MYELOKEL
Oleh:
Lauraine W Sinuraya
G99151008
G99142106
myelokel
dengan
myelomeningocele
yaitu
pada
rangsang
saraf,
kandung
kemih
berkontraksi
sehingga
anomali saluran urogenital. Anomali saluran kemih, seperti ginjal soliter atau
ureter cacat, dapat berkontribusi untuk peningkatan morbiditas dengan adanya
disfungsi kandung kemih neurogenik.
Selama perkembangan janin, neuroectoderm menebal ke dalam neural
plate, yang kemudian melipat ke neural groove saat somit muncul. Kemudian
groove menjadi lebih dalam untuk membentuk neural tube, dan fusion dorsal
dimulai terpusat, memperluas ke arah cephal dan caudal, dengan cephalad
pole berfusi pada hari ke-25. Ventrikel menjadi permeabel pada 6 sampai 8
minggu kehamilan yang pada pasien dengan myelokel mengalami
keabnormalitasan pada proses ini.
Beberapa studi menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bahan neural
crest pada defek mencegah penutupan neural tube. Hipotesis lain adalah
bahwa sudah terjadi penutupan tetapi kemudian mengalami ruptur;
peningkatan permeabilitas rhombic groove menyebabkan sekresi CSF lebih
besar dan peningkatan tekanan luminal, dengan neural tube yang kemudian
berkembang dan membelah elemen saraf di daerah terlemah (yaitu, cephalic
dan ujung ekor).
Obesitas adalah lazim pada anak-anak dengan myelokel, terutama
mereka dengan tingkat lesi setinggi lumbar dan torakal, karena berkurangnya
kapasitas untuk pengeluaran kalori. Massa otot yang menurun di bagian tubuh
bawah berperan dalam menyebabkan tingkat metabolisme basal yang lebih
rendah. Selain itu, tingkat aktivitas umumnya lebih rendah dari pada anakanak yang tidak menderita defek sebagai akibat langsung dari defisit
mobilitas-lesi dan sebagai akibat tidak langsung dari menurunnya peluang
untuk anak-anak disable untuk berpartisipasi dalam permainan fisik.
Obesitas dapat mengerahkan dampak negatif pada citra diri dan
selanjutnya mengabadikan siklus aktif dan makan berlebihan. Berat badan
yang berlebihan menghambat kemandirian yang maksimal dan ambulasi.
Kepadatan mineral tulang menurun pada pasien dengan myelokel.
Penanda reabsorpsi tulang telah ditemukan lebih sering pada ambulators dan
nonambulators terbatas daripada pada anak-anak yang ambulasi secara teratur.
Anak-anak dengan myelokel berada pada risiko tinggi fraktur
Seringkali asimtomatik
Regio lumbaldansakral
Meningokel
-
Tidak tertutup oleh kulit, tetapi mungkin ditutupi oleh membran yang transparan
Terjadi paralisis
5. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan neurologis pada bayi cukup sulit; terutama untuk
membedakan gerakan volunter tungkai terhadap gerakan reflektoris.
Diasumsikan bahwa semua respons gerakan tungkai terhadap rangsang nyeri
adalah refleksif; sedangkan adanya kontraktur dan deformitas kaki merupakan
ciri paralisis segmental level tersebut.
Cara pemeriksaannya: bayi ditelungkupkan di lengan pemeriksa,
anggota gerak bawah bayi disisi lengan bawah pemeriksa. Yang dinilai adalah
letak scapula, ukuran leher, bentuk tulang belakang dan gerakan.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Metode skrining tersering untuk mendiagnosis myelokel selama
kehamilan adalah skrining serum alfa feto protein maternal (MSAFP) pada
trimester kedua, dan ultrasonogafi.
Skrining MSAFP mengukur tingkat dari protein yang disebut alfa feto
protein (AFP) yang dibentuk secara alami oleh fetus dan plasenta. Selama
kehamilan normal sejumlah kecil dari AFP biasanya melintasi plasenta dan
memasuki peredaran darah ibu. Namun jika terdapat peningkatan yang
abnormal dari protein ini pada peredaran darah ibu mengindikasikan bahwa
fetus mengalami defek pada vertebra. Namun demikian uji MSAFP ini tidak
spesifik untuk spina bifida dan uji ini tidak dapat menentukan secara defenitif
akan adanya masalah dengan fetus. Dengan demikian bila terdeteksi
peningkatan AFP dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan tambahan seperti
Ultrasonografi atau Amniosentesis untuk menegakkan diagnosa.
6
7. Kesimpulan
-
Myelokel merupakan defek dari penutupan primer dari neural tube yang
menyebabkan terbukanya struktur syaraf tanpa adanya kulit yang
menutupi.
Biasanya didiagnosis saat lahir atau pada awal masa bayi, tetapi kadangkadang dapat ditemukan pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Thompson DN. Postnatal management and outcome for neural tube defects spina
bifida and encephalocoeles. Prenat Diagn. 2009 Apr. 29(4):412-9.
Vinck A, MW, Roeleveld NJ, et al. Motor profile and cognitive functioning in
children with spina bifida. Eur J Paediatr Neurol. 2010 Jan. 14(1):86-92.
Wu YW, Croen LA, Henning L, et al. Potential association between infertility and
spinal neural tube defects in offspring. Birth Defects Res A Clin Mol Teratol.
2006 Oct. 76(10):718-22.
10