PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya
persaingan
di dalam
bidang industri
menuntut
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara atau angin dan suhu radiasi.
Menurut Kepmenaker No. Kep/ 51/ MEN/ 1999
Iklim kerja adalah hasil perpaduan dari suhu, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara atau angin dan panas radiasi dengan tingkat
3.
4.
dengan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola), dibedakan antara keadaan di
dalam ruangan dimana tidak ada pengaruh sinar matahari dan di luar ruangan
dimana terdapat pengaruh sinar matahari.
Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan mempunyai
efek-efek panas khusus, harus diperhatikan khususnya pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang cukup besar.
Misalnya tempat pengecoran logam, peleburan bahan gelas, tanur dan
2.
sebagainya.
Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-pindah
tempat/lokasi maka lokasi-lokasi yang mempunyai perbedaan suhu lebih
dari 5% harus mendapat perhatian khusus meskipun suhu basahnya tidak
Belding
and
hatch
di
University
of
Pittsburg.
Indeks
ini
PEKERJAAN
Orang dalam keadaan tiduran
400
450 650
650 1400
1400 2000
akan
menyebabkan
dampak-dampak
negatif
seperti
yang
dipaparkan diatas.
Kriteria jenis pekerjaan menurut WHO (World Healt Organization)
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Kerja Ringan
a.
Laki-laki
: kerja kantor, dokter, guru, perawat, pengangguran.
b.
Wanita
: kerja kantor, dokter, guru, perawat.
Kerja Sedang
a.
Laki-laki : industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan,
2.
nelayan.
b.
Wanita
tangga
(tanpa mesin).
3. Kerja Berat
a.
mesin),
tukang besi, kerja tambang.
Wanita
: petani (tanpa mesin), penari, atlet.
b.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Agar dapat mengetahui besarnya suhu iklim kerja di tempat kerja yang
sesuai dengan NAB (Nilai Ambang Batas) yang sudah ditetapkan.
b. Agar dapat mengetahui variasi kerja yang baik sesuai dengan iklim kerja di
tempat kerja.
c. Agar dapat
mengetahui
cara-cara
pencegahan
apabila
terjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Dalam keadaan normal, setiap tubuh manusia mempunyai suhu atau
temperatur yang berbeda-beda. Suhu tubuh manusia di pertahankan hampir tetap/
mendekati normal (homeothermis) oleh suatu sistem pengatur tubuh atau suhu
tubuh (thermoregulatory system) sehingga manusia masih dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan atau kondisi di luar tubuhnya. Suhu yang
menetap ini sebagai akibat dari metabolisme dan pertukaran panas antara suhu
tubuh dan lingkungan sekitarnya. Tetapi kemampuan tubuh dalam menyesuaikan
diri juga ada batasnya yaitu, tubuh manusia dapat menyesuaikan dieinya dengan
temperatur luar yang tidak lebih dari 20% untuk pada saat kondisi panas, dan 35%
untuk kondisi dingin. Semuanya dari keadaan normal tubuh. Dalam keadaan
normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperature yang berbeda-beda,
yaitu : mulut (37oC), dada (34,5oC - 35oC), garis pinggang (35oC - 36oC), rectum
(37oC) dan betis kaki (26,5oC - 28,3oC). Dalam hal ini aklimatisasi dan kebiasaan
tubuh terhadap suhu memegang peranan penting.
Karena dalam berbagai macam keadaan lingkungan kerja dengan
temperatur yang berbeda pula, maka dalam pengukuran iklim kerja diperlukan
beberapa macam alat pengukuran sabagai berikut
1. Psychometer.
Psychometer adalah suatu alat untuk mengukur kelembapan nisbi udara
dan tekanan partikel uap air di udara. Alat ini terdiri dari dua termometer, yang
pertama digunakan untuk mengukur suhu udara yang disebut suhu kering dan
yang kedua reservoirnya/ujungnya dibalut dengan kain katun yang dalam
penggunaanya, kain katun ini dibasahi dengan air. Karena adanya penguapan
air pada kain katun tersebut maka terjadi penurunan suhu. Besarnya penurunan
suhu tergantung dari banyaknya penguapan yang terjadi dan ini tergantung dari
kelembapan udara. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang kedua ini
disebut suhu basah (tw). Dari perbedaan antara suhu kering dan suhu basah
9
10
c.
Psychometer August.
Psychometer ini juga terdiri dari dua termometer, satu diantaranya
reservoirnya/ ujungnya dibalut dengan kain katun yang agak panjang dan di
bawahnya diletakkan botol yang berisi air, sehingga ada sebagian kain katun
terendam dalam air. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang dibalut
dengan kain menunjukkan suhu basah alami. Panjang kain katun dari ujung
termometer sampai dengan permukaan air reservoir adalah 2,5 cm.
Pengukuran suhu basah alami dimaksudkan untuk pengukuran Wet Body
Temperature yaitu perilaku termometer basah yang mempunyai kesamaan
perilaku manusia tanpa busana dalam keadaan seluruh permukaan kult
basah. Pada suhu tertentu ada aliran udara maka akan terjadi penguapan air
yang membasahi termometer sehingga suhu turun. Sedangkan terhadap suhu
yang basah juga akan mengakibatkan penguapan panas tubuh, sehingga
tubuh menjadi terasa dingin yang disebabkan oleh penguapan air di
permukaan kulit.
Cara Penggunaan :
1). Psychrometer ditempatkan pada ruangan yang akan diukur selama 30 60 menit.
2). Kemudian dibaca suhu basah dan suhu keringnya.
3). Penilaian kelembaban udara dan tekanan partikel uap air dilakukan
dengan menggunakan chart atau tabel.
Catatan : Psychometer August ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan
termometer biasa, salah satunya dibalut dengan kain katun yang sebagian
pada
bola
tembaga
sampai
ujung
11
c.
d.
Td 0,20
0,40
12
H=
F
Tc
Keterangan :
V
: Kecepatan gerakan udara.
H
: Daya pendinginan.
Td
: 36,5 - t (C).
T
: Suhu ruang.
F
: Kata faktor..
Tc
: Waktu pendinginan rata-rata.
H
: Daya pendinginan.
Jika H/td dibawah 0,6 maka V dibawah 1 m/detik.
Jika H/td di atas 0,6 maka V di atas 1 m/detik.
Catatan :
Bila suhu ruangan sangat tinggi harus menggunakan kata thermometer
untuk suhu tinggi (52C - 55C), maka Td = 53,0 - t atau Td = 46,0 - t jika
memakai Kata Thermometer suhu sedang.
4. Heat Stress Area (Quest Temp 10o)
Heat Stress Area (Quest Temp 10o) adalah suatu thermometer yang
dilengkapi sensor listrik (baterai) yang lengkap untuk mengukur kelembapan
nisbi, panas, radiasi, dan mengetahui lama pendinginan karena dalam suatu alat
ukur psychrometer, globe thermometer dan kata thermometer sekaligus hanya
dengan menekan tombol sesuai dengan apa yang diukur.
Cara penggunaan :
a. Siapkan alat dan rangkai pada statif.
b. Beri air pada alat wet sensor bar, lalu tekan ON, dan biarkan sekitar 10
c.
d.
e.
f.
g.
panas metabolisme yang dihasilkan oleh tenaga kerja karena memiliki sifat
pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari pekerjaan ringan, sedang dan berat.
B. Perudang-undangan
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
13
Pasal 13, Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan
menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 3 ayat 1 huruf g, Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, suhu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, sinar radiasi, suara dan getaran.
3. Permenaker No 13 th 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika di
tempat kerja.
4. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.
a.
b.
14
BAB III
HASIL
Keterangan Gambar :
a.
b.
On/Of
Fungsi : Untuk menyalakan dan mematikan alat
Globe
Fungsi : Untuk melihat suhu bola sebagai indicator tingkat radiasi.
15
c.
d.
e.
f.
Dry Bulb
Fungsi : untuk melihat suhu udara kering.
Wet Bulb
Fungsi : Untuk mellihat suhu penguapan air ( suhu basah).
19
WBGT out
16WBGT di luar ruangan (yang terkena
Fungsi : untuk melihat suhu
suhu matahari).
WBGT in
Fungsi : untuk melihat suhu WBGT di dalam ruangan (yang tidak
16
5,71
x 100% = 83,33%
Waktu Istirahat
x 100% = 16,67%
Jadi, waktu kerja dan waktu istirahat memiliki presentasi 83,33 % dan
16,67% maka menggunakan ukuran data ISBB yaitu waktu kerja 75%
dan istirahat 25%.
c. Menentukan ISBB di luar ruangan
17
ISBB
BAB IV
PEMBAHASAN
: Selasa
tanggal
: 4 November 2014
tempat
kondisi cuaca
: cerah berawan
Waktu Istirahat
ISBB (oC)
Beban Kerja
Ringan Sedang Berat
30,0
26,7
25,0
25% istirahat
30,6
28,0
25,9
18
50% kerja
50% istirahat
31,4
29,4
27,9
25% kerja
75% istirahat
32,2
31,1
30,0
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dalam ruangan dengan aktivitas
angkat angkut yang dilakukan oleh pekerja berjenis kelamin laki-laki, berumur 50
tahun, memiliki berat badan 50 kg dan tinggi badan 160 cm. Dari hasil
pengukuran didapatkan 30,29oC, sedangkan standart ISBB (Indeks Suhu Basah
dan Bola) adalah 28,0 oC. Dengan jam kerja selama 8 jam dalam sehari dengan
jenis pekerjaan sedang yang variasi kerjanya 75% merupakan kerja dan istirahat
sebesar 25%. ISBB dapat dikatakan melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dan
mengancam keselamatan bagi para pekerja apabila pekerja bekerja melebihi 8 jam
perhari dan terus-menerus. Hal ini mungkin disebabkan pada saat pengukuran
terjadi kesalahan dalam penggunaan alat. Atau mungkin juga karena terjadi
20
kekeliruan dalam pembacaan alat. Sehingga membuat variasi kerja sedang 75%
kerja dan 25% istirahat tidak cocok bila digunakan pada kondisi cerah tersebut.
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) di luar ruangan dari hasil pengukuran
didapatkan 33,22oC, sedangkan standart ISBB di luar ruangan adalah 28,0 oC.
Dengan jam kerja selama 6 jam dalam sehari dengan jenis pekerjaan sedang yang
variasi kerjanya 100% bekerja dan 0% istirahat. ISBB (Indeks Suhu Basah dan
Bola) dapat dikatakan melebihi Nilai Ambang Batas serta mengancam
keselamatan bagi para pekerja. Hal ini mungkin disebabkan terjadi kesalahan pada
saat pengukuran menggunaan alat, mungkin juga karena terjadi kekeliruan dalam
pembacaan alat. Sehingga membuat pekerjaan berat dengan variasi 100% kerja
dan 0% istirahat tidak cocok bila digunakan pada kondisi tersebut.
Jika dalam pengukuran di tempat kerja terdapat tekanan panas yang
melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) maka dapat dilakukan berbagai hal sebagai
berikut :
Pengendalian terhadap lingkungan kerja yang panas :
A. Engineering control :
1.
2.
Insulation dibalut
3.
Radiation shielding :
19
a.
b.
c.
d.
e.
aluminiummemantulkan 90%.
Local exhaust ventilationmengendalikan panas konveksi memakai
f.
canopy hod.
Localized cooling at work stationpada suhu < 350C, mengalirkan
g.
h.
i.
j.
atau mekanis).
Evaporation cooling menyemprotkan air pada udara.
Chilled cooled systemair dialirkan melalui kumparan.
Cooled water systemair dialirkan kembali karena persediaan
terbatas).
B. Supervisi medis : pemeriksaan awal, berkala, khusus.
C. Fasilitas sanitasi :kamar mandi dan air minum (150C).
D. Pelatihan dan pendidikan : aklimatisasi, sering minum, konsumsi garam
dapur, pengenalan tanda dan gejala.
E. Pengaturan lama kerja dan istirahat.
F. Alat Pelindung Diri (APD) : kacamata, topi, apron, coveralls dilapisi
aluminium, sarung tangan, sepatu kerja.
20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1.
b.
tg
= 45 0C (suhu globe)
c.
ta
d.
3.
adalah 28,0 0C, maka nilai ini melebihi baku mutu (Nilai Ambang Batas).
Tekanan panas memiliki efek bagi kesehatan maupun fisiologis.
Efek terhadap kesehatan yaitu :
a. Heat cramps (kejang panas)
b. Heat exhaustion (penat panas)
c. Heat stroke (struk panas)
d. Heat Syncope, pingsan karena panas
e. Dehidrasi
f. Gangguan perilaku
Sedangkan efek fisilologisnya adalah :
5.
a.
b.
c.
d.
e.
dilakukan melalui :
23
21
a. Engineering control :
1) Isolasi sumber panas
2) Insulation dibalut
3) Radiation shielding
b. Supervisi medis : pemeriksaan awal, berkala, khusus.
c. Fasilitas sanitasi : kamar mandi dan air minum (15 0C).
d. Pelatihan dan pendidikan : aklimatisasi, sering minum, konsumsi
garam dapur, pengenalan tanda dan gejala.
e. Pengaturan lama kerja dan istirahat.
f. Alat Pelindung Diri (APD) : kacamata, topi, apron, coveralls dilapisi
aluminium, sarung tangan, sepatu kerja.
B. Saran
1.
2.
3.
4.
Jika ISBB melebihi baku mutu (Nilai Ambang Batas) maka praktikan
sebagai ahli K3 harus mampu melakukan pengendalian terhadap
lingkungan kerja yang panas dan menanggulangi hal-hal yang dapat
membahayakan kesehatan bagi tenaga kerja yang diakibatkan oleh
tekanan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Sumamur,1998. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Tarwaka,PGD,p.SC.,M.Erg. 2004. Ergonomi untuk Kesehatan, Keselamatan
Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
22
Tim Penyusun. 2009. Buku Pedoman Praktikum Semester III. Program D.IV
Kesehatan Kerja FK. UNS. Surakarta.
Sumamur,1998. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung, pp:151-165.
Tim Penyusun. 2010. Buku Pedoman Praktikum Semester III. Surakarta: Program
D IV Kesehatan Kerja, pp:21-32.
24