SWITCHING
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
FRIDA AURORA PRAHARTARI
NIM: 109082000164
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
Nama
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
No.Telp/Hp
: 0217864852/085710535417
: miss_catfish@yahoo.co.id
Pendidikan Formal
: 2009 - 2013
SMAN 38 Jakarta
: 2006 - 2009
: 2003 - 2006
: 1997 - 2003
: 1996 - 1997
Pendidikan Non-Formal
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Brevet AB IAI, Des 2012 - Apr 2013
Pengalaman Organisasi
vi
Pengalaman Kepanitiaan
Ayah
: Pramudjito
Ibu
: Sri Hartatiningsih
vii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE DETERMINANT FACTORS THAT AFFECT
AUDITOR SWITCHING
The purpose of this research is to examine the effect of change in
management, audit opinion, client size, and change in audit fee on the auditor
switching. This research used the sample of real estate and property industries which
listed in Indonesian Stock Exchange during 2006-2012 period. The number of real
estate and property industries sampled in this study were 14 companies with 6 years
observation. Based on purposive sampling method, sample consist of 84 financial
statements in this research. Hypothesis in this research are tested by logistic
regression analytical method.
Data analysis show that client size has significantly effect on auditor switching
with negative direction. Otherwise, change in management, audit opinion, and change in
audit fee do not have significantly effect on the auditor switching.
Keywords: Change in management, audit opinion, client size, audit fee, and auditor
switching
viii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR
SWITCHING
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pergantian manajemen, opini
audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan fee audit terhadap auditor switching.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan real estate dan properti yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2012. Jumlah perusahaan real estate
dan properti yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 14 perusahaan dengan
pengamatan selama 6 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel
penelitian adalah 84 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh
signifikan dengan arah negatif terhadap auditor switching. Sedangkan pergantian
manajemen, opini audit, dan perubahan fee audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching.
Kata kunci: Pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, fee audit,
dan auditor switching
ix
KATA PENGANTAR
kesempatan
ini,
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
orangtuaku
tercinta
yang
tidak
hentinya
melantunkan
doa,
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan, maupun kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 30 Juni 2013
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi....................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ....................................... v
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... vi
Abstract ................................................................................................. viii
Abstrak.................................................................................................. ix
Kata Pengantar ..................................................................................... x
Daftar Isi .............................................................................................. xiii
Daftar Tabel ........................................................................................ xvii
Daftar Gambar ................................................................................... xviii
Daftar Lampiran.................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat penelitian ..................................................... 12
1. Tujuan Penelitian.................................................................... 12
2. Manfaat Penelitian.................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 14
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ................. 14
xiii
1. Teori Agensi........................................................................... 14
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 ................ 16
3. Auditor Switching ................................................................... 17
4. Pergantian Manajemen ........................................................... 20
5. Opini Audit ............................................................................ 22
6. Ukuran Perusahaan Klien ....................................................... 27
7. Perubahan Fee Audit .............................................................. 28
B. Penelitian Sebelumnya................................................................. 30
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 35
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .................. 37
1. Pergantian Manajemen dengan Auditor Switching .................. 37
2. Opini Audit dengan Auditor Switching ................................... 38
3. Ukuran Perusahaan Klien dengan Auditor Switching .............. 39
4. Perubahan Fee Audit dengan Auditor Switching ..................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 43
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 44
D. Metode Analisis Data .................................................................. 44
1. Definisi Regresi Logistik ........................................................ 45
2. Tahapan Regresi Logistik ....................................................... 46
a. Statistik Deskriptif .............................................................. 46
b. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................ 47
xiv
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Kasus ......................................................................................... 8
2.1
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
xvii
DAFTAR GAMBAR
No.
2.1
Keterangan
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
Data Sampel............................................................... 87
xix
BAB I
PENDAHULUAN
pergantian manajemen, manajemen yang baru akan memilih auditor yang dapat
mengakomodasi pilihan mereka dalam kebijakan akuntansi (Schwartz dan Menon,
1985 dalam Chadegani et al., 2011:161).
Krishnan dan Ye (2005) dalam Damayanti dan Sudarma (2007:6) menyatakan
bahwa penunjukan KAP oleh perusahaan, yang diwakili oleh pemegang saham,
berhubungan dengan total fees yang mereka bayarkan. Untuk KAP yang berukuran
besar, seperti KAP yang berafiliasi dengan big four, besarnya fee audit yang
ditetapkan tentunya menyesuaikan dengan nama besar serta image dari KAP tersebut.
Banyak ditemukan perusahaan yang melakukan perpindahan KAP, baik dari KAP
yang berafiliasi dengan the big four ke KAP yang tidak berafiliasi dengan the big four
dan sebaliknya. Pergantian kelas KAP ini dirasa perlu dilakukan oleh perusahaan
karena dapat memperkecil fee audit. Perusahaan dapat menyesuaikan KAP yang
dipilih dengan fee audit yang dapat dibayar oleh perusahaan pada KAP tersebut.
Timbulnya kajian mengenai masalah pergantian auditor ini berawal dari
terbongkarnya kasus enron ke ranah publik pada Desember 2001, dimana KAP nya
yang merupakan salah satu dari anggota KAP big five saat itu yakni Arthur Andersen
gagal mempertahankan independensinya dalam mengaudit kliennya, Enron. Akibat
dari kasus ini, lahirlah The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 sebagai solusi dari
skandal perusahaan besar yang terjadi di Amerika. Di Indonesia, PT. Kimia Farma
Tbk. sempat tidak mendapatkan kepercayaan dari para pemegang sahamnya sendiri
yang disebabkan penyajian penjualan yang overstated yang tidak mampu dideteksi
oleh KAP Hans Tuanakotta dn Mustofa. The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002
merupakan pesan yang digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur
pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor.
Menindaklanjuti The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002, Pemerintah
Indonesia, melalui Menteri Keuangan (KMK 423/KMK.06/2002 dan KMK
359/KMK.06/2003), mengharuskan perusahaan mengganti auditor yang telah
mendapat penugasan audit lima tahun berturut-turut. Perusahaan harus telah
menggantinya setelah tahun buku 2003 jika sebelumnya belum mengganti auditor
selama lima tahun (belakangan, tahun 2008 batasan itu dirubah menjadi enam tahun,
PMK 17/PMK.01/2008). Konkretnya, jika sebuah perusahaan telah menunjuk satu
auditor yang sama sejak tahun 1999, maka pada tahun 2004 mereka harus mengganti
auditornya dengan auditor yang lain. Menurut (Prastiwi dan Wilsya, 2009), manfaat
lain adanya rotasi KAP adalah meningkatkan lingkungan kompetitif audit akibat
meningkatnya kebutuhan akan jasa audit pada perusahaan-perusahaan go public
maupun yang non-go public, dan mengurangi biaya audit. Perusahaan mempunyai
banyak pilihan KAP mana yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, juga adanya
pilihan biaya audit (mencari KAP dengan audit fee yang lebih murah). Selain
memiliki manfaat, rotasi KAP juga memiliki beberapa kelemahan (Petty dan
Cuganesan, 1996 dalam Prastiwi dan Wilsya, 2009:63), yaitu (1) Hubungan baik
antara auditor dan klien berakhir secara premature akibat adanya pergantian auditor
secara mandatory, (2) Kemungkinan kehilangan kualitas kerja, (3) Meningkatnya
audit fees, (4) Rotasi KAP yang berakibat pada meningkatnya persaingan diantara
KAP dapat juga mengakibatkan solidaritas profesional yang rendah. Keadaan posisi
keuangan mungkin juga menjadi faktor dalam proses pergantian auditor.
Hubungan berakhir secara premature yang disebabkan adanya kewajiban
untuk mengganti auditor setelah jangka waktu tertentu berarti klien harus mencari
KAP lain yang sesuai dengan kebijakan akuntansi dan manajemen perusahaan. Klien
juga dapat kehilangan kualitas kerja dengan mengganti auditornya karena KAP baru
belum tentu memahami entitas bisnis dengan lebih baik dibanding dengan KAP yang
lama. Disamping itu, pergantian auditor akan membuat perusahaan mengeluarkan
biaya awal audit (start fee audit) yang lebih besar untuk pelaksanaan jasa audit dari
KAP baru. Rotasi KAP juga akan menyebabkan solidaritas profesional antar KAP
rendah yang disebabkan oleh tingkat persaingan yang tinggi untuk mendapatkan
klien.
Nama Perusahaan
Kasus
Enron Corporation
PT BAT Indonesia
PT Aqua Golden
Mississippi
Penelitian Divianto (2011) menguji ukuran KAP dan opini auditor terhadap
auditor switching. Penelitian ini memberikan bukti bahwa opini audit berpengaruh
terhadap auditor switching, sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap
auditor switching.
Penelitan yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) menguji
pengaruh pergantian manajemen perusahaan, opini akuntan, fee audit, kesulitan
keuangan perusahaan, ukuran KAP, dan persentase perubahan ROA sebagai variabel
independen, terhadap perusahaan go public di Indonesia berpindah KAP sebagai
variabel dependennya. Penelitian ini membuktikan bahwa fee audit memiliki
pengaruh positif terhadap auditor switching dan ukuran KAP memiliki pengaruh
negatif terhadap auditor switching di Indonesia.
Dalam penelitian Nasser, et al,. (2006), ukuran klien serta financial distress
berpengaruh secara signifikan terhadap audit switching. Beberapa penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa perusahaan kecil yang lebih sering menerima opini
wajar dengan pengecualian (qualified) dibanding dengan perusahaan besar cenderung
untuk melakukan pergantian auditor (Gul et al., 1992; Krishnan et al., 1996 dalam
Chadegani et al., 2011:162). Karena hasil yang berbeda-beda tersebut, peneliti akan
menguji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching pada
perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sebenarnya faktor apa saja yang mempengaruhi mempengaruhi auditor switching di
Indonesia, mengingat beragamnya hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya.
10
Disamping itu, auditor switching masih sangat menarik untuk diteliti karena
banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan
auditor switching. Faktor tersebut dapat berasal dari klien ataupun dari auditor.
Faktor penyebab pergantian auditor yang berasal dari klien, seperti adanya pergantian
manajemen, initial public offering, kondisi keuangan perusahaan, dan sebagainya.
Sedangkan faktor yang berasal dari auditor seperti fee audit, opini audit yang
diberikan, kualitas audit, dan sebagainya.
Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya terutama pada
penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et.al (2011) dan Divianto (2011).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen serta 1 variabel dependen,
dimana variabel dependen merupakan auditor switching, sedangkan variabel
independennya berupa pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan
klien, serta perubahan fee audit, dimana variabel penelitian ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Divianto (2011) dimana penelitian ini menambah
jumlah variabel seperti pergantian manajemen, ukuran perusahaan klien, serta
perubahan fee audit.
2. Penelitian ini dilakukan di Indonesia, sedangkan pada penelitian Chadegani et.al
(2011) dilakukan di Malaysia.
11
3. Penelitian ini mengambil sampel tahun penelitian yang lebih baru, yaitu dengan
menggunakan laporan keuangan dari tahun 2006-2012, sedangkan penelitian
Chadegani et al., (2011) mengambil sampel dari tahun 2003-2007.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Apakah pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan
fee audit berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penulis
melakukan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh
pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan, dan perubahan fee audit
terhadap auditor switching.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta berguna bagi
berbagai pihak, antara lain:
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akuntansi
khususnya dalam bidang auditing dengan memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta
12
perubahan fee audit terhadap auditor switching. Disamping itu, penelitian ini
diharapkan dapat memperkuat temuan-temuan dari penelitian sebelumnya.
b. Bagi Auditor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktik bagi
auditor dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan klien
melakukan auditor switching serta sebagai referensi agar auditor dapat selalu
menjaga profesionalitas serta independensinya saat melakukan hubungan kerja
dengan klien.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai pengaruh pergantian manajemen, opini audit,
ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit terhadap auditor switching
sebagai kajian dalam bidang akuntansi, khususnya auditing.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang
akan datang serta dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan
penelitian terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan
dalam melakukan auditor switching.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
14
15
karena itu, agent berusaha untuk memenuhi tuntutan principal untuk memperoleh
insentif yang memadai. Jika tidak dilakukan pengawasan yang cukup, agent bisa
melakukan berbagai cara sehingga seolah-olah target perusahaan tercapai. Agent
dapat melakukan perubahan-perubahan di beberapa kondisi perusahaan untuk
membuat laba yang seolah-olah naik, padahal pada kenyataannya perusahaan
merugi ataupun mengalami penurunan laba.
Bukti teoritis mengenai pergantian auditor didasarkan pada teori agensi.
(Sulistiarini dan Sudarno, 2012:2). Baik principal maupun agent ingin
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya serta ingin terhindar dari resiko yang
mungkin terjadi dalam perusahaan. Dalam teori agensi, auditor independen
berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principal) yang berbeda
kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi
yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer.
Teori ini digunakan sebagai dasar hipotesis pertama dan ketiga dimana pergantian
manajemen dan ukuran perusahaan klien dapat mempengaruhi keputusan
perusahaan untuk melakukan auditor switching.
2. Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008
Di Indonesia, peraturan mengenai rotasi KAP telah diterapkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan. Pasal 4 ayat 1 dan 2 UU Nomor 5 tahun 2011
tentang akuntan publik menyebutkan bahwa pemberian jasa audit oleh Akuntan
Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun
16
buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan
mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Dimulai
diamandemen
dengan
menjadi
KMK
KMK
No.423/KMK.06/2002
No.359/KMK.06/2003.
yang
Aturan
kemudian
tersebut
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
Auditor Switching
Auditor switching merupakan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan
untuk berpindah auditor. Hal itu muncul karena adanya kewajiban rotasi audit.
17
Indonesia
melalui
Keputusan
Menteri
Keuangan
18
3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun
buku berturu-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga tahun
buku berturut-turut.
Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan
atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor.
Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada
sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih
kepada auditor (Febrianto, 2009). Perhatian pada sisi klien seperti kesulitan
keuangan perusahaan, manajemen yang gagal, perubahan kepemilikan/ownership,
initial public offering, ukuran perusahaan klien, dan sebagainya. Perhatian dari
sisi auditor seperti fee audit, kualitas audit, opini audit, dan sebagainya.
Perusahaan yang mengganti auditor akan mengeluarkan biaya yang
seharusnya tidak perlu dikeluarkan apabila dia tetap menggunakan auditor yang
sama. Contohnya, auditor yang baru ditugaskan atas perusahaan klien, hal
pertama yang harus dilakukan adalah memahami lingkungan kerja klien dan
menentukan resiko audit. Bagi auditor yang sama sekali belum mengerti dengan
keadaan tersebut, maka auditor akan memerlukan biaya awal (start-up) yang lebih
tinggi, yang akhirnya dapat menaikkan fee audit. Selain itu, auditor yang
menjalankan tugasnya ditahun awal terbukti memiliki kemungkinan kekeliruan
yang tinggi (Pratitis, 2012:28).
19
Akibat lain dari adanya rotasi auditor yang terlalu sering adalah dari sisi
klien, yaitu auditor yang melaksanakan tugas audit di perusahaan klien di tahun
pertama sedikit banyak akan mengganggu kenyamanan kerja karyawan, dengan
bertanya semua persoalan tentang perusahaan yang seharusnya tidak dilakukan
apabila auditor tidak berganti. American Institute of Certified Public Accountans
(AICPA) menyatakan bahwa kelemahan dari rotasi auditor adalah bahwa
pengetahuan yang diperoleh selama meningkatkan kualitas pekerjaan audit akan
sia-sia dengan pengangkatan auditor baru, dengan kata lain kualitas audit akan
menurun.
Klien mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan
pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal yaitu auditor
mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Manapun di antara
keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi
dan ke auditor mana klien tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut
adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi
klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien.
4. Pergantian Manajemen
Teori yang berkaitan dengan pergantian manajemen adalah teori agensi
yang dikemukakan oleh Anthony dan Govindarajan (2002), yang menyatakan
bahwa hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (principle) menyewa pihak
lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal itu,
20
21
5. Opini Audit
Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam
proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan
informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang
apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Pemberian opini
audit dilakukan oleh auditor melalui beberapa tahap proses audit sehingga auditor
dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan
kuangan klien yang telah diaudit.
Berdasarkan standar profesional akuntan publik seksi 508, pendapat
auditor dikelompokkan ke dalam lima tipe, yaitu :
a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified)
Pendapat ini dikeluarkan auditor jika tidak adanya pembatasan
terhadap auditor dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang
signifikan mengenai kewajaran, tidak menemukan adanya kesalahan material
atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
serta penerapan standar akutansi keuangan dalam laporan keuangan disertai
dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit
tipe ini merupakan laporan yang paling diharapkan dan dibutuhkan oleh semua
pihak, baik oleh klien maupun oleh pihak-pihak berkepentingan lainnya.
Arens et. al., (2004:27) menyatakan bahwa terdapat beberapa kondisi
laporan keuangan yang harus dipenuhi untuk menilai laporan keuangan yang
22
dianggap menyajikan secara wajar kepada posisi keuangan dan hasil suatu
organisasi agar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu:
1) Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun
laporan keuangan,
2) Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah
cukup dijelaskan,
3) Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan
dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku.
Pendapat wajar tanpa pengecualian ini dikeluarkan jika semua laporan
keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas, serta catatan atas laporan keuangan) telah lengkap diberikan dan tidak ada
keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit. Dengan mengeluarkan pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualified), auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan klien disajikan secara wajar dalam semua hal material sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas
(Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph)
Suatu paragraf penjelas dalam laporan audit diberikan oleh auditor
dalam keadaan tertentu yang mungkin mengharuskannya melakukan hal
23
laporan
keuangan.
Keadaan
yang
menjadi
penyebab
utama
24
penerapan
standar
akuntansi
keuangan
yang
ini
merupakan
kebalikan
dari
pendapat
wajar
tanpa
25
Selain itu, pendapat tidak wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor
dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya
tidak dapat dikumpulkan. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh
auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali
tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.
e. Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer)
Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini
disebut laporan tanpa pendapat (disclaimer). Hal ini disebabkan beberapa kondisi,
yaitu adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya,
kemudian karena auditor dan manajemen tidak mencapai kata sepakat dalam
aspek kinerja, maka kondisi ini dapat menyebabkan auditor untuk memberikan
opini disclaimer.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat
tidak wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor
mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer) karena ia tidak
cukup memperoleh bukti atau kurang memiliki pengetahuan mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan atau karena adanya ketidaktercapaian kata sepakat
dengan klien.
26
27
Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset diatur
dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa:
Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah total
aset tidak lebih dari 100 milyar rupiah. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini
dilihat berdasarkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan karena nilai
aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan
penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan ini dihitung
dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari total aktiva. Semakin besar total
aset yang dimiliki perusahaan, semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut.
7. Perubahan Fee Audit
Fee audit adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh akuntan
publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik
terhadap laporan keuangan. Fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dalam penerimaan penugasan audit. Besarnya fee anggota dapat bervariasi
tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP
yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak
diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi. Masyarakat pada umumnya cenderung mengasosiasikan
harga yang mahal sebanding dengan kualitas yang didapatkan, dan sebaliknya.
28
29
30
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Pergantian Manajemen (X1), Opini Audit (X2), Ukuran Perusahaan Klien (X3),
Perubahan Fee Audit (X4), Auditor Swtiching (Y)
No
1
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pergantian
Auditor: Studi Empiris
Perusahaan Publik di
Indonesia (Andri Prastiwi
dan Frenawidayuarti
Wilsya, 2009)
Metodologi
Jenis data: Sekunder
Responden: 182
perusahaan yang terdaftar
di Tehran Stock
Exchange
Metode analisis data:
Metode regresi logistik
Variabel lain: qualified
audit opinion, ukuran
KAP, dan financial
distress.
Jenis data: Sekunder
Responden: Perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2002-2006
Metode analisis data:
Metode regresi logistik
Variabel lain: Masalah
keuangan perusahaan,
pertumbuhan perusahaan,
dan ukuran KAP
Hasil
Ukuran KAP
berpengaruh
signifikan terhadap
auditor switching
X1
X2
-
X3
X4
31
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Perusahaan dalam
Melakukan Auditor
Switch. Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur di
BEI (Divianto, 2011)
Metodologi
Jenis data: Sekunder
Responden: Perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2005-2009
Metode analisis data:
Metode regresi logistik
Variabel lain: Opini audit
going concern
Jenis data: Sekunder
Responden:
Perusahaanmanufaktur
yang terdaftar di BEI
tahun 2007-2009
Metode analisis data:
Metode regresi berganda
Variabel lain: Ukuran
KAP
Hasil
Hanya pergantian
manajemen yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap
auditor switching.
X1
X2
-
X3
-
X4
-
32
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pergantian
Auditor Oleh Klien (R.M
Aloysius Pangky Wijaya,
2013)
Metodologi
Jenis data: Sekunder
Responden: Perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2006-2010
Metode analisis data:
Analisis regresi logistik
Variabel lain: Ukuran
KAP, financial distress,
kepemilikan publik, dan
pergantian komite audit
Jenis data: Sekunder
Responden: Perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun
2007-2010
Metode analisis data:
Analisis regresi logistik
Variabel lain: Ukuran
KAP, pertumbuhan
perusahaan, financial
distress, kepemilikan
publik, dan peluang
manipulasi income
Hasil
Ukuran KAP dan
pergantian
manajemen
berpengaruh
signifikan terhadap
auditor switching
X1
X2
-
X3
-
X4
-
Opini auditor,
ukuran KAP, dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
signifikan terhadap
pergantian auditor
33
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Perusahaan Berpindah
Kantor Akuntan Publik
(Damayanti dan Sudarma,
2007)
Metodologi
Jenis data: Sekunder
Responden: Perusahaan
non-keuangan dan
investasi yang terdaftar di
BEI tahun 2006-2008
Metode analisis data:
Analisis regresi logistik
Variabel lain:
Kepemilikan
institusional, kepemilikan
publik, share growth,
dewan komisaris,
leverage, dan ROE
Jenis data: Sekunder
Responden: Perusahaan
go public yang terdaftar
di BEJ tahun 2003-2005
Metode analisis data:
Analisis regresi logistik
Variabel lain: kesulitan
keuangan perusahaan,
ukuran KAP, dan ROA
Hasil
Kepemilikan
publik, share
growth, dan ukuran
perusahaan
memiliki pengaruh
terhadap auditor
switching.
X1
X2
-
X3
X4
-
34
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
penting. Faktor-faktor tersebut yaitu pergantian manajemen, opini audit, ukuran
perusahaan klien, dan perubahan fee audit yang dianggap dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan auditor switching. Penelitian ini menguji pengaruh
pergantian manajemen (X1), opini audit (X2), ukuran perusahaan klien (X3), serta
perubahan fee audit (X4) terhadap auditor switching (Y).
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran menyeluruh
penelitian ini yang mengangkat tentang pengaruh yang terjadi pada pergantian KAP
dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut:
35
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching
Adanya tingkat kedekatan antara auditor dengan klien yang menyebabkan skandal
akuntansi yang dilakukan oleh Akuntan Publik.
Dikeluarkannya The Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 dan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang pembatasan praktik jasa akuntan
publik yang diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik
Basis Teori
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pergantian Manajemen
Variabel Independen
Variabel Dependen
Opini Audit
Auditor
Switching
Ukuran Perusahaan Klien
Perubahan Fee Audit
36
37
memberikan
opini
sesuai
dengan
yang
diharapkan
perusahaan
38
Hal ini didukung oleh penelitian Chow dan Rice (1982), Hudaib dan
Cooke (2005) dan Divianto (2011) menemukan bukti empiris bahwa opini audit
meningkatkan tingkat auditor switching, sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Chadegani, Mohamed, dan Jari (2011) menemukan bahwa opini audit tidak
berpengaruh secara signifikan pada perusahaan go public di Malaysia. Dengan
adanya hasil penelitian yang beragam tersebut, maka dirumuskan hipotesa sebagai
berikut:
Ha2: Opini audit berpengaruh positif terhadap auditor switching.
3. Ukuran Perusahaan Klien dengan Auditor Switching
Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang dihubungan dengan keadaan
keuangan perusahaan. Perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan
kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil
(Mutchler, 1985). Untuk mengukur ukuran perusahaan dapat diproyeksikan pada
39
total aset. Francis et al. (1988), Naaser et al. (2006), serta Suparlan dan Andayani
(2010) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien memiliki pengaruh
signifikan terhadap pemilihan kantor akuntan publik. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Chadegani, Mohamed, dan Jari (2011) menemukan bahwa ukuran
perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.
Sinason et al., (2001:4) mengemukakan bahwa perusahaan besar mungkin
memerlukan biaya awal yang lebih besar untuk auditor baru. Kenaikan biaya
(baik langsung dan tidak langsung) dapat menyebabkan peningkatan hubungan
auditor-klien, sehingga meningkatkan penguasaan auditor. Klien juga dikenai
biaya awal saat terlibat auditor baru. Misalnya, personil klien banyak
menghabiskan waktu dengan auditor baru untuk memberikan informasi mengenai
bisnis klien. Hal itu menimbulkan biaya tidak langsung ketika membina
hubungan baru dengan auditor baru.
Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan
peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan
KAP yang dapat mengurangi agency cost dan ancaman kepentingan pribadi
auditor (Hudaib dan Cooke, 2005:8). Hal ini berarti, klien besar memiliki
kecenderungan lebih rendah untuk berganti auditor dibandingkan klien yang
kecil. Berdasarkan penemuan tersebut, dapat dirumuskan hipotesa sebagai
berikut:
Ha3: Ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
40
41
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
43
43
yang bergerak di bidang tersebut yang dapat dijadikan sampel. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara dalam memperoleh data,
yaitu:
1. Penelitian Pustaka
Peneliti memperoleh data mengenai masalah yang diteliti melalui buku, jurnal,
tesis, internet, serta perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan mengambil data laporan
keuangan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006-2012. Pertimbangan pengambilan data sekunder ini karena
data sekunder lebih mudah didapat, lebih murah, dan efisien sesuai dengan bidang
yang diteliti oleh penulis.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan
yang diwujudkan dengan data yang dapat dijelaskan secara kuantitatif. Dalam
penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data
penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis data.
44
45
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan
dan
digunakan untuk
melihat
nilai
minimum
dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang brhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian.
46
terhadap variabel
menilai hal ini. Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah
sebagai berikut:
H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis
nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada
fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji
hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.
Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik
atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Menurut Ghozali (2011:341), Cox dan Snells R Square
merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple
regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai
maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Nagelkerkes R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan
Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1
(satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snells R2
dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerkes R2 dapat diinterpretasikan
seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti
48
49
Dimana:
CHANGES
= Auditor Switching
= Konstanta
-
1
CEO
= Pergantian Manajemen
OPINI
= Opini Audit
LnTA
FEE
51
dan Chadegani et al. (2011) yang mengukur variabel ini menggunakan variabel
dummy. Perusahaan yang melakukan auditor switch termasuk kategori nilai 1 dan
yang tidak melakukan auditor switch termasuk kategori nilai 0.
2. Variabel independen
Variabel independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo,
2002:65). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pergantian
manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit.
Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
a) Pergantian Manajemen
Pergantian
manajmen
adalah
pergantian
pihak-pihak
yang
52
53
penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural (Ln) atas total aset
perusahaan (Nasser et al., 2006:729).
d) Perubahan Fee Audit
Fee audit merupakan besarnya biaya yng dibayar oleh perusahaan
kepada auditor atas jasa mengaudit laporan keuangannya. Variabel fee audit
menggunakan variabel dummy. Jika klien melakukan change class atau
perpindahan kelas Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 1.
Sedangkan jika klien tidak melakukan perpindahan kelas (change class)
Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan
Sudarma, 2007:9)
Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan
secara ringkas dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya
No
Variabel
Auditor
Switching
(Prastiwi
dan
Wilsya,
2009)
Jenis Variabel
Indikator
Skala
Pengukuran
Dependen
Variabel dummy,
nilai 1 diberikan
jika perusahaan
mengganti KAP,
dan 0 untuk
perusahaan yang
tidak mengganti
KAP
Nominal
54
Variabel
Pergantian
Manajemen
(Chadegani
et.al, 2011)
Opini
Audit
(Wijaya,
2013)
Jenis Variabel
Indikator
Skala
Pengukuran
Independen
Variabel dummy,
nilai 1 diberikan
jika perusahaan
mengganti
direktur utama
(CEO), dan 0
untuk
perusahaan yang
tidak mengganti
direktur utama
(CEO)
Nominal
Independen
Variabel dummy,
nilai 1 diberikan
jika perusahaan
menerima opini
selain wajar
tanpa
pengecualian,
dan 0 untuk
perusahaan yang
menerima opini
wajar tanpa
pengecualian
Nominal
Logaritma
natural (Ln) atas
total aset
perusahaan
Rasio
Ukuran
Perusahaan
4
Klien
Independen
(Nasser
et.al, 2006)
Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Variabel
Perubahan
Fee Audit
(Damayanti
dan
Sudarma,
2007)
Jenis Variabel
Indikator
Skala
Pengukuran
Independen
Variabel dummy,
jika klien
melakukan
perpindahan kelas
(change class)
KAP dari big four
ke non big four
maupun dari non
big four ke big
four maka
diberikan nilai 1,
jika klien tidak
melakukan
perpindahan kelas
(change class)
KAP maka
diberikan nilai 0
Nominal
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
57
43
27
10
3
14
6
84
58
Nama Perusahaan
Sentul City Tbk
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
4
Ciputra Surya Tbk.
Bersambung pada halaman selanjutnya
CTRS
59
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
10
MDLN
11
MTSM
12
RBMS
13
RODA
14
Suryamas Dutamakmur Tbk.
Sumber: data diolah
SMDM
60
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
N
84
84
84
84
84
Descriptive Statistics
Minimum Maximum
Mean
0
1
.27
0
1
.19
0
1
.67
25.02
30.34
27.83
0
1
.12
CHANGES
CEO
OPINI
LnTA
FEE
Valid N
84
(listwise)
Sumber: output SPSS
Std. Deviation
.449
.395
.474
1.3651945
.326
minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,12 dan
standar deviasi 0,326. Variabel ukuran perusahaan klien yang menggunakan skala
pengukuran rasio, memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut cukup baik,
karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya
mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil. Sedangkan
untuk variabel auditor switching, pergantian manajemen, opini audit, dan fee
audit yang menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar
deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode
angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai
label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa
(Ghozali, 2011:4).
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan auditor switching dan
tidak melakukan auditor switching), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan
menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali,
2011:340):
Tabel 4.4
Menilai Keseluruhan Model
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant
CEO
OPINI
LnTA
FEE
Step 1 1
58.846
10.315
.582
-.335
-.414
3.503
50.889
17.930
1.153
-.581
-.706
5.486
49.103
22.502
1.555
-.760
-.882
7.167
48.799
23.985
1.687
-.822
-.939
8.420
48.716
24.121
1.699
-.828
-.944
9.454
48.687
24.124
1.699
-.828
-.944
10.460
48.676
24.124
1.699
-.828
-.944
11.462
63
48.672
24.124
1.699
-.828
-.944
12.463
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
13.463
10
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
14.463
11
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
15.463
12
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
16.463
13
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
17.463
14
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
18.463
15
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
19.463
16
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
20.463
17
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
21.463
18
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
22.463
19
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
23.463
20
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
24.463
64
Step
1
Tabel 4.5
Koefisien Determinasi
Model Summary
-2 Log
Cox & Snell Nagelkerke
likelihood
R Square
R Square
a
48.669
.448
.649
Sumber: output SPSS
Chi-square
10.676
df
Sig.
8
.221
.314
.273
-.998
.000
1.000
-.092
-.330
.000
-.092
1.000
-.300
.000
LnTA
-.998
FEE
.000
-.330
-.300
1.000
.000
.000
.000
.000
1.000
66
Tabel 4.8
Matriks Klasifikasi
Classification Tablea
Observed
Step 1
Predicted
CHANGES
Percentage
Correct
0
1
0
1
Overall Percentage
CHANGES
57
7
4
16
93.4
69.6
86.9
prediksi
dari
model
regresi
untuk
memprediksi
67
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald df
Sig.
Keterangan
1.699
.926 3.369
1
.066 Tidak Signifikan
CEO
OPINI
Step
LnTA
1a
FEE
Constant
-.828
.801
-.944
.333
24.463 11828.739
24.124
8.730
1.068
8.054
.000
7.636
1
1
1
1
pengujian
regresi
logistik
(logistic
regression)
68
69
2011. Pada tahun 2010, direktur utama dijabat oleh Charles Sidik Jonan dan
pada tahun 2011 diganti oleh Kwee Cahyadi Kumala. Pergantian manajemen
pada BKSL juga terjadi pada tahun 2009 ke 2010, dimana pada tahun 2009
direktur utama dijabat oleh Albert C.J.D Inkiriwang. Pergantian direktur
utama ini tidak diikuti dengan auditor switching karena sejak tahun 2008 PT
Sentul City Tbk (BKSL) menggunakan jasa KAP Tanubrata Sutanto dan
Rekan untuk mengaudit perusahaannya.
2. Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Audior Switching (CHANGES)
Variabel OPINI menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,828
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,301, lebih besar dari = 5%. Karena
tingkat signifikansi (p) lebih besar dari =5% maka hipotesis ke-2 tidak
berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya
pengaruh opini audit terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Damayanti dan Sudarma (2007), Wijayani dan Januarti
(2011), dan Widiawan (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak
berpengaruh terhadap auditor switching. Meskipun demikian hasil penelitian
ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2011) dan
Wijaya (2013).
Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena perusahaan yang
menggunakan jasa KAP big four dan non big four cenderung tidak melakukan
pergantian KAP ketika mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian
70
(unqualified opinion). Pergantian kelas KAP dari big four ke non big four
dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen negatif dari pelaku pasar
terhadap kualitas pelaporan keuangan dari perusahaan (Damayanti dan
Sudarma, 2007). Sebaliknya, pergantian kelas KAP dari non big four ke big
four dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak adanya kemungkinan untuk
mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian karena pertimbangan kualitas
audit yang lebih baik.
Dalam penelitian ini, perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar
tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan banyak disebabkan karena
induk perusahaan dan anak perusahaan tidak diaudit oleh auditor yang sama
dan pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain
sehingga
auditor
harus
mengungkapkannya
dalam
laporan
auditor
71
kompleksitas
auditee,
klien
yang
lebih
besar
cenderung
72
Fee
Audit
(FEE)
terhadap
Audior Switching
(CHANGES)
Variabel FEE menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 24,463
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,998, lebih besar dari = 5%. Karena
tingkat signifikansi (p) lebih besar dari = 5% maka hipotesis ke-4 tidak
berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa fee audit
berpengaruh terhadap pergantian auditor switching. Hasil penelitian ini tidak
73
74
Variabel Dependen
(Auditor Switching)
CEO
(+)X
OPINI
(-)X
LnTA
(-)
FEE
(+)X
Keterangan:
:
Variabel
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pergantian manajemen, opini audit,
ukuran perusahaan klien, dan fee audit terhadap auditor switching. Analisis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan program Statistical Package for
Social Science (SPSS). Data sampel perusahaan sebanyak 84 pengamatan perusahaan
real estate dan properti go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2006-2012.
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor switching
selama tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke (2005),
Wahyuningsih dan Suryanawa (2012), serta Sulistiarini dan Sudarno (2012).
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa
opini audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap auditor switching selama
tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini tidak mendukung
76
76
penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke (2005), Wijaya (2013),
Divianto (2011), dan Chadegani et al. (2011).
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan klien secara statistik berpengaruh negatif terhadap auditor
switching selama tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasser et al (2006) serta
Andayani dan Suparlan (2010).
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa
fee audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap auditor switching selama
tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007).
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya fenomena seperti ini erat
kaitannya dengan keadaan perusahaan publik di Indonesia yang mayoritas dikuasai dan
dijalankan bersama oleh orang-orang dalam satu keluarga sehingga dengan adanya
pergantian manajemen tidak terlalu mengubah kebijakan yang telah ada di perusahaan.
Implikasinya, perusahaan sebaiknya tetap menggunakan KAP lama meskipun dalam
perusahaan telah terjadi pergantian manajemen karena manajemen tetap dapat
menyelaraskan kebijakan akuntansinya dengan KAP lama dengan melakukan negosiasi
ulang. Penggunaan KAP lama ini sepanjang masih dalam jangka waktu yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan dan kebijakan akuntansi dapat diselaraskan serta lebih efisien
bagi klien karena KAP yang lama telah mengenal lingkungan bisnis klien dengan lebih
baik dibanding dengan KAP baru.
diaudit tidak hanya menilai kualitas pelaporan keuangan hanya berdasarkan opini
audit semata, namun harus mempertimbangkan alasan-alasan mengapa auditor
mengeluarkan opini tersebut.
78
tahap
pelaksanaan audit, dan tahan pelaporan), serta memenuhi kebutuhan klien, tanggung
jawab hukum, independensi, tingkat keahlian, dan waktu yang dibutuhkan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasil penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
79
1. Objek penelitian hanya menggunakan perusahaan industri real estate dan properti
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2012.
2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel-variabel pergantian manajemen,
opini audit, ukuran perusahaan klien, dan fee audit terhadap auditor switching.
Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap auditor switching,
seperti ukuran KAP, financial distress, pergantian dewan komisaris, dan
sebagainya tidak diuji dalam penelitian ini.
3. Pengukuran variabel ukuran perusahaan klien menggunakan proksi logaritma
natural (ln) dari total aset. Untuk menggambarkan ukuran perusahaan klien,
terdapat proksi lain yang dapat digunakan sehingga memungkinkan adanya hasil
yang berbeda jika menggunakan proksi lain tersebut.
4. Jumlah sampel yang digunakan relatif sedikit, yaitu hanya 14 perusahaan real
estate dan properti yang dijadikan sampel dalam penelitian karena jmlah
perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI tidak sebanyak sektor
industri lainnya dan tidak semua perusahaan real estate dan properti di BEI
memiliki data keuangan yang lengkap pada tahun 2006-2012.
D. Saran
Penelitian mengenai auditor switching dimasa yang akan datang diharapkan
mampu
memberikan
hasil
penelitian
yang
lebih
berkualitas
dengan
80
selanjutnya
dapat
mempertimbangkan
beberapa
variabel
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Febriana, Irma. Pengauditan I, 2012, artikel ini diakses tanggal 20 Januari 2013,
dari http://missmabriana.blogspot.com/2012/10/pengauditan-i.html?m=1
Febrianto, Rahmat. Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik, 2009, artikel
ini
diakses
tanggal
2
Februari
2013,
dari
http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-dan-kantor
akuntan
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Giri, Efraim Ferdinan. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi
KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia,
Jurnal Seminar Akuntansi Nasional 13, Purwokerto, 2010.
Gujarati, D. Ekonometrika Dasar. Edisi Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 2003.
Halim, Abdul. Auditing: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi Keempat
Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Holmes, Arthur W. dan David C. Burns. Auditing: Norma dan Prosedur, Edisi
Kesembilan, Erlangga, Jakarta, 1996.
Hudaib, Mohammad. dan T.E. Cooke. The Impact of Managing Director Changes
and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching.
Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 32, No. 9/10, pp. 170339. 2005.
Hudaib, Mohammad dan T.E. Cooke. Qualified Audit Opinions and Auditor
Switching. Paper Number 02/05, University of Exeter. 2007.
Ikatan Akuntan Indonesia. Kode Etik Akuntan Indonesia. IAI, Jakarta, 2009.
83
84
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1
Data Sampel
87
Nama Perusahaan
Tahun
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BCIP
BIPP
BKDP
BKSL
BMSR
BSDE
COWL
CTRA
CTRP
CTRS
DART
DILD
DUTI
ELTY
EMDE
FMII
GMTD
GPRA
GWSA
JIHD
JRPT
KIJA
88
KPIG
LAMI
LCGP
LPCK
LPKR
MDLN
MKPI
MTSM
OMRE
PTRA
PWON
PWSI
RBMS
RODA
SCBD
SIIP
SMDM
SMRA
Kode
APLN
ASRI
BAPA
BCIP
BIPP
BKDP
BSDE
COWL
CTRP
89
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
DART
DUTI
ELTY
EMDE
FMII
GPRA
GWSA
JIHD
JRPT
LCGP
LPCK
LPKR
MKPI
OMRE
PTRA
PWON
PWSI
SCBD
SIIP
29
SMRA
Nama Perusahaan
Sentul City Tbk
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
10
MDLN
90
11
12
13
MTSM
RBMS
RODA
14
SMDM
43
27
10
3
14
6
84
91
Kode
2006
BKSL
Suhartono Lili
2
3
4
BMSR
CTRA
CTRS
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
RODA
SMDM
2007
Yusuf Valent
Ir. Lukman
Purnomosidi
Candra Ciputra
Harun Hajadi
Leonard Ho Kian Guan
Soeparmadi
Setyono D. Darmono
M. Budi Rustanto
Pranowo Kartika
Edwyn Lim
Simon Maruli
Martinus Tulojo
Richard Wiriahardja
Kenneth Lian
2008
Antonius Hanifah
Komala
2009
Albert C.J.D. Inkiriwang
Robinson
Candra Ciputra
Harun Hajadi
Robinson
Candra Ciputra
Harun Hajadi
92
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
RODA
SMDM
2010
Charles Sidik Jonan
Robinson
Candra Ciputra
Harun Hajadi
Lennard Ho Kian Guan
Andi Anzhar Cakra Wijaya
Setyono Djuandi Darmono
M. Budi Rustanto
Pranowo Kartika
Edwyn Lim
Simon Maruli
Parningotan Okto Luther
Subianto Satmaka
Kenneth Lian
2011
Kwee Cahyadi Kumala
Welly Thomas
Candra Ciputra
Harun Hajadi
Hendro S. Gondokusumo
Andi Anzhar Cakra Wijaya
Setyono Djuandi Darmono
Hary Tanoesoedibjo
Pranowo Kartika
Edwyn Lim
Sani Juli Maruli
Parningotan Okto Luther
Nio Yantony
Kenneth Lian
2012
Kwee Cahyadi Kumala
Welly Thomas
Candra Ciputra
Harun Hajadi
Hendro S. Gondokusumo
Andi Anzhar Cakra Wijaya
Setyono Djuandi Darmono
Hary Tanoesoedibjo
Pranowo Kartika
Edwyn Lim
Sani Juli Maruli
Parningotan Okto Luther
Nio Yantony
Kenneth Lian
93
Kode
BKSL
2007
Wajar Tanpa Pengecualian
2008
Wajar Tanpa Pengecualian
2009
WTP dengan kalimat penjelas
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
RODA
SMDM
94
Kode
BKSL
2010
WTP dengan kalimat penjelas
2011
WTP dengan kalimat penjelas
2012
WTP dengan kalimat penjelas
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
95
Perusahaan
Sentul City Tbk
Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
Ciputra Development Tbk.
Ciputra Surya Tbk.
Intiland Development Tbk.
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk.
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
Global Land Development Tbk.
Lamicitra Nusantara Tbk.
Modernland Realty Tbk.
Metro Realty Tbk.
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Royal Oak Development Asia Tbk.
Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
2007
Rp2,524,873,004,045
Rp188,287,312,651
Rp7,484,109,406,649
Rp1,921,279,990,099
Rp2,015,697,387,214
2008
Rp2,543,182,987,219
Rp543,472,914,016
Rp8,108,443,360,876
Rp2,159,220,314,884
Rp2,111,152,441,704
2009
Rp2,784,021,782,133
Rp780,671,839,151
Rp8,553,946,343,429
Rp2,268,629,009,246
Rp2,140,126,674,921
GMTD
Rp278,543,367,878
Rp287,040,432,423
Rp305,635,686,223
KIJA Rp2,506,341,173,188 Rp2,961,051,648,319 Rp3,193,997,429,182
KPIG
Rp900,919,394,787 Rp2,019,232,332,119 Rp2,088,221,069,234
LAMI
Rp634,587,026,000
Rp639,351,512,000
Rp610,489,273,000
MDLN Rp1,752,492,270,151 Rp1,846,259,737,784 Rp1,770,704,521,774
MTSM
Rp98,976,263,517
Rp95,558,557,641
Rp97,913,906,622
RBMS
Rp220,746,874,587
Rp118,304,745,665
Rp119,183,355,777
RODA
Rp73,807,393,082 Rp1,594,813,607,122 Rp1,494,416,508,472
SMDM Rp2,021,932,008,075 Rp2,031,549,057,065 Rp2,048,242,028,932
96
Perusahaan
Sentul City Tbk
Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
Ciputra Development Tbk.
Ciputra Surya Tbk.
Intiland Development Tbk.
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk.
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
Global Land Development Tbk.
Lamicitra Nusantara Tbk.
Modernland Realty Tbk.
Metro Realty Tbk.
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Royal Oak Development Asia
Tbk.
Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
2010
Rp4,814,315,153,733
Rp736,913,618,738
Rp9,378,342,136,927
Rp2,609,229,793,505
Rp4,599,239,260,454
2011
Rp5,290,382,916,872
Rp665,415,859,006
Rp11,524,866,822,316
Rp3,529,028,283,751
Rp5,691,909,741,708
2012
Rp6,154,231,305,371
Rp670,168,566,886
Rp15,023,391,727,244
Rp4,428,210,643,555
Rp6,091,751,240,542
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
Rp358,990,245,785
Rp3,335,857,281,974
Rp2,091,913,170,503
Rp604,528,491,000
Rp2,032,644,356,215
Rp110,799,166,772
Rp117,301,086,414
Rp487,193,845,496
Rp5,597,356,750,923
Rp1,948,666,123,846
Rp591,979,523,000
Rp2,410,399,588,075
Rp122,140,554,026
Rp135,937,211,458
Rp900,597,066,316
Rp7,077,817,870,077
Rp2,728,806,704,532
Rp614,717,410,000
Rp4,591,920,046,013
Rp108,481,953,974
Rp152,811,855,863
RODA
SMDM
Rp1,317,110,188,203
Rp2,063,046,866,205
Rp2,231,729,483,607
Rp2,454,961,990
Rp2,442,055,005,634
Rp2,637,664,776,000
97
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching)
No
Perusahaan
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
Yansen Pasaribu
Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ)
Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ)
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
Yansen Pasaribu
RODA
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
2006
2007
98
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching)
No
Perusahaan
1 Sentul City Tbk
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Bintang Mitra
Semestaraya Tbk.
Ciputra Development
Tbk.
Ciputra Surya Tbk.
Intiland Development
Tbk.
Gowa Makassar Tourism
Development Tbk.
Kawasan Industri
Jababeka Tbk.
Global Land Development
Tbk.
Lamicitra Nusantara Tbk.
Modernland Realty Tbk.
Metro Realty Tbk.
Ristia Bintang
Mahkotasejati Tbk.
Royal Oak Development
Asia Tbk.
Suryamas Dutamakmur
Tbk.
Kode
2008
2009
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
GMTD
MDLN
MTSM
RBMS
RODA
KIJA
KPIG
LAMI
99
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching)
No
Perusahaan
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
GMTD
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
RODA
SMDM
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KIJA
KPIG
2010
2011
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO)
Hendrawinata Eddy & Siddharta (Kreston
International)
100
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Perusahaan
Sentul City Tbk
Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
Ciputra Development Tbk.
Ciputra Surya Tbk.
Intiland Development Tbk.
Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
Global Land Development Tbk.
Lamicitra Nusantara Tbk.
Modernland Realty Tbk.
Metro Realty Tbk.
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
Royal Oak Development Asia Tbk.
Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode
BKSL
BMSR
CTRA
CTRS
DILD
GMTD
KIJA
KPIG
LAMI
MDLN
MTSM
RBMS
RODA
SMDM
2012
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO)
Hendrawinata Eddy & Siddharta (Kreston International)
Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young)
Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young)
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens)
Benny, Tony, Frans, & Daniel (BTFD)
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO)
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath)
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB)
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO)
Maksum, Suyamto, Hirdjan & Rekan (HMS)
Anwar & Rekan (DFK)
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens)
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB)
101
Lampiran 2
Hasil Output SPSS
102
N
Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Percent
84
100.0
.0
84
100.0
.0
84
100.0
Internal Value
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
98.702
-.905
98.618
-.974
98.618
-.975
98.618
-.975
Step 0
103
Classification Table
a,b
Observed
Predicted
Auditor Switching
0
Percentage
Correct
61
100.0
23
.0
Auditor Switching
Step 0
Overall Percentage
72.6
Constant
-.975
S.E.
.245
Wald
df
15.890
Sig.
1
.000
Exp(B)
.377
df
Sig.
CEO
2.663
.103
OPINI
5.059
.024
LnTA
5.753
.016
FEE
30.106
.000
42.652
.000
Variables
Step 0
Overall Statistics
104
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
CEO
OPINI
LnTA
FEE
58.846
10.315
.582
-.335
-.414
3.503
50.889
17.930
1.153
-.581
-.706
5.486
49.103
22.502
1.555
-.760
-.882
7.167
48.799
23.985
1.687
-.822
-.939
8.420
48.716
24.121
1.699
-.828
-.944
9.454
48.687
24.124
1.699
-.828
-.944
10.460
48.676
24.124
1.699
-.828
-.944
11.462
48.672
24.124
1.699
-.828
-.944
12.463
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
13.463
10
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
14.463
11
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
15.463
12
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
16.463
13
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
17.463
14
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
18.463
15
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
19.463
16
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
20.463
17
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
21.463
18
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
22.463
19
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
23.463
20
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
24.463
Step 1
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 98.618
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached.
Final solution cannot be found.
105
Step 1
df
Sig.
Step
49.948
.000
Block
49.948
.000
Model
49.948
.000
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Nagelkerke R
Square
Square
48.669a
.448
.649
Chi-square
10.676
df
Sig.
8
.221
106
auditor switching
switching
Observed
Expected
Observed
Total
Expected
7.933
.067
7.863
.137
7.780
.220
7.727
.273
7.444
.556
6.742
1.258
6.390
1.610
5.204
2.796
3.483
4.517
10
.433
10
11.567
12
Step 1
Classification Tablea
Observed
Predicted
CHANGES
Percentage
tidak melakukan
melakukan
auditor switching
auditor
Correct
switching
tidak melakukan auditor
CHANGES
Step 1
switching
melakukan auditor switching
57
93.4
16
69.6
Overall Percentage
86.9
107
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
CEO
1.699
.926
3.369
.066
5.469
OPINI
-.828
.801
1.068
.301
.437
LnTA
-.944
.333
8.054
.005
.389
FEE
24.463
11828.739
.000
.998
Constant
24.124
8.730
7.636
.006
Step 1
42087814731.4
76
29984688198.6
05
Correlation Matrix
Constant
Constant
Step 1
CEO
OPINI
LnTA
FEE
1.000
.314
.273
-.998
.000
CEO
.314
1.000
-.092
-.330
.000
OPINI
.273
-.092
1.000
-.300
.000
LnTA
-.998
-.330
-.300
1.000
.000
FEE
.000
.000
.000
.000
1.000
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CHANGES
84
.27
.449
CEO
84
.19
.395
OPINI
84
.67
.474
LnTA
84
25.0247247407
30.3406295508
27.8299647849
1.36519453125
98
37
0018
6273
FEE
84
.12
.326
Valid N (listwise)
84
108