Anda di halaman 1dari 9

VII.

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO

VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM

a. fm MOD Sinyal AM / FM / SSB

fc
Antena

fm fc fc
b. AUDIO MOD POWER
AMPL AMP AMPL
Mikr fLO

s.Akustik s. Listrik LOCAL


OSCIL

Antena

fm fc 8fc
FREQ. 8fc
AUDIO MOD MULTI POWER
c. AMPL FREK PLIER AMPL
Mikr fLO

s.Akustik s. Listrik LOCAL


OSCIL

Gbr.VII-1: Blok diagram Pemancar Radio


a. Modulator sebagai bentuk dasar pemancar
b. Pemancar AM
c. Pemancar FM

Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-1


Berdasar Gbr.VII-1b dapat dikemukakan fungsi masing-masing blok :
1. Mikofon :
Merobah besaran akustik menjadi besaran listrik ( sinyal audio ).
2. Audio Amplifier :
Memperkuat sinyal audio agar bsa diproses oleh Modulator (mV->V).
3. Local Oscillator :
Membangkitkan frekuensi fLO yang akan dimodulasi oleh sinyal informasi
fm sehingga menghasilkan sinyal AM dengan carrier fc .
4. Modulator Amplituda:
Memodulasikan sinyal informasi fm kepada ouput Local Oscillator fLO
sehingga menghasilkan sinyal termodulasi amplituda fc.

Dari Gbr.VII-1c terlihat perbedaan Pemancar AM dan FM, dimana sinyal


pancar FM berasal dari ouput Modulator FM yg dilipatkan frekuensinya,
dalam contoh dilipat 8x .
Hal ini dilakukan karena modulasi frekuensi tidak dapat bekerja pada
frekuensi yang terlalu tinggi, maka digunakan frekuensi menengah
intermediate frequency) fIF , setelah itu barulah frekuensinya dinaikkan
dengan bantuan Frequency Multiplier.

VII.2 BLOK DIAGRAM PEMANCAR SSB Antena


USB

LINIER
USB : (14,8003-14,8034) MHz AMPLIFIER
LSB : (9,1997- 9,1964) MHz

12MHz OSCILLATOR 2 MIXER HPF


(2.8003-2.8034) MHz
(96,4 -99,7) KHz
(0,3-3,4) KHz (100,3-103,4) KHz HPF
(100,3-103,4) KHz
AUDIO BALANCED
AMPL MODULATOR HPF MIXER

2,7 MHz
Mikr
100KHz
LOCAL OSCILL.LATOR 1
OSCILLATOR

Gbr.VII-2: Blok diagram Pemancar SSB


Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-2
Modulator I dari pemancar SSB merupakan Balans Modulator yang dengan
bantuan Local Oscillator akan menghasilkan LSB (96,4-99,7) KHz dan USB
(100,3-103,4) KHz. LPF akan meneruskan USB ketahap Mixer.
Selanjutnya Mixer akan mencampur USB ini dengan output Oscillator 1
guna menghasilkan penjumlahan serta selisih frekuensi 2,7 MHz dengan
(100,3-103,4) KHz , akan tetapi sesuai kebutuhan yang diteruskan adalah
USB-nya yakni ( 2.800,3 -2.8034) MHz.
Pada tahap akhir USB ini dicampur lagi dengan output Oscillator II (12MHz)
sehingga diperoleh USB : (14,8003-14,8034) MHz dan LSB : (9,1997-
9,1964) MHz.
Filter terhadap salah satu dari komponen ini akan menghasilkan sinyal SSB
dlam daerah HF.

VII.3 KARAKTERISTIK PEMANCAR

Karakteristik pemancar pada umumnya mencakup :


1. Besarnya penguatan audio, yang menyatakan kualitas sinyal audionya
2. Kestabilan frekuensi, misal 64 MHz ± 0,01% , menyatakan toleransi dari
pergeseran frekuensi yang diizinkan
3. Distorsi maksimum
4. Impedansi output, yang berkaitan dengan impedansi antena pancar /
kabel feeder, misal 50Ω, 75 Ω, 300 Ω.

VII.4 BLOK DIAGRAM PENERIMA AM / FM

a. Sinyal AM / FM / SSB DEMOD fm

fc fc - fm fc fm
b.
RF MIXER IF DEMOD / AUDIO
AMPL AMPL DETEKTOR AMPL

fLO LOCAL
OSCILLATOR

Gbr.VII-3 Blok diagram Penerima Radio


a. Demodulator sebagai bentuk dasar penerima
b. Penerima AM / FM
Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-3
Fungsi utama penerima adalah demodulasi, yakni mengambil/memisahkan
sinyal informasi dari carriernya.
Bila modulasi bisa dilakukan pada frekuensi tinggi, tidak demikian halnya
dengan demodulasi, sehingga sebelum proses demodulasi, dengan bantuan
mixer, frekuensi carrier harus diturunkan dahulu ke frekueni menengah /
intermediate frequency.
Setelah itu barulah dilakukan deteksi / demodulasi, dimana sinyal carrier
“diredam/dibuang” agar yang tinggal hanyalah sinyal informasinya saja.

Berdasar hal tersebut maka fungsi masing-masing blok adalah :


1. Antena : menangkap sinyal RF dalam orde sangat kecil (µW, pW).
2. RF Amplifier : memperkuat sinyal RF agar bisa diproses oleh Mixer.
3. Local Oscillator : membangkitkan sinyal LO dengan frekuensi fLO.
4. Mixer : mencampur sinyal RF dan sinyal LO, sehingga menghasilkan :
• Frekuensi menengah / Intermediate Frekuensi
• Frekuensi Bayangan / Image Frequency.
5. Demodulator / detektor: meneruskan sinyal informasi fm dan menekan
sinyal fIF.
6. Audio Amplifier : memperkuat sinyal informasi fm.
7. Loudspeaker : merobah besaran listrik menjadi besaran akustik.

Catatan :
Frekuennsi IF mempunyai 3 alternatif pilihan tergantung sistem komunikasi
yang dipakai yakni 455KHz, 10,7 MHz dan 70 MHz.

VII.5 BLOK DIAGRAM PENERIMA SSB

Beberapa hal yang patut diperhatikan dari blok diagram Penerima SSB pada
Gbr.VII-4 adalah :
1. Penerima SSB mempunyai 2 Mixer karena peburunan frekuensi carrier
juga terjadi 2 kali. Output Mixer I adalah 10,7 MHz.
2. Automatic Voltage Control ( AVC ) Detector mengatur agar level
tegangan tahap IF adalah konstan.
3. Automatoc Frequency Control Detector mengatur agar frekuensi L.O.2
tetap stabil. Acuan untuk frekuensi ini bisa berasal dari Crystal Oscillator
atau dari output Amplifier & Crystal Detector ( 100 KHz).

Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-4


AUDIO
RF AMPL (2.8003-2.8034) MHz AMPL
(100,3-103,4) KHz (0,3-3,4) KHz

MIXER IF MIXER IF DEMOD /


AMPL1 AMPL 2 DETEKTOR LS

L.O. 1 AMPL &


2,7 MHz L.O. 2
CRYSTAL
FILTER
100 khZ

AVC AFC CRYASTAL


DETECTOR DETECTOR OSCILLATOR

Gbr.VII-4 : Blok diagram Penerima SSB

VII.6 KARAKTERISTIK PENERIMA RADIO

Ada 4 parameter yang menentukan kualitas suatu Penerima Radio, yakni :


• Sensitivias
• Selektivitas
• Fidelitas
• Noise Figure

Sensitivitas dan selektivitas menentukan kualitas dari sinyal carrier sehingga


pengukuran / pengamatannya dilakukan pada output antena penerima.
Sedangkan fidelitas dan Noise Figure menentukan kualitas sinyal informasi
sehingga pengukuran / pengamatannya dilakukan pada output Audio
Amplifier.

Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-5


VII.6.1 SENSITIVITAS

Definisi umum :
1. Sinyal terkecil yang masih dapat ditangkap oleh sistem antena.
2. Tegangan / daya RF yang harus diberikan kepada antena penerima guna
menghasilkan output standard pada output Audio Amplifier.

E(µV/m

fc(1) fc(2) fc(3) fc

Gbr.VII-5 : Kurva sensitivitas suatu penerima

+X

+X/2 fm=400Hz , m = 0,3

0
Sinyal AM
-X/2

-X 0,5Watt
fc

RF AUDIO
AMPL AMPL

Gbr.VII-6 : Input x Volt menghasilkan output Audio Amplifier 0,5 Watt

Definisi khusus :
Besarnya amplituda tegangan dari gelombang carrier dengan pemodulasi
dan indek modulasi m = 0,3 yang harus diberikan kepada input RF Amplifier
agar pada output Audio Amplifier diperoleh daya 0,5 Watt utk beban resistif.

Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-6


VII.6.2 SELEKTIVITAS

Definisi :
Kurva yg menggambarkan kesanggupan suatu penerima dlm memisahkan
sinyal carrier RF yang diinginkan dari sinyal RF lainnya.
Terdapat 2 tipe kurva selektivitas, yakni :
• Kurva selektivitas berdasar redaman
• Kurva selektivitas berdasar penguatan
a(dB) k(dB)
Rx(A) 100 100

Rx(B) 80 80

60 Rx(K)
60

Rx(L)
40 40
Rx(C) 20 20
Rx(M)
0 0

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Off resonance Off resonance

Gbr.VII-7 : Kurva selektivitas yang berdasarkan


a. Redaman a (dB)
b. Penguatan k (dB)

KURVA SELEKTIVITAS BERDASAR REDAMAN :


1. Suatu penerima mempunyai kualitas yang semakin baik apabila redaman
dari frekuensi carrier (RF) yang diinginkan semakin kecil, sedangkan
untuk frekuensi lainnya diusahakan redaman sebesar mungkin.
2. Dengan demikian kurva redaman yang terbaik adalah kurva yang punya
slope / kecuraman terbesar.

KURVA SELEKTIVITAS BERDASAR PENGUATAN :


1. Suatu penerima mempunyai kualitas yang semakin baik apabila
penguatan dari frekuensi carrier (RF) yang diinginkan semakin besar,
sedang untuk frekuensi lainnya diusahakan penguatan sekecil mungkin.
2. Dengan demikian kurva redaman yang terbaik adalah kurva yang punya
slope / kecuraman terbesar.
Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-7
VII.6.3 FIDELITAS

fc fc

AUDIO A POWER RF AUDIO B


AMPL AMPL AMP AMPL
L

Amplituda (V) Amplituda (V)

3 3

300 10.000 f(Hz) 300 10.000 f(Hz)

b.
a.

Gbr.VII-8 : Titik pengukuran dan sinyal informasi pada TX – RX


a. Sinyal pemodulasi (audio) dititik A pada Tx
b. Sinyal pemodulsi (audio) dititik B pada Rx

Definisi:
Gambaran yang menyatakan perubahan output Audio Amplifier utk berbagai
frekuensi pemodulasi, sebagaimana dijelaskan pada Gbr.VII-8.

Walau pada pengirim berbagai frekuensi dari sinyal pemodulasi / audio


(300-10.000)Hz dititik A mempunyai amplituda yang sama, akan tetapi
setelah sampai dititik B amplituda berbagai frekuensi (300-10.000)Hz tsb tdk
lagi sama.
Hal ini terutama diakibatkan tahapan proses yang berlangsung disepanjang
transmisinya memberikan efek yang berbeda bagi masing-masing frekuensi.

Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-8


VII.6.4 NOISE FIGURE

Nilai minimum sinyal yang masih dapat dideteksi oleh suatu penerima,
antara lain ditentukan oleh besarnya noise / derau yang menyertainya..
Noise / derau yang menyertai tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti
misalnya :
1. Derau yang berasal dari sistem sendiri :
a. Derau dari loss antena
b. Derau dari tahanan pada rangkaian penerima
c. Derau dari komponen aktif (transistor,IC) yang menghasilkan juncton
noise ataupun breakdown noise.
d. Magnetic noise yang terjadi bila trafo tidak tertutup.
e. Contact noise yang muncul pada kontak / switch / selector.
2. Derau yang berasal dari luar sistem :
a. Derau akibat gangguan jaringan radio lain.
b. Derau karena pengaruh 2 frekuensi yang sama.
c. Man made noise yakni derau yag ditimbulkan oleh industri, mesin,
motor, kabel tegangan tinggi.
d. Derau yang berasal dari alam :
• Kilat dari atmosfir
• Sistem tata surya
• Dari kapal terbang saat melintasi hujan / salju.

Ukuran noise dinyatakan dengan :

Perbandingan daya (S/N) sistem ideal


NOISE FIGURE (NF) =
Perbandingan daya (S/N) sistem sesungguhnya.

Ir H. Nien Khamsawarni_Dasar Telekomunikasi VII-9

Anda mungkin juga menyukai