PENGAMBILAN RESIKO
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.
(4125111045)
(4125111063)
(4125111006)
(4125111037)
Definisi Resiko
" Adanya konsekuensi, sebagai dampak adanya ketidakpastian yang
memunculkan dampak yg merugikan pihak pelaku usaha"
-
Pengelolaan Risiko
Mulai dari Risiko yang memiliki kemungkinan
prediksi kerugian terbesar (prinsip Pareto)
Pilihan Strategi Pengelolaan:
Dikontrol, supaya risiko-risiko tidak muncul, misal:
SOP, Quality Control
Ditransfer kepada pihak lain, misal: konsumen,
supplier dan asuransi
Dibiayai sendiri, dibuat cadangan dana untuk
membiayai jika risiko terjadi
Leadership
5.
4.
5.
6.
Memiliki Kharisma
Memiliki Keberanian
Memiliki kemampuan mempengaruhi
orang lain
Mampu Membuat Strategi
Memiliki Moral yang Tinggi
Memiliki Rasa Humor
2.
3.
Eka Tjipta
Widjaja
Eka Tjipta Widjaja adalah orang Indonesia yang awalnya lahir di Cina
Ia lahir pada tanggal 3 Oktober 1923 dan beliau merupakan pendiri dan
pemilik Sinar Mas Group.
Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu umur 9
tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang saat itu masih
dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota Makassar
Pendidikan
Eka Tjipta Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor maupun gelar
gelar yang lain. Namun beliau hanya lulusan sekolah dasar di makasar. Hal
ini di karenakan hidupnya yang serba kekurangan.
Bisnis
Dalam hal bisnis, Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang yang unggul
dalam mengembangkan bisnis yang telah dia rintis.
Pada usia 15 tahun ia sudah mengawali bisnisnya, Dia berjualan gula dan
biskuit dengan cara membelinya secara grosir kemudian dia jajakan secara
eceran dan hal tersebut bisa mendapatkan untung yang lumayan.
Namun bisnisnya itu tak bertahan lama karena adanya pajak yang besar
pada saat itu karena Jepang menjajah Indonesia. Pada tahun 1980, ia
memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi seorang
entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang
perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi
di Riau. Tak tanggung-tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik
yang bisa memuat hingga 60 ribu ton kelapa sawit.
Pada tahun 1981 beliau membeli perkebunan sekaligus pabrik teh dengan
luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya mempunyai kapasitas 20 ribu
ton teh. Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh beliau juga mulai
merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan
asset mencapai 13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank
tersebut menjadi besar dan memiliki 40 cabang dan cabang pembantu
yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya kini mencapai 9,2 trilliun
rupiah.