
direalisasikan) dibebankan ke Produk yang bersangkutan
PT Restu menerima pesanan khusus sebanyak 800 unit
produk dari PT Arya. Biaya produksi meliputi Biaya Bahan
Rp 750 per unit, Biaya Overpabrik dengan tarif 112,5%
dari biaya Tenaga kerja langsung atau sebesar Rp 450,
tidak termasuk biaya kerusakan. Spesifikasi pesanan ini
memerlukan tehnik produksi yang sangat sulit oleh karena
itu kerusakan normal akan dibebankan kepada pesanan
yang bersangkutan. Berdasarkan ujicoba yg dilakukan PT
Restu dari 10 unit produk yg dihasilkan hanya diperoleh 8
unit yang sesuai pesanan khusus tsb. Dengan demikian
untuk memenuhi pesanan sebanyak 800 unit harus
dikeluarkan biaya untuk memproduksi sebanyak 1000 unit

Diminta:

1. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat


Barang dalam proses atas pengeluaran seluruh
biaya produksi yang dikeluarkan
2. Buat jurnal untuk mncatat persediaan Produk
Rusak
3. Buat jurnal untuk mencatat pengiriman barang
ke pemesan
4. Buat jurnal untuk mencatat penjualan produk
rusak yg terjual dengan hargaRp 400 per unit

Akuntansi Produk Cacat (Defective Good)


Produk Cacat adalah produk yang tidak memenuhi
standar produksi karena kesalahan dalam bahan, tenaga
kerja atau mesin. Produk ini harus diproses lebih lanjut
agar memenuhi standar mutu yg ditentukan, sehingga
produk tsb dapat dijual. Jadi produk cacat ini
memerlukan biaya tambahan untuk memproses lebih
lanjut
Perbedaan produk cacat dg produk rusak adalah bahwa
produk cacat harus diolah kembali atau memerlukan
pekerjaan tambahan agar produk bisa dijual sedangkan
produk rusak tidak memerlukan pekerjaan tambahan lagi

Metode Akuntansi untuk mencatat biaya tambahan atas


produk cacat
Ada 2 metode:
1.Jika cacat bersifat normal, maka biaya tambahan atas
produk cacat dibebankan ke BOP Sesungguhnya
2.Jika cacat bersifat normal karena permintaan pemesan,
(atau sifat cacat barang ini disebabkan oleh persyaratan
khusus yang diinginkan pelanggan) maka biaya tambahan
untuk perbaikan di bebankan ke produk ybs

1. Cacat bersifat normal, biaya tambahan atas produk


cacat dibebankan ke BOP Sesungguhnya
Contoh:
PT Karya menerima pesanan dari Yayasan Rajasa sebanyak
100 unit produk. Biaya bahan adalah Rp 2.000 per unit, biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.500 per unit sedangkan
BOP dibebankan ke produk dengan tarif 150% dari biaya Tenaga
Kerja Langsung. Dalam tarif BOP tsb sudah termasuk biaya
tambahan atas produk cacat 10%. Selama pengolahan
ditemukan adanya 8 unit produk cacat dengan biaya tambaha
meliputi Biaya bahan lansung 10.000, biaya tenaga kerja
langsung Rp 12.000 dan tarip BOP nya 150% dari BTKL
Diminta:
Buat jurnal untuk mencatat biaya produksi atas pesanan
tersebut
Buat jurnal untuk mencatat biaya tambahan
Buat jurnal untuk mencatat produk jadi

Metode Akuntansi untuk mencatat biaya tambahan atas


produk cacat

2. Jika cacat bersifat normal karena


permintaan pemesan, (atau sifat cacat
barang ini disebabkan oleh persyaratan
khusus yang diinginkan pelanggan) maka
biaya tambahan untuk perbaikan di
bebankan ke produk ybs

Perusahaan Plastico Inc memperoleh pesanan untuk membuat kursi


plastik dari Piza King Inc sebanyak 1000 buah. Pada saat
perusahaan selesai memproduksi 100 unit, pelanggan mengubah
design kursinya sehingga kursi yang telah jadi sebanyak 100 buah
tidak dapat dipakai. Tetapi kursi ini ditaksir dapat dijual dengan harga
loakan (second hand) sebesar $10 perbuah. Karena hal ini
merupakan kesalahan pelanggan maka biaya produksi ini
dibebankan untuk 1100 unit kursi. Adapun biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi kursi tsb sbb:
Bahan baku
$ 22,000
Tenaga kerja langsung
$ 5,500
Biaya Overhead Pabrik
$ 11,000
Total job cost
$ 38,500
Perusahaan menetapkan harga jual sebesar 150% dari total costnya
Buat jurnal atas transaksi diatas
1. Mecatat Biaya Produksi
2. Mencatat Pengiriman Barang ke Pemesan
3. Mencatat produk rusak dan mencatat pembebanan ke PDP
4. Mencatat penjualan barang jadi secara tunai
5. Mencatat penjualan produk rusak tunai

Akuntansi untuk sisa bahan


( Accounting for scrap)
Sisa bahan (scrap) dapat terjadi :
Karena dalam proses produksi tidak semua
bahan menjadi bagian dari produk jadi,
sehingga ada bahan yg rusak yang selalu
terjadi saat diproses. Sisa bahan ini dapat
dijual. Misal produk kulit selalu ada sisa
bahan
Permasalahan yang muncul adalah
bagaimana perlakuan hasil penjualan sisa
bahan tersebut

Perlakuan hasil penjualan Scrap


Misalnya : Perusahaan Woodoo Manufacturing
mengumpulkan sisa bahan yang terjadi akibat
proses produksi. Setelah terkumpul secara
periodik sisa bahan tersebut dijual dan laku
sebesar $500. Perlakuan akuntansi nya sbb:
Sisa bahan (scrap) dapat ditelusuri ke pesanan
tertentu maka hasil penjualannya diperlaku
kan sebagai pengurang biaya bahan baku dari
produk yg menghasilkan scrap tsb
Jurnal yang dibuat:
Cash

$500
Work in Process

$500

Scrap tidak dapat ditelusuri ke pesanan tertentu


maka hasil penjualannya diperlakukan sbb:
1.

pendaptan lain-lain (other income) pencatatannya:


Cash
$500
Other Income
$500

2. Mengurangi harga pokok produk dan dibebankan pada


rekening Cost of good sold
Cash
$500
Cost of Good Sold
$500
3. Mengurangi Biaya overhead pabrik
Cash
$500
Factory Overhead Control
$500

Anda mungkin juga menyukai