Etiologi :
Atonia uteri dan
Sisa plasenta ( 80%)
Laserasi jalan lahir (20% )
Gangguan faal pembekuan darah pasca solusio
plasenta
Faktor resiko
Partus lama
Overdistensi uterus ( hidramnion , kehamilan kembar,
makrosomia )
Perdarahan antepartum
Pasca induksi oksitosin atau MgSO4
Korioamnionitis
Mioma uteri
Anaesthesia
Diagnosis
Jumlah perdarahan pasca persalinan yang sesunguhnya sulit
ditentukan oleh karena sering bercampur dengan cairan amnion,
tercecer, diserap bersama dengan kain dan lain sebagainya.
Perdarahan pervaginam yang profuse dapat terjadi sebelum
plasenta lahir atau segera setelah ekspulsi plasenta.
Perdarahan dapat terjadi secara profus dalam waktu singkat atau
sedikit sedikit diselingi dengan kontraksi uterus.
maka
harus
dilakukan
Faktor predisposisi
Faktor risiko
Higienis kurang
Multipara
Malnutrisi
Proses
persalinan
bermasalah
lama,
partus
korioamnitis,
persalinan traumatik
Perpanjangan
persalinan ( kala
II )
Chorioamnitis
Retensio plasenta
Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat
kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar),
autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan
endogen (dari jalan lahir sendiri).
Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah
streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen
sebagai penghuni normal jalan lahir.
Sumber patogen
INFEKSI GENITAL
Streptococcus anerobik
Basil gram negatif anerobik
Streptococcus hemolyticus (selain group A)
Bakteri yang berasal dari organ visera sekitar :
E Coli
Clostridium Welchii
Bakteri yang berasal dari organ yang jauh :
Stafilokok
Streptokus Hemolitikus Grup A
Mycoplasma hominis
Faktor predisposisi
Partus lama
Malnutrisi
Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan yang banyak,
pre eklampsia; juga infeksi lain seperti pneumonia, penyakit jantung, dsb.
Perdarahan antepartum
Kelelahan
Kurang baiknya proses pencegahan infeksi
Anemia
Hygiene (dari penolong maupun maternal)
Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir
Proses persalinan bermasalah : Partus lama/macet, Korioamnionitis, Persalinan traumatic,
Periksa dalam yang berlebihan , Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan
darah.
MEKANISME TERJADINYA
INFEKSI
Terjadinya infeksi nifas :
1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang
dipakai kurang suci hama Kemungkinan besar penolong ( alat) persalinan
membawa kuman ke dalam rahim penderita, yakni dengan membawa
mikroorganisme yang telah ada dalam vagina ke atas, misalnya dengan
pemeriksaan dalam.
2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial) Kadang-kadang sumber
infeksi berasal dari penolong sendiri misalnya, jika ada luka pada tangannya
yang kotor atau dari pasien lain seperti pasien dengan infeksi puerpuralis, luka
operasi yang meradang, karsinoma uteri, atau dari bayi dengan infeksi tali pusat
3. Hubungan seks menjelang persalinan
4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban
pecah lebih dari 6 jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (fokal infeksi)
PENYEBARAN
a. Penjalaran pada permukaan
1) Endometritis
2) Salpingitis
1) Limfangitis
3) Pelveoperitonitis
2) Perlimfangitis
4) Peritonitis umum
3) Parametritis
4) Perimetritis
1) Endometritis
2) Miometritis
1) Flebitis sepsis
3) Perimetritis
2) Perifleblitis
4) Peritonitis
3) Parametritis
MANIFESTASI KLINIK
a. Infeksi lokal
1) Pembengkakan luka
episiotomy
2) Terjadi penanahan
b. Infeksi umum
TROMBOEMBOLI
Tanda klinik adalah terjadinya demam ringan, kenaikan frekuensi nadi dan
rasa lesu.
Tanda klinik tak dapat memberi informasi mengenai progresivisitas penyakit.
Konfirmasi diagnosis adanag dengan menggunakancolour enhanced
Doppler imaging pada vena tibialis dan femoralis.
Dispneoe
Nyeri dada
Sianosis