Anda di halaman 1dari 13

Arief Fadillah

Dwi Amelia Savitri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


A. Identitas
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Peminatan
Materi Pokok
Sub Materi Pokok
Alokasi Waktu

: SMA-IT THARIQ BIN ZIYAD


: Kimia
: XI/1
: MIA
: 4. Termokimia
: 4.1 Reaksi Eksoterm dan Endoterm
: 2 x 45 menit

B. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
C. Kompetensi Dasar
1.1.
Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan
kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang
adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat
tentatif.
1.2.
Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta
berbagai bahan tambang lainnya sebagai anugerah Tuhan YME dan dapat dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.
2.1.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2.
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3.
Menunjukkan perilaku responsif dan pro aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.4
Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram
tingkat energi.
4.4.
Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm.
1

D. Indikator
3.4.1. Diberikan informasi, siswa dapat membedakan reaksi eksoterm dan endoterm.
4.4.1. Diberikan lembar kerja praktikum, siswa dapat melakukan percobaan mengenai
perbedaanreaksi eksoterm dan endoterm.
E. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
Tujuan Pengetahuan
3.8.1.1. Memahami perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm melalui data percobaan
Tujuan Keterampilan
4.8.1.1 Menganalisis perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm melalui percobaan
F. Materi
1. Materi Prasyarat:
a. Persamaan reaksi kimia
b. Komponen-komponen dalam persamaan reaksi kimia
2. Materi Pokok: Reaksi Eksoterm dan Endoterm
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran
a. Gaya belajar dominan
: Akomodator
b. Model
: STAD
c. Pendekatan
: Scientific
d. Metode
: Inquiri terbimbing, praktikum
2. Langkah langkah Pembelajaran
No.

Rincian Kegiatan

1.

Pendahuluan
a. Guru memberi salam dan mengecek resensi kehadiran
siswa
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan
untuk menuntun siswa dalam mempelajari topik yang akan
dibahas dan menggali pengetahuan awal siswa, seperti:
Bagaimana prinsip kerja stiker kompres instan pada balita?
Mengapa tubuh kita terasa lebih panas setelah melakukan
aktivitas fisik? (dipilih salah satu atau kedua-duanya atau
ditambahin ya Mbak)

2.

Kegiatan Inti
a. Mengamati
1) Siswa mengamati video tentang reaksi unsur-unsur
golongan alkali yang bersifat eksplosif

b. Menanyakan
1) Siswa mengajukan pertanyaan: mengapa reaksi
unsur-unsur alkali bersifat eksplosif?

Alokasi
Waktu
10 menit

Karakter
Religius
Rasa ingin tahu,
Komunikatif, Kreatif

60 menit
Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu,


kreatif, komunikatif,
kritis

No.

Alokasi
Waktu

Rincian Kegiatan

Karakter

2) Siswa mengajukan pertanyaan: reaksi apa saja yang


bersifat eksplosif?
3) Siswa mengajukan pertanyaan: adakah reaksi yang
sifatnya berkebalikan (menjadi dingin)?
Rasa ingin tahu,
tanggung jawab, ulet,
teliti, objektif

c. Mengumpulkan Data
Siswa melaksanakan praktikum secara berkelompok
(berjumlah 3 orang siswa dalam 1 kelompok) tentang
perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm

Rasa ingin tahu,


teliti, kritis, kreatif,
inovatif

d. Mengasosiasi
Siswa menganalisis dan menentukan perbedaan reaksi
eksoterm dan endoterm berdasarkan data percobaan
e. Mengkomunikasikan
Siswa menyajikan kesimpulan hasil praktikum tentang
perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm secara lisan dan
tertulis
Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan motivasi yang menggugah rasa ingin
tahu siswa dalam mengkaji perbedaan reaksi eksoterm dan
endoterm
b. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa secara
berkelompok untuk membuat daftar tentang contoh-contoh
reaksi eksoterm dan endoterm dalam kehidupan sehari-hari
c. Siswa membersihkan alat-alat dan tempat praktikum serta
mengembalikan alat dan bahan ke tempat yang telah
disediakan

3.

Jujur, kreatif,
mandiri, demokratis,
komunikatif, objektif

20 menit
Berkomunikasi
secara lisan dan
tulisan
Bekerja sama
Tanggung jawab,
disiplin, peduli
lingkungan

H. Alat dan Sumber Belajar

1.
2.
3.
4.

LCD projector
Lembar Kerja Praktikum Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Buku-Buku Kimia SMA Kelas XI
Chang, R., and Overby, J., 2008. General Chemistry: The Essential Concepts, 6th Ed. The
McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
5. Silberberg, M., 2009. Principles of General Chemistry, 2nd Ed. The McGrawI.

Penilaian Hasil Belajar

1. Penilaian sikap
Penilaian sikap (perilaku) menggunakan rubrik penilaian perilaku (terlampir)
2. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan menggunakan Lembar Kerja Praktikum (terlampir) dan tes tertulis
3. Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan menggunakan rubrik penilaian kinerja (terlampir)

Mengetahui
Kepala SMAN 54 Jakarta

Jakarta, 13 November 2015


Guru Mata Pelajaran Kimia

( ...................................)

Dwi Amelia Savitri, S.Pd


PENILAIAN SIKAP

A. Form Pengisian Skor Sikap

B. Rubrik Penilaian Sikap


No.
Aspek Penilaian

Skor
4

Keaktifan bertanya

3
2

Keaktifan
mengungkapkan
pendapat

Keaktifan dalam
kelompok

1
4
3
2
1

Tanggung jawab
mengerjakan
tugas

Perhatian selama
Kegiatan
pembelajaran

Keaktifan dalam
Kelompok

Keaktifan
Bertanya

Nama Siswa

Keaktifan
mengungkap-kan
Pendapat

Aspek yang dinilai

Kriteria
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru/teman lebih dari 2
kali.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru/teman sebanyak 2
kali.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru/teman sebanyak 1
kali.
Siswa tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada guru/teman
Siswa mengungkapkan pendapat lebih dari 2 kali.
Siswa mengungkapkan pendapat sebanyak 2 kali.
Siswa mengungkapkan pendapat sebanyak 1 kali.
Siswa tidak pernah mengungkapkan pendapat.
Siswa:
saling bertanya dan menjawab pertanyaan di dalam
kelompok terkait subtopik yang didiskusikan.
membaca buku pegangan (buku cetak) atau mencari dari
sumber lain, seperti internet terkait subtopik yang
didiskusikan.

No.

Aspek Penilaian

Skor
3
2
1

4
4

Perhatian selama
kegiatan pembelajaran
3
2
1
4

Tanggung jawab
mengerjakan tugas

3
2

Kriteria
mencatat materi yang didiskusikan.
Tidak memenuhi 1 kriteria di atas.
Tidak memenuhi 2 kriteria di atas.
Tidak memenuhi seluruh kriteria di atas.
Siswa:
memperhatikan guru dan teman yang sedang berbicara,
tidak membuat gaduh selama kegiatan pembelajaran,
tidak mengerjakan pekerjaan lain yang tidak berhubungan
dengan materi yang dipelajari, seperti bermain handphone,
mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan tidur.
Tidak memenuhi 1 kriteria di atas.
Tidak memenuhi 2 kriteria di atas.
Tidak memenuhi seluruh kriteria di atas.
Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu, yaitu pada hari yang
ditentukan oleh guru dan pada jam pembelajaran kimia.
Siswa mengumpulkan tugas pada hari yang ditentukan oleh
guru, namun setelah jam pembelajaran kimia berakhir.
Siswa mengumpulkan tugas melewati batas hari yang
ditentukan oleh guru.

C. Pedoman Penilaian
Nilai Sikap (NS) =

Skor perolehan siswa


20

100

PENILAIAN KETERAMPILAN
A. Form Pengisian Skor Keterampilan
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Aspek 6
Nama
No
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan Aspek :
1 : Persiapan praktikum
2 : Penggunaan bahan dalam praktikum
3 : Memasukkan larutan ke dalam gelas ukur dengan menggunakan pipet tetes
4 : Membaca volume larutan dengan menggunakan gelas ukur
5 : Menuangkan larutan dari gelas ukur ke dalam tabung reaksi
6 : Membersihkan alat-alat dan tempat kerja yang digunakan untuk praktikum
B. Rubrik Penilaian Keterampilan
No.
Aspek Penilaian
Skor

Persiapan praktikum

Kriteria
Siswa:
mengecek kelengkapan alat-alat yang akan digunakan,
membersihkan alat-alat yang akan digunakan.
menyiapkan bahan yang diperlukan.
5

No.

Aspek Penilaian

Skor
3
2
1
4

Penggunaan bahan
dalam praktikum

3
2
1
4

Memasukkan larutan ke
dalam gelas ukur dengan
menggunakan pipet tetes

3
2
1
4

Membaca volume
larutan dengan
menggunakan gelas
ukur

3
2
1

Menuangkan larutan
dari gelas ukur ke dalam
tabung reaksi

1
6

Membersihkan alat-alat
dan tempat kerja yang

Kriteria
Tidak memenuhi 1 kriteria di atas.
Tidak memenuhi 2 kriteria di atas.
Tidak memenuhi seluruh kriteria di atas.
Siswa mengambil bahan sesuai kebutuhan dan tidak ada bahan yang
tumpah.
Siswa mengambil bahan sesuai kebutuhan tetapi ada bahan yang
tumpah.
Siswa mengambil bahan tidak sesuai kebutuhan dan tidak ada bahan
yang tumpah.
Siswa mengambil bahan bukan untuk kebutuhan praktikum, melainkan
untuk bermain-main.
Siswa memasukkan larutan ke dalam gelas ukur dengan memasukkan
ujung pipet ke dalam gelas ukur dan ujung pipet tidak mengenai larutan
di dalam gelas ukur.
Siswa memasukkan larutan ke dalam gelas ukur dengan mencelupkan
ujung pipet sampai mengenai larutan di dalam gelas ukur, kemudian
meneteskannya.
Siswa memasukkan larutan ke dalam gelas ukur dengan mencelupkan
ujung pipet sampai ke dasar gelas ukur, kemudian meneteskannya.
Siswa memasukkan larutan ke dalam gelas ukur dengan meneteskan
larutan jauh dari atas bibir gelas ukur.
Siswa membaca volume larutan dengan posisi mata horizontal
(mendatar) terhadap permukaan larutan dan meletakkan gelas ukur
pada tempat yang datar.
Siswa membaca volume larutan dengan posisi mata tidak horizontal
(mendatar) terhadap permukaan larutan dan meletakkan gelas ukur
pada tempat yang datar.
Siswa membaca volume larutan dengan posisi mata horizontal
(mendatar) terhadap permukaan larutan dan mengangkat gelas ukur.
Siswa membaca volume larutan dengan posisi mata tidak horizontal
(mendatar) terhadap permukaan larutan dan mengangkat gelas ukur.
Siswa menuangkan larutan dari gelas ukur ke dalam tabung reaksi
dengan cara meletakkan mulut gelas ukur pada bibir tabung reaksi,
kemudian mengalirkannya melalui dinding tabung dan larutan tidak
tumpah.
Siswa menuangkan larutan dari gelas ukur ke dalam tabung reaksi
tanpa melalui dinding tabung, melainkan menuangkannnya dari atas
bibir tabung reaksi dan larutan tidak tumpah.
Siswa menuangkan larutan dari gelas ukur ke dalam tabung reaksi
dengan cara meletakkan mulut gelas ukur pada bibir tabung reaksi,
kemudian mengalirkannya melalui dinding tabung, tetapi ada larutan
yang tumpah.
Siswa menuangkan larutan dari gelas ukur ke dalam tabung reaksi
tanpa melalui dinding tabung, melainkan menuangkannnya dari atas
bibir tabung reaksi dan ada larutan yang tumpah.
Siswa:
membersihkan alat-alat yang telah digunakan,

No.

Aspek Penilaian
digunakan untuk
praktikum

Skor

3
2
1

Kriteria
mengecek kelengkapan dan mengembalikan alat-alat yang telah
digunakan ke tempat semula,
membersihkan meja praktikum dari sampah dan bahan yang telah
digunakan.
Tidak memenuhi 1 kriteria di atas.
Tidak memenuhi 2 kriteria di atas.
Tidak memenuhi seluruh kriteria di atas.

C. Pedoman Penilaian
Nilai Keterampilan (NK) =

Skor perolehan siswa


24

100

Kelompok

: ..

Nama Anggota : 1. ...


2.
3.
Hari/Tanggal : ..
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
A. Tujuan Praktikum
Menganalisis perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm
B. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia 250 mL
2. Termometer
3. Spatula
4. Batang pengaduk
5. Kristal CaO
6. Kristal NH4Cl
7. Kristal Ba(OH)2
8. Aquades

2 buah
1 buah
2 buah
2 buah
10 gram
10 gram
10 gram

C. Cara Kerja
1. Reaksi Eksoterm
a. Masukkan 100 mL aquades ke dalam gelas kimia.
b. Ukur temperatur aquades tersebut (catat sebagai temperatur awal)
c. Masukkan kristal CaO ke dalam gelas kimia yang telah berisi aquades
d. Aduk dan catat temperatur larutan (temperatur pada saat terjadinya reaksi)
e. Biarkan temperatur turun sampai konstan. Ukur temperatur larutan (catat sebagai temperatur
akhir)
f. Tentukan perubahan temperatur yang terjadi
g. Buat kesimpulan dari praktikum yang dilakukan dan bandingkan serta diskusikan hasilnya
dengan temanmu di kelompok lain!
2. Reaksi Endoterm
a. Masukkan 100 mL aquades ke dalam gelas kimia.
b. Ukur temperatur aquades tersebut (catat sebagai temperatur awal)
c. Masukkan kristal NH4Cl dan kristal Ba(OH)2 ke dalam gelas kimia yang telah berisi aquades
d. Aduk dan catat temperatur larutan (temperatur pada saat terjadinya reaksi)
e. Biarkan temperatur naik sampai konstan. Ukur temperatur larutan (catat sebagai temperatur
akhir)
f. Tentukan perubahan temperatur yang terjadi
g. Buat kesimpulan dari praktikum yang dilakukan dan bandingkan serta diskusikan hasilnya
dengan temanmu di kelompok lain!
D. Pengamatan
1. Reaksi Eksoterm
Temperatur awal

: ... C
8

Temperatur pada saat reaksi

Penentuan temperatur akhir:


Menit ke1
2
3
Temperatur
...
...
...
(C)
Temperatur akhir: ... C
2. Reaksi Endoterm
Temperatur awal

Temperatur pada saat reaksi

Penentuan temperatur akhir:


Menit ke1
2
3
Temperatur
...
...
...
(C)
Temperatur akhir: ... C

: ... C

10

...

...

...

...

...

...

...

10

...

...

...

...

...

...

...

: ... C
: ... C

E. Analisis Data

F. Kesimpulan

GAYA BELAJAR
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya alam yang berkualitas.
Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik agar siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat
pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Hasil belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah gaya belajar. Menurut Sahertian dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar
dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar, gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif,
afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk siswa merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar.
Gaya belajar adalah cara-cara yang digunakan untuk mempermudah proses belajar. Menurut De Porter
dalam buku Quantum Learning, gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di
sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar siswa adalah kombinasi dari bagaimana siswa
tersebut dapat menyerap informasi lalu mengatur dan mengolah informasi tersebut dengan mudah.
Di beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika, para guru menyadari bahwa setiap orang
mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Dengan mengetahui gaya belajar yang
berbeda ini telah membantu para guru dimanapun untuk dapat mendekati semua atau hampir semua
murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda (De Porter, 1999).
Gaya belajar siswa dapat diketahui dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu antara lain
dengan Kolbs Learning Style. Sekitar tahun 1980-an, Kolb mengembangkan model pembelajaran Experiential
Learning. Menurut Kolb, Experiential Learning dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu
berdasarkan pengalaman yang secara terus-menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan
dari hasil belajar itu sendiri (Baharuddin, 2007). Menurut Experiential Learning Theory, agar proses belajar
mengajar efektif, seorang siswa harus memiliki empat kemampuan (Nasution, 2000), yaitu:
Tabel 2.Tabel Kemampuan Siswa Dalam Proses Belajar Experiential Learning Theory
No
1
2

Kemampuan
Concrete Experience
(CE)
Reflection
Observation (RO)

Abstract
Conceptualization
(AC)

Active
Experimentation
(AE)

Uraian
Siswa melibatkan diri sepenuhnya
dalam pengalaman baru
Siswa mengobservasi dan
merefleksikan atau memikirkan
pengalamannya dari berbagai segi
Siswa menciptakan konsep-konsep
yang mengintegrasikan
observasinya menjadi teori yang
sehat
Siswa menggunakan teori itu
untuk memecahkan masalahmasalah dan mengambil
keputusan

Pengutamaan
Feeling
(Perasaan)
Watching
(Mengamati)
Thinking
(Berpikir)

Doing
(Berbuat)

Untuk menentukan gaya belajar siswa, Kolb (in Van Zon, 1990) menciptakan suatu Learning Style
Inventory (LSI) dan membedakan empat tipe gaya belajar menurut kutub berikut:

10

Gambar 1. Gaya Belajar Kolb (Wikipedia, 2005)


Apapun yang mempengaruhi pilihan gaya belajar, preferensi gaya belajar sebenarnya adalah hasil
dari dua variabel. Kolb menggambarkannya dengan dua garis axis, masing-masing masing dihadapkan
dengan lawannya.
Concrete ExperienceCE (Feeling)-----V-----Abstract ConseptualizationAC (thinking)

ActiveExperimentationAE (Doing)-----V-----Reflective ObservationAC (Watching)

Sumbu mendatar disebut Processing Continuum (bagaimana kita mengerjakan suatu tugas), sumbu vertikal
disebut sebagai Perception Continuum (respons emosional kita, atau bagaimana kita berpikir dan
merasakannya). Gaya belajar kita adalah hasil dari dua keputusan, yaitu:
1. bagaimana kita mengerjakan tugas (a) melihat atau (b) melakukan.
2. respons emosional pada pengalaman (a) berpikir atau (b) merasakan.
Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu saja
dari kutub tadi. Yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan membentuk satu kecenderungan
atau orientasi belajar. Empat kutub di atas membentuk empat kombinasi gaya belajar. Keempat gaya belajar
tersebut adalah:

1. Gaya Belajar Dreamer (Diverger)


Gaya belajar ini merupakan kombinasi antara concrete experience (feeling) dengan reflective
observation (watching). Mereka yang berada dalam kelompok gaya belajar ini menyukai tugas yang
menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide (brainstorming). Mereka lebih suka melihat dibandingkan
mengerjakan. Kelebihan orang dalam gaya belajar tipe ini adalah mampu mencari informasi-informasi di
balik sebuah berita. Mereka mampu mengenali dan membedakan permasalahan-permasalahan yang
11

muncul. Mereka adalah tipe orang yang umumnya mampu menggali opini-opini orang lain. Orang dengan
gaya belajar tipe ini memiliki beberapa kelemahan umum seperti; cenderung kurang aktif tetapi banyak
ber-ide. Keadaan tersebut membuat mereka tidak sanggup melihat dengan arif dan detail jika permasalahan
yang dihadapi terlalu banyak. Orang-orang tipe ini cenderung tidak senang memberikan kritik yang keras
karena mereka juga tidak suka dikritik. Orang dengan gaya belajar ini akan belajar dengan efektif jika
mereka diberikan waktu yang cukup mengolah observasinya; jika permasalahan dipresentasikan kepada
mereka secara visual; jika mereka berkesempatan mendengar dan mengobservasi; jika mereka
berkesempatan melakukan pengulangan dengan menuliskan laporan atau analisa sesudah mereka
menerima/melihat hal baru tersebut. Bidang pekerjaan yang sesuai dengan tipe ini adalah pada bidang
konseling, personalis, dan pengembangan organisasi.
2. Gaya Belajar Thinker (Assimilitor)
Gaya belajar ini merupakan kombinasi antara reflective observation (watching) dan abstract
conceptualisation (thinking). Orang dengan gaya belajar ini akan memikirkan segala permasalahan dan
tatanan yang terstruktur. Keunggulan tipe ini adalah bahwa mereka orang terbaik ntuk memahami
informasi dan mengorganisirnya dalam format yang jelas. Mereka lebih tertarik pada teori, mereka lebih
suka membaca dan menghabiskan waktu untuk berpikir bagaimana sesuatu terjadi. Kelemahan tipe ini
adalah mereka kadangkala menempatkan teori lebih dalam daripada kenyataannya; mereka dengan
kemampuan berfikirnya cenderung menghindari risiko; mereka secara jelas terlihat tidak terlalu
memperhatikan perasaan dirinya dan orang lain. Orang dengan tipe ini akan sangat mudah belajar jika;
mereka diberikan struktur yang jelas; jika mereka mampu mengamati segala sesuatu secara logis; jika
mereka membekali dirinya dengan berbagai data; dan mereka akan sangat efektif dalam belajar jika segala
sesuatunya teratur dan hening untuk berfikir. Bidang studi yang mereka sukai adalah pada bidang science
dan matematika. Pekerjaan yang cocok pada gaya belajar ini adalah bidang perencanaan dan penelitian.
3. Gaya Belajar Decision-maker (Converger)
Gaya belajar ini merupakan kombinasi antara abstract conceptualisation (thinking) dan active
experimentation (doing). Mereka yang berada dalam kelompok ini sangat senang mengaplikasikan ideidenya secara praktis. Mereka cenderung mampu bereaksi secara cepat dan lebih senang berhubungan
langsung dengan orang lain. Kelebihan kelompok ini adalah; mereka adalah orang terbaik dalam
menemukan aplikasi praktis dari sebuah teori. Mereka suka bereksperimen dengan ide baru,
mensimulasikan dan mengerjakan aplikasi praktis. Mereka punya kemampuan baik dalam memecahkan
masalah dan pengambilan keputusan. Kelemahan kelompok ini adalah; tidak sabar, memiliki semangat
untuk beraksi, lebih berorientasi kepada tugas daripada orang-orangnya. Cara belajar yang efektif bagi
orang ini adalah jika mereka bisa menggambarkan kesimpulan-kesimpulannya sendiri, jika segala
sesuatunya jelas dan memiliki relevansi praktis terhadap permasalahan. Mereka akan mudah belajar jika
mereka ditunjukkan/ didemonstrasikan segala sesuatunya atau mencoba sesuatu dengan bantuan ahlinya
dan lebih mudah belajar jika mereka mampu mengembangkan aktivitas dengan hasil yang jelas. Minat
yang mereka sukai adalah pada bidang ilmu pengetahuan alam dan engineering.
4. Gaya Belajar Doer (Accomodator)
Gaya belajar ini merupakan kombinasi antara active experimentation (doing) dan concrete experience
(feeling). Mereka mengandalkan informasi dari pihak lain dan mereka sangat aktif dan secara konstan
mencari tantangan-tantangan baru. Kekuatan kelompok ini adalah bahwa mereka cenderung aktif, penuh
harap, penuh intuasi dan berhubungan baik dengan orang lain bahkan mampu memotovasi orang lain.
Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang.
Kelemahannya adalah mereka tidak suka dengan teori-teori dan tidak baik dalam mengorganisir dan
merencanakan sesuatu. Bagi orang bertipe ini, belajar yang paling efektif adalah ketika mereka berada
pada lingkungan yang menawarkan tantangan-tantangan yang konstan dan bila bekerja dengan intensif

12

dalam group yang cocok. Bidang studi yang cocok untuk tipe ini adalah lapangan usaha dan teknik.
Pekerjaan yang mereka sukai adalah dalam penjualan dan pemasaran.
Analisis Model Pembelajaran
Dimensi Pengetahuan
Gaya Belajar
Pengetahuan
Faktual
Diverger
1. Metode

Brainstorming

2.

Pendekatan

Kontekstual

3.

Media

Charta, OHP,
SPU

Assimilator
1. Metode

Ekspositori

2. Pendekatan

Pengetahuan
Konseptual

Discovery
Terbimbing
Kontekstual

Pengetahuan
Prosedural

Pengetahuan
Metakognitif

Penugasan

Diskusi panel
Kontekstual

OHP, SPU

Pemecahan
masalah
LKS, SPU

Konsep

Discovery
Terbimbing
Konsep

Discovery
Terbimbing
Konsep

Discovery
Terbimbing
Konsep

3. Media

SPU, Bagan

SPU,LKS, Gambar

SPU, Gambar ,
LKS

Gambar

Konverger
1. Metode

Tanya Jawab

2. Pendekatan

Kontekstual

Discovery
Terbimbing
Konsep

Diskusi
informasi
Kontekstual

3. Media

SPU, LKS

SPU, OHP

Diskusi
informasi
Pemecahan
masalah
LKS, SPU

Akomodator
1. Metode

Tanya Jawab

2. Pendekatan

Kontekstual

Diskusi informasi
Pemecahan
masalah
SPU, Charta

Kerja kelompok
Pemecahan
masalah
LKS, SPU

3. Media

SPU, Charta

Diskusi
Informasi
Pemecahan
masalah
Charta, OHP

13

Charta, OHP

Charta, OHP

Anda mungkin juga menyukai