Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya

persaingan

di dalam

bidang industri

menuntut

perusahaan-perusahaan untuk melakukan berbagai usaha dalam meningkatkan


produktivitas. Usaha-usaha tersebut meliputi seluruh aspek produksi yang ada
seperti bahan, mesin, alat kerja, tenaga kerja, lingkungan dan sebagainya
melalui perbaikan-perbaikan dengan jalan melakukan pengukuran-pengukuran
terlebih dahulu. Khususnya dalam aspek lingkungan kerja banyak faktor pula
yang harus diperhatikan didalamnya, salah satunya yaitu cuaca atau iklim
kerja.
Pada dasarnya untuk menciptakan suasana kerja yang baik,
perusahaan harus bisa menciptakan iklim kerja yang baik juga. Dalam ini
berhubungan dengan aliran udara atau suhu ruangan. Agar tidak menimbulkan
kelelahan berlebih atau ketidaknyamanan dalam bekerja, maka iklim kerja
setempat di tempat kerja diatur agar nyaman sesuai dengan sifat pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kerja. Contoh faktor fisik yang dapat menggangu
kesehatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan beban
tambahan adalah tekanan panas.
Tekanan panas adalah perpaduan antara suhu kering dan suhu basah,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, suhu radiasi dengan panas yang
dihasilkan oleh metabolisme tubuh.
Beberapa pengertian tentang iklim kerja adalah :
1. Menurut Siswanto 1991 dan Sumamur 1994
Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu kering dan suhu basah,
2.

kelembaban udara, kecepatan gerakan udara atau angin dan suhu radiasi.
Menurut Kepmenaker No. Kep/ 51/ MEN/ 1999
Iklim kerja adalah hasil perpaduan dari suhu, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara atau angin dan panas radiasi dengan tingkat

3.

4.

pengeluaran panas dari tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.


Menurut SNI 16 - 7063 2004
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi.
Secara Umum
1

Iklim kerja adalah keadaan/suasana dimana suhu udara, kelembaban


udara atau aliran udara dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa
mengganggu proses kerja, tidak menimbulkan kelelahan, dan tidak
menimbulkan ketidaknyamanan pekerja pada saat bekerja disuatu ruang
kerja.
Iklim kerja adalah kombinasi antara suhu udara, kelembaban udara,
kecepatan gerak udara dan suhu radiasi pada suatu lingkungan kerja. Jika iklim
kerja ini tidak diatur dengan baik dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan beban tambahan adalah
tekanan panas.
Tekanan panas adalah kombinasi antara iklim kerja dan proses
metabolisme. Iklim setempat ditempat kerja diatur senyaman mungkin sesuai
dengan sifat pekerjaan yang dilakukan agar tenaga kerja pun dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, nyaman dan aman. Agar dalam
pekerjaan tidak menimbulkan kelelahan yang berlebihan dan ketidaknyamanan
bekerja, iklim setempat di tempat kerja diatur agar nyaman dan sesuai dengan
sifat pekerjaan yang dilakukan. Sehingga dapat tercipta produktivitas tenaga
kerja yang tinggi. Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu hal yang
menjadi perhatian penting dalam suatu perusahaan. Bahkan mendapat
perhatian khusus dari pemilik perusahaan. Hal tersebut disebabkan tidak lain
karena produktivitas para pekerja sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dalam menghasilkan suatu produk. Jika produktivitas naik maka
kualitas dan kuantitas hasil produksi pun akan naik pula, kemudian keuntungan
yang diperoleh perusahaan tentu akan semakin besar pula.
Salah satu hal yang mempengaruhi produktivitas pekerja yaitu beban
tambahan akibat kerja, yang berupa faktor fisika, kimia, biologi, fisiologis, dan
mental psikologis. Pada kegiatan praktikum kali ini membahas salah satu hal
yang termasuk dalam faktor fisika beban tambahan akibat kerja, yaitu iklim
kerja, yang selanjutnya berhubungan dengan tekanan panas. Iklim kerja
merupakan salah satu aspek yang harus dikaji untuk mendapatkan teknik
pencegahan dan penanggulangan jika terjadi efek negatif tekanan panas
terhadap tenaga kerja.

Temperatur di tempat kerja dianjurkan 24oC - 26oC, suhu kering


kelembaban 65% - 95%. Dan suhu tersebut merupakan suhu nikmat di
Indonesia. Suhu optimal di dalam tubuh 36,5oC - 39,5oC. Semakin aktif
seseorang maka akan semakin rendah suhu yang diperlukan supaya ideal. Dan
suhu ruang yang ideal bagi tenaga kerja adalah 20oC.
Contoh dalam faktor fisik yang dapat mengganggu kesehatan tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya dan merupakan beban tambahan adalah
tekanan panas. Tekanan panas adalah kombinasi antara iklim kerja dan proses
metabolisme. Iklim kerja adalah suatu kombinasi antara suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerak udara dan suhu radiasi pada suatu
lingkungan kerja. Apabila keempat faktor tersebut dihubungkan dengan
produksi panas tubuh (metabolisme) maka disebut tekanan panas.
Dalam menjaga keseimbangan panas tubuh, tubuh mengeluarkan panas
berlebihan ke lingkungan sekitar secara radiasi, konduksi, konveksi dan
evoparasi. Tenaga kerja yang telah beraklitimasi dapat mengeluarkan keringat
6 - 8 liter (Astrand, 1975) untuk membuang panas yang berlebih ke lingkungan
sekitar.
Pada prinsipnya sumber panas berasal dari :
1. Iklim kerja setempat.
2. Proses produksi dan mesin.
3. Kerja otot.
Contoh tempat kerja yang dapat menimbulkan sumber panas :
1. Proses produksi : peleburan, pengeringan, pemanasan, penguapan.
2. Tempat kerja yang langsung kena sinar matahari.
3. Ventilasi ruang kerja yang tidak memadai.
4. Ruang gerak udara yang terhambat.
5. Material bangunan yang terbuat dari bahan penghantar panas.
6. Proses produksi dengan suhu tertentu (terlalu panas).
Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja berdasarkan ISBB (Indeks
Suhu Basah Bola) dapat dilihat dalam tabel ISBB (Indeks Suhu Basah Bola)
dengan catatan :
1. Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200 kilokalori.
2. Beban kerja sedang membutuhkan kalori 200 - 350 kilokalori.
3. Beban kerja berat membutuhkan kalori 350 - 500 kilokalori.
Kriteria penilaian menurut ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) :
Analisis penilaian iklim kerja dapat dilakukan antara lain dengan
parameter ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola). Untuk menilai tekanan panas

dengan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola), dibedakan antara keadaan di
dalam ruangan dimana tidak ada pengaruh sinar matahari dan di luar ruangan
dimana terdapat pengaruh sinar matahari.
Untuk tempat-tempat kerja tertentu yang diperkirakan mempunyai
efek-efek panas khusus, harus diperhatikan khususnya pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Adanya sumber panas yang menimbulkan panas radiasi yang cukup besar.
Misalnya tempat pengecoran logam, peleburan bahan gelas, tanur dan
2.

sebagainya.
Untuk tenaga kerja yang selama jam kerja harus berpindah-pindah
tempat/lokasi maka lokasi-lokasi yang mempunyai perbedaan suhu lebih
dari 5% harus mendapat perhatian khusus meskipun suhu basahnya tidak

menyimpang dari persyaratan NAB (Nilai Ambang Batas).


Penilaian menurut indeks tekanan panas :
Indeks tekanan panas atau Heat Stress Index (HSI) dikembangkan
oleh

Belding

and

hatch

di

University

of

Pittsburg.

Indeks

ini

mengkombinasikan lingkungan (panas radiasi dan konveksi) dengan panas


metabolisme dalam tekanan yang ditunjukkan dalam waktu kebutuhan untuk
penguapan keringat (Ereq). Rumus keseimbangan panas : M + C + R E = 0
M : panas yang dihasiklkan oleh proses metabolik.
C : panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan konveksi.
R : panas yang dipancarkan/diabsorbsi dengan jalan radiasi.
E : panas yang dipancarkan oleh penguapan keringat.
Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan
bahwa panas badan yang dihasilkan oleh setiap orang dengan berat + 154
pound dan tinggi 172 cm, serta luas permukaan kulit 1,85 m2, penyesuaian
terhadap panas dapat diperkirakan untuk tiap derajat kegiatan berbeda-beda,

PEKERJAAN
Orang dalam keadaan tiduran

Panas yang dihasilkan (BTU/jam)


250

Orang dalam keadaan duduk

400

Orang mengerjakan pekerjaan berat

450 650

Orang mengerjakan pekerjaan sedang

650 1400

Orang mengerjakan pekerjaan berat

1400 2000

1000 BTU = 252 kal


Beban tambahan akibat kerja yang berupa panas dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada tenaga kerja, diantaranya ialah Heat Stroke, Heat
Exhaustion, Dehidrasi, Heat Syncope, kelainan kulit dan lain-lain. Agar tenaga
kerja dapat terhindar dari gangguan kesehatan, maka telah ditentukan batasan
untuk tenaga kerja bekerja pada suatu tempat kerja.
Selain gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas
yang berlebih seperti yang tersebut diatas. Adapula dampak negatif lain,
menurut (Pulat, 1992) bahwa reaksi fisiologis tubuh (Heat Strain) oleh karena
peningkatan temperatur udara diluar comfort zone yaitu :
1. Vasolidasi.
2. Denyut jantung meningkat.
3. Temperatur kulit meningkat.
4. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat dan lain-lain.
Dengan demikian jelas bahwa tekanan panas ditempat kerja sangatlah
berpengaruh terhadap tenaga kerja karena dengan adanya tekanan panas yang
berlebihan

akan

menyebabkan

dampak-dampak

negatif

seperti

yang

dipaparkan diatas.
Kriteria jenis pekerjaan menurut WHO (World Healt Organization)
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Kerja Ringan

a.
Laki-laki
: kerja kantor, dokter, guru, perawat, pengangguran.
b.
Wanita
: kerja kantor, dokter, guru, perawat.
Kerja Sedang
a.
Laki-laki : industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan,

2.

nelayan.
b.
Wanita

: industri ringan, mahasiswi, kerja toko, kerja rumah

tangga
(tanpa mesin).
3. Kerja Berat
a.

Laki-laki : petani (tanpa mesin), kuli, tukang kayu (tanpa

mesin),
tukang besi, kerja tambang.
Wanita
: petani (tanpa mesin), penari, atlet.

b.
B. Tujuan
1.
2.

Untuk mengetahui pengertian tekanan panas.


Untuk mengetahui nilai ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) di luar

3.

ruangan menggunakan quest temp.


Untuk melakukan analisa dengan membandingkan nilai ISBB (Indeks
Suhu Basah dan Bola) yang didapatkan dengan Nilai Ambang Batas

4.
5.

(NAB) ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola).


Untuk mengetahui efek tekanan panas bagi kesehatan maupun fisiologis.
Untuk mengetahui pengendalian yang dapat dilakukan terhadap
lingkungan kerja yang panas.

C. Manfaat
1. Bagi Praktikan
a. Agar dapat mengetahui besarnya suhu iklim kerja di tempat kerja yang
sesuai dengan NAB (Nilai Ambang Batas) yang sudah ditetapkan.
b. Agar dapat mengetahui variasi kerja yang baik sesuai dengan iklim kerja di
tempat kerja.
c. Agar dapat

mengetahui

cara-cara

pencegahan

apabila

terjadi

ketidaksesuaian iklim kerja yang sesuai dengan NAB (Nilai Ambang


Batas) yang telah ditentukan sesuai dengan standarisasi yang ada.
d. Agar dapat mengetahui pengaruh dari iklim kerja yang sangat panas
apabila hal tersebut terjadi di tempat kerja.

e. Agar dapat menganalisa apabila terjadi ketidaksesuaian suhu iklim kerja


dengan suhu di tempat kerja yang ideal.
2. Bagi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Dapat menambahkan referensi kepustakaan yang diharapkan dapat
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan
prsogram belajar mengajar.
b. Dapat menciptakan mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
berkualitas dan siap kerja.
c. Dapat mengetahui besarnya tekanan panas di sekitar ruangan praktikum.
d. Dapat mengetahui upaya yang harus dilakukan pihak program untuk
mengurangi tekanan panas.
e. Dapat memberikan ilmu tambahan bagi mahasiswa dan pengaplikasiannya.
f. Dapat menciptakan suasana tempat perkuliahan dengan nyaman sesuai
dengan hasil praktikum
g. Dapat melakukan pencegahan bila terjadi ketidaksesuaian iklim kerja
menurut NAB (Nilai Ambang Batas).
h. Dapat mengetahui iklim kerja di kampus D4 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sehingga dapat dilakukan perbaikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Dalam keadaan normal, setiap tubuh manusia mempunyai suhu atau
temperatur yang berbeda-beda. Suhu tubuh manusia di pertahankan hampir tetap/
mendekati normal (homeothermis) oleh suatu sistem pengatur tubuh atau suhu
tubuh (thermoregulatory system) sehingga manusia masih dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan atau kondisi di luar tubuhnya. Suhu yang
menetap ini sebagai akibat dari metabolisme dan pertukaran panas antara suhu
tubuh dan lingkungan sekitarnya. Tetapi kemampuan tubuh dalam menyesuaikan
diri juga ada batasnya yaitu, tubuh manusia dapat menyesuaikan dieinya dengan
temperatur luar yang tidak lebih dari 20% untuk pada saat kondisi panas, dan 35%
untuk kondisi dingin. Semuanya dari keadaan normal tubuh. Dalam keadaan
normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperature yang berbeda-beda,
yaitu : mulut (37oC), dada (34,5oC - 35oC), garis pinggang (35oC - 36oC), rectum
(37oC) dan betis kaki (26,5oC - 28,3oC). Dalam hal ini aklimatisasi dan kebiasaan
tubuh terhadap suhu memegang peranan penting.
Karena dalam berbagai macam keadaan lingkungan kerja dengan
temperatur yang berbeda pula, maka dalam pengukuran iklim kerja diperlukan
beberapa macam alat pengukuran sabagai berikut
1. Psychometer.
Psychometer adalah suatu alat untuk mengukur kelembapan nisbi udara
dan tekanan partikel uap air di udara. Alat ini terdiri dari dua termometer, yang
pertama digunakan untuk mengukur suhu udara yang disebut suhu kering dan
yang kedua reservoirnya/ujungnya dibalut dengan kain katun yang dalam
penggunaanya, kain katun ini dibasahi dengan air. Karena adanya penguapan
air pada kain katun tersebut maka terjadi penurunan suhu. Besarnya penurunan
suhu tergantung dari banyaknya penguapan yang terjadi dan ini tergantung dari
kelembapan udara. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang kedua ini
disebut suhu basah (tw). Dari perbedaan antara suhu kering dan suhu basah
9

diketahui kelembapan relatif dan tekanan partikel uap air di udara.

Ada beberapa jenis psychometer, antara lain :


a.
Psychometer Putar.
Psychometer ini terdiri dari dua termometer, satu diantaranya dibalut
dengan kain katun dan dilengkapi dengan pemutar, yang berguna untuk
membantu percepatan penguapan air pada kain katun.
Cara penggunaan :
1) Kain katun dibasahi dengan air, kemudian diputar, maka terjadi
penurunan air raksa pada thermometer yang ujungnya dibalut dengan
kain katun.
2) Pembacaan dilakukan pada saat air raksa tidak turun lagi, suhu yang
ditunjukkan adalah suhu basah (twb), kemudian dibaca suhu keringnya,
yaitu suhu yang ditunjukkan oleh thermometer yang ujungnya tidak
dibalut dengan katun.
3) Pengukuran dilakukan 3 - 5 kali dan hasilnya di rata-rata.
4) Kelembaban dan tekanan partikel uap air dilakukan dengan
b.

menggunakan chart atau tabel.


Psychometer Hisap Arsaman.
Parameter Hisap Arman ini terdiri dari termometer, satu diantaranya di
balut dengan kain katun. Alat ini dilengkapi dengan kunci pemutar kipas
(fan) untuk membantu mempercepat penguapan air pada kain katun. Apabila
pemutar kipas digunakan sebagai sumber tenaga maka alat ini disebut motor
drive psychrometer.
Cara penggunaannya :
1). Kain katun dibasahi air kemudian kipas diputar dengan memutar kunci
searah jarum jam (3 kali putaran) atau dengan sakelar yang tersedia di
ON kan.
2). Suhu yang ditunjukan oleh termometer bola basah (t b) bersamaan
dengan itu dicatat pula suhu kering (ta). Penurunan suhu pada
Psychometer Arman ini berlangsung lebih cepat daripada Psychometer
Putar karena penguapannya berlangsung lebih cepat dengan bantuan
kipas.
3). Penilaian kelembaban dan tekanan partikel uap air dilakukan dengan
menggunakan chart/tabel.
Keterangan : suhu basah (tb) adalah suhu yang ditunjukkan suatu
termometer yang dibasahi dan ditiupkan udara kepadanya, dengan
demikian suhu tersebut menunjukkan kelembapan relatif.

10

c.

Psychometer August.
Psychometer ini juga terdiri dari dua termometer, satu diantaranya
reservoirnya/ ujungnya dibalut dengan kain katun yang agak panjang dan di
bawahnya diletakkan botol yang berisi air, sehingga ada sebagian kain katun
terendam dalam air. Suhu yang ditunjukkan oleh termometer yang dibalut
dengan kain menunjukkan suhu basah alami. Panjang kain katun dari ujung
termometer sampai dengan permukaan air reservoir adalah 2,5 cm.
Pengukuran suhu basah alami dimaksudkan untuk pengukuran Wet Body
Temperature yaitu perilaku termometer basah yang mempunyai kesamaan
perilaku manusia tanpa busana dalam keadaan seluruh permukaan kult
basah. Pada suhu tertentu ada aliran udara maka akan terjadi penguapan air
yang membasahi termometer sehingga suhu turun. Sedangkan terhadap suhu
yang basah juga akan mengakibatkan penguapan panas tubuh, sehingga
tubuh menjadi terasa dingin yang disebabkan oleh penguapan air di
permukaan kulit.
Cara Penggunaan :
1). Psychrometer ditempatkan pada ruangan yang akan diukur selama 30 60 menit.
2). Kemudian dibaca suhu basah dan suhu keringnya.
3). Penilaian kelembaban udara dan tekanan partikel uap air dilakukan
dengan menggunakan chart atau tabel.
Catatan : Psychometer August ini dapat dibuat sendiri dengan menggunakan
termometer biasa, salah satunya dibalut dengan kain katun yang sebagian

terendam dalam air (sesuai dengan Psychometer August).


2. Globe Thermometer.
Alat ini digunakan untuk mengukur panas radiasi, terdiri dari sebuah bola
tembaga dengan diameter 15 cm yang berwarna hitam (tidak mengkilat).
Karena sifat warna hitam yang menyerap radiasi, maka suhu dalam bola akan
naik yang ditunjukkan oleh termometer. Suhu ini disebut bola (Globe
temperatur = Tg) yang dengan suatu perhitungan dapat ditentukan besarnya
radiasi di tempat kerja.
Cara Penggunaan :
a. Pasang/masukan thermometer

pada

bola

tembaga

sampai

thermometer berada pada ujung pusat bola.


b. Pasang pada statif dan tepatkan pada lokasi yang akan diukur.

ujung

11

c. Tunggu 20 - 30 menit (waktu adaptasi alat) kemudian baca hasilnya (tg).


3. Kata Thermometer.
Kata Thermometer adalah suatu thermometer yang dilengkapi oleh 2
reservoir yaitu reservoir utama (di bawah) dan reservoir pembantu (di atas).
Kedua reservoir tersebut dihubungkan oleh pipa kapiler dan pipa kapiler ini
terdapat 2 garis batas suhu yang berguna untuk mengetahui lamanya waktu
pendinginan (cooling time). Cooling time dihitung dengan menggunakan
stopwatch. Kata Thermometer ini berisi alkohol merah.
Pada setiap Kata Thermometer terdapat Kata Faktor (F), dimana F (faktor
kalibrasi untuk tiap Kata Thermometer). Ada 3 jenis Kata Thermometer yang
digunakan sesuai dengan suhu ruangan yang diukur, misalnya :
a. Untuk suhu normal dengan daerah ukur (range) : 35 o - 38o C.
b. Untuk suhu sedang dengan daerah ukur (range) : 42 o - 50o C.
c. Untuk suhu tinggi dengan daerah ukur (range) : 52 o - 55o C.
Sebagai dasar untuk memilih adalah waktu pendinginan kurang dari 2
menit. Bila dalam ruangan kerja yang diukur terdapat sumber panas radiasi
maka harus digunakan Kata Thermometer yang bagian bawahnya dilapisi
dengan perak, untuk menahan panas radiasi tersebut.
Cara penggunaan :
a.
Reservoir utama (bawah) dicelupkan dalam air panas, alkohol akan
memuai dan akan mengisi reservoir pembantu (atas) sampai garis tanda
reservoir atas. Reservoir utama dilap untuk mengeringkan airnya, kemudian
b.

dipaparkan pada tempat yang diukur.


Karena ada pendinginan maka alkohol akan menyusut dan turun melalui
pipa kapiler. Turunnya alkohol diamati mulai dari garis tanda suhu atas (a)
sampai dengan garis suhu bawah (b), dihitung waktu dengan menggunakan

c.
d.

stop watch. Hasilnya disebut cooling time (Tc) .


Pengukuran dilakukan minimal 3 kali dan diambil rata-ratanya.
Cooling power (daya pendingin = H) didapat dari hasil bagi antara kata
faktor (F) dengan rata-rata cooling time (Tc).
Rumus kecepatan gerak udara :
V=

Td 0,20

0,40

12

H=

F
Tc

Keterangan :
V
: Kecepatan gerakan udara.
H
: Daya pendinginan.
Td
: 36,5 - t (C).
T
: Suhu ruang.
F
: Kata faktor..
Tc
: Waktu pendinginan rata-rata.
H
: Daya pendinginan.
Jika H/td dibawah 0,6 maka V dibawah 1 m/detik.
Jika H/td di atas 0,6 maka V di atas 1 m/detik.
Catatan :
Bila suhu ruangan sangat tinggi harus menggunakan kata thermometer
untuk suhu tinggi (52C - 55C), maka Td = 53,0 - t atau Td = 46,0 - t jika
memakai Kata Thermometer suhu sedang.
4. Heat Stress Area (Quest Temp 10o)
Heat Stress Area (Quest Temp 10o) adalah suatu thermometer yang
dilengkapi sensor listrik (baterai) yang lengkap untuk mengukur kelembapan
nisbi, panas, radiasi, dan mengetahui lama pendinginan karena dalam suatu alat
ukur psychrometer, globe thermometer dan kata thermometer sekaligus hanya
dengan menekan tombol sesuai dengan apa yang diukur.
Cara penggunaan :
a. Siapkan alat dan rangkai pada statif.
b. Beri air pada alat wet sensor bar, lalu tekan ON, dan biarkan sekitar 10
c.
d.
e.
f.
g.

menit untuk kalibrasi.


Tekan tombol pilih C atau F.
Tekan tombol WBGT In/Out (sesuai tempat yang akan diukur).
Tekan tombol yang akan diukur (Globe, Wet bulb, Dry bulb, WBGT In).
Lalu perhatikan angka di display, catat hasilnya.
Jika sudah selesai matikan alatnya dan tekan Off.
Selain alat tersebut, diperlukan juga pengetahuan yang dibuat tentang

panas metabolisme yang dihasilkan oleh tenaga kerja karena memiliki sifat
pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari pekerjaan ringan, sedang dan berat.
B. Perudang-undangan
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

13

Pasal 13, Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan
menaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
2. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 3 ayat 1 huruf g, Mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, suhu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, sinar radiasi, suara dan getaran.
3. Permenaker No 13 th 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika di
tempat kerja.
4. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja.
a.

Tiap tenaga kerja berhak atas perlindungan kesehatan dan


keselamatan, moral kerja, kesusilaan sesuai martabat dan moral agama.

b.

Pemerintah membina perlindungan kerja.

14

BAB III
HASIL

A. Gambar Alat, Cara kerja, dan Prosedur Pengukuran


1. Gambar Alat
a. Nama Alat
: Heat Stress Area
Merk
: Quest Temp
Fungsi
: Untuk mengukur kelembaban udara, suhu basah,
suhu kering dan radiasi panas.

Keterangan Gambar :
a.
b.

On/Of
Fungsi : Untuk menyalakan dan mematikan alat
Globe
Fungsi : Untuk melihat suhu bola sebagai indicator tingkat radiasi.

15

c.
d.
e.

f.

Dry Bulb
Fungsi : untuk melihat suhu udara kering.
Wet Bulb
Fungsi : Untuk mellihat suhu penguapan air ( suhu basah).
19
WBGT out
16WBGT di luar ruangan (yang terkena
Fungsi : untuk melihat suhu
suhu matahari).
WBGT in
Fungsi : untuk melihat suhu WBGT di dalam ruangan (yang tidak

terkena suhu matahari).


g. 0F /0C
Fungsi : Untuk memilih dalam Fahrenheit atau dala Celcius.
h. Wet sensor bar
Fungsi : Pengukur suhu basah
i. Dry Sensor bar
Fungsi : Pengukur suhu basah
j. Globe sensor bar
Fungsi : Pengukur suhu basah
k. Statif.
Fungsi : Untuk penyangga area heat stress
2. Cara Kerja
a. Siapkan alat dan rangkai pada statif.
b. Bei air pada wet sensor bar, lalu tekan ON dan biarkan 10 menit
untuk kalibrasi.
c. Tekan tombol, pilih dalam C atau F.
d. Tekan tombol WBGT In/Out (sesuai dengan tempat yang akan
diukur).
e. Tekan tombol yang akan diukur. Lalu perhatikan angka di display,
catat hasilnya.
f. Jika sudah selesai matikan alat dengan menekan tombol OFF.
3. Prosedur Pengukuran
a. Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan yang ditentukan.
b. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal
shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja. Namun pada
pengukuran kali ini hanya dilakukan selama 15 menit.
c. Penentuan titik ukur. Letak titik pengukuran ditentukan dilokasi
tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan. Pada pengukuran kali ini
dilakukan di depan RK 1 D4 K3.
B. Hasil Pengukuran dan Perhitungan
1. Hasil Pengukuran

16

Hasil pengukuran yang dilaksanakan pada hari Senin, 3 November 2014


di Depan Ruang Kuliah I D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
didapatkan data sebagai berikut :
a. WBGT out
= 32,90 C
= 59,220 F
b. Globe
= 49,20 C
= 88,560 F
0
c. Dry bulb
= 38,5 C
= 69,30 F
d. Wet bulb
= 27,40 C
= 49,320 F
2. Perhitungan
Soal :
Seorang tenaga kerja laki-laki berumur 40 tahun dengan jenis pekerjaan
kuli batu dengan berat badan 56 kg dan tinggi badan 160 cm. Ia bekerja
dari jam 08.00-14.00 ( 5 jam kerja 1 jam istirahat). Tentukan jenis berat
kerja dan ISBB nya !
Jawab :
a. Untuk mengetahui jenis beban kerja, saya menggunakan data dari
Sumamur yanitu penentuan beban kerja berdasar jenis pekerjaan dan
jumlah kalori yang digunakan
Jenis Kegiatan

Kalori per jam

Pekerjaan tukang batu

5,71

Kalori : Kalori/jam (jenis aktivitas) x Berat badan


: 5,71 x 56 kg
: 319,76 Kkal/jam (>200-350 Kkal/Jam) = Beban Kerja Sedang
b. Untuk waktu kerja
Tenaga Kerja tersebut bekerja selama 5 jam/hari dan istirahat 1
jam/hari
Waktu kerja

x 100% = 83,33%

Waktu Istirahat

x 100% = 16,67%

Jadi, waktu kerja dan waktu istirahat memiliki presentasi 83,33 % dan
16,67% maka menggunakan ukuran data ISBB yaitu waktu kerja 75%
dan istirahat 25%.
c. Menentukan ISBB di luar ruangan

17

ISBB

= 0,7 tnwb + 0,2 tg + 0,1 ta


= 0,7 (27,4) + 0,2 (49,2) + 0,1 (38,5)
= 19,04 + 9,84 + 3,85 = 32,73oC

BAB IV
PEMBAHASAN

Pengukuran tekanan panas dilakukan pada:


hari

: Selasa

tanggal

: 4 November 2014

tempat

:Depan ruang kuliah 1

kondisi cuaca

: cerah berawan

Berdasarkan perhitungan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) yang


didapatkan, dapat dianalisa dengan membandingkan nilai ISBB (Indeks Suhu
Basah dan Bola) yang didapatkan dengan nilai ambang batas ISBB (Indeks Suhu
Basah dan Bola) dalam nilai ambang batas iklim kerja menggunakan parameter
ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja, Nomor : PERMENAKER NO 13/Th/2011, yaitu :
Pengaturan waktu kerja setiap hari
Waktu Kerja
Bekerja terus menerus
(8 jam/hari)
75% kerja

Waktu Istirahat

ISBB (oC)
Beban Kerja
Ringan Sedang Berat

30,0

26,7

25,0

25% istirahat

30,6

28,0

25,9

18

50% kerja

50% istirahat

31,4

29,4

27,9

25% kerja

75% istirahat

32,2

31,1

30,0

Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) dalam ruangan dengan aktivitas
angkat angkut yang dilakukan oleh pekerja berjenis kelamin laki-laki, berumur 50
tahun, memiliki berat badan 50 kg dan tinggi badan 160 cm. Dari hasil
pengukuran didapatkan 30,29oC, sedangkan standart ISBB (Indeks Suhu Basah
dan Bola) adalah 28,0 oC. Dengan jam kerja selama 8 jam dalam sehari dengan
jenis pekerjaan sedang yang variasi kerjanya 75% merupakan kerja dan istirahat
sebesar 25%. ISBB dapat dikatakan melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dan
mengancam keselamatan bagi para pekerja apabila pekerja bekerja melebihi 8 jam
perhari dan terus-menerus. Hal ini mungkin disebabkan pada saat pengukuran
terjadi kesalahan dalam penggunaan alat. Atau mungkin juga karena terjadi
20

kekeliruan dalam pembacaan alat. Sehingga membuat variasi kerja sedang 75%
kerja dan 25% istirahat tidak cocok bila digunakan pada kondisi cerah tersebut.
Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) di luar ruangan dari hasil pengukuran
didapatkan 33,22oC, sedangkan standart ISBB di luar ruangan adalah 28,0 oC.
Dengan jam kerja selama 6 jam dalam sehari dengan jenis pekerjaan sedang yang
variasi kerjanya 100% bekerja dan 0% istirahat. ISBB (Indeks Suhu Basah dan
Bola) dapat dikatakan melebihi Nilai Ambang Batas serta mengancam
keselamatan bagi para pekerja. Hal ini mungkin disebabkan terjadi kesalahan pada
saat pengukuran menggunaan alat, mungkin juga karena terjadi kekeliruan dalam
pembacaan alat. Sehingga membuat pekerjaan berat dengan variasi 100% kerja
dan 0% istirahat tidak cocok bila digunakan pada kondisi tersebut.
Jika dalam pengukuran di tempat kerja terdapat tekanan panas yang
melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) maka dapat dilakukan berbagai hal sebagai
berikut :
Pengendalian terhadap lingkungan kerja yang panas :
A. Engineering control :
1.

Isolasi sumber panas

2.

Insulation dibalut

3.

Radiation shielding :

19

a.
b.
c.
d.

Relective shieldslembaran aluminium (dipantulkan).


Absobptive shielding 2 atau 3 lembar logam dicat hitam (diserap).
Transparant shielding (kaca ruang kontrol.
Flexible
shieldingapron/coveralls
dilapisi

e.

aluminiummemantulkan 90%.
Local exhaust ventilationmengendalikan panas konveksi memakai

f.

canopy hod.
Localized cooling at work stationpada suhu < 350C, mengalirkan

g.

udara dingin ke pekerja.


General ventilationsuhu dan kelembaban udara tinggi (alamiah

h.
i.
j.

atau mekanis).
Evaporation cooling menyemprotkan air pada udara.
Chilled cooled systemair dialirkan melalui kumparan.
Cooled water systemair dialirkan kembali karena persediaan

terbatas).
B. Supervisi medis : pemeriksaan awal, berkala, khusus.
C. Fasilitas sanitasi :kamar mandi dan air minum (150C).
D. Pelatihan dan pendidikan : aklimatisasi, sering minum, konsumsi garam
dapur, pengenalan tanda dan gejala.
E. Pengaturan lama kerja dan istirahat.
F. Alat Pelindung Diri (APD) : kacamata, topi, apron, coveralls dilapisi
aluminium, sarung tangan, sepatu kerja.

20

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1.

Tekanan panas adalah kombinasi antara suhu

udara,kelembaban udara, kecepatan udara, dan suhu radiasi yang


2.

dihubungkan dengan panas yang dihasilkan tubuh (metabolisme tubuh).


Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) Quest Temp
a.

tnwb = 25,6 0C (suhu basah alami dari Quest Temp)

b.

tg

= 45 0C (suhu globe)

c.

ta

= 38,5 0C (suhu kering)

d.
3.

ISBB di luar ruangan (out) = 31,87 0C.


Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) diluar ruangan dari hasil

pengukuran didapatkan 31,87 0C, sedangkan standart ISBB (Indeks Suhu


Basah dan Bola) untuk 75% kerja dan 25% istirahat beban kerja sedang
4.

adalah 28,0 0C, maka nilai ini melebihi baku mutu (Nilai Ambang Batas).
Tekanan panas memiliki efek bagi kesehatan maupun fisiologis.
Efek terhadap kesehatan yaitu :
a. Heat cramps (kejang panas)
b. Heat exhaustion (penat panas)
c. Heat stroke (struk panas)
d. Heat Syncope, pingsan karena panas
e. Dehidrasi
f. Gangguan perilaku
Sedangkan efek fisilologisnya adalah :

5.

a.

Pekerja akan merasakan kelelahan yang berlebih, itu dapat

b.
c.
d.
e.

menurunkan efisiensi kerja (fisik & mental)


Denyut jantung dan tekanan darah meningkat (tinggi)
Terjadi penurunan aktivitas organ-organ pencernaan
Suhu tubuh meningkat
Terjadi peningkatan produksi keringat.
Pengendalian terhadap lingkungan kerja yang panas dapat

dilakukan melalui :

23

21

a. Engineering control :
1) Isolasi sumber panas
2) Insulation dibalut
3) Radiation shielding
b. Supervisi medis : pemeriksaan awal, berkala, khusus.
c. Fasilitas sanitasi : kamar mandi dan air minum (15 0C).
d. Pelatihan dan pendidikan : aklimatisasi, sering minum, konsumsi
garam dapur, pengenalan tanda dan gejala.
e. Pengaturan lama kerja dan istirahat.
f. Alat Pelindung Diri (APD) : kacamata, topi, apron, coveralls dilapisi
aluminium, sarung tangan, sepatu kerja.
B. Saran
1.

Sebaiknya tekanan panas ditempat kerja diatur senyaman mungkin bagi


pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja dalam
bekerja.

2.

Sebaiknya pengukuran tekanan panas menggunakan alat pengukur yang


tepat sehingga diperoleh data yang akurat.

3.

Praktikan sebagai ahli K3 harus mengetahui bagaimana cara kerja alat


yang digunakan dan mampu melakukan pengukuran tekanan panas.

4.

Jika ISBB melebihi baku mutu (Nilai Ambang Batas) maka praktikan
sebagai ahli K3 harus mampu melakukan pengendalian terhadap
lingkungan kerja yang panas dan menanggulangi hal-hal yang dapat
membahayakan kesehatan bagi tenaga kerja yang diakibatkan oleh
tekanan panas.

DAFTAR PUSTAKA
Sumamur,1998. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Tarwaka,PGD,p.SC.,M.Erg. 2004. Ergonomi untuk Kesehatan, Keselamatan
Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

22

Tim Penyusun. 2009. Buku Pedoman Praktikum Semester III. Program D.IV
Kesehatan Kerja FK. UNS. Surakarta.
Sumamur,1998. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung, pp:151-165.
Tim Penyusun. 2010. Buku Pedoman Praktikum Semester III. Surakarta: Program
D IV Kesehatan Kerja, pp:21-32.

24

Anda mungkin juga menyukai