Anda di halaman 1dari 45

37

BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Obyek Penelitian


4.1.1

Profil Perusahaan
Sumber profil perusahaan termasuk sejarah, logo perusahan, visi
dan misi, struktur organisasi, CSR, visi misi CSR, landasan dan road
map dan juga hasil wawancara dari informan data yang diambil
merupakan data yang dapat di percaya. Website perusahaan adalah
www.pertanina.com.
PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi
yang

dimiliki

oleh

Pemerintah

Indonesia

(National

Oil

Company),yang bergerak di bidang usaha minyak dan gas bumi dari


sektor hulu hingga hilir beserta kegiatan usaha terkait lainnya baik di
dalam maupun luar negeri. PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya
merupakan perusahaan monopoli di bidang minyak dan gas bumi
nasional, kini bertransformasi menjadi perusahaan energy yang antara
lain menangani geothermal energy, bio energy yang berasal dari
kelapa sawit, energi angin dan energi terbarukan lainnya seperti energi
yang berasal dari batu bara (Coal to liquid) dan energi yang berasal
dari sampah (waste to energy) .
Bisnis sektor hulu PT Pertamina (Persero) yang dilaksanakan di
beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di
bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas
bumi.Dalam pengusahaan migas baik di dalam mapun di luar negeri,
PT Pertamina (Persero) beroperasi baik secara independen maupun
melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja
Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical
Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ PT Pertamina
(Persero) Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama
(BOB).
Bisnis sektor hilir PT Pertamina (Persero) meliputi kegiatan
pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil
minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk

38
pendistribusian produk perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari:
RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan),
RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong). Selain itu PTPertamina
(Persero) juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan
Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur).
Produk yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan dan kedua
kilang LNG di atas meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti
premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar
dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas
(LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene,
Propylene, Polytam dan produk lainnya.
4.1.2

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PertaminamerupakanBadan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang ditugaskan Pemerintah untuk mengelola kegiatan migas
dan panas bumi di Indonesia. Terbentuknya Pertamina
berlangsung melalui serangkaian proses panjang dan tidak
terlepas dari semangat perjuangan bangsa Indonesia.
Perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kembali
keutuhan Negara Indonesia dari tangan penjajah berhasil pada
tahun 1945. Namun, perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti
begitu saja.Pada tahun 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia
mulai menginventarisasi sumber sumber pendapatan negara,
diantaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan
ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak
terkendali dan penuh dengan sengketa.Di Propinsi Sumatera
Utara misalnya, banyak perusahaan-perusahaan kecil saling
berebut untuk menguasai lading lading tersebut.
Untuk meredamnya, Pemerintah menyerahkan penguasaan
ladang-ladang itu kepada Angkatan Darat, yang kemudian
mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara.
Perusahaan ini kemudian berubah nama menjadi PT Perusahaan
Minyak Nasional, disingkat PERMINA pada 10 Desember 1957.
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN

39
PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah,
bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas
di Indonesia adalah negara. Melalui satu Peraturan Pemerintah
yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN
PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan
PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna
menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu
sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PT Pertamina).
Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini,
Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971,
dimana di dalamnya mengatur peran PT Pertamina (Persero)
sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang ditugaskan
melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan
menghasilkan migas dari ladang-ladang minyak di seluruh
wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi berbagai produk dan
menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak &
gas di seluruh Indonesia.
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di
industri minyak dan gas nasional maupun global, Pemerintah
menerapkan Undang-Undang No. 22/2001.Pengaturan kebijakan
sektor hulu dilaksanakan oleh Satuan Kerja Kegiatan Migas
(SKK Migas), sedangkan yang mengatur kebijakan di sektor
hilir dilaksanakan oleh Badan Pengatur Hilir Migas (BPH
Migas).Paska penerapan tersebut, PT Pertamina (Persero)
memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak
lainnya.
Penyelenggaraan kegiatan bisnis PublicService Obligasi
(PSO) tersebut akandiserahkan kepada mekanisme persaingan
usaha yang wajar, sehat, dan transparan dengan penetapan harga
sesuai yang berlaku di pasar. Pada 17 September 2003 PT
Pertamina (Persero) berubah bentuk menjadi PT Pertamina
(Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang tersebut

40
antara lain juga mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha
migas di sisi hilir dan hulu.
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya
menghadapi

persaingan

bisnis,

PT

Pertamina

(Persero)

mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah


dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut
menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan
lingkungan

yang

diterapkan

dalam

aktivitas

usaha

Perseroan.Selanjutnya pada 20 Juli 2006, PT Pertamina


(Persero) mencanangkan program transformasi perusahaan
dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis.Untuk lebih
memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember
2007 PTPertamina (Persero) mengubah visi perusahaan yaitu,
Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.
Menyikapi perkembangan global yang berlaku, PT Pertamina
(Persero) mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak
dan gas menuju ke arah pengembangan energi baru dan
terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun 2011 PT
Pertamina (Persero) menetapkan visi baru perusahaannya yaitu,
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Pada
tanggal 19 Juli 2012 melalui mekanisme RUPS LB, PT
Pertamina (Persero) melakukan perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan Perseroan yang terkait dengan perubahan Modal
Ditempatkan/Disetor,

Penambahan

Kegiatan

Usaha

serta

Perubahan Pasal 10 ayat (1), Pasal 11 Ayat (19) dan (20), serta
Pasal 21 Ayat (3).
4.1.3

Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan


1) Visi Pertamina :
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Berkelas Dunia

2)

Misi Pertamina :

41
Menjalankan usaha minyak, gas serta energy baru dan
terbarukan secarater integrasi, berdasarkan prinsip-prinsip
komersial yang kuat
3) Tata Nilai
PT Pertamina (Persero) menetapkan enam tata nilai perusahaan
yang dapa tmenjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam
menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan PT
Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Clean
Dikelola secara profesional, menghindari

benturan

kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi


kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata
kelola korporasi yang baik.
2. Competitive
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun
internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi,
membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3. Confident
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi
pelopor

dalam

reformasi

BUMN,

dan

membangun

kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused

Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen


untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial,
mngambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis
yang sehat.
6. Capable
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang professional dan
memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen
dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
4) Logo Pertamina
Berikut logo PT Pertamina (Persero)

42

Gambar 4.1 Logo PT Pertamina (Persero)


Sumber website Pertamina www.pertamina.com
Logo

PT Pertamina

(Persero)

secara

tidak

langsung

membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan


representasi bentuk panah yang menggambarkan PT Pertamina
(Persero) bergerak maju dan progresif.Logo tersebut terdiri dari
tiga warna yang menunjukkan langkah besar yang diambil PT
Pertamina (Persero) dan aspirasi perusahaan akanmasa depan yang
lebih positif dan dinamis. Warna merah berarti keuletan dan
ketegasan, serta keberanian dalam menghadapi berbagai kesulitan;
hijau mencerminkan sumber daya energi berwawasan lingkungan;
dan biru mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung
jawab.
Logo

PT

Pertamina

(Persero)

dirancang

untuk

merefleksikan identitas yang lebih segar, lebih modern dan lebih


dinamis serta menunjukkan posisi dan arah baru organisasi
perusahaan.

4.1.4

Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero)

43

Gambar 4.2 StrukturOrganisasi PT Pertamina (Persero)


Sumber website Pertamina www.pertamina.com
4.1.5

Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina


CSR adalah komitmen korporat atas tanggung jawab sosial dan
lingkungan akan memberikan nilai tambah kepada semua pemangku
kepentingan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Dan Pertamina
pun terus menguatkan kegiatan CSR dengan memasukkan pengelolaan
kegiatan ini ke dalam fungsi tersendiri dengan pimpinan setingkat
Manager. CSR adalah komitmen Pertamina sebagai asset nasional untuk
turut memajukan masyarakat Indonesia.

44
Program CSR diselaraskan dengan kebutuhan komunitas disekitar
wilayah operasi Pertamina, sebagai salah satu stakeholder penting,
sekaligus untuk mendukung keberhasilan bisnis Pertamina secara
berkelanjutan.
4.1.5 STRUKTUR ORGANISASI CSR
Manager
CSR
Ifky
Sukarya
Officer
Administration &
Reporting
Rika Gresia W.

Senior
Officer
Public
Health

Senior
Officer
Educational

Senior Officer
Infrastructure &
Disaster

Senior
Officer
Environment

Ernayetti

Ponco Koeswantoro

Binu Bowo I.
K

Officer

Officer
Infrastructure
& Disaster

Officer
Environment

Officer
Public
Health
-

Educational
Eko
Kristiawan

Achmad
Leman

Gambar 4.3 Struktur Corporate Social Responsibility


Sumber website Pertamina www.pertamina.com

CSR Pertamina di pimpin oleh seorang Manager yang


mempunyai tugas pokok Menyusun dan merealisasikan rencana

45
kerja dan anggaran fungsi CSR yang mendukung pencitraan positif
perusahaan. Dan memutuskan, mengarahkan serta mengendalikan
program-program

CSR

bidang

Pendidikan,

Kesehatan,

Lingkungan, Infrastruktur dan pemberdayaan serta Administrasi


pelaporan yang terpadu antara korporat, unit operasi di Pengolahan,
Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan sejalan dengan
kebijakan CSR Perusahaan.
Dibawahi empat orang Assistant Manager yang merangkap
sebagai Senior Officer pada setiap masing-masing bidang di CSR,
yaitu

Senior

Officer

Education

mempunyai

tugas

untuk

menganalisa dan mengevaluasi kerjasama dengan Unit Operasi di


bidang pendidikan terpadu antara korporat dengan unit operasi di
pengolahan, pemasaran dan niaga, serta anak perusahaan sejalan
dengan kebijakan CSR perusahaan.
Senior Officer Infrastruktur and Disaster mempunyai tugas
untuk Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di
bidang Infrastruktur dan Bencana Alam yang yang terpadu antara
korporat dengan unit operasi di Pengolahan, Pemasaran dan Niaga
serta Anak Perusahaan selaras dengan kebijakan CSR Perusahaan.
Senior Officer Public Health mempunyai tugas untuk
Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang
kesehatan yang yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di
Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan selaras
dengan kebijakan CSR Perusahaan.
Senior Officer Environment

mempunyai

tugas

untuk

Mengevaluasi dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi,


Anak Perusahaan dan pihak III dalam pelaksanaan program
program kerja CSR di bidang Administrasi dan Pelaporan.
Dalam mengerjakan dan melaksanakan setiap Senior Officer
memiliki Junior Officer untuk membantu pekerjaan agar memiliki
keselarasan dalam bekerja. Officer Infrastructure and Disaster
mempunyai tugas Menyusun, melaksanakan dan mengavaluasi
program-program kerja CSR di bidang Infrastruktur dan Bencana
Alam yang terpadu antara korporat dengan unit operasi di

46
Pengolahan, Pemasaran dan Niaga serta Anak Perusahaan, sejalan
dengan kebijakan CSR perusahaan.
Officer Educational mempunyai tugas Mengevaluasi dan
menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan dan
Pihak III dalam pelaksanaan program program kerja CSR di
bidang Pendidikan.
Officer Administration and Reporting mempunyai tugas
Menganalisa dan mengevaluasi program-program kerja CSR di
bidang Administrasi dan Pelaporan yang terpadu antara korporat
dengan unit operasi di hulu, Pengolahan, Pemasaran dan Anak
Perusahaan sejalan dengan kebijakan internal dan eksternal
perusahaan dalam rangka membangun dan menciptakan citra serta
kredibilitas perusahaan.
Junior Officer Public Health mempunyai tugas Mengevaluasi
dan menganalisa kerjasama dengan Unit Operasi, Anak Perusahaan
dan Pihak III dalam pelaksanaan program program kerja CSR di
bidang Kesehatan.
Junior
Officer

Environment

mempunyai

tugas

Mengendalikan laporan pelaksanaan program kerja CSR di bidang


Lingkungan yang tertib dan sesuai dengan ketentuanperusahaan.
Dan mengendalikan laporan pelaksanaan program CSR yang
bekerjasama dengan unit operasi dan pemasaran niaga
4.1.6 Visi, Misi dan Tujuan CSR Pertamina
Visi CSR : Menuju Kehidupan Lebih Baik
Misi CSR:
1. Melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (TJSL) yang akan memberikan nilai tambah kepada
semua pemangku kepentingan untuk mendukung pertumbuhan
perusahaan.
2. Melaksanakan tanggung jawab korporat dan kepedulian social
untuk sebuah pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
Tujuan CSR :
1. Secara

Eksternal

adalah

membantu

Pemerintah

Indonesia

memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia,


melalui pelaksanaan program-program yang membantu pencapaian

47
target pembangunan millennium atau Millenium Development
Goals (MDGs).
2. Secara Internal adalah membangun hubungan yang harmonis dan
kondusif dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder) untuk
mendukung

pencapaian

tujuan

korporasi

terutama

dalam

membangun reputasi korporasi (Pertamina).


4.1.7 Landasan CSR Pertamina
Kegiatan program-program CSR Pertamina didasarkan pada
beberapa landasan regulasi, walaupun kegiatan memberikan kontribusi
kepada masyarakat sudah dilakukan Pertamina sejak kelahirannya, 10
Desember 1957 karena perusahaan didirikan dengan perjuangan. Dan
untuk membiayai perjuangan, pembangunan dan manfaat sebesar-nesar
kemakmuran rakyat, sesuai proprosinya sebagai perusahaan. landasanlandasan itu adalah :
1. Bab V Pasal 47 Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun
2007 : tanggung jawab social dan lingkungan merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan kepatutan
dan kewajaran.
2. Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-21/MBU/2008 :
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diwajibkan kepada
BUMN yang kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam, atau
kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber
daya alam. Walaupun BUMN di bidang lain pun dapat saja
melaksankannya.
3. Pasal 88 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN : BUMN dapat
menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan
usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN.
4.1.8 Road Map Program

48

Gambar 4.4 Road Map Program Corporate Social Responsibility


Sumber website Pertamina www.pertamina.com
Road Map merupakan targetan setiap tahunnya ingin melakukan apa
saja selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Ini road map 5
tahunan agar setiap pergerakan CSR jelas dan terarah. Pada tahun 2010
dilakukan (Mainstreaming) Isu Pendidikan sebagai Program Utama CSR
dengan Dukungan Program Lain. Tahun 2011 Program CSR Integratif
melalui Program Pembangunan Desa Binaan dan fokus pada program
lingkungan, perbaikan pendidikan sekolah/ dengan dukungan Program
Kesehatan, kemandirian masyarakat, dan infrastruktur untuk mendukung
pencapaian peringkat Proper Hijau dan Emas.
Tahun 2012, Program CSR Integratif melalui

Program

Pembangunan Desa Binaan, mendukung pencapaian peringkat PROPER


Hijau dan Emas, dan role out model program CSR yang diintegrasikan

49
dengan bisnis inti : Pelumas, Gas DOm, BBM/BBK Fase I. Tahun
2013, Program CSR Integratif melalui Program Pembangunan Desa
Binaan, mendukung pencapaian peringkat PROPER Hijau dan Emas, dan
role out model program CSR yang diintegrasikan dengan bisnis inti :
Pelumas, Gas Dom, BBM/BBK Fase II.Tahun 2014, Konsolidasi dan
roll out Program Integrated CSR pada Desa-Desa Binaan di area
Instalasi-Instalasi Pertamina.
4.1.9 Program CSR
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, CSR Pertamina memiliki dua
misi, yaitu, Pertama, melaksanakan komitmen korporat atas Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang akan

memberikan nilai

tambah kepada semua pemangku kepentingan untuk mendukung


pertumbuhan perusahaan. Kedua,

melaksanakan tanggung jawab

korporat dan kepedulian sosial untuk sebuah pembangunan masyarakat


yang berkelanjutan.
Kedua Misi tersebut kemudian diimplementasikan menjadi tiga
belas

program CSR yang dimiliki oleh PKPU sebagai indikator

ukurannya, yang tertuang di dalam laporan tahunan corporate secretary,


yaitu:
1. Menanam 100 juta Pohon
2. Satu Aksi untuk Ciliwung
3. Desa Binaan
4. AC Milan Junior Camp
5. Pertamina SEHATI
6. Operasi Jantung Anak
7. Bantuan Optik
8. Beasiswa Sobat Bumi
9. OSN Pertamina
10. Pertamina Peduli Pendidikan
11. Clino Gigi Sehat
12. Rehabilitasi Mangrove
13. Pertamina Peduli

50
4.2

Penyajian Data Penelitian


Proses penyajian data penelitian berisi seluruh keterangan dan
informasi yang diperlukan dalam hasil penelitian. Informasi yang
diperoleh akan dianalisis sehingga menjadi sebuah data fakta. Peneliti
akan

membagi

penyajian

data

dalam

dua

pembahasan

teknik

pengumpulan data, yaitu data primer berdasarkan wawancara dan


observasi; Serta data sekunder berupa dokumentasi. Penyajian data
penelitian akan dipaparkan sebagai berikut:
4.2.1 Gambaran Subjek Penelitian
Informan pertama adalah Bapak Ifki Sukarya, selaku Manager
Corporate Social Responsibility dari PT Pertamina (Persero). Divisi CSR
merupakan divisi yang sangat penting di Pertamina karena perusahaan
bergerak di bidang gas dan bumi dan mencemarkan lingkungan akibat
penyebab yang ditimbulkan perusahaan. Divisi CSR juga sangat penting
untuk membangun Image positif perusahaan.
Informan kedua adalah Bapak Binu Bowo, selaku Senior Officer
Environment di bagian lingkungan. Divisi ini merupakan bagian dari
pelaksanaan program program CSR Pertamina khususnya dibagian
lingkungan. Peneliti memilih Bapak Binu Bowo sebagai informan karena
terkait program-program CSR perusahaan dibagian lingkungan untuk
membangun image positif di mata masyarakat luas.
Informan ketiga adalah Bapak Didier Neonisa, S.Kom., M.Si. sebagai
pakar ahli dan informan untuk wawancara triangulasi sumber dalam
bidang

Ilmu

Komunikasi

khususnya

dalam

Corporate

Social

Responsibility.
Informan ke empat dan kelima adalah warga masyarakat Desa Muara
Ujung Tanjung Pasir yaitu Bapak Yatno sebagai lurah dan Abdul khalik
sebagai masyarakat Desa Muara Ujung. Mereka adalah informan yang
dapat digali ionformasinya terkait program CSR PT Pertamina khususnya
dalam penanaman pohon Mnagrove di wilayah desa tersebut.

4.3

Penyajian Hasil Wawancara

51
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, maka
dalam teknik pengumpulan data, peneliti memilih menggunakan
Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur, biasanya
pewawancara memiliki daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan
untuk menyakan pertanyaan-pertanyaan secara bebas, yang terkait
dengan permasalahan. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas tapi
terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan
ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu. Dalam konteks
penelitian, narasumber harus memiliki pengetahuan mendalam program
CSR yaitu penanaman Mangrove di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir
Banten yang dilakukan oleh PT Pertamina.Dari hasil wawancara tersebut,
jawaban akan dianalisa melalui pendekatan data deskriptif.
4.3.1 Peranan Public Relations PT Pertamina Dalam Mensosialisasikan
Program CSR penanaman pohon Mangrove di Desa Muara
UjungTanjung Pasir Banten.
Peranan yang telah dilakukan oleh Public Relations PT Pertamina
(Persero) melalui wawancara dengan narasumber sudah sesuai dengan
teori yang telah dipaparkan, dimana diantaranya yaitu :
1.

Sebagai seorang teknisi komunikasi, menurut Ifki Sukarya selaku


Manager CSR PT Pertamina (Persero)
Kami fungsi CSR sebagai salah satu bagian yang
mengerjakan peran PR bekerja sama dengan manager
fungsi media dalam mensosialisasikan program program
Menabung 100 juta pohon khusus tanaman Mangrove di
Desa Muara Ujung melalui media (baik media internal
maupun eksternal) guna mempermudah proses sosialisasi
dan mencapai audiens yang lebih luas.
Melalui observasi yang dilakukan dilapangan, dinyatakan bahwa
memang PT Pertamina bekerjasama dengan fungsi media untuk
mensosialisasikan program CSR ini kepada khalayak luas dan CSR
juga sering mengundang divisi Media Relations PT Pertamina untuk

52
terjun kelapangan guna untuk meliput kegiatan dan progress dari
program penanaman Mangrove tersebut.
2.

Expert Prescriber, pada tahapan ini menurut Binu Bowo selaku Senior
Environment dan PR dari CSR PT Pertamina bahwa
Kami turut andil dalam mensosialisasikan program
program Menabung 100 juta pohon khusus tanaman
Mangrove di Desa Muara Ujung. kami Ikut berperan
langsung ke lapangan dan melihat langsung keadaan di
wilayah tersebut. Dan mencari tahu apa saja yang
dibutuhkan masyarakat sesuai tidak dengan Program PT
Pertamina dan ini sudah dilakukan oleh Pertamina sehingga
awal masuk program penanaman ini berjalan baik
Melalui observasi yang dilakukan dilapangan, dinyatakan bahwa
memang PT Pertamina melakukan komunikasi dengan baik kepada
masyarakat Desa Muara Ujung terkait program penanaman Mangrove
tersebut.

3.

Fasilitator komunikasi yaitu gunanya untuk menjembatani komunikasi


antara Pertamina dengan Masyarakat sekitar. Menurut Ifki Sukarya
selaku Manager CSR Pertamina
Dalam program ini kami terus mensosialisasikan
program kami dan memberi tahu tentang tujuan kami guna
untuk memecahkan permasalahan yag terjadi di daerah
tersebut melalui program csr kami lalu memberikan edukasi
tentang manfaat dari program dan dampak positif untuk
masyarakat setempat agar kami mendapat dukungan penuh
dan keikhlasan hati para masyarakat setempat unutk
membantu menssukseskan program kami, yang senang bukan
hanya perusahaan tetapi masyarakat sendiri yang akan
menerima dampak positifnya.
Dari hasil observasi memang PT Pertamina mendapat dukungan
penuh dari masyarakat sekitar dan dalam proses penanaman
Mangrove masyarakat setempat sukarela membantu dan ingin
dilibatkan dalam proses penanaman tersebut.

4.

Fasilitator pemecahan masalah, Menurut Ifki Sukarya selaku Manager


CSR PT Pertamina

53
Kami memang mengkomunikasikan program kami
kepada masyarakat setempat dan kami juga sering
mengadakan muyawarah dengan masyarakat setempat guna
mendengarkan keluh kesah mereka tujuannya adalah agar
Pertamina dapat mengetahui tanaman apa yang cocok dan
ternyata Mangrove dan dapat mengedukasi masyarakat
tentang manfaat pohon mangrove untuk wilayah Desa Muara
Ujung, dan kami dapat memecahkan keluh kesah mereka di
bidang ekonomi dan ekologis dengan cara memberdayakan
masyarakat sekitar dalam agar mereka mendapatkan
pekerjaan dari penanaman Mangrove ini.
Dari Observasi di lapangan dengan PT Pertamina menjembatani
komunikasi akhirnya keduanya saling menguntumgkan dan nilai
ekonmi masyarakat sekitar meningkat salah satu contoh dengan
membuka usaha tempat makan dan penjualan bibit Mangrove karena
Desa Muara Ujung sudah menjadi tempat wisata dan sudah banyak
pengunjungnya
Melalui beberapa pernyataan diatas mengenai bagaimana
peranan Public Relations PT Pertamina, dapat disimpulkan bahwa :
a. PT Pertamina sudah menjalankan 4 peranan Public Relations
sesuai dengan teori yaitu Expert Prescriber,Communications
Facilitator,

Problem

Solving

Process

Facilitator,

Communications Technician.
b. Adanya kerjasama yang baik antara perusahaan dengan
masyarakat setempat.
Hasil wawancara triangulasi sumber, menurut pendapat pakar ahli
tentang peranan Public Relations PT Pertamina dalam mensosialisasikan
Program CSR yaitu penanaman pohon Mnagrove di Desa Muara Ujung
Tanjung Pasir Banten sudah menjalankannya dengan baik sesuai dengan teori
peranan Public Relations.
Informan ketiga mengatakan:
Peranan Public Relations sangat penting dalam
proses mensosialisasikan program CSR karena maksut dari
program yang dibuat oleh suatu perusahaan akan dengan
baik dipahami oleh masyarakat luas apabila didalamnya ada
penghubung komunikasi yang baik yaitu berupa peranan dari
Public Relations. Jadi maksutnya dalah seorang Public
Relations harus terjun langsung kelapangan dan
memperhatikan apa yang terjadi dilapangan guna untuk
mensuskseskan program dan juga seorang PR harus dapat

54
bersosialisasi dengan baik terhadap masyarakat yang akan
dituju sebagai program CSR yang akan dilakukan oleh
perusahaan
4.3.2 Penerapan Corporate Social Responsibilty di PT Pertamina
Dalam penerapan kegiatan CSR dalam program menabung 100 juta
pohon khusus penanaman pohon Mangrove di Desa Muara Ujung tidak
terlalu mendapatkan kendala yang besar karena program PT Pertamina
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. PT Pertamina sendiri
mendapat keuntungan berupa image yang baik dan memenuhi tanggung
jawab sebagai perusahaan bonafit di Indonesia untuk membantu
masyarakat dan melestarikan lingkungan. Menurut Ifki Sukarya selaku
manager CSR PT Pertamina
CSR PT Pertamina (Persero) adalah jembatan
perusahaan terhadap kepedulian perusahaan terhadap
masyarakat dari bidang pendidikan, lingkungan, infastruktur
dan disaster dan kesehatan. Dari 4 aspek bidang tersebut
sudah mencakup segala keluhan masyarakat di Indonesia.
Menurut Pertamina sendiri patokan mereka mengadakan CSR
adalah berasal dari ISO 26000, Dalam ISO 26000, CSR di
definisikan sebagai: Tanggungjawab suatu organisasi atas
dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat
dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis,
yang : konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat, memperhatikan kepentingan dari
para stakeholders sesuai hukum yang berl aku dan konsistensi
dengan norma norma international, terintegrasi di seluruh
aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik
kegiatan, produk maupun jasa. Di dalam program khusunya
menabung 100 juta pohon ini di desa Muara Ujung Pertamina
membantu dari segi aspek lingkungan dengan tujuan
memberdayakan masyarakat setempat agar meningkatnya
nilai ekologis dan ekonomis masyarakat setempat dengan di
adakannya program menabung dan menanam pohon
mangrove. Konsep CSR dari PT Pertamina (Persero) ini
menganut 3 konsep yaitu People, Profit, Planet dan semuanya
kami jalani. Disini kami menjalankan program CSR ini bukan
sekedar menanam saja lalu tinggalkan, disini kita menanam
dan menabung dan otomatis ada tanggung jawab dan kita
selalu pantau program kita dengan baik dan harus meningkat
progressnya

55
Lalu menurut Binu Bowo selaku Senior Environment PT Pertamina
yaitu
Dalam CSR PT Pertamina bahwa perusahaan kami
bergerak di bidang gas dan bumi dan kami mendapatkan
keuntungan dari bumi, maka dari itu divisi CSR PT
Pertamina sangat penting guna membangun image positif
perusahaan di mata masyarakat, setelah sudah apa yang
telah menjadi dampak kinerja perusahaan untuk lingkungan
dll. CSR PT Pertamina juga sangat menjunjung tinggi profit
people and planet karena dari ke tiga itulah menjadi
landasan CSR PT Pertamina dalam mengadakan programprogram CSR untuk mendapat keunutngan bagi kedua belah
pihak yaitu perusahaan dan masyarakat
Hasil wawancara triangulasi sumber, menurut pendapat pakar ahli tentang
penerpaan Corporate Social Responsibility di PT Pertamina sudah baik,
dalam artian perusahaan sudah mengadopsi pedoman dari ISO 26000 yang
definisi menjadi landasan untuk seluruh perusahaan di Indonesia maupun
didunia dalam mengadakan program CSR.
Informan ketiga mengatakan:
CSR adalah bagian penting dari perusahaan yang
dilakukan oleh divisi Public Relations perusahaan. Banyak
sekali
manfaat
CSR
kalau
perusahaan
dapat
menjalankannya dengan baik. Keuntungan yang didapat
berupa image positif perusahaan dimata masyarakat luas
dan dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Perusahaan yang mendapatkan keunutngan yang besar
maka diwajibkan untuk mengadakan kegiatan CSR dengan
menggunakan konsep CSR yaitu profit, people and planet

4.3.3 Sosialisasi PT Pertamina di Desa Muara Ujung terkait Penanaman


Pohon Mangrove
Dalam hal melakukan sosialisasi pihak PT Pertamina juga sudah
menjalankan syarat-syarat terjadinya sosialisasi ada 2 yaitu, adanya
kontak sosial dan adanya komunikasi. PT Pertamina turun langsung
dalam kegiatan CSR ini langsung kelapangan dan mengadakan kontak

56
dengan para masyarakat secara langsung dan ikut berpartisipasi dalam
proses menanam mangrove dan adanya komunikasi yang baik antara
masyarakat

sekitar

dan

Pertamina

sehingga

mengurangi

miss

communications yang berlebihan. Menurut Binu Bowo selaku Senior


Environment dan PR dari CSR PT Pertamina
Proses kami mensosialisasikan program kami kepada
masyarakat Desa Muara Ujung pertama kami sering
mengadakan pertemuan atau musyawarah dengan
masyarakat dan disitu kami membicarakan tentang
program penanaman mangrove dan sebelumnyakami
mendengarkan permasalahan mereka terlebih dahulu dan
ternyata banyak masyarakat yang tidak tahu tentang
bahaya abrasi bahwasanya daerah mereka adalah daerah
peisisir pantai yang apabila tidak diajaga akan terkikis
daratannya. Disitulah kami memberikan edukasi tentang
manfaat pohon mangrove dan dengan penanaman
Mangrove dapat dijadikan hutan wisata. Dengan daerah
mereka menjadi tempat wisata mangrove maka banyak
pengunjung yang datang di situlah mereka dapat
meningkatkan ekonomi mereka dengan membuka usaha
tempat makan dll.
Proses sosialisasi yang dilakukan oleh PT Pertamina terkait program
penanaman Mangrove terlebih dahulu perusahaan membuat program
programnya sebelum melakukan proses selanjutnya. Menurut ifki sukarya
Dalam melakukan proses sosialisasi sebelum
melakukan prosesnya kami terlebih dahulu membuat
rencana seperti pendamping masyarakat, melihat kondisi
tanah yang akan ditanami seperti apa, membentuk
kelompok kerja dll. Gunanya adalah untuk mempermudah
dalam proses sosialisasi program CSR dalam penanaman
Mangrove agar masyarakat mengerti bahwa tujuan dari
sosialisasi ini dampaknya buat daerah mereka sendiri.
Kami juga mengadakan musyawarah dengan warga sekitar
dan memberikan edukasi tentang manfaat pohon mangrove
dan dengan penanaman Mangrove dapat dijadikan hutan
wisata. Dengan daerah mereka menjadi tempat wisata
mangrove maka banyak pengunjung yang datang di situlah
mereka dapat meningkatkan ekonomi mereka dengan
membuka usaha restaurant.
Tanggapan masyarakat Desa Muara Ujung tentang Sosialisasi
penanaman pohon Mangrove yang dilakukan PT Pertamina menurut
abdul chodir yaitu

57

Didalam proses sosialisasi penanaman pohon


Mangrove PT Pertamina di wilayah kami memang berjalan
baik karena cara pendekatan PT Pertamina dengan warga
baik dan dapat diterima oleh warga disini.perusahaan juga
membentuk kelompok kerja dan Sebagian besar warga
setempat menerima sosialisasi berupa edukasi tentang
pohon Mangrove yang tujuanya juga untuk wilayah kami
juga karena banyak manfaat yang kami tidak tahu dari
pohon Mangrove. Dan juga ada warga yang menolaknya
karena mereka tidak bersedia lahan mereka dijadikan titik
titik penanaman pohon Mangrove. Tetapi disini hebatnya
PT Pertamina Ialah mereka sabar menghadapi warga yang
menolak dan terus berupaya mengedukasi dan memberikan
penjelasan bahwa manfaatnya banyak bukan untuk
perusahaan saja tetapi kami sendiri sebagai warga yang
akan mendapatkan dampak dari manfaat pohon Mangrove
tersebut.Dalam proses penanaman perusahaan bekerja
sama dengan anak-anak Trisakti dan juga di bantu warga
setempat.
Hambatan yang terjadi pada saat PT Pertamina mensosialisasikan
program penanaman Mangrove di Desa Muara Ujung menurut Binu
Wibowo sebagai Senior Environment lingkungan PT Pertamina
Waktu kami lagi mensosialisasikan program kami
pertama kali di Desa Muara Ujung ada beberapa orang
yang menolak program kami karena mereka tidak mau
mendengarkan apa maksut tujuan kita dan manfaatnya.
Mereka berfikir tanahnya ingin dikuasai oleh PT
Pertamina. Sempat agak lama mereka menolak dan pada
akhirnya mereka akhirnya mau menerima setelah kami
mengadakan sosialisasi lagi dan dengan pendekatan yang
baik lalu mengedukasikan tentang penanaman dan manfaat
pohon Mangrove akhirnya mereka mau menerima program
kami.
Hasil wawancara triangulasi sumber, menurut pendapat pakar ahli tentang
sosialiasi program CSR PT pertamina di wilayah Desa Muara Ujung sudah
terstruktur dengan baik karena perusahaan membuat tahapan sebelum
mengadakan sosialisasi maupun sesudah mengadakan sosialisasi,
Informan ketiga mengatakan:
Dalam mengadakan sosialisasi tentang suatu
program yang perusahaan adakan untuk masyarakat luas

58
memang tidak mudah, perusahaan harus membuat
planning terlebih dahulu agar dalam proses sosialisai
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Perusahaan
harus pintar dalam melakukan pendekatan terhadap
masyarakat, karena masyarakat tidak bisa dilakukan
dengan cara memaksa tetapi harus dibicarakan dari hati
ke hati agar tujuan dari perusahaan dapat tersampaikan
dengan baik dan dapat dipahami oleh masyarakat
4.3.4 Tujuan PT Pertamina membangun Brand Image di Desa Muara
Ujung Tanjung Pasir Banten
Cara membangun Brand Image yang telah dilakukan oleh PT
Pertamina (Persero) melalui wawancara dengan narasumber dimana
diantaranya yaitu :
Menurut Ifki Sukarya selaku Manager CSR PT Pertamina (Persero)
Cara PT Pertamina pertama kali membranding di
wilayah Desa Muara Ujung adalah dengan cara menanam
plang-plang bertuliskan PT Pertamina agar masyarakat
tahu bahwa yang mengadakan program menanam tanaman
mangrove adalah PT Pertamina. Lalu dengan diadakan
sosialisasi tentang prgram ini masyarakat dengan senang
hati membantu dan menerima program ini dengan terbuka
dan ini salah satu langkah PT Pertamina berhasil
membangun image positif dipikiran masyarakat sekitar dan
di wilayah Desa Muara Ujung. PT Pertamina menanamkan
bahwa Pertamina adalah perusahaan yang bertanggung
jawab atas semua yang sudah perusahaan lingkungan yang
berdampak pada lingkungan. Dan dengan jalannya
program menabung 100 juta pohon di Desa Muara Ujung
bertujuan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat
sekitar
Menurut Binu Bowo cara PT Pertamina membangun Brand Image di
Desa Muara Ujung dan tujuannya yaitu
Membangun Brand Image positif kepada masyarakat
Desa Muara Ujung adalah hal yang harus dilakukan.
Caranya adalah tanah-tanah yang akan diatanami pohon
mangrove diberikan plank yang bertuliskan PT Pertamina
dengan tujuan agar masyarakat sekitar tahu bahwa
perusahaan kamilah yang mengadakan hal positif ini.
Kami ingin menanamkan image psotif di fikiran warga
desa karena kami sadar bahwa masyarakat sekitar maupun
satu Indonesia hanya mengetahui bahwa kami adalah

59
perusahaan yang menimbulkan hal negative berupa
pencemaran lingkungan. Maka dari itu dengan adanya
program CSR di wilayah ini diharapkan masyarakat akan
sadar bahwa PT Pertamina juga perduli terhadap
lingkungan dan warga yang terpencil
Tujuan PT Pertamina membangun Brand Image di daerah Desa
Muara Ujung Tanjung Pasir Banten adalah karena di daerah ini ada
tanki aftur yaitu bahan bakar milik PT Pertamina untuk pesawat yang di
tanam di tanah dan mengirim aftur ke bandara melalui pipa pipa yang di
tanam di bawah tanah ini. Jadi agar masyarakat dapat menjaga produk
PT Pertamina dan kalau terjadi bencana seperti kebocoran pipa dll,
masyarakat tidak 100 persen menyalahkan PT Pertamina melainkan
mereka membantu perusahaan karena adanya timbal balik kebaikan dari
program CSR ini.
Tanggapan warga desa wilayah Desa Muara Ujung Tanjung Pasir
tentang bagaimana image PT Pertamina sebelum dan sesudah melakuka
program CSR di saerah tersebut menurut Yatno yaitu
Dulu sebelum PT Pertamina masuk daerah kami,
masyarakat Desa hanya tahu bahwa PT Pertamina
perusahaan yang negatif yang mencemari lingkungan
melalui BBM kendaraan bermobil, lalu dengan PT
Pertamina datang ke wilayah desa kami yang terpencil dan
mengadakan program menanam Mangrove dan memberikan
tujuan program yang menguntugkan kedua belah pihak maka
image positif perusahaan dimata masyarakat begitu besar
dan setelah menjalani program maka masyarakat sendiri
telah merasakan keuntungan dari segi ekonomi dan
lingkungan
Tanggapan bapak abdul khalik yaitu
Sebelum PT Pertamina datang kewilayah kami, kami
hanya tahu bahwa perusahaan ini adalah perusahaanbesar
yang sering menyebabkan kebakaran dan meledaknya gas
elpiji dan mencemari lingkuungan akibat bbm yang
dihasilkandari kendaraan bermobil. Lalu setelah mereka
dating kami tidak percaya bahwa PT Pertamina juga peduli
kepada kami dan peduli terhadap lingkungan danmengajari
kami bahwa daerah kami perlu pohon mangrove karena
manfaatnya banyak sekali dan dapat meningkatkan
perekonomian warga setempat

60
Hasil wawancara triangulasi sumber, menurut pendapat pakar ahli
tentang Brand Image yang dilakukan perusahaan pasti mempunyai
tujuan dan tujuannya adalah bahwa didaerah tersebut ada produk PT
Pertamina agar menguntungkan bagi kedua belah pihak. Informan ketiga
mengatakan:
Brand Image adalah merupakan bagian dari merek
yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti
lambang, desain huruf atau warna khusus atau persepsi
pelanggan atas sebuah produk atau jasa uang diwakili oleh
mereknya. Kesimpulan dari definisi brand image adalah
seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan dan
dipelihara oleh perusahaan untuk mempengaruhi apa yang
konsumen atau publik inginkan ketika publik itu mendengar
atau melihat brand kita. Manfaat Brand Image ada 2 yaitu
unutk perusahaan dan untuk konsumen pasti dai dalam
suatu perusahaan membangun image positif pasti memilki
tujuan dari perusahaan.

4.3.5 Program Kampung Mangrove Terpadu


Program penanaman pohon Mangrove di Desa Muara Ujung yang
dilakukan oleh PT Pertamina menurut ifki Sukarya yaitu
Program Kampung Mangrove Terpadu ini adalah
suatu program kami yaitu rehabilitasi Mangrove. Banyak
masyarakat yang tidak tahu bahwa pentingnya pohon
Mangrove. Manfaat dari program ini adalah untuk
masyarakat sendiri dan pemberdayaan ekonomi. Hutan
mangrove adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
sekumpulan pohon atau semak-semak yang hidup dan
tumbuh di daerah pasang surut (kawasan pinggiran
pantai). Hutan Mangrove sering juga dikenal dengan
sebutan Hutan Bakau. Karena mayoritas populasi tanaman
yang hidup pada Hutan Mangrove adalah tanaman
bakau.Manfaat dari pohon Mangrove banyak sekali seperti
Menjaga garis pantai agar tetap stabil, Melindungi pantai
dan tebing sungai dari kerusakan, seperti erosi atau abrasi,
Menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke
darat pada malam hari, Kawasan penyangga atau
penyaring rembesan air laut ke darat, Daun tanaman
berfungsi sebagai penyerap karbondioksida, Sebagai
perangkap dan pengolah zat-zat pencemar dan limbah
industri,
Sebagai
tempat
perlindungan
dan
perkembangbiakan berbagai jenis burung dan satwa

61
lainnya, Bermanfaat sebagai habitat alami bagi berbagai
biota darat dan laut, Berperan penting sebagai sumber
makanan bagi berbagai hewan kecil maupun besar.
Menurut Binu Bowo terhadap program Kampung Mangrove Terpadu
dalam penanaman pohon Mangrove di Desa Muara Ujung yaitu
Program ini adalah program CSR PT Pertamina di
bidang lingkungan, tujuann program ini adalah untuk
memberayakan masyarakat khususnya di Desa Muara
Ujung dari segi ekonomi maupun geografis. Banyak hal
yang harus masyarakat ketahui tentang manfaat pohon
Mangrove untuk wilayah mereka, karena pada dasarnya
wilayah mereka adalah wilayah pesisir pantai yang sangat
bahaya terkena abrasi. Banyak manfaat yang dapat
dikembangkan dari pohon mangrove ini di wilayah mereka.
Maka dari itu kami harus mensosialisasikan program kami
dan mengedukasi warga tentang manfaat dan dampak dari
penanaman pohon mangrove ini
Kesimpulan dari data diatas adalah kedua informan diatas
menyatakan program Kampung Mangrove Terpadu merupakan
program yang berbasis lingkungan untuk mengajak masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat Desa Muara Ujung untuk menjaga
dan melestarikan lingkungan.

4.4 Observasi
Peneliti melakukan observasi selama 3 bulan di PT Pertamina
fungsi corporate social responsibility untuk berpartisipasi langsung
dalam menjalankan dan menerapkan program program CSR, untuk
itu penelitian ini menggunakan observasi partisipan. Dalam penelitian
ini

penulis

berfokus

pada

peranan

public

relations

dalam

mensosialisasikan program Kampung Mangrove terpadu yang


merupakan salah satu kegiatan CSR yang bergerak dalam bidang

62
lingkungan atau environment di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir,
Banten.
Melalui hasil penelitian penulis melalui observasi partisipan
yang dilakukan, kegiatan kegiatan public relations di PT Pertamina
(Persero) dijalankan oleh divisi corporate secretary khususnya divisi
komunikasi yang didalamnya

terdapat divisi divisi yang

menjalankan tugas seorang public relations. Adapun divisi divisi


yang dimaksudkan yaitu : external realtion, internal relation, media
relation dan brand management. Corporate Social Responsibility juga
merupakan salah satu divisi yang digunakan Pertamina untuk
menjalankan tugas dan peran public relations, dimana dalam hal ini
Pertamina menugaskan fungsi CSR untuk menjalankan tugas dan
peran public relations dengan membuat program program CSR yang
unggul untuk membangun dan mempertahankan reputasi baik
perusahaan.
CSR Pertamina terbagi menjadi lima bagian khusus, yaitu :
educational, public health, environment, infrastructure and disaster,
dan administration and reporting. Dalam penelitian ini peneliti
berfokus pada penelitian mengenai program Kampung Mangrove
terpadu yang merupakan salah satu program unggulan CSR dalam
bidang lingkungan atau environment. Penulis melakukan penelitian
mengenai peranan public relations dalam mensosialisasikan program
Kampung Mangrove Terpadu di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir,
Banten.
Saat melakukan observasi di PT Pertamina (Persero) proses
sosialisasi mengenai program Kampung Mangrove Terpadu ke Desa
Muara Ujung Tanjung Pasir, Banten telah berlangsung, sehingga
penulis hanya sempat berpartisipasi langsung dalam pengecekan
tempat di Desa Muara Ujung dari program sosialisasi yang telah
berjalan dan meneliti mengenai peranan public relations dalam
mensosialisasikan program Kampung Mangrove Terpadu di Desa

63
Muara Ujung Tanjung Pasir, Banten melalui pengamatan dengan
menggunakan data sekunder dan proses wawancara.
Melalui hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, maka
penulis ingin memaparkan hasil observasi mengenai peranan public
relations dalam mensosialisasikan program Kampung Mangrove
Terpadu

di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir, Banten. Proses

sosialisasi program Kampung Mangrove Terpadu


mengamati

bagaimana

program

CSR

PT

Pertamina

Peneliti
dalam

mensosialisasikan program programnya ke pada masyarakat luas dan


melihat bagaimana kinerja peranan Public Relations dalam menangani
program-program CSR perusahaan. Dari hasil observasi yang
dilakukan peneliti, Peneliti akan membahas hasil observasi dalam
melaksanakan program ini, tim CSR PT. Pertamina (Persero)
melakukan beberapa tahapan, yakni sebagai berikut.
1. Persiapan
Dalam tahap ini Pertamina melakukan persiapan mulai dari
pembuatan proposal, pencarian dan pemilihan mitra kerja, dan
memikirkan setiap detail hal-hal yang dibutuhkan saat menjalankan
program ini.
2. Community Maping
Pada tahap ini Pertamina bersama mitra dari LPPM Trisakti
melakukan maping terhadap komunitas sekitar tempat program ini
berlangsung, yaitu komunitas-komunitas seperti nelayan di daerah
Teluk Naga, Tangerang Selatan ataupun masyarakat setempat yang
secara terintegrasi bersedia ikut

menjalankan program. Hal ini

nantinya akan mempermudah Pertamina untuk melakukan monitoring


terhadapa program.
3. Identifikasi Karakteristik lahan dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat (penelitian)
Di tahap ini dilakukan penelitian terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat sekitar tempat pelaksanaan program. Hal ini
sangat berguna untuk banyak hal. Selain menyasar lingkungan, tetapi
Pertamina mendambakan adanya dampak yang juga nantinya

64
dirasakan oleh masyarakat sekitar sebagai efek dari pelaksanaan
program. Kesejahteraan rakyat yang berada disekitar tempat
pelaksanaan program CSR tersebut juga dijadikan salah satu
inndikator keberhasilan program secara jangka panjang.
4. Pembentukan Struktur Kelembagaan atau Kelompok Kerja

Dalam menjalankan program ini Pertamina membentuk


kelembagaan ataupun struktur pelaksana di lapangan yang dijadikan
perpanjangan tangan Pertamina dan sekaligus yang menjalankan
program di lapangan serta bertanggung jawab pada setiap deadline
yang telah dibuat oleh pihak Perusahaan. Namun, sistem komunikasi
yang dilakukan bukan bersifat komando tetapi lebih mengajak bekerja
sama untuk menciptakan suasana kerja yang saling menguntungkan.
Dalam hal ini kelembagaan dan kelompok kerja dibicarakan bersama
dengan beberapa opinion leader di lapangan dan mitra kerja yang
telah ditentukan sebelumnya.
5. Pendampingan Masyarakat
Setelah kelompok atau lembaga kerja dibentuk dan materi
sudah

matang

lalu

dilakukan

proses

pendampingan

kepada

masyarakat setempat perihal program dan hal-hal apa saja yang akan
dan ingin dicapai bersama.

Pendampingan dilakukan untuk

mempersiapkan masyarakat sebelum nantinya turun ke lapangan


untuk melakukan persemaian dan penanaman mangrove. Karena pada
dasarnya program ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan
untuk mengembangkan sosial perekonomian masyarakat setempat
juga.
6. Rehabilitasi (Persemaian dan Penanaman Mangrove)

Pada tahap ini dilakukan persemaian dan penanaman mangrove


yang langsung dilaksanakan oleh kelompoknkerja dan diawasi oleh
Pertamina dan mitra. Penanaman dilakukan bertahap sesuai dengan
target jumlah pohon bakau yang akan ditanam dan luasnya area yang
akan ditanami. Penanaman tidak dilakukan sekaligus mengingat ada
begitu luas area yang akan ditanami. Program ini dilakukan secara
bertahap dan penanaman selesai pada tahun 2014 ini.

65
Melalui sosialisasi mengenai program Kampung Mangrove
Terpadu di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir, akhirnya warga Desa
Muara Ujung dapat mengerti tentang tujuan program CSR PT
Pertamina di wilayah mereka bahwa keuntungan program ini bukan
hanya untuk perusahaan semata melainkan untuk wilayah Desa Muara
ujung juga dari segi ekonomi maupun geografis. Contoh nyata bahwa
wilayah ini mendapatkan keuntungan dari program PT Peramina
dalam penanaman Mnagrove ini adalah tempat pohon Mangrove
menjadi tempat ekoswisata dan sudah banyak dikunjungi orang orang
di luar wilayah mereka. Warga sudah membuat tempat makan untuk
para pengunjung dan membuat tempat pemancingan di sekitar
wilayah pohon Mangrove. Sudah membuat kapal atau perahu untuk
membantu para pengunjung mengelilingi kawasan pohon Mangrove.
Demikian pemaparan peneliti mengenai proses sosialisasi
mengenai program Kampung Mangrove Terpadu di Desa Muara
Ujung Tanjung Pasir. Hasil akhir yang didapat yaitu, peranan public
relations dalam mensosialisasikan program Kampung Mangrove
Terpadu di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir berhasil dilakukan.
Karena sejak awal proses sosialisasi berlangsung hingga akhirnya
Desa Muara Ujung menjadi tempat ekowisata pohon Mangrove
manfaat program ini sangat dirasakan oleh warga dan perusahaan dan
sudah ada peningkatan dari segi ekonomi dan penghijauan.
Sebuah program dinyatakan berhasil apabila mampu mengadakan
perbaikan dan berguna bagi orang banyak dan pembuat program itu
sendiri. Berikut beberapa hasil yang positif yang dihasilkan dari
program ini.
1.

Telah tertanam sebanyak 130.000 bibit Mangrove.


Sejauh ini menurut dokumen internal PT Pertamina dirasakan cukup
membantu bagi warga dalam mengurangi abrasi oleh pasang air laut.
Sebelum ditanami bakau, daerah pesisir pantai di Desa Muara ujung
sangat gersang. Abrasi yang terjadi pun sangat luas karena tidak ada
pohon bakau yang menopang kala itu. Setelah ditanami bakau, saat ini

66
kondisi pesisir pantai Desa Muara Ujung telah hijau kembali dan
sedikit demi sedikit wilayah yang dulu mengalami abrasi kini telah
ter-rehabilitasi dengan sendirinya semenjak ada pohon bakau.
2.

Terdapat persemaian dengan kapasitas 45.000 bibit Mangrove.


Hasil positif lainnya yang dihasilkan, kali ini telah tersedia lahan yang
mampu menampung sekitar 45.000 bibit mangrove yang disemai dan
kemudian akan disebarkan bibitnya di tempat lain yang belum
ditanami.

3.

Terbentuknya

Komunitas

Mangrove

Swadaya

Masyarakat

Muara Ujung.
Hasil berikutnya yang sangat membantu program ini bisa berlangsung
secara terus-menerus

adalah dengan terbentuknya

Komunitas

Mangrove Swadaya Masyarakat Muara Ujung yang dibentuk atas


dasar kesadaran masyarakat sendiri sebagai bentuk rasa kepedulian
terhadap lingkungan tempat mereka tinggal dan mencari penghidupan.

4.

Pemanfaatan Akar Bakau Sebagai Kolam Bandeng dan Udang


Sumber Pencaharian Nelayan.
Masyarakat sangat antusias dengan adanya program penanaman
pohon bakau ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat ata
nelayan yang memanfaatkan akar-akar pohon bakau ang etlah dewasa
untuk ditebar benih ikan bandeng dan udang untuk dijadikan sumber
mata pencaharian yang membantu perekonomian warga. Selain itu,
Desa Muara ujung di jadikan objek wisata dan pemancingan yang
mana fasilitas dan segala sesuatunya dibuat atas swadaya masyarakat
Desa Muara Ujung dan didukung oleh Pertamina.
Melihat dampak positif yang dihasilkan cukup memuaskan, kedepan
pun Pertamina berencana melakukan tindak lanjut terhadap kegiatan
ini dengan concern yang sedikit diperluas bukan hanya pada
penanaman pohon bakau saja, melainkan:

67
1. Rehabilitasi ekosistem mangrove sebanyak 300.000 bibit
2. Suplai kebutuhan bibit mangrove untuk donasi tanaman mangrove
sebagai program lingkungan PERTAMINA (Menunjang program 100
juta bibit mangrove)
3. Kawasan percontohan edukasi dan ekowisata mangrove dengan energi
terbarukan
4. Kawasan percontohan konservasi jenis mangrove
5. Pengembangan kapasitas kelembangaan masyarakat melalui kegiatan
pelatihan dan studi banding.
4.5

Dokumentasi
Metode pengumpulan data yang terakhir adalah dengan dokumen yang

digunakan sebagai bahan informasi berdasarkan data data baik itu foto, catatan dan
segala bentuk dokumentasi yang berhubungan dengan kegiatan program CSR
dibidang lingkungan yaitu tentang program penanaman pohon Mangrove yang
diadakan di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir Banten.

Gambare 4.5 lokasi Hutan Mangrove di Desa Muara Ujung


sumber : Data internal PT Petrtamina
Ini adalah lokasi penanaman pohon Mangrove di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir
Banten. Dan sekarang sudah menjadi hutan ekowisata yang dapat dikunjungi oleh
para warga.

68

Gambar 4.6 Masyarakat Desa Muara Ujung


sumber : Data internal PT Petrtamina
Ini adalah gambar warga Desa Muara Ujung yang sedang merawat pohon Mangrove
dan memeriksa apakah pohon Mangrove dalam kondisi baik atau tidak.

Gambar 4.7 Plang milik PT Pertamina


Sumber : Data Internal PT Pertamina
Bukti bahwa PT Pertamina membranding lokasi penanaman Mangrove
melalui plang yang bertuliskan nama PT Pertamina di lokasi penanaman

4.6

Pembahasan Penelitian

69
4.6.1

Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya berfungsi untuk memperlihatkan persamaan dan


perbedaan yang ada di penelitian sebelumnya dengan penelitian setelahnya.
Penelitian sebelumnya harus memberikan kontribusi dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, literasi yang berhubungan dengan kegiatan
CSR yang digunakan perusahaan untuk mengelola citra merek dicari dan
dikumpulkan untuk dapat membantu penelitian ini. Jurnal tersebut antara lain :
1. Penelitian pertama berjudul Sikap Warga Dusun Rejoso Desa
Sumber Rejo Kabupaten Pasuruan Mengenai Aktivitas Corporate
Social Responsibility BIOGAS PT. PJB. Diambil dari Universitas
Kristen Petra Surabaya. Penelitian ini dilakukan oleh Rahayu
Florensia

pada

tahun

2013

bertempat

di

Surabaya

yang

menceritakan tentang Sikap Warga Dusun Rejeso Kabupaten


Pasuruan mengenai aktiitas CSR BIOGAS PT.PJB. Hasil dalam
melaksanakan aktivitas corporate social responsibility setiap
langkah mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi
kegiatan perlu dilakukan serta perlunya strategi komunikasi yang
baik yang dapat mendapatkan tanggapan positif dari publik. datanya
diolah melalui pendekatan kuantitatif. Keterkaitan antara jurnal ini
dengan penelitian adalah bahwa aktivitas CSR sangat penting
direncanakan terlebih dahulu agar tidak terjadi kegagaln dalam
melaksanakan program CSR di wilayah yang dituju. Komunikasi
harus dilaksanakan dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman
antara perusahaan dengan masyarkat.
2. Penelitian kedua berjudul Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Citra (Survei pada Warga Sekitar PT. Sasa Inti GendingProbolinggo).

Diambil

dari

Universitas

Brawijaya

Malang.

Penelitian ini dilakukan oleh Bahrul Ulum Zainul dan Arifin Dahlan
Fanani pada tahun 2014, bertempat di Probolinggo. Penelitian ini
membuktikan Pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility)
pada perusahaan meskipun sudah di anjurkan untuk melakukannya
namun masih belum terpenuhi secara maksimal, dengan kekurangan
yang belum terpenuhi dari masyarakat sekitar harapannya variabel-

70
variabel dengan pengaruh yang kecil supaya menjadi bahan evaluasi
bagi perusahaan untuk melaksanakan secara baik dan benar demi
meningkatkan Citra Perusahaan. Keterkaitan antara jurnal dengan
penelitian adalah kegiatan CSR sangat membantu dalam proses
meningkatkan citra perusahaan dimata masyarakat. Karena CSR
adalah program yang membantu memberdayakan masyarakat.
3. Penelitian ketiga berjudul Strategi Public Relations PT PJB
(PEMBANGKITAN JAWA-BALI) Dalam Program CSR Bank
Sampah. Diambil dari Universitas Kristen Petra Surabaya. Penelitian
ini dilakukan oleh Lesthia Chrysantin pada tahun 2013, bertempat di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pengamatan
semua tahapan pelaksanaan CSR Bank Sampah PT PJB oleh bidang
Humas & CSR PT PJB, peneliti melihat bahwa PT PJB memiliki
tipe cooperative grand strategy, yang memandang lingkungan dan
perusahaan saling terkait (interdependen), isu sebagai hal yang harus
diselesaikan (dan itu berasal dari publik), publik dianggap bisa
terpisah atau sejajar kedudukannya dengan perusahaan, memandang
perubahan sebagai hal yang negatif, dimana komunikasi dipandang
layaknya aliran darah, dan posisi PR seperti manajer komunikasi
bagi perusahaan. Kesemua aspek itu mempengaruhi peranan dan
posisi PR PTJB melakukan tahap mengidentifikasi lingkungan dari
publik dalam scanning

lingkungan, menetapkan tujuan, sasaran,

mitra, dan isu dalam formulasi strategi, serta menjalin komunikasi


untuk implementrasi strategi yang ada dan evalusi dan control
program. Keterkaitan antara jurnal dengan penelitian ini adalah
strategi dan peran Public Relations sangat penting untuk mendukung
program CSR perusahaan. Kalau tidak ada PR yang baik maka akan
sulit mensukseskan program CSR perusahaan.
4. Penelitian

keempat

berjudul

Strategi

Komunikasi

Dalam

Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility Oleh Humas


PT. SEMEN TONASA Terhadap Komunitas Lokal Di Kabupaten
Pangakjene Dan Kepulauan Diambil dari Program Studi Ilmu
Komunikasi,

Fakultas

Ilmu

Sosial

dan

Politik

Universitas

71
Hasanuddin Makassar. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Murniati
Muhtar, Hafid Cangara, Alimudian Unde

pada tahun 2012,

bertempat di Indonesia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi


komunikasi merupakan hal penting bagi PT. Semen Tonasa. Strategi
komunikasi menjadi tanggungjawab seluruh karyawan yang
tentunya

tidak

lepas

dari

manajemen

perusahaan.

Strategi

komunikasi PT. Semen Tonasa diterapkan melalui pelaksanaan


kegiatan-kegiatan program CSR dengan target capaian yang sifatnya
jangka pendek dan jangka panjang. Dalam pelaksanaan program
CSR, terdapat banyak penilaian masyarakat yang berujung pada pro
dan kontra. Untuk itu, pihak manajemen perusahaan terus
melakukan upaya-upaya pembenahan diri khususnya berkaitan
dengan penerapan strategi komunikasi yang lebih efektif .keterkaitan
jurnal dengan penelitian adalah perusahaan harus menunjukkan
sikap ingin membantu sesama melalui CSR. Pewrusahaan harus
mendekatkan diri dengan masyarakat melalui sosialisasi yang baik
dan strategi yang bagus agar tujuan CSR dapat dijalani dengan baik.
5.

Penelitian kelima berjudul Corporate Social Responsibility:


Between Civil Society and the Oil Industry in the Developing World.
Diambil dari University of Liverpool. Penelitian ini dilakukan oleh
Felix Tuodolo1 pada tahun 2009, di Nigeria difokuskan pada
program-program CSR Shell di wilayah Delta Niger, Nigeria.
Namun, Shell bukan satu-satunya TNC minyak di Delta Niger. TNC
lain yang beroperasi di Delta Niger termasuk Chevron, ExxonMobil,
ENI, Addax, Conoco Phillips, TotalFinaElf, dll Kisah Shell dan
dampaknya terhadap masyarakat lokal mirip untuk sebagian besar
TNC minyak. Dalam pengertian ini, Shell dapat digunakan sebagai
kasus generik untuk TNC minyak di wilayah Niger Delta. Kedua,
kasus Nembe menggambarkan kejadian di banyak komunitas lain
dari Delta Niger di mana perusahaan-perusahaan minyak memiliki
operasi mereka. Peran Shell dalam kerusakan lingkungan dan sosial
Ogoniland tidak dapat dengan mudah begitu saja.. keterkaitan jurnal
dengan penelitian adalah bahwa program CSR sangat dibutuhkan

72
untuk negara-negara atau daerah-daerah yang perlu dibantu dan
perusahaan harus sadar akan pentingnya CSR.
4.6.2 Peranan

Public

Relations

PT

Pertamina

Dalam

Mensosialisasikan Program CSR penanaman pohon Mangrove


di Desa Muara UjungTanjung Pasir Banten.
Peranan public relations seperti yang Dozier dan Broom dalam
Manajemen Public Relations & Media Komunikasi : Konsep dan
Aplikasi (Ruslan, 2007:19) terdiri dari empat bagian, yaitu teknisi
komunikasi, penasihat ahli, fasilitator komunikasi, dan fasilitator
pemecahan masalah. Dalam menjalankan peran-peran tersebut
melalui hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh
peneliti, menjelaskan bahwa peran PR pada PT Pertamina (Persero)
dijalankan oleh fungsi-fungsi yang berada dibawah divisi corporate
secretary. Divisi corporate secretary yang menajalankan peran PR
yaitu terdiri dari divisi komunikasi (brand management, interanal
relations, external relations dan media), investor relations, dan CSR.
Peran public relations tersebut dibagi menjadi kebeberapa
bagian, karena PT Pertamina (Persero) berharap agar kegiatan PR
dapat lebih terfokus sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dilihat
dari kegiatan yang harus dikerjakan, keputusan untuk membagi
peran PR tersebut menjadi kebeberapa bagian merupakan hal yang
sangat baik. Karena mengingat PT Pertamina (Persero) merupakan
perusahaan oil and gas yang dimiliki oleh pemerintah Republik
Indonesia, untuk itu kegiatan, stakeholder, rekan kerja, dan masalah
yang akan dihadapi pun berlingkup besar. Untuk itu diperlukan
beberapa divisi yang menjalankan peran PR agar kinerjanya lebih
optimal dan spesifik. Kita juga perlu meninjau bahwa dalam sebuah
perusahaan besar khususnya PT Pertamina (Persero) kegiatan PR
tidaklah mungkin ditangani oleh satu orang atau sekelompok tim
kerja yang menjalankan peran PR, tentu dibutuhkan beberapa tim
kerja yang menjalankan peran PR agar tujuan utama PR dalam

73
menjaga dan membangun reputasi baik pada perusahaan dapat
tercapai dengan baik dan efektif.
Fungsi Corporate Social

Responsibility

(CSR)

dalam

menjalankan peran Public Relations yaitu dengan membuat dan


menjalankan program-program CSR yang unggulan, bermanfaat dan
berkelanjutan. Program-program tersebut selain dapat bermanfaat
bagi para penerima manfaat dan lingkungan, program-program yang
ada dapat menciptakan dan membangun citra posotif pada
perusahaan. Dalam hal ini lebih tepatnya adalah, CSR merupakan
media PT Pertamina dalam menjaga dan membangun reputasi
perusahaan. Tujuan utama dari tugas seorang PR adalah untuk
membangun dan mempertahankan citra positif pada perusahaan,
CSR juga mampu melakukan hal itu melalui program-program yang
ada.
Peranan public relations yang dijalankan oleh fungsi
corporate social responsibility dalam program Kampung Mangrove
Terpadu ke Desa Muara Ujung Tanjung Pasir, Banten yaitu,
1. Expert Prescriber, pada tahapan ini Public Relations Pertamina
turut berperan sebagai penasehat ahli, maksudnya adalah Fungsi
CSR sebagai salah satu bagian yang mengerjakan peranan Public
Relations bekerja sama dengan manager fungsi media dalam
mensosialisasikan program Kampung Mangrove Terpadu melalui
Media Relations guna mempermudah proses sosialisasi dan
mencapai target yang lebih luas.
2. Sebagai seorang teknisi komunikasi, Public Relations ikut serta
dalam mensosialisasikan program Kampung Mangrove Terpadu.
Seperti membuat video tentang penanaman dan sosialisasi di
Desa Muara Ujung. Gunanya sebagai bukti nyata bahwa
bagaimana kegiatan penanaman itu berlangsung.
3. Selanjutnya Public Relations PT Pertamina berperan sebagai
fasilitator komunikasi diantaranya adalah dengan menanyakan
tanggapan ataupun saran yang membangun dari warga Desa
Muara Ujung dan juga dengan anak-anak Trisakti yang juga

74
membantu dalam proses penanaman Mangrove, hal ini
digunakan untuk dijadikan masukan yang berarti bagi CSR
Pertamina untuk mengembangkan program Kampung Mangrove
Terpadu kedepannya.
4. Fasilitator

pemecahan

masalah,

dalam

menjalankan

dan

mensosialisasikan program Pertamina yaitu Kampung Mangrove


Terpadu tentunya terdapat berbagai macam kendala yang
membuat hal tersebut menghambat kinerja Public Relations
untuk mensosialisasikan program ini secara efektif. Tentunya
saat melihat terdapat masalah dalam melaksanakan pekerjaannya,
seorang Public Relations akan berfikir untuk keluar dari masalah
tersebut. Contohnya pada program Kampung Mangrove Terpadu
ada yang menolak program tersebut dan juga pertamina wajib
mengedukasi warga tentang manfaat pohon Mangrove untuk
wilayah mereka. Karena wilayah Desa Muara Ujung sudah
terkena abrasi air laut akibat kurang pahamnya warga tentang
manfaat pohon Mangrove untuk daerah pesisir pantai seperti
Desa Muara Ujung Tanjung Pasir, Banten.
4.6.3

Program-program yang dibuat PT Pertamina dalam proses


sosialisasi program CSR di desa Muara Ujung Tanjung Pasir
Banten.
Dalam melaksanakan program ini, tim CSR PT. Pertamina
(Persero) melakukan beberapa tahapan, yakni sebagai berikut.

1.

Persiapan
Dalam tahap ini Pertamina melakukan persiapan mulai dari
pembuatan proposal, pencarian dan pemilihan mitra kerja, dan
memikirkan setiap detail hal-hal yang dibutuhkan saat menjalankan
program ini.

2. Community Maping
Pada tahap ini Pertamina bersama mitra dari LPPM Trisakti
melakukan maping terhadap komunitas sekitar tempat program ini

75
berlangsung, yaitu komunitas-komunitas seperti nelayan di daerah
Teluk Naga, Tangerang Selatan ataupun masyarakat setempat yang
secara terintegrasi bersedia ikut

menjalankan program. Hal ini

nantinya akan mempermudah Pertamina untuk melakukan monitoring


terhadapa program.
3. Identifikasi Karakteristik lahan dan kondisi sosial ekonomi
masyarakat (penelitian)
Di tahap ini dilakukan penelitian terhadap kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat sekitar tempat pelaksanaan program. Hal ini
sangat berguna untuk banyak hal. Selain menyasar lingkungan, tetapi
Pertamina mendambakan adanya dampak yang juga nantinya
dirasakan oleh masyarakat sekitar sebagai efek dari pelaksanaan
program. Kesejahteraan rakyat yang berada disekitar tempat
pelaksanaan program CSR tersebut juga dijadikan salah satu
inndikator keberhasilan program secara jangka panjang.
4. Pembentukan Struktur Kelembagaan/Kelompok Kerja
Dalam menjalankan program ini Pertamina membetuk
kelembagaan ataupun struktur pelaksana di lapangan yang dijadikan
perpanjangan tangan Pertamina dan sekaligus yang menjalankan
program di lapangan serta bertanggung jawab pada setiap deadline
yang telah dibuat oleh pihak Perusahaan. Namun, sistem komunikasi
yang dilakukan bukan bersifat komando tetapi lebih mengajak bekerja
sama untuk menciptakan suasana kerja yang saling menguntungkan.
Dalam hal ini kelembagaan dan kelompok kerja dibicarakan bersama
dengan beberapa opinion leader di lapangan dan mitra kerja yang
telah ditentukan sebelumnya.
5. Pendampingan Masyarakat
Setelah kelompok atau lembaga kerja dibentuk dan materi
sudah

matang

lalu

dilakukan

proses

pendampingan

kepada

masyarakat setempat perihal program dan hal-hal apa saja yang akan
dan

ingin

dicapai

bersama.

Pendampingan

dilakukan

untuk

mempersiapkan masyarakat sebelum nantinya turun ke lapangan


untuk melakukan persemaian dan penanaman mangrove. Karena pada
dasarnya program ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan

76
untuk mengembangkan sosial perekonomian masyarakat setempat
juga.
6. Rehabilitasi (Persemaian dan Penanaman Mangrove)

Pada tahap ini dilakukan persemaian dan penanaman


mangrove yang langsung dilaksanakan oleh kelompoknkerja dan
diawasi oleh Pertamina dan mitra. Penanaman dilakukan bertahap
sesuai dengan target jumlah pohon bakau yang akan ditanam dan
luasnya area yang akan ditanami. Penanaman tidak dilakukan
sekaligus mengingat ada begitu luas area yang akan ditanami.
Program ini dilakukan secara bertahap dan penanaman selesai pada
tahun 2014 ini.
4.6.4

Tujuan

sosialisasi

PT

Pertamina

mengenai

program

KampungMangrove Terpadu di Desa Muara Ujung

Tanjung

Pasir dan manfaat pohon Mangrove


1. Tujuan Sosialisasi
a. Memberdayakan masyarakat di Desa Muara Ujung agar
mempunyai keahlian dalam bidang bercocok tanam khusunya
tanaman pohon Mangrove agar mereka dapat mendapatkan
b.

keuntungann berupa uamg dari hasil keterampilan mereka.


Membuat daerah di Desa Muara Ujung menjadi Hijau dan
dapat dijadikan daerah ekowisata melalui penanaman pohon

c.

Mangrove tersebut.
Mengedukasi masyarakat bahwa pentingnya menjaga wilayah
mereka dan mengetahui manfaatnya pohon Mangrove sangat
besar di wilayah mereka karena wilayah mereka berada di
pesisir pantai yang rawan terkena abrasi air laut.

2. Manfaat pohon Mangrove


Hutan mangrove adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut sekumpulan pohon atau semak-semak yang hidup dan
tumbuh di daerah pasang surut (kawasan pinggiran pantai). Hutan
Mangrove sering juga dikenal dengan sebutan Hutan Bakau.
Karena mayoritas populasi tanaman yang hidup pada Hutan
Mangrove adalah tanaman bakau.

77
a.

Menjaga garis pantai agar tetap stabil


Kehadiran hutan mangrove di pesisir pantai sangat berperan penting
dalam menjaga garis pantai agar tetap stabil. Mengingat, kehadiran
populasi pohon dan semak yang ada pada hutan mangrove tersebut dapat
melindungi tepian pantai dari terjangan ombak langsung yang berpotensi
menghantam dan merusak bibir pantai. Hutan mangrove mampu
meredam energi dari terjangan gelombang arus air laut tersebut.
Rumpun-rumpun tanaman bakau mampu memantulkan, meneruskan dan
menyerap energi gelombang yang datang, sehingga gelombang yang
sampai ke sisi pantai hanya riak-riaknya saja.

b. Melindungi pantai dan tebing sungai dari kerusakan, seperti erosi atau
abrasi.
Sebagaimana tebing gunung atau jurang yang gundul berpotensi
mengalami erosi atau terkikis oleh aliran air hujan. Demikian juga halnya
dengan bibir pantai yang gundul tanpa tanaman. Kehadiran populasi
tanaman bakau dan populasi hutan mangrove lainnya, sangat berperan
penting dalam menjaga dan melindungi bibir pantai dari bahaya erosi
atau abrasi.
c. Menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat pada
malam hari.
Pada malam hari, biasanya angin laut bertiup dengan kencang ke darat.
Jika tiupan angin terlalu kencang, tentu akan sangat berbahaya bagi
lingkungan daratan terutama di daerah pinggiran pantai. Tanaman akan
menjadi rusak, hewan ternak dan satwa liar akan terganggu kenyamanan
hidupnya, demikian juga dengan manusia. Dengan adanya hutan
mangrove yang menjadi barier atau pelindung pada pesisir pantai,
kuatnya angin laut yang bertiup ke darat akan dapat ditahan dan diserap.
d. Kawasan penyangga atau penyaring rembesan air laut ke darat, sehingga
air laut yang asin menjadi tawar ketika merembes ke danau atau kolam di
darat.

78
e. Daun tanaman berfungsi sebagai penyerap karbondioksida.
Populasi tanaman pada hutan mangrove akan akan stomata yang siap
menyerap gas karbondioksida dari lingkungan dan melepaskan oksigen
ke lingkungan, sehingga udara di lingkungan pesisir pantai tetap bersih,
segar dan bebas dari polusi.
f. Sebagai tempat perlindungan dan perkembangbiakan berbagai jenis
burung dan satwa lainnya.
Hutan

mangrove

juga

menjadi

habitat

yang

nyaman

bagi

perkembangbiakan berbagai jenis burung dan satwa lainnya. Karena itu,


keberadaannya sangat dibutuhkan untuk kelestarian berbagai satwa-satwa
pantai.
g. Bermanfaat sebagai habitat alami bagi berbagai biota darat dan laut
Hutan mangrove juga menjadi habitat alami berbagai biota laut. Seperti
udang, berbagai jenis ikan dan sejenisnya. Karenanya, sangat keliru jika
ada yang dengan sengaja menebang hutan mangrove untuk tujuan
memperluas tambak mereka. Karena, tindakan tersebut dapat merusak
kelestarian biota-biota laut.
h. Berperan penting sebagai sumber makanan bagi berbagai hewan kecil
maupun besar. (Majalah CSR internal PT Pertamina bagian lingkungan)
4.6.5 Hambatan yang terjadi dalam proses sosialisasi yang dilakukan
PT Pertamina di Desa Muara Ujung Tanjung Pasir Banten.
Hambatan yang terjadi dalam proses sosialisasi adalah
adanya masyarakat yang pro dan kontra terhadap program CSR
penanaman pohon Mangrove tersebut. Alasan masyarakat yang
menolak adalah mereka tidak mau tahu tentang program tersebut dan
merasa terganggu dengan kehairan PT Pertamina diwilayah mereka.
Namun PT Pertamina tidak membiarkan begitu saja terhadap
masyarakat yang menolak, karena tujuan perusahaan aalah
memberdayakan masyarakat dan ingin melibatkan semua masyarakat
dalam proses penanaman Mangrove agar semua masyarakat di desa
merasa bertanggung jawab terhadap pohon yang ditanam. Solusinya

79
yang diambil oleh perusahaan adalah terus mengadakan musyawarah
di Desa Muara Ujung dan memberikan edukasi tentang program
penanaman Mangrove bahwa manfaatnya ari pohon Mangrove
sangat banyak bukan hanya untuk masyarakat itu sendiri tetapi untuk
wilayah mereka berhubung dengan letak Desa Muara Ujung persis di
pesisir pantai yang rawan terkena abrasi air laut. Dalam proses
pelaksanaannya Pertamina yang dibantu oleh mitra dari Universitas
Trisakti dan warga setempat merasa program ini sudah dapat
dilaksanakan dengan baik. Tentunya ini bisa terjadi dikarenakan
adanya penanganan yang serius dari pihak-pihak yang terlibat.
Koordinasi yang baik serta monitoring yang sering dilakukan
membuat program ini menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat
dan juga Pertamina. Kendala-kendala kecil yang mungkin terjadi di
lapangan dengan cepat diatasi sehingga tidak menjadi hambatan
dalam proses pelaksanaan program kampung terpadu mangrove
dengan energi terbarukan ini.
4.6.6 Pelaksanaan program CSR di PT Pertamina (Persero)
Dalam menjalankan program CSR PT Pertamina sudah sesuai
dengan konsep yang ada di teori tentang CSR. PT Pertamina juga
dalam menjalankan CSR meggunakan konsep CSR yaitu Profit,
People dan Planet. PT Pertamina sadar bhawa perusahaanya bergerak
di bidang oil and gas yang banyak sekali menimbulkan hal negatif
untuk lingkungan dan menyebabkan polusi udara dari hasil kendaraan
bermobil. Maka dari itu PT Pertamina ingin membuat masyarakat
tahu

bahwa

perusahaan

juga

melakukan

hal

positif

untuk

memperbaiki hal negatif yang telah dilakukan oleh perusahaan. PT


Pertamina juga dalam menjalankan program CSR, mereka menjadikan
ISO 26000 sebagai pedoman mereka dalam menjalan CSR, karena di
dalam definisi ISO 26000 sudah menjelaskan bahwa CSR merupakan
tanggung jawab sosial yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Didalam definisinya juga bahwa kegiatan CSR harus berkelanjutan
dan perusahaan harus tetap berorientasi di dalam mencari keuntungan
dan juga harus peduli terhadap sesama manusia. tujuan utama

80
corporate social responsibility pada PT Pertamina (Persero) adalah
untuk membangun reputasi perusahaan, melalui penerapan dan
pembuatan program program CSR yang sifatnya berkelanjutan dan
memberdayakan. Sedangkan untuk kelebihan dari CSR Pertamina
sendiri dapat dilihat melalui banyaknya award yang diberikan kepada
CSR PT Pertamina dan banyaknya program-program unggulan yang
dijalankan.
4.6.7

Tujuan PT Pertamina membangun Brand Image di Desa Muara


Ujung Tanjung Pasir Banten
Tujuan PT Pertamina membangun Brand Image positif di
daaerah tersebut adalah untuk meningkatkan reputasi perusahaan.
Kalau dari segi ekonomi bahwa di daerah Tanjung Pasir PT
Pertamina mempunyai produk berupa tenki avtur yang ditanam di
dalam tanah berbentuk pipa dari desa Muara Ujung sampai ke
bandara Soekarno-Hatta. Tujuannya adalah agar ada timbal balik
dari kebaikan perusahaan ke masyarakat, kalau terjadi sesuatu
dengan produk Pertamina tersebut maka warga tidak menyalahkan
langsung perusahaan melainkan warga membantu dan juga untuk
memudahkan akses komunikasi perusahaan tentang hal-hal yang
terjadi dengan tenki avtur tersebut. Lalu untuk memperluas cakupan
bisnis PT Pertamina melalui kegiatan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan. Tetapi tujuan ke masyarakatnya

adalah untuk

memberdayakan masyarakat, membantu perekonomian masyarakat,


penghijauan bumi agar tidak terjadinya globalisasi. Dengan di
tanamnya pohon Mangrove ini diharapkan dapat menahan abrasi
yang mengkikis daratan di wilayah Desa Muara Ujung dan juga
sebagai tempat ekowisata hutan Mangrove.

81

Anda mungkin juga menyukai