Anda di halaman 1dari 19

MENELITI DAN MENGUMPULKAN DATA DAN CONTOH

1-1. Dasar Utama dari Lapangan Geologi


Bagi seorang geologis, lapangan adalah tempat dimana batuan dan tanah
dapat di teliti langsung, dan lapangan geologi mengandung metode yang
biasanya memeriksa dan menginterprestasikan struktur dan material pada
singkapan. Pembelajaran lapangan adalah hal yang utama dalam menghasilkan
ilmu pengetahuam geologi. Beberapa pembelajaran dapat sesederhana seperti
mengunjungi singkapan atau tambang, membuat catatan dan sketsa pada
hubungan antara batuan tertentu, dan mengumpulkan beberapa contoh batuan.
Yang lainnya mungkin membutuhkan berminggu atau bulanan pada pemetaan
geologi, systematic sampling, dan penggabungan hasil pengukuran data
lapangan dan laboratorium secara hati-hati.
Pemetaan geologi juga esensial terhadap banyak pembelajaran lapangan
yang terkadang disinonimkan dengan lapangan geologi. Peta digunakan untuk
mengukur

tubuh

batuan,

mengeplot

pengukuran

struktur,

dan

untuk

menghubungkan banyak data. Seringnya, interprestasi


Pemetaan geologi juga esensial terhadap banyak pembelajaran lapangan
yang terkadang disinonimkan dengan lapangan geologi. Peta digunakan untuk
mengukur

tubuh

batuan,

mengeplot

pengukuran

struktur,

dan

untuk

menghubungkan banyak data. Seringnya, interprestasi mereka terlalu luas untuk


dipelajari pada satu exposures. Banyak lipatan dan patahan,sebagai contoh,
hanya dapat diketahui oleh pemetaan geologi, dan walaupun dapat dilihat
melalui singkapan, mereka harus dipetakan dengan area yang lebih luas untuk
dapat dimengerti. Peta geologi juga digunakan untuk mengkonstruksi proyeksi
yang penting seperti penampang silang (cross section). Bersama, peta dan
penampang adalah hal yang ideal dalam mempresentasikan informasi yang
banyak kepada orang lain.
Walaupun pemetaan dapat bersifat esensial terhadap pembelajaran
lapangan, pengamatan terhadap sebuah singkapan adalah hal yang utama.
Batuan harus diidentifikasikan terlebih dahulu sebelum di petakan. Dan lagi,

banyak hubungan genetic dapat dimengerti hanya setelah singkapan diperiksa


secara detail. Tidak ada satupun pemetaan yang dapat menggantikan penelitian
yang sangat penting. Sebagai contoh, peta detail dari tubuh batuan beku
mungkin hanya dapat menunjukkan lapisan konkordan antara formasi sedimen.
Hubungan antara satu atau dua singkapan, bagaimanapun juga, dapat
membuktikan bahwa tubuh tersebut adalah aliran lava bukan sill. Telah terbukti,
penggabungan kenampakan yang tak dikenal dengan lava mungkin dapat
diidentifikasikan dan kemudian dimanfaatkan pada interpretasi lebih lanjut.
Pembelajaran lapangan sebagai metode ilmiah.
secara

berkelanjutan

meneliti

hubungan

dan

membuat

Karena geologis
interprestasi

di

lapangan,metode umumnya dapat dibandingkan dengan metode ilmiah klasik.


Menurut aturannya, metode ilmiah terdiri dari beberapa langkah. Peneliti pertama
meneliti dan mengumpulkan data. Selanjutnya, ia mencoba hipotesis dengan
berbagai kemungkinan, sebagian dengan cara mempelajari hubungan tambahan
yang dapat diprediksi berdasarkan hipotesis tersebut. Jika hipotesis benar,
sementara hipotesis tersebut diterima; jika tidak, hipotesis yang lain harus
disusun dan dicoba.
Pada pembelajaran geologi ini sering lebih efektif untuk menganggap
seluruh kemungkinan hipotesi bersama. G. K. Gilbert (1886, p. 286)
sebagaimana dijelaskan berikut :

ada sebuah keuntungan dalam beberapa hiburan (hipotesa) sesekali,


yang kemudian mungkin nantinya untuk diteliti mutual antagonismenya
dan ketidakkonsistensiannya, dan untuk merencanakan test yang
sangat penting-tes penting yang akan menghalangi beberapa
hipotesis dari pertimbangan lebih lanjut. Proses testing adalah proses
eliminasi, setidaknya sampai seluruhnya tetapi satu hipotesis telah
disangkal.

Jika hanya satu hipotesis yang digunakan, atau jika dipilih terlalu cepat,
mungkin ada kecenderungan untuk melihat kembali bukti yang dapat menyagkal
itu. T. C. Chamberlin (1897) mendiskusikan masalah ini lewat deskripsinya yang

berjudul Metode hipotesa kerja kelompok, sebuah diktat yang disarankan bagi
semua geologis.
Satu alasan kenapa banyak hipotesis harus dipertimbangkan di lapangan
adalah bahwa singkapan tidak dapat dikunjungi ulang untuk mencoba setiap ide
yang baru. Dan lagi, berbagai macam data yang berbeda mungkin dapat saling
berhubungan yang semuanya harus dipelajari bersama untuk dapat dimengerti.
Karena geologis menggunakan metode ilmiah secara berkelanjutan
sebagaimana kerjanya, ia harus dibekali dengan hipotesa ketika pergi ke
lapangan. Ia juga harus menggunakan imajinasinya dan kepintarannya pada
singkapan. Jika tidak ada satupun idenya yang bertahan untuk dites, beberapa
kemungkinan harus dipertimbangkan. Beberapa hipotesis gagal karena data
yang dikumpulkan berdasarkan asumsi yang salah, atau informasi pada peta
tidak dikelompokkan secara konsisten. Pada hal yang lain, hipotesis sementara
terlalu sederhana untuk dilaporkan untuk kejadian yang alami, dan kemungkinan
yang lebih kompleks harus dipertimbangkan.
Interpretasi hubungan yang kompleks. Kenampakan geologi yang
sederhana pada textbooks jarng dijumpai di lapangan. Walau kenampakan
tersebut pertamanya muncul sederhana yang biasanya berukuran kecil tetapi
memiliki kompleksitas yang penting. Kerumitan ini bukanlah halangan, mereka
biasanya adalah kunci untuk memahami hubungan antar kenampakan di
lapangan.
Satu tipe hubungan yang rumit terbentuk dimana dua atau lebih proses
yang bekerja pada waktu yang sama. Pelapukan pada batuan, sebagai contoh,
mencirikan pengaruh komposit dari beberapa proses mekanik dan kimiawi.
Untuk menginterpretasi pengaruh keseluruhannya, pertama sangat penting untuk
memahami bagaimana setiap proses dapat bekerja sendiri dan kemudian untuk
mempertimbangkan bagaimana proses tersebut mengubah satu sama lainnya.
Dengan memeriksa banyak singkapan mungkin akan didapat tempat proses
yang dominannya. Untuk menginterpretasikan pelapukan batupasir, sebagai
contoh, perubahan mekanik mungkin dipelajari pada singkapan yang tersingkap,

dimana perubahan kimia dapat dilihat pada lembah bagian bawah tanah.
Pengaruh proses kombinasi dapat dipelajari pada berbagai macam tempat.
Hubungan rumit kedua disebabkan oleh keterjadian dua atau lebih
kejadian geologi. Pengertian umur relatif dari singkapan ini menghasilkan sebuah
makna untuk menginterpretasi sejarah geologi. Umur relatif diartikan dengan
mencatat seberapa tua kenampakan tersebut telah berubah terhadap yang lebih
muda. Sebuah analisis seharusnya

dimulai dengan relasi umur yang

menunjukkan lebih jelas dan kemudian diperluas, selangkah demi selangkah,


baik secara maju maupun mundur dalam waktu geologi. Penting untuk
mengetahui bentuk atau posisi kenampakan pada tingkat intermediate
(menengah), dan ini dapat dilakukan dengan menganalisa dan kemudian
memindahkan pengaruh kejadian terdahulu. Dimana urat telah terlipat, sebagai
contoh, ini mungkin dapat menetapkan bentuk aslinya dan orientasinya dengan
mengukur perlipatannya terlebih dulu di sekitar beds, dan kemudian meluruskan
kembali beds ke bentuk planar sederhana. Walau tidak jelas pada pada satu
singkapan mungkin jelas pada yang lainnya; dengan memplot banyak singkapan
pada peta, satu kejadian dapat berhubungan dengan kejadian lainnya, keduanya
dalam ruang dan waktu.
Kesalahan serius dapat dihindari dengan mempelajari relasi umur secara
seksama termasuk kenampakan yang hanya memiliki hubungan kausatif karena
mereka tergabung sangat dekat. Kesalahan ini terutama mudah untuk dilakukan
jika penggabungan cocok dengan teori penyusunan yang bagus. Jika, sebagai
contoh , urat kuarsa tergabung dengan hornfels pada sebuah daerah, ini
mungkin menarik untuk disimpulkan bahwa mereka keduanya disebabkan oleh
satu

kejadian-intrusi

magma.

Pembelajaran

secara

seksama

dapat

menunjukkan, bagaimanapun juga, bahwa urat tersebut banyak terbentuk dari


batuan yang lebih muda dan oleh karena itu tidak disebabkan oleh kontak
metamorfisme.Berharap mereka terbentuk secara berlimpah pada hornfels
karena batuan ini hampir patah.
Singkapan terkadang sangat rumit atau sangat jarang sehingga tidak
dapat disimpulkan langsung dari pembelajaran lapangan. Pembelajaran ini

mungkin masih memiliki nilai lebih, bagaimanapun juga, jika penelitian tersebut
dilaporkan secara lengkap. Dalam banyak kasus, geologis dapat menyatakan
kemungkinan relatif dari beberpa alternatif hipotesa. Ketidakjelasan mungkin
dapat dipecahkan ketika data yang lebih banyak tersedia atau ketika tes
laboratorium dan matematika dilakukan.
1-2 Perencanaan Proyek Lapangan
Proyek lapangan geologi secara umum dibagi menjadi tiga tahap : tahap
perencanaan, tahap pemetaan, penelitian, dan mengumpulkan; dan tahap
persiapan laporan. Keefektifan sebuah proyek ditetapkan secara luas selama
tahap perencanaan. Ada beberapa kasus dimana geologis dapat mempelajari
semua data dan hubungannya secara seksama, dan oleh karena itu ia harus
memilih bidang pembelajarannya dan merencanakan kerjanya sehungga data
yang berhubungan terkumpulkan. Ini esensial untuk mengetahui secara jelas
tujuan proyek yang diberikan. Tujuannya bisa saja sederhana dan jelas dari
permulaan, seperti pada beberapa pembelajaran endapan ekonomis. Dalam
pembelajaran ilmiah murni, tujuannya harus dilihat setelah pertimbangan dengan
cara dibaca, diskusi dan dipikir. Sebagai tambahan objektif mendasar, mungkin
ada beberapa tambahan , yang terkadang sulit untuk dievaluasi sampai kerja
lapangan berlangsung dengan baik.
Sangat bijaksana untuk merencanakan sebuah proyek dengan sebuah
cara dalam bidang yang dapat ditingkatkan atau diubah menjadi lebih
bertanggung jawab selama di lapangan. Untuk alasan ini, jumlah alat tambahan
yang cukup dan persediaan harus dibawa ke lapangan . Walaupun terdapat
langkah khusus yang berbagai macam, anjuran berikut ini harus dijadikan bahan
pertimbangan dalam perencanaan.
1. Menetapkan jika geologis yang lain bekerja dalam atau dekat daerah
penelitian dengan menanyakan pada agen negara dan federal dan
perusahaan dan kampus yang tepat. Surat-menyurat dengan mereka

untuk menetapkan jika sebuah pembelajaran baru dapat menggandakan


kerja mereka seperlunya.
2. Mengumpulkan dan mempelajari laporan dan peta daerah untuk
memahami kenampakan luar geologi dan geografi. Menetapkan apa yang
telah diketahui, secara spesifik, tentang masalah dan hubungan dengan
bidang pembelajaran yang telah direncanakan.
3. Mengunjungi daerah untuk melihat topografinya dan geologinya dan untuk
mendapatkan izin kamping, pemetaan dan pengumpulan contoh batuan.
4. Menetapkan skala dan kualitas peta dan pemotretan dari udara pada
daerah tersebut. Jika ini tidak menghasilkan dasar yang cukup untuk
pemetaan geologi, pertimbangan yang berarti akan digunakan untuk
membuat peta. Aknkah peta topografi (kontur) dibutuhkan? Apakah peta
terkecil akan sangat berguna? Apa metode survey yang paling efisien
yang akan memberikan ketelitian yang cukup terhadap kerjaannya?
5. Mengevaluasi jadwal dan harga proyek. Untuk melaksanakan ini secara
efektif, tidak hanya mempertimbangkan prosedur pemetaan tetapi juga
seberapa bagus batuan tersingkap, akses menuju daerah tersebut melalui
base camp atau kantor, dan bagaimana cuaca berkaitan dengan kerja
lapangan.
6. Peta orde, pemotretan udara, dan berbagai macam lapangan dan
peralatan kantor, mendukung banyak waktu untuk pengiriman. Check list
Appendix 1 mungkin dapat menolong melakukan ini.
7. Membaca kembali seluruh laporan dengan teliti yang menyinggung
daerah tersebut, sebaik buku atau paper yang menyajikan ide dasar dan
metode yang berhubungan dengan proyek. Mengumpulkan selengkap
mungkin data pustaka lapangan, dan fotografi, salinan, atau benda
abstrak yang tidak dapat diambil di lapangan.
1-3. Peralatan Dasar Lapangan
Peralatan dasar yang diperlukan untuk pemeriksaan, pendeskripsian, dan
pengumpulan batuan jumlahnya tidak banyak dan tidak mahal. Yaitu palu dengan

pick atau chisel point di ujungnya, lup, pisau lipat, notebook atau looseleaf clip
folder, pensil 2H atau 3H atau pena yang bagus, penggaris 6-inch, kantong
sampel, kotak untuk membawa makanan dan peralatan lapangan.
Notebook lapangan harus dipertimbangkan dan dipilih secara hati-hati
karena notes merekam data di lapangan dan akan menjadi rekaman yang
permanen. Kertas harus menjadi kualitas yang sangat bagus, kertas yang tipis
dan tidak mahal cenderung untuk terintegrasi pada iklim yang kering, dan kertas
yang licin akan berkerut secara permanen ketika basah. Kualitas buku yang
bagus (standar 41/2 X 71/4 in.) dengan kertas anti air dan kover tahan air adalah
pilihan yang bagus. Mereka cukup kecil untuk dimasukkan ke kantong celana
dan terikat sehingga dapat dibuka secara mendatar atau dilipat ke belakang.
USGS menggunakan buku yang lebih besar (5 1/4 X 81/2 in.) yang dibatasi di
bagian ujung atasnya dan memiliki halaman yang berlubang (seperti binder)
yang dapat dipindahkan secara mudah dan disatukan kembali pada saat tahap
penulisan laporan.
Kemungkinan penggunaan lembar looseleaf standar (8 1/2 X 11 in.) juga
harus dipertimbangkan. Lembar ini memberikan ruang lebih untuk sketsa,
aksesoris peta, dan penampang, dan lembar-lembar ini dapat dibawa dalam clip
folder yang cukup lebar untuk membawa peta lapangan atau hasil pemotretan
udara dengan baik. Merupakan sebuah keuntungan dalam mengurangi jumlah
alat lapangan yang dibawa. Lembar-lembar pribadi, bagaimanapun juga harus
dilabeli dan disimpan dengan hati-hati sehingga tidak hilang. Jika iklim di
lapangan sangat kering atau cukup basah, lembar-lembar harus terbuat dari
buku kas yang besar.
Clip folder setidaknya harus berukuran 9 1/4 X 11 in. untuk menahan 9 X 9
in. hasil pemotretan udara. Yang bagus dapat dibuat dengan menggunakan 1/8inch Masonite untuk papan dasar dan selembar plastik yang besar atau papan
kartu(cardboard) untuk kover. Rata-rata untuk pemetaan, bagaimanapun juga,
bebannya yang berat dan ujung yang tajam tidak diinginkan. Ini juga cenderung
menjadi sangat panas ketika terkena matahari selama beberapa menit dan cepat

menjadi dingin ketika dibawa pada cuaca yang membeku. Dan lagi, ukuran 8 1/2 X
11 in. biasa tidak cukup besar untuk 9 X 9 hasil pemotretan udara.
Sebagai catatan, berbagai macam gambar pensil dan pena harus dicoba
terlebih dahulu. Pena yang bagus memberikan warna yang gelap, kopiannya
dapat dibaca sehingga tidak akan mengotori kertas yang bagus, dapat dihapus
dengan mudah, dan tahan air atau tidak. Ini mungkin dapt tersumbat,
bagaimanapun juga, dibawah kondisi kerja yang berdebu, dan bahkan pena
yang baguspun mungkin akan kehabisan tinta di tengah-tengah hari kerja. Pensil
ideal menghasilkan kopian yang dapat dibaca sehingga tidak akan mengotori
kertas dengan mudah. Kekerasan optimum mata pensilnya tergantung terhadap
kertasnya, pribadi, dan iklim (kertas basah dapat dicungkil bahkan oleh pensil
yang kekerasannya menengah). Umumnya, pensil H sampai 3H adalah yang
terbaik. Sebuah penghapus dan clip untuk disangkutkan di saku harus terdapat
pada setiap pensil, dan setidaknya satu set tambahan harus terdapat di camp
untuk berjaga-jaga jika hilang di lapangan. Pena seharusnya menggunakan tinta
tahan air dan permanen.
Lup digunakan hampir di setiap pembelajaran lapangan yang memiliki
perbesaran 10 sampai 15 X, tambahan lebih tinggi atau lebih rendah kekuatan
lensa mungkin akan dibutuhkan ntuk beberapa penentuan. Relatifnya lensa
berkekuatan lebih tinggi memiliki lapangan yang kecil, fokus jarak dekat, dan
harus dipegang sangat dekat dengan objek untuk diteliti. Oleh karena itu meeka
susah

untuk

digunakan,

khususnya

ketika

kekurangan

cahaya.

Tanpa

memperhatikan kekuatan pembesarannya, kualitas lensanya harus di coba


dengan cara memfokuskannya terhadap permukaan yang kasar dan halus.
Gambar yang diperbesar harus tajam seluruhnya, bahakan dekat ujungnya. Tiga
unsur lensa umumnya memberikan gambaran yang tidak berubah.
Palu orang geologi biasa cukup pantas untuk kebanyakan batuan, tetapi
bebannya yang sekitar 2 lb dibutuhkan untuk mengumpulkan batuan yang keras
(batupasir yang kompak, lava, hornfels, dan seterusnya). Sudut rectangular dan
ujung yang menyolok pada palu baru harus dipalu secara miring karena dapat

memantulkan serpihan besi pada kecepatan yang bahaya ketika dipukul ke


batuan yang keras.
Persiapan untuk cuaca yang basah.

Cuaca yang basah harus

diantisipasi; karena dapat mengacaukan jadwal lapangan dengan serius. Peta


dan hasil pemotretan udara dapat menjadi tahan air dengan mengecat atau
menyemprotnya pada kedua sisi dengan plastik transparan. Kertas catatan juga
dapat dipelakukan seperti itu, atau dapat dimasukkan dalam larutan paraffin dan
pelarut yang mudah menguap. Paraffin tidak boleh digunakan pada peta dan ata
hasil pemotretan karena nantinya tidak dapat ditandai dengan tinta. Kerusakan
serius pada peta dan catatan disebabkan karena terpleset pada bukit berlumpur
yang curam, dan ini dapat dicegah dengan memakai sepatu boots. Sehingga
pekerjaan lapangan dalam keadaan hujan menjadi teliti dan secara konsisten
berharga, geologis harus mengenakan pakaian senyaman mungkin (meskipun
tidak kering).
1.4

Pengambilan data geologi di lapangan


Hasil dari deskripsi batuan dan kenampakan-kenampakan geologi yang

telah ditemukan dan dipelajari dilapangan dicatat kedalam sebuah buku catatan.
Ini harus segara dilakukan secara langsung di lapangan, karena sangat sulit
untuk mengiat secara akurat saat mengembangkan data-data tersebut setelah di
rumah. Catan tersebut digunakan sebagai bahan dalam pembuatan laporan
setelah deskripsi di lapangan, catatan tersebut sangat penting untuk seorang
geologis dan akan membuatnya tertarik dengan lapangan tersebut.
Hampir keseluruhaan data-data yang dicatat di buku lapangan

akan

menjadi data geologi yang aktual. Cara terbaik yang banyak digunakan untuk
merekam bukti-bukti ini dengan melalui deskripsi secara kalimat, tetapi gambar
atau diagram dapat digunakan untuk menghemat waktu dan tempat atau untuk
memperjelas. Pada kebanyakan kasus, peta peta keterangan yang kecil dan
penampang lintasan berfungsi untuk merekam data secara jelas dalam jumlah
yang besar. Dengan pengecualian akan ditulis di suatu tempat, hal-hal yang
direkam tidak seharusnya menduplikat data yang dapat di cantumkan pada peta

lapangan; contohnya, strike dan dip perlapisan pada umumnya diplot di peta
dengan menggunakan symbol, tidak dicatat di buku lapangan. Ketika suatu foto
diambil, sebuah diagram sederhana yang menunjukan arah kenampakan dan
label merupakan fitur penting untuk membuktikan dta yang dapat dipercaya.
Catatan yang ditunjukan oleh gambar 1-2 termasuk contoh dari berbagai
masukan.
Ketidaksenambungan alami dari batuan yang tersingkap merupakan hal
yang penting untuk menentukan beberapa hubungan geologi dalam kesimpulan
daripada sebagai bukti-bukti yang dapat diamati. Kesimpulan-kesimpulan
tersebut penting untuk dicantumkan dalam catatan, dimana catatan tersebut
harus menunjukan secara jelas bahwa itu merupaka suatu kesimpulan. Teoriteori harus dicatat dan diulas pada catatan karena interpretasi harus dilakukan
secara tangan-ketangan melalui pengamatan. Meskipun begitu spekulasi dan
ide-ide mempunyai tempat tersendiri dicatatan lapangan, sepanjang hal tersebut
dapat diidentifikasi.
Setiap orang memiliki gaya yang berbeda-beda dalam pengambilan
catatan, tapi setiap catatan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan, akurat,
dan jelas. Penggunaan gaya pencatatan secara teknis daripada pencatatan
secara paragraf akan sangat berpengaruh dalam syarat-syarat pengambilan
catatan. Catatan lapangan bukanlah tulisan singkat atau memo yang dibuat
untuk membantu daya ingat, tetapi lebih menjadi sebuah rekaman yang diambil
unttuk digunakan selanjutnya, atau mungkin tidak oleh orang yang membuatnya.
Singkatan umum harus digunakan, tetapi huruf hidup dan vokal tidak rangkum
secara acak untuk melindungi beberapa inci dari ruang catatan. Semua data
kecuali singkatan harus dimasukan kedalam catatan sebelum data-data hilang
saat dilapangan. Jika data berupa lembaran, bagian atas lembaran harus
mencantumkan tangagal, nama dari seorang geologist yang membuat, judul dari
daerah geografis, nama atau nomer dari peta dasar yang digunakan. Jika data
berupa laporan berupa buku permanent, data harus mencantumkan pada
halaman pertama yaitu tanggal pada hari pertama di area penilitian.

Menggunakan margin 11/2 inci dari sisi bagian kiri lembaran untuk notasi,
gambaran, atau masalah yang special.
1-5

Memasukan deskripsi ke catatan


Persisnya data yang harus direkam dalam catatan lapangan akan

berbeda dengan proyek. Hamper seluruh survey geologi, data berkonsentrasi


pada deskripsi batuan dan struktur, khususnya hal-hal yang mengindikasikan
umur relatif batuan. Sebagai suatu proyek lapangan, tipe deskripsi khusus akan
muncul sewaktu-waktu, yang mana deskripsi tersebut akan ditemukan dan diuji.
Sebagai geologis akan lebih mengenal dengan formasi batuan dan struktur, data
harus merekam deskripsi yang kritis atas kenampakan dilapangan yang muncul
kepermukaan bumi. Organisasi ini sangatlah penting karena ini dapat menjaga
data dari kesulitan penggunaan.
Sebelum seorang geologis meninggalkan lapangan, ia harus memastikan
data lapangan mengandung deskripsi yang lengkap atas unit batuan dan
strukturnya dari setiap bagian daerah yang diteliti, jika tidak maka ia tidak
mampu membuat laporan yang akurat.
Pada gambar 1-2, data 1 adalah contoh dari deskripsi batuan

yang

terbuat dari kenampakan dasar yang tampak di permukaan, semestinya data 8


adalah sebagai contoh dari deskripsi litologi yang lebih komplit jika direkam
secara sistematis, seperti panduan di bawah ini.
1. Nama per unit atau nama batuan
2. Lokasi atau daerah pengamatan yang spesifik
3. Ketebalan dan keseluruhan bentuk atau struktur dalam unit
4. Batuan utama dan disposisi dalam suatu unit
5. Karakteristik dari daerah terutama unitnya ( kenampakan topografi,
warna dan tipe tanah, vegetasi, kemapakan alami)
6. Krakterisasi struktur per unit
a. Range dari ketebalan dan ketebalan rata-rata dari lapisan atau
layer struktur lainnya

b. Bentuk dari lapisan-lapisan atau stuktur (tabular, lentikular,


lineate dan lain-lain)
c. Jenis khusus dari lapisan atau struktur (grading, laminasi, crossbedding, channeling, distorted flow banding, inklusi dan lainlain)
d. Karakter struktur sekunder, khususnya retakan dan kerusakan
karena pengaruh iklim.
7. Fosil
a. Penyebaran fosil
b. Karakteristik special pada batuan fosil
c. Posisi dan kondisi dari fosil (pertumbuhan fosil,fragmental,
pembundaran, pitted atau fluted, cetakan eksternal atau
internal, dan lain-lain)
8. Deskripsi batuan
a. Warna, kesegaran dan cuaca
b. Indurasi
c. Besar butir
d. Pemilahan atau sorting
e. Bentuk butir
f. Orientasi atau kemas dari bentuk butir, khususnya yang
berhubungan dengan struktur batuan
g. Semen, matriks, groundmass
h. Porositas, dan permeabilitas
i. Konstitusi dari butiran (mineral, lithic, fosil, kaca)
9. Kontak
a. Ketajaman atau gradasi, dengan deskripsi dan dimensi dari
gradasi
b. Semua bukti mengenai hubungan tidak bisa menyesuaikan diri
mungkin
c. Ukuran yang digunakan dalam jejak pada kontak di lapangan

1.6

Mengumpulkan Sampel Batuan


Meskipun deskripsi litologi batuan dilakukan di lapangan, sampel-sampel

batuan harus dikumpulkan untuk sejumlah alasan. Kebanyakan batuan bisa


diidentifikasikan lebih tepat di kamp atau kantor di mana diperlukan sebuah
mikroskop atau seorang geologis berpengalaman. Penentuan yang akurat pada
porositas dan permeabilitas, di mana harus dilakukan di lab, dan memerlukan
material segar. Perbandingan mineral penting seperti dolomite dan kalsit dalam
batuan karbonat, lebih baik dideskripsikan di lab. Ketika beberapa orang belajar
bersama

di

sebuah

daerah,

sample

batuan

harus

digunakan

untuk

menstandarisasi nama dan deskripsi. Ketika seorang geologis bekerja sendiri,


sample yang mewakili digunakan dalam perbandingan antara bagian yang
terpisah secara luas, dengan khusus laporan akhir di area ditulis.
Spesifikasi yang paling penting untuk sebuah sampel adalah perwakilan
yang sesungguhnya pada unit yang dipelajari. Ini berarti sebuah singkapan harus
diuji dengan hati-hati sebelum sebuah sampel dipilih. Ketika batuan bervariasi,

sejumlah sampel kecil pada tipe utama harus digunakan daripada sebuah
spesimen tunggal.
Spesimen yang sudah rusak dengan arah dari sebuah singkapan, dan
sumbernya dapat ditandai pada singkapan dengan cat,atau spidol berwarna.
Spesifikasi ukuran untuk sebuah sampel yang bervariasi dengan ukuran butir
dan homogenitas batuan. Untuk batuan yang homogen dengan butiran lebih
kecil dari

/16

inchi, ukuran sampel kira-kira 3x4x1 inchi. Sampel yang lebih luas

harus dikumpulkan jika batuan dengan butiran lebih kasar.


1.7

Pengumpulan fosil
Fosil dikumpulkan untuk 3 dasar alasan:

Untuk menentukan umur geologi dan sekuen batuan

Untuk mengkorelasi unit batuan yang mengandung fosil

Untuk membantu dalam penentuan lingkungan pengendapan


sediment

Setiap alasan ini sangat penting bahwa fossil seharusnya dicari dalam
setiap jenis sedimen dan batuan piroklastik dan ketika fosil ini ditemukan haruslh
dikumpulkan dengan hati-hati. Maka dapat disimpulkan juga bahwa batuan
metamorf tidak mengandung fosil. Fosil yang sedikit dan tidak bagus yang
tersedia dari batusabak, pilit, marmer bisa melakukan pemecahan struktur utama
dari daerah metamorfik.
Sebelum memulai kuliah lapangan, seharusnya sudah ditentukan fosil apa
saja yang akan berguna nantinya. Geologist menyiapkan survey untuk batuan
berumur paleozoik akhir, sebagai contoh, untuk memperkenalkan pada
kemunculan fusulina, ostracoda, brachiopoda, dan berbagai macam moluska.
Geologist bisa melakukan ini dengan cara meneliti koleksi fosil dan
mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul dengan seorang
paleontologist.

Jika mungkin, geologist harus mengumpulkan foto-foto dan

gambar-gambar ilustrasi dari bentuk utama.


Fosil-fosil sangat langka di beberapa daerah. Khususnya, fosil yang rusak
karena cuaca, berwarna abu-abu terang, pucat atau putih, beberapa bisa

berwarna abu-abu gelap atau hitam oleh material berkarbon. Geologist harus
membuat sebuah pelatihan kilat pada material fragmen yang mungkin, tidak
perduli berapa banyak waktu bagi geologist untuk berjalan ke area tersebut.
Dalam sekuen batuan noncalcareous klastik, lapisan mengandung
beberapa fosil seperti moluska, echinodermata, dan foraminifera besar. Fosilfosil tersebut mungkin berlangsung di perwujudan calcareous. Dalam sekuen
batugamping, batupasir, dan serpihan calcareous, seperti fosil algae, moluska,
koral, echinodermata, brachiopoda, dan foraminifera adalah seperti membentuk
akumulasi terumbu karang massif, yanmg katya akan fosil. Struktur ini harusnya
dicontoh karena specimen besar dan spektakular mengandung alga dan koral.
Invertebrate yang berenang seperti ammonit dan foraminifera, dan binatang yang
tipis seperti trilobite adalah baik dicari di serpihan yang berlapis atau lapisan tipis
pada batugamping.
Tulang dan gigi fosil terdapat di beberapa batuan sediment dan batuan
vulkanik. Tulang dan gigi kecil dapat bertahan dari batupasir dan batulanau yang
rapuh yang berakumulasi pada material yang hilang. Fragmen tersebut dapat
ditemukan pada material yang hilang karena berat dan ukurannya. Jika tulang
dan giginya telah hilang, fosil harus dikemas dalam kertas yang lembut.
Fosil-fosil daun, bunga, dan bibit polong yang menunjukkan detail struktur
adalah fosil yang bernilai. Daun-daun dan bunga-bunga pada dasarnya
menunjukkan warna abu-abu sampai hitam pada bidang lapisan.
Ketika fosil terdapat pada matriks yang kokoh, lebih baik mengumpulkan
mereka dengan beberapa matriks daripada mengerjakannya di lapangan.ini
menyelamatkan fosil dari gangguan.
Mikrofosil. Fosil-fosil kecil bisa disebut mikrofosil karena beberapa alasan,
yaitu:
1) Fosil-fosil tersebut biasanya terpisah dari batuan
2) Distribusinya sangat luas membuat mereka ideal untuk pembelajaran
biostratigrafi
3) Fosil-fosil terpisah dari inti bor dan pemotongan.

Mikrofosil yang lebih besar dapat terlihat dengan mata biasa dan bisa
diidentifikasi. Contohnya foraminifera besar (fusulinida, nummulites, dan
orbitoid), dan ostracoda. Fosil ini kebanyakan terdapat di batugamping, dan
serpihan, tapi juga terdapat di beberapa batupasir.
Range miikrofosil yang lebih kecil ukurannya dapat terlihat dengan
menggunakan mikroskop. Contoh yang paling umum adalah spora, polen,
foraminifera kecil, radiolaria, dan diatom. Sampel-sampel ini harus deicuci di lab,
dan sebuah mikroskop binokular digunakan untuk mengambil fosil keluar dari
material klastik. Spora dan polen yang berukuran mikro dapat terpisah dengan
jalan ini, mereka kebanyakan terdapat di serpihan dan batugamping yamg segar
dan berwarna abu-abu gelap.
Foraminifera dilepaskan dengan cepat dari pori-pori batuan; karena itu
sebuah alat cungkil harus digunakan untuk memotong batuan yang segar.
Serpih-serpih dengan kerak yang mengandung gypsa pada pecahannya. Anjuran
untuk mempelajari sistematik pengambilan sampel untuk mikrofosil di berikan di
sesi 12-9.
1.8

Penomoran dan Penandaan Contoh


Beberapa batuan atau contoh fosil harus ditandai dengan nomor yang

sesuai dengan yang digunakan dalam catatan dan di atas peta atau foto udara.
Kebanyakan sampel dapat ditandai langsung dengan pena anti air. Penomoran
juga dapat ditulis pada selembar plester anti air yang dipasang kuat pada sampel
di lapangan. Jika sampel tersebut basah, nomor dapat ditulis pada selembar
kertas yang aman digunakan untuk membungkus sampel dengan tali atau karet.
Sampel harus disimpan dalam sebuah kertas atau plastik dimana pada tempat
sampel tersebut telah ditandai dengan jelas sehingga dapat diidentifikasi.
Pada umumnya nomor contoh terakhir sama dengan nomor dalam catatan
dan nomor lokasi pada peta. Jika pada satu lokasi diambil banyak sampel, huruf
yang lebih khusus dapat digunakan setelah nomor lokasi. Nomor lokasi dapat
ditandai dengan huruf atau angka terlebih dahulu yang akan diidentifikasi peta
dasar khusus atau foto udara dimana lokasinya sudah ditandai. Ketika surveyor

terdiri dari sekelompok geologis, pada sampel juga harus ditulis inisial dari orang
yang mengambil sampel tersebut agar informasi-informasi dalam contoh dapat
diambil dengan mudah. Sebagai ilustrasi beberapa nomor, contoh dari catatan 6,
gambar 1-2, adalah JRD-F3-6.
Setelah beberapa hari bekerja di lapangan, batuan dan fosil-fosil yang
mudah pecah dan contoh-contoh yang terbungkus dengan baik mungkin dapat
ditempatkan dan tercek sesuai dengan nomor yang tertera pada catatan
lapangan. Jika label yang digunakan di lapangan tidak terlihat permanen, cat
dapat dipulas pada batuan dan nomor juga dapat ditulis pada batuan dengan
tinta anti air. Tinta yang cepat kering dan tersimpan dalan sebuah botol kecil
disertai dengan sebuah kuas sangat ideal untuk proses ini. Cara lain untuk
menggunakan nomor yang permanen adalah menuliskan

angka tersebut

dengan menggunakan tinta anti air yang ditulis pada secarik kertas kecil, yang
ditempelkan pada contoh dengan lem atau selotip. Sejumlah kecil semen dapat
melindungi sampel dari kelembaban yang berlebih dan abrasi.
Sejumlah sampel yang relatif ringan dapat disimpan atau dibungkus dengan
sebuah karton (lebih baik jika tidak langsung disimpan dalam tas), namun kotak
kayu harus digunakan untuk menyimpan sampel yang lebih besar dan lebih berat
untuk dibawa jarak jauh. Sampel harus dikeringkan sebelum disimpan. Contohcontoh batuan pada umumnya tidak akan rusak jika dibungkus dengan kertas
koran dan disimpan dengan baik dan dipisahkan dari sampel lain. Kebanyakan
batuan halus, mineral-mineral mudah pecah, dan fosil-fosil pertama-tama harus
dibungkus terlebih dahulu dengan kertas yang halus lalu dengan kertas yang
lebih tebal sebelum pengepakan.

1.9 Pendeskripsian Lokasi atau Tempat


Data atau contoh-contoh berharga yang diambil dilokasikan dengan hatihati. Hal ini dapat dilakukan dengan menandai langsung titik pada sebuah peta
atau foto udara atau dengan mencatat sebuah deskripsi mengenai lokasi atau
tempat tersebut pada buku catatan lapangan. Ketika sebuah peta memiliki skala
1:62.500 atau kurang dari itu, atau disamaratakan atau sudah kuno (tidak
terpakai), lokasi-lokasi batuan dan fosil harus dideskripsi atau digambarkan
dengan lengkap dalam buku catatan, hal ini merupakan hal yang sangat penting.
Tujuan dari penggambaran atau pendeskripsian lokasi adalah: (1) untuk
membantu menentukan lokasi singkapan yang lain, (2) untuk membantu geologis
dalam melihat kembali lokasi, dan (3) untuk menetapkan titik ploting lokasi pada
sebuah peta dasar yang sesuai atau cocok.
Pendeskripsian

lokasi

paling

baik

didasarkan

pada

titik-titik

atau

kenampakan-kenampakan yang permanen, dan dapat ditandai di permukaan


tanah, dan biasanya terlihat secara jelas pada peta. Mungkin yang terbaik adalah
stasiun-stasiun triangular dan tanda-tanda dari berbagai survey pemerintah atau
sistem town-ship dari Bureau of Land Management. Titik-titik ini pada umumnya
ditandai dengan nama atau nomor dari stasiun tertanda dalam plate, meskipun
demikian beberapa sudut bagian hanya ditandai dengan suatu pipa atau suatu
batu yang telah ditandai. dari titik-titik ini, sebuah lokasi mungkin dihitung dan
digambarkan dengan menggunakan kompas dan suatu jarak yang telah diukur,
seperti yang digambarkan pada bagian 2 dan 3. pada area yang ditutup oleh
sistem township-section of Land Management, jalan-jalan atau batas yang
biasanya berada di sepanjang perbatasan arah utara-selatan dan barat-timur
memeberi suatu acuan yang ringkas untuk menghitung posisi-posisi lokasi
(gambar 1-3). Daerah lain yang telah diberi tanda dan cocok untuk
pendeskripsian

lokasi,

daerah

curam

yang

dikenal

sebagai

hill-tops,

percabangan sungai, jalan kereta api atau jalan yang memotong, bangunan
kokoh, dan kenampakan-kenampakan sama yang permanen. Ketika lokasi yang
akan ditentukan jauh dari kenampakan-kenampakan yang dapat ditangkap oleh

kompas dan sulit untuk digambarkan di dalam buku catatan lapangan, maka
untuk menentukan lokasi tepatnya dapat dilakukan dengan mengambil beberapa
titik yang berhubungan dengan titik yang sudah diketahui. Pendeskripsian lokasi
harus dimulai dengan nama dari qudrangle atau eberapa kenampakan geografik
yang cukup besar dan telah dipublikasikan, diproses dengan yang lebih kecil dan
kenampakan

yang

lebih

lokal,

yang

pada

akhirnya

menguraikan

dan

menggambarkan kenmpakan yang lebih menonjol dan muncul ke permukaan


bumi dan tersingkap. Catatan lapangan seperti yang ditunjukkan pada gambar 12 termasuk sebuah contoh dari deskripsi lokasi (catatan 6).

Anda mungkin juga menyukai