fc
Antena
fm fc fc
b. AUDIO MOD POWER
AMPL AMP AMPL
Mikr fLO
Antena
fm fc 8fc
FREQ. 8fc
AUDIO MOD MULTI POWER
c. AMPL FREK PLIER AMPL
Mikr fLO
LINIER
USB : (14,8003-14,8034) MHz AMPLIFIER
LSB : (9,1997- 9,1964) MHz
2,7 MHz
Mikr
100KHz
LOCAL OSCILL.LATOR 1
OSCILLATOR
fc fc - fm fc fm
b.
RF MIXER IF DEMOD / AUDIO
AMPL AMPL DETEKTOR AMPL
fLO LOCAL
OSCILLATOR
Catatan :
Frekuennsi IF mempunyai 3 alternatif pilihan tergantung sistem komunikasi
yang dipakai yakni 455KHz, 10,7 MHz dan 70 MHz.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dari blok diagram Penerima SSB pada
Gbr.VII-4 adalah :
1. Penerima SSB mempunyai 2 Mixer karena peburunan frekuensi carrier
juga terjadi 2 kali. Output Mixer I adalah 10,7 MHz.
2. Automatic Voltage Control ( AVC ) Detector mengatur agar level
tegangan tahap IF adalah konstan.
3. Automatoc Frequency Control Detector mengatur agar frekuensi L.O.2
tetap stabil. Acuan untuk frekuensi ini bisa berasal dari Crystal Oscillator
atau dari output Amplifier & Crystal Detector ( 100 KHz).
Definisi umum :
1. Sinyal terkecil yang masih dapat ditangkap oleh sistem antena.
2. Tegangan / daya RF yang harus diberikan kepada antena penerima guna
menghasilkan output standard pada output Audio Amplifier.
E(µV/m
+X
0
Sinyal AM
-X/2
-X 0,5Watt
fc
RF AUDIO
AMPL AMPL
Definisi khusus :
Besarnya amplituda tegangan dari gelombang carrier dengan pemodulasi
dan indek modulasi m = 0,3 yang harus diberikan kepada input RF Amplifier
agar pada output Audio Amplifier diperoleh daya 0,5 Watt utk beban resistif.
Definisi :
Kurva yg menggambarkan kesanggupan suatu penerima dlm memisahkan
sinyal carrier RF yang diinginkan dari sinyal RF lainnya.
Terdapat 2 tipe kurva selektivitas, yakni :
• Kurva selektivitas berdasar redaman
• Kurva selektivitas berdasar penguatan
a(dB) k(dB)
Rx(A) 100 100
Rx(B) 80 80
60 Rx(K)
60
Rx(L)
40 40
Rx(C) 20 20
Rx(M)
0 0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Off resonance Off resonance
fc fc
3 3
b.
a.
Definisi:
Gambaran yang menyatakan perubahan output Audio Amplifier utk berbagai
frekuensi pemodulasi, sebagaimana dijelaskan pada Gbr.VII-8.
Nilai minimum sinyal yang masih dapat dideteksi oleh suatu penerima,
antara lain ditentukan oleh besarnya noise / derau yang menyertainya..
Noise / derau yang menyertai tersebut berasal dari berbagai sumber, seperti
misalnya :
1. Derau yang berasal dari sistem sendiri :
a. Derau dari loss antena
b. Derau dari tahanan pada rangkaian penerima
c. Derau dari komponen aktif (transistor,IC) yang menghasilkan juncton
noise ataupun breakdown noise.
d. Magnetic noise yang terjadi bila trafo tidak tertutup.
e. Contact noise yang muncul pada kontak / switch / selector.
2. Derau yang berasal dari luar sistem :
a. Derau akibat gangguan jaringan radio lain.
b. Derau karena pengaruh 2 frekuensi yang sama.
c. Man made noise yakni derau yag ditimbulkan oleh industri, mesin,
motor, kabel tegangan tinggi.
d. Derau yang berasal dari alam :
• Kilat dari atmosfir
• Sistem tata surya
• Dari kapal terbang saat melintasi hujan / salju.