PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan industri yang semakin cepat akan diikuti dengan
kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia, oleh karena itu rekayasa teknologi harus diusahakan
penyesuaiannya dengan manusia itu sendiri dan jangan sampai menimbulkan
gangguan kesehatan bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam proses produksi, unsur tenaga kerja mempunyai peranan yang
sangat penting untuk mendapatkan jumlah produksi yang maksimal. Oleh karena
itu perlu di usahakan tenaga kerja yang sehat dan produktif yang dapat
mendukung produksi perusahaan. Untuk mencapai semua itu perlu diciptakan
ketentraman, ketenangan dan kenyamanan dalam lingkungan kerja agar tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaannya terhindar dari gangguan-gangguan yang
ada dalam lingkungan kerja. Dengan demikian maka derajat kesehatan dan
keselamatan serta kesejahteraan tenaga kerja dapat terjamin.
Tetapi industri-industri sekarang banyak yang hanya mengejar target
produksi tanpa memperhatikan ketentuan dan Sistem Manajemen K3 sehingga
tenaga kerja tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya dan bisa
menyebabkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK). Salah satufaktor yang
menyebabkan
PAK
yaitufaktorkimia.Bahan-bahankimiaitulah
yang
merupakanracun-racundalamindustri.Sifat-sifatfisikdanderajatracunbahankimia
yang
dipergunakandalamindustritergantungdaribeberapafaktor.Salah
gas
gas
ditempatkerja.
C. Manfaat
1. BagiPraktikan
a. Menambahpengetahuan yang berhubungandenganjenis-jenis gas yang
berbahayadan yang tidakberbahaya.
b. Mengetahuidanmengoperasikanberbagaialatukur
Kitagawa, Multigas LTX, CO Meter .
c. Mengetahuipencegahandanpengendalian
gas
gas
seperti,Detektor
yang
mampu
ditempat kerja.
e. Menciptakan mahasiswa D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
ahli dalam masalah manajemen bahaya gas ditempat kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Gas
dan
sekaligus
menghambat
pertumbuhan.
Pabrik
yang
O3
NO + On
NO2
bisa
merusak
jaringan
dan
menyebabkan
kematian.
(Arief,2000)
a) Menggunakan kendaraan atau berada dekat kendaraan. Sejak gas
arang (mengandung 7% CO) dengan gas alam, kejadiaan bunuh diri
berkurang seperti meletakkan kepala di dalam oven untuk
mencelakai diri sendiri, banyak terjadi di Britain dan kota lainnya.
Tahun 1961 di UK, terdapat 2711 kasus bunuh diri dan 1014 kasus
kecelakaan/kematian mendadak dengan CO. Dan juga ditemukan
CO pada kasus bunuh diri dengan bakar diri akibat mesin. Bensin
menghasilkan 5-7% CO yang terdapat dalam asap, dalam mesin
yang tidak digunakan, juga yang tidak layak pakai. Diesel
menghasilkan CO lebih sedikit dibandingkan bensin, seharusnya
CO terurai ke atmosfer sehingga penyebaran atau distribusi CO
dalam jumlah kecil dalam kota besar dan polisi lalu lintas mungkin
sekitar 10% saturasi dalam hemoglobinnya. Tapi jika dalam tempat
yang kecil dan sempit akan sangat berbahaya. Misalnya 1500cc
bensin dalam kendaraan yangtidak digunakan berada di garasi,
dapat menghasilkan CO dengan konsentrasi tinggi dapat mematikan
dalam 10 menit. Suatu percobaan bunuh diri lainnya, dengan hanya
duduk dikendaraan dengan jendela terbuka dan kendaraan dalam
disebabkan
mesin
kendaraan
yang
rusak
dan
10
d)
e)
terhadap
kasus
keracunan
karbon
monoksida
11
g)
12
Konsentrasi
.
COHb dalam %
1.
0 10
2.
10 20
3.
20 30
4.
30 40
5.
40 50
Bersambung
6.
50 60
7.
60 70
8.
70 80
9.
80 90
10.
> 90
13
14
fungsi
oksigenasi
jaringan
dan
plasental,
yang
15
Kadar CO :
Waktu kontak :
100 ppm
Sebentar
dianggap aman
30 ppm
8 jam
1000 ppm
1 jam
1300 ppm
1 jam
1 jam
merahan
kulit jadi merah tua dan rasa pusing
6)
yang hebat
lebih hebat sampai kematian
jika
(4)
(5)
16
mobil
Jika anda mengalami gejala keracunan CO, segera keluar
untukmendapatkan udara segar dan cari bantuan dari poliklinik
b)
terdekat.
Penanggulangan
(1) Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan
exhaustfan.
Bila terjadi korban keracunan maka lakukan :
(a) Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
(b) Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat
(3) Lakukan evaluasi dan terapi suportif jalan nafas
(4) Lakukan intubasi orotrakhea bila terjadi gangguan ventilasi dan
(2)
oksigenasi
(5) Berikan suplemen oksigen 100% melalui masker yang melekat
erat ke wajah
Catatan: waktu paruh eliminasi COHb dalam serum
bila bernafas dengan udara bebas adalah 520 menit, berubah
menjadi 80 menit bila bernafas dengan oksigen 100%. Terapi
oksigen sebaiknya tidak dihentikan sampai gejala hilang dan
kadar COHb < 10%.
(a) Lakukan monitoring : EKG (menunjukkan gambaran sinus
(b)
17
sulfida,
garam
sulfida
dan
karbon
disulfida
adalah
18
Bahan yang bersifat gas dan uap menurut sifat-sifatnya akar berakibat:
a. Merangsang penciuman seperti : HC1, H2S, NH3
b. Merusak alat-alat dalam tubuh, misalnya CaCI
c. Merusak susunan saraf : uap plumbum, fluoride
d. Merusak susunan darah : benzena
Untuk menghindari dampak yang diakibatkan limbah melalui udara
selain menghilangkan sumbernya juga dilakukan pengendalian dengan
penetapan nilai ambang batas. Nilai ambang batas adalah kadar tertinggi suatu
zat dalam udara yang diperkenankan, sehingga manusia dan makhluk lainnya
tidak mengalami gangguan penyakit atau menderita karena zat tersebut. Di
samping itu masih ada rumusan lain yang diberikan khusus bagi para pekerja
dalam lingkungan itu. Karena waktu kerja manusia pada umumnya 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu, maka nilai ambang batas bagi mereka berbeda
dengan nilai ambang batas pada umumnya. Suatu zat yang sama akan berbeda
penerapannya terhadap kedua obyek yang berbeda, misalnya antara manusia
19
dan hewan, antara manusia dengan manusia sendiri dalam dua lingkungan
yang berbeda.
5. Penanganan Korban
Menyelamatkan serta mengobati korban keracunan oleh racun gas
yang berbeda mempunyai beberapa kesamaan dalam tindakan gawat
daruratnya, yaitu sebagai berikut :
a. Memindahkan penderita ke tempat lain yang udaranya segar, korban tidak
boleh ditolong di tempat peristiwa kejadian keracunan.
b. Menolong penderita dengan pernafasan buatan, apabila alat pernafasan
korban terganggu fungsinya.
c. Memberikan oksigen kepada korban.
d. Memberikan terapi khusus menurut jenis keracunan, misalnya pada
keracunan H2S diberika ula pengobatan yang ditujukan kepada eema paru
dan lainnya. Dalam hal keracunan CO boleh dikatakan pertolongan itu
sendiri yaitu memindahkan korban ke tempat yang udaranya tidak tercemar
CO sudah merupakan suatu antidote.
Khusus untuk pertolongan korban, perlu diperhatikan bahwa tidak
boleh seorang pun menolong korban, apabila dia sendiri tidak tahu tata cara
memberikan pertolongan dan juga ia tidak mempergunakan alat pelindung
yang memadai. Pengalaman menunjukkan bahwa penolongan yang tidak
mematuhi persyaratan tersebut akhirnya menjadi korban keracunan pula.
Maka dari itu, pengetahuan yang cukup dan kesadaran tinggi
pekerja/buruh merupaka syarat mutlak untuk menghindari ada dan banyaknya
korban yang disebabkan oleh gas beracun yang berada dalam pekerjaan pada
tempat kerja perusahaan.
B. Perundang-undangan
1. PMP No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan di Tempat Kerja.
2. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
20
BAB III
HASIL
21
1. Gambar Alat
v
Keterangan :
1. Display
2. Sensor CO
3. POWER
4. HOLD ESC
5. SET
6. ALARM
7. REC. ENTER
2. Cara Kerja
a. Tekan Tombol POWER untuk menghidupkan alat.
b. Pada display akan terlihat hasil pengukuran gas CO (ppm) dan
temperatur (C dan F). Range CO berkisar antara 0 - 1000 ppm.
Temperatur sekitar 0 50 C/F.
c. Untuk melaksanakan pengukuran, bawa alat ke lokasi yang akan
dilakukan pengukuran.
d. Tunggu 10 menit dan baca hasil yan ditunjukkan di display.
e. Jika ingin melihat hasil maksimal dan minimal maka tekan tombol
REC untuk merekam data hasil pengukuran.
f. Setelah 10 menit tekan tombol REC kembali sehingga di display
tertulis REC MAX untuk melihat nilai maksimal dan tekan tombol
REC sekali lagi sehingga di display tertulis REC MIN untuk
melihat nilai minimal.
22
3. Prosedur Pengukuran
a. Tentukan area yang akan dilakukan pengukuran.
b. Buatlah tabel hasil pengukuran.
c. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol POWER pada alat
hingga berbunyi dan muncul angka pada display yang menunjukkan
kadar gas CO dan juga suhu pada tempat pengukuran.
d. Setelah muncul angka, catat suhu pada tempat pengukuran, kemudian
tekan tombol RECtunggu sampai waktu pengukuran selesai
kemudian tekan tombol REC lagi.
e. Setelah itu diperoleh hasil kadar gas CO baik maksimal maupun
minimal pada tempat pengukuran.
f. Catat hasil yang diperoleh pada tabel hasil pengukuran.
g. Matikan alat dengan cara menekan tombol POWER hingga berbunyi
dan alat akan turn off dengan sendirinya.
B. Hasil Pengukuran
Kegiatan praktikum dilaksanakan pada :
Hari
: Senin
Tanggal
: 04 Mei 2015
Tempat: 1. Area Parkir Motor Kampus Tirtomoyo
2.Persimpangan Panggung, Solo
3.Halte Bus Panggung
Waktu
: 13.00 selesai WIB
Diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengukuran Gas CO oleh Kelompok 1
No.
Lokasi
Hasil Pengukuran
Suhu
(ppm)
1.
Parkiran
Motor
CO
Kampus Max :96
CO2
32,4 C
23
2.
3.
Min : 0
Dekat Pos Polisi Perempatan Max : 10
32,4 C
4.
Panggung
Min : 0
Lampu Merah Depan Dealer Max : 9
33,4 C
Min : 0
Max : 8
32 C
Min : 0
BAB IV
PEMBAHASAN
24
25
26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pengukuran
kadar
gas
dapat
dilakukan
dengan
CO
Meter,
dancaramenggunakannyasebagaiberikut :
a. Tekan Tombol POWER untuk menghidupkan alat.
b. Pada display akan terlihat hasil pengukuran gas CO (ppm) dan
temperatur (C dan F). Range CO berkisar antara 0 - 1000 ppm.
Temperatur sekitar 0 50 C/F.
c. Untuk melaksanakan pengukuran, bawa alat ke lokasi yang akan
dilakukan pengukuran.
d. Tunggu 10 menit dan baca hasil yan ditunjukkan di display.
27
e. Jika ingin melihat hasil maksimal dan minimal maka tekan tombol REC
untuk merekam data hasil pengukuran.
f. Setelah 10 menit tekan tombol REC kembali sehingga di display tertulis
REC MAX untuk melihat nilai maksimal dan tekan tombol REC
sekali lagi sehingga di display tertulis REC MIN untuk melihat nilai
minimal.
g. Untuk menghentikan perekaman data maka tekan tombol REC sampai
tulisn REC di display hilang.
h. Matikan alat dengan menekan tombol POWER.
2. Hasil pengukuran gas karbon monoksida (CO)selama 5 menitpada Honda
Revo 100cc di area parkir motor KampusTirtomoyo diperoleh kadar gas
karbon monoksida (CO) maksimalyaitu491 ppm.Kadar ini sudah melebihi
NAB
yang
berlaku,
sesuai
dengan
Permenakertras
No.
PER.
28
kadar Oktan pada solar sangat rendah dibanding premium atau pertamax.
Kurangnya perawatan mesin kendaraan juga bias menjadi factor kendaraan
akan menghasilkan kadar CO yang tinggi.
3. Pengendalian gas karbon monoksida yang dapat dilakukan antara lain :
a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik.
b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c. Memasang filter pada knalpot.
d. Memasang scrubber pada cerobongasap.
e. Merawat mesin industri agar tetap baik dan dilakukan pengujian secara
berkala.
f. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO
rendah.
g. Ventilasi umum.
h. Pengelolaan bahan baku CO sesuai dengan prosedur pengamanan.
i. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker gas dan
respiratos.
B. Saran
1.
2.
3.
29
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Kimia di Lingkungan Kerja
Riyawan,
Eri.
2013.
MakalahKeracunan
CO
dan
http://gameriyawan.blogspot.com/p/makalah-keracunan-co-danifo.html#.U1WpzVV_s6t (20April 2014)
IFO.
30
31
32
Hari.Tanggal..........2015
DosenPengampu,
PembimbingPraktikum
33
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................2
C. Manfaat..............................................................................................2
BAB II. LANDASAN TEORI............................................................................4
A. Tinjauan Pustaka................................................................................4
B. Perundang-Undangan......................................................................20
BAB III. HASIL................................................................................................21
A. Gambar Alat, Cara Kerja, dan Prosedur Pengukuran......................21
B. Hasil Pengukuran dan Cara Perhitungan.........................................22
BAB IV. PEMBAHASAN.................................................................................24
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.................................................................27
A. Simpulan..........................................................................................28
B. Saran................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................31
LAMPIRAN