Anda di halaman 1dari 42

Bab II

KARAKTERISTIK DAN POTENSI


SUMBERDAYA ENERGI PRIMER

Energi primer
karakteristik dan potensi sumberdaya pada bab ini juga

meliputi :
minyak bumi,
gas bumi,
batubara dan
biomassa

I. Minyak Bumi
Unsur-unsur Minyak Bumi :

- tersusun dari ratusan senyawa kimia, dari metana hingga


aspal.
- Terdapat juga sulfur, oksigen, nitrogen dalam jumlah kecil,
walau sebagaian besar adalah hidrokarbon.
- Hidrokarbon merupakan sebuah senyawa yang tersusun dari
unsur karbon (C) dan hidrogen (H). -- Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang
berikatan dengan rantai tersebut.

Komposisi Elemen yang terkandung di


dalam Minyak Bumi
No.
1.

Elemen
Carbon

Persentase
83 hingga 87%

2.

Hydrogen

10 hingga 14%

3.

Nitrogen

0.1 hingga 2%

4.

Oxygen

0.1 hingga 1.5%

5.

Sulfur

0.5 hingga 6%

6.

Metals

Kurang dari 1000 ppm

Persentase Hidrokarbon yang


terkandung di dalam Minyak Bumi
No.
1.
2.
3.
4.

Hidrokarbon
Paraffins
Naphthenes
Aromatics
Asphaltics

Persentase
30%
49%
15%
6%

Range
15 to 60%
30 to 60%
3 to 30%
sisa

Klasifikasi Senyawa Minyak Bumi


Pada minyak mentah, senyawa hidrokarbon ini dapat dibagi

dua bagian, yaitu :


Senyawa rantai terbuka atau alifatik
Senyawa Aromatik

Senyawa rantai terbuka atau alifatik, meliputi :


Deret n-parafin (CnH2n+2)
Merupakan fraksi terbesar di dalam minyak mentah
Gugus paling penting adalah n-heksana dan n-heptana
Deret iso-parafin (CnH2n+2)
Senyawa rantai cabang yang sangat dibutuhkan
Kebanyakan sebagai hasil katalitik reforming, alkilasi dan isomerisasi
Deret Olefin (CnH2n)
Terdapat sedikit dalam minyak mentah
Hasil terbesar dalam proses cracking
Senyawa dasar dalam sintesa produk lain
Sifat antiknock ( bilangna oktan tinggi)

Senyawa Aromatik
Deret Nafta (CnH2n)
Berbeda antara olefin dalam kejenuhannya
Bilangan oktan tinggi
Dominan dalam minyak pelumas
Deret benzene (CnH2n-6)
banyak terkandung di dalam minyak di Sumatera dan Kalimantan

Minyak mentah memiliki sifat tertentu, tergantung

komposisinya.
Sebelum dapat diproduksi, harus diketahui terlebih dahulu
karakteristik atau sifatnya
Berdasarkan sifatnya, maka minyak mentah dibedakan
menjadi tiga dasar (base)

Berdasarkan sifatnya, maka minyak mentah


dibedakan menjadi tiga dasar (base)
Parafin base
Terdiri dari senyawa alifatik primer
Straight-run gasoline dengan bilangan oktan rendah
Mengandung lilin

Nafthene base
Mengandung senyawa siklik dalam jumlah besar
Bilangan oktan tinggi
Mengandung aspal

Intermediete base
Mengandung parafin dan olefin
Bilangan oktan sedang
Mengandung lilin maupun aspal

Bentuk-bentuk produk akhir minyak bumi


Terdapat dua golongan produk akhir minyak bumi yaitu:

produk bahan bakar minyak (BBM)


bensin penerbangan, bensin motor, bahan bakar jet, kerosin,

solar, minyak diesel dan minyak bakar


produk bukan bahan bakar minyak (BBBM)
elpiji (liquefied petroleum gas-LPG), minyak pelumas, gemuk,

aspal, malam, paraffin, lilin, hitam karbon (carbon black) dan


kokas

Penggolongan lain menyebutkan bahwa produk


akhir (produk jadi) kilang minyak adalah:
Produk volatile: LPG dan bensin alam.

Minyak ringan: bensin motor, bensin penerbangan, bahan

bakar turbin penerbangan, pelarut, bahan bakar traktor dan


kerosin.
Distilat: solar, minyak diesel dan minyak gas.
Minyak pelumas: meliputi berbagai jenis minyak pelumas.
Gemuk: meliputi berbagai jenis gemuk

Produk akhir minyak (lanjutan)


Malam: malam paraffin, malam kristal mikro (micro crystalline

wax) dan petrolatum.


Residu: minyak bakar, kokas petroleum, aspal, hitam karbon,
dan lain-lain.
Produk khusus: hidrokarbon, bahan kimia, insektisida, dan
lain-lain.

LPG
LPG adalah gas minyak bumi yang dicairkan pada suhu biasa

dan tekanan sedang (8-10 bar), sehingga elpiji dapat disimpan


dan diangkut dalam bentuk cair
Komponen utama LPG adalah propan dan butan, disamping
itu terdapat etan dan pentan dalam jumlah kecil, juga sengaja
ditambahkan senyawa merkaptan yang bersifat bau sebagai
indikator.

LPG (lanjutan)
ASTM D 1835-89 membagi elpiji ke dalam 4 tipe yaitu :
LPG propan,
LPG butan
LPG campuran propan-butan dan
LPG propan tugas khusus (special duty propan).

Sedangkan Indonesia memproduksi 3 jenis elpiji yaitu: elpiji

propan, elpiji butan dan elpiji campuran.

Bensin Motor
Bensin motor adalah campuran kompleks yang terutama

terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon, yang mempunyai


daerah didih ASTM sekitar 40-180oC, dan digunakan sebagai
bahan bakar mesin motor bakar.
Menurut ASTM D439-89, bensin motor dibagi dalam 5 kelas
berdasarkan volatilitasnya yaitu kelas A, B, C, D, E
Spesifikasi ini menetapkan karakteristik bensin motor untuk
digunakan di daerah-daerah dengan kondisi operasi yang
berbeda-beda sesuai dengan perubahan cuaca daerahnya

Kilang minyak Indonesia memproduksi


lima jenis bensin motor, yaitu:
Bensin premium 88, dengan angka oktan RON min. 88, berwarna

kuning, menggunakan pengungkit oktan TEL maks 1,5 ml per gallon


Amerika bensin.
Bensin premix 94, RON min 94, berwarna orange, menggunakan
pengungkit oktan TEL dengan Pb maks 0,45 gr/L dan metil tersier butyl
eter (MTBE) maks 15% volum.
Bensin super TT, RON min 95, tidak berwarna, tidak mengandung TEL,
ditambahkan MTBE maks 10% untuk memenuhi spesifikasi angka oktan.
Bensin prima TT, RON min 98, tidak berwarna, tidak mengandung TEL,
ditambahkan MTBE maks 15% vol. untuk memenuhi spesifikasinya.
Bensin petro 2T, RON min 72, berwarna hijau, kandungan Pb maks
0,1gr/L, MTBE 15% vol, khusus untuk mesin motor bakar dua langkah.

Bensin Motor (lanjutan)


Kecenderungan knocking bensin dalam silinder tergantung pada jenis,

ukuran, struktur molekul hidrokarbon dalam bensin dan jumlah


pengungkit oktan.
Senyawa hidrokarbon untuk mengetuk dalam mesin akan bertambah
besar menurut urutan berikut: aromat, i-parafin, olefin, n-parafin.
Senyawa metan dan etan mempunyai oktan 100 sedangkan n-heptan
mempunyai oktan 0.
Bensin yang digunakan sebagai bahan bakar motor saat ini
mempunyai angka oktan tinggi yaitu 88-98.

Bensin Penerbangan
Komposisi bensin penerbangan terutama terdiri dari senyawa

hidrokarbon isoparafin, senyawa naften terdapat sekitar 30%


dan senyawa aromat sekitar 10%.
Senyawa normal paraffin juga ada, tetapi jumlahnya perlu
dibatasi karena oktannya rendah, begitu juga dengan senyawa
olefin karena senyawa ini tidak stabil untuk penyimpanan
yang lama.
TEL sebagai pengungkit oktan digunakan lebih banyak
dibanding pada bensin motor.

Bahan bakar turbin penerbangan


Bahan bakar turbin penerbangan (aviation turbine fuel, avtur jet (jet

fuel) adalah campuran senyawa hidrokarbon.


Mesin jet penerbangan bekerja pada suhu yang sangat rendah -70oC (90oF), maka fraksi solar tidak dapat digunakan karena solar membeku
pada suhu tersebut.
Fraksi bensin juga tidak dapat digunakan karena pada tekanan rendah
(1/10 tekanan diatas tanah) fraksi ini mendidih dan habis menguap.
Bahan bakar yang paling cocok untuk mesin jet adalah fraksi kerosin.
Karena fraksi kerosin yang dihasilkan kilang jumlahnya tidak
mencukupi, maka dalam bahan bakar jet juga ditambahkan fraksi bensin
dan fraksi minyak gas rengkahan yang mendidih dalam daerah didih
kerosin (kerosin rengkahan)

Zat pelarut
Zat pelarut atau solven yang berasal dari minyak bumi terdiri

dari campuran senyawa hidrokarbon paraffin, naften dan


aromat.
Zat pelarut yang terdiri dari senyawa hidrokarbon aromat
disebut pelarut aromatis, sedangkan yang terdiri dari
campuran hidrokarbon paraffin dan naften disebut pelarut
alifatis.
Zat pelarut alifatis diperoleh dari distilasi minyak mentah
dan merupakan fraksi bensin sehingga berbau bensin,
sedangkan pelarut aromatis diperoleh dari proses reforming.

Zat Pelarut (lanjutan)


Zat pelarut aromatis juga dapat diperoleh dari industry ter

batubara.
Zat pelarut aromatis mempunyai bau yang kuat yang
disebabkan oleh bau senyawa aromat
Zat pelarut hidrokarbon, juga dijumpai zat pelarut lain
seperti alkohol, keton dan eter.

Kerosin
Kerosin adalah fraksi minyak bumi yang mempunyai daerah

didih sekitar 150-300oC.


Penggunaan utama kerosin adalah sebagai bahan bakar lampu
penerangan dan bahan bakar kompor rumah tangga.

Bahan bakar diesel


Bahan bakar diesel adalah fraksi minyak bumi yang mendidih

sekitar 175-370oC dan digunakan sebagai bahan bakar mesin


diesel.
Komposisi bahan bakar berpengaruh pada kelambatan
penyalaan dan kelambatan penyalaan semakin bertambah
dengan urutan senyawa hidrokarbon berikut: n-parafin,
olefin, diolefin, nafen, i-parafin, aromat.
Urutan ini kebalikan dengan urutan kualitas anti ketuk pada
bahan bakar bensin.

Bahan Bakar Diesel (lanjutan)


Fraksi hasil distilasi langsung minyak bumi mengandung banyak sekali

hidrokarbon n-parafin dan naften dan sedikit sekali hidrokarbon i-parafin


dan aromat. Sedangkan hasil rengkahan relative lebih kaya senyawa i-parafin
dan aromatik.
Sebagai perbandingan dipakai senyawa hidrokarbon cetan atau n-heksadekan,
C16H34 yang mempunyai kelambatan penyalaan pendek dan ditetapkan
mempunyai angka cetan 100, sedangkan isomer cetan yaitu heptametilnonan
yang mempunyai kelambatan penyalaan panjang mempunyai angka cetan 15.
Campuran 50% vol cetan dan 50% vol heptametilnonan mempunyai angka
cetan 57,5.
Angka cetan bahan bakar diesel untuk mesin putaran tinggi adalah 40-60
sedangkan untuk mesin putaran rendah adalah 25-40.

Minyak Bakar
Minyak bakar dapat berupa distilat, residua atau campuran

keduanya.
Distilat dapat berasal dari destilasi minyak mentah atau
berasal dari proses rengkahan. Sedangkan residu dapat berasal
dari residu hasil destilasi minyak mentah dan yang berasal
dari proses rengkahan.
Distilat yang ditambahkan kepada residu dimaksudkan untuk
menurunkan viskositas sampai ke tingkat yang diinginkan.

Minyak Bakar (lanjutan)


ASTM D396-90A membagi minyak bakar dalam 7 grade, yaitu:
Grade no 1 dan 2: adalah bahan bakar distilat untuk digunakan di rumah

tangga.
Grade no 3 (ringan) dan 4: adalah bahan bakar distilat berat atau campuran
distilat yang digunakan dan bahan bakar residu yang digunakan dalam alat
pembakar industry/ komersial.
Grade no 5 (ringan), 5 (berat) dan 6: adalah bahan bakar residu dengan
viskositas dan daerah didih yang makin bertambah, digunakan dalam alat
pembakar industry. Biasanya diperlukan pemanasan pendahuluan dalam
penanganannya agar diperoleh pengabutan yang baik.
Nama lain dari minyak bakar adalah minyak bakar bunker, yang terdiridari 3
macam yaitu bunker A, B dan C, yang masing-masing sesuai dengan minyak
bakar grade no 5 (ringan), 5 (berat) dan 6. Dewasa ini Indonesia
memproduksi satu jenis minyak bakar.

Minyak pelumas
Minyak pelumas terdapat dalam bagian minyak mentah yang

mempunyai daerah didih paling tinggi yaitu sekitar 400oC keatas.


Fraksi minyak pelumas dipisahkan dari residu hasil destilasi minyak
mentah dengan destilasi vakum.
Minyak pelumas terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon paraffin,
naften, aromat dan sejumlah kecil senyawa organic yang mengandung
oksigen dan belerang sebagai pengotor.
Struktur utama molekul minyak pelumas adalah inti naften dan inti
aromat yang tersusun dalam kelompok-kelompok sampai sebanyak
enam cincin.
Minyak pelumas yang telah dimurnikan cenderung terdiri dari cincin
naften kompleks dengan rantai-rantai cabang paraffin

Gemuk
Gemuk adalah minyak pelumas yang telah ditebalkan,

biasanya dengan mendispersikan sabun, tepung atau bahan


penebal lainnya, yang mempunyai konsistensi yang berbedabeda dari keadaan setengah cair sampai padat.
Disamping bahan penebal dapat ditambahkan aditif seperti
inhibitor oksidasi dan agen tekanan ekstrim yang dapat
menentukan sifat-sifat pelumasannya.

Gemusk (lanjutan)
Dewasa ini PERTAMINA telah memproduksi beberapa jenis gemuk

yaitu:
gemuk Pertamina SG untuk kendaraan yang sifatnya serbaguna dengan

dasar sabun lithium 1,2 hidroksi stearat timbal;


gemuk Pertamina TS 2 adalah gemuk dengan bahan dasar sabun kalsium
untuk bantalan yang memerlukan gemuk tahan air;
gemuk Pertamina 2,3 adalah gemuk untuk industry yang sifatnya
serbaguna dengan dasar sabun lithium dan
gemuk Pertamina EP 1 dan EP 2 jenis extreme pressure dengan dasar
sabun lithium 1,2 hidroksi stearat untuk bantalan industry yang
tugasnya sedang sampai berat.

Malam
Senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam malam minyak

bumi mempunyai atom karbon dari 20 sampai 75 buah, dan


mempunyai titik lebur sekitar 45 100oC.
Malam yang melebur pada suhu sekitar 65oC atau lebih
rendah, hamper seluruhnya terdiri dari senyawa hidrokarbon
paraffin normal dan mempunyai atom karbon sampai 34
buah.

Malam (lanjutan)
Malam minyak bumi yang mempunyai titik lebur yang lebih

tinggi, mengandung senyawa hidrokarbon naften dan


isoparafin dengan jumlah yang makin besar; senyawa
hidrokarbon aromat dapat pula terdapat dalam malam minyak
bumi.
Malam minyak bumi dibagi dalam dua tipe, yaitu: malam
paraffin dan malam kristal mikro. Malam paraffin diperoleh
dari distilat paraffin ringan pada suhu kurang dari 400oC,
sedangkan malam Kristal mikro diperoleh dari distilat
paraffin berat.

Aspal
Aspal adalah bitumen setengah padat berwarna hitam yang

berasal dari minyak bumi.


Aspal dapat terdapat di alam yang disebut aspal alam seperti
aspal alam buton di Pulau Buton Sulawesi Tenggara dan aspal
alam dari Trinidad atau diperoleh sebagai salah satu produk
minyak bumi.
Di Indonesia spesifikasi aspal untuk pengerasan jalan
ditetapkan oleh Dirjen Bina Marga Pekerjaan Umum. Aspal
terdiri dari partikel-partikel koloid yang disebut aspalten
yang terdispersi di dalam resin dan konstituen minyak, yang
perbandingannya tergantung dari minyak bumi asal dan cara
pengolahannya

Sumberdaya Minyak Bumi Indonesia


Remaining Oil Reserves (+condensate)
Proven & Potential, ( 1980 - 2004)
12,000

10,000

5203
5123
5157
5094
4722
4680
4327

6,000

Low Oil Price Crisis


(= $10/barel)

Proven

4,000

Setelah krisis harga minyak pd thn. 1998Proven


(= $10/barel), cadangan terbukti
Minyak bumi terus menurun dari 5203 juta barel pd 1/1/1999 menjadi
4327 juta barel pada 1/1/2004

2,000

2004

2002

2000

1998

1996

1994

1992

1990

1988

1986

1984

1982

1980

Million barrels

Potential

Potential

8,000

cadangan minyak bumi Indonesia adalah:


Cadangan Terbukti (Proven):
Menurun dari 5,2 milyar barrel (1999) menjadi 4,3 milyar barrel (2004).
Distribusi Historis CadanganTerbukti dari lapangan berproduksi per KKS

memperlihatkan bahwa dalam periode yang sama, cadangan terbukti dari


lapangan tua di wilayah CPI turun sebanyak 0.69 milyar barrel, > 80% total
penurunan cadangan nasional.
Reserve Growth (1999-2004) = 0.83, berarti pertumbuhan cadangan <
produksi minyak.
Cadangan Potensial (Probable + Possible)
Mengalami kenaikan dari 4,5 milyar barrel (2000) menjadi 5,0 milyar barrel

(2002), dan turun kembali menjadi 4,0 milyar barrel (2004).

Total Cadangan (Proven + Potensial)


Menurun dari 9,7 milyar barrel pada tahun 2002 menjadi 9,1 barel (2003)

Distribusi cadangan minyak bumi Indonesia


Oil Reserves Distribution
Proven & Potential ( 1 January 2004)

PROVEN : 4,326.7 MMSTB


POTENTIAL : 4,025.6 MMSTB
TOTAL
: 8,352.3 MMSTB

NATUNA

ACEH

123.2

388.9
North
Sumatera 132.2
Central
Sumatera

East
Kalimantan
100.1

4,545.1

South
Sumatera

919.1

IRIAN JAYA
109.1

748.7

738.0

East Java
246.5

West Java

Oil Reserves (MMSTB)

Sejarah Pembentukan Minyak dan Gas Bumi


Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau

gas bumi, yaitu:


Pertama, ada bebatuan asal (source rock) yang secara
geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan
gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari
bebatuan asal menuju ke bebatuan reservoir (reservoir rock),
umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous)
dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon
tersebut.

Faktor pembentukan minyak (lanjutan)


Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis

kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari


bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan
erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan
suatu ruangan bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon.
Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka
hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak
kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi,
merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon.
Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65oC
dan umumnya terurai pada suhu di atas 260oC.
Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke
177oC.

Waktu pembentukan minyak dan gas bumi


Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada

akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak


dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya
bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang
diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman
Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505juta tahun yang lalu.

Waktu pembentukan minyak dan gas bumi


Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi

terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan


hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba.
Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar
lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan
yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan
endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu
lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan
tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau
berpindah tempat.

Waktu pembentukan minyak dan gas bumi


Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak

cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material


organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini,
molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen
dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari
lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa
bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi
minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung
minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta
tahun.Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara
umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara
10-juta dan 270-juta tahun.

Skala waktu geologi pembentukan minyak dan gas bumi

Anda mungkin juga menyukai