Anda di halaman 1dari 5

flohardini

monggo mampir
Beranda
Perihal
OKT4
PROSEDUR PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE
Posted on 4 Oktober 2014 by flohardini
Standar
PROSEDUR PEMASANGAN INTUBASI ENDOTRACHEAL TUBE
I.PENGERTIAN
Adalah suatu tindakan memasukan pipa khusus ke dalam saluran pernafasan melalui Trachea.
II.TUJUAN
Untuk menegakkan patensi jalan napas
Indikasi
1. Kebutuhan akan ventilasi mekanik
2. Kebutuhan akan hiegine pulmoner
3. Kumungkinan aspirasi
4. Kemungkinan obstruksi jalan napas bagian atas
5. Pemberian anastesi
III.KONTRAINDIKASI
Tidak ada kontraindikasi yang absolut ; namun demikian edema jalan napas bagian atas yang
buruk / fraktur dari wajah dan leher dapat memungkinkan dilakukannya intubasi.
IV.KOMPLIKASI
1. Memar, laserasi, dan abrasi
2. Perdarahn hidung (dengan intubasi nasotrakeal)

3. Obstruksi jalan napas (herniasi manset, tube kaku)


4. Sinusitis (dengan nasotrakeal tube)
5. Ruptur trakeal
6. Fistula trakeoesofageal.
7. Muntah dengan aspirasi, gigi copot atau rusak
8. Distrimia jantung.
V.PERSIAPAN ALAT
1. Endotrakeal (ET) tube dalam berbagai ukuran.

2. Stylet (sejenis kawat yangdimasukkan kedalam kateter atau kanula dan menjaga kanula
tersebut agar tetap kaku/tegak)
3. Laringoskop, bengkok dan berujung lurus.
4. Forsep macgill ( hanya untuk intubasi nasotrakeal )
5. Jelli
6. Spuit 10 cc
7. Jalan napas orofaringeal
8. Resusitasi bag dengan adafter dan masker yang dihubungkan dengan tabung oksigen dan
flowmeter.
9. Peralatan penghisap lendir
10. Kanul penghisap dengan sarung tangan.
11. Ujung penghisap tonsil Yankauer.
12. Plester 1 cm.
13. Ventilator atau set oksigen.

14. Restrain.
15. Mesin monitor jantung/ EKG.
16. Stetoscope
17. Ambubag / Bag valf mask /Bagging
18. Alat resusitasi jantung paru

VI.PROSEDUR
1. Ingatkan ahli terapi pernapasan, dan siapkan alat ventilator atau set oksigen seperti yang
dianjurkan oleh dokter.
2. Jelaskan prosedur pada pasien, jika mungkin. Pasang restrain jika diperlukan.
3. Yakinkan bahwa pasien mendapat terapi intravena yang stabil.
4. Tempatkan peralatan henti jantung disi tempat tidur.

5. Periksa untuk meyakinkan bahwa peralatan penghisap (suction) dan ambubag sudah
tersedia dan berfungsi dengan baik, hubungkan ujung penghisap Yankauer dan
sumbernya.
6. Jika pasien tidak dalam monitor jantung, hubungkan pada monitor atau EKG.
7. Pidahkan alas kepala dan tempatka pasien sedekat mungkin dengan bagian atas tempat
tidur. Pasien harus dalam posisi sniffing, leher dalam keadaan fleksi dengan kepala
ekstensi. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan 2-4 inchi alas kepala di leher
belakang bagian bawah.
8. Siapkan ET tube, dan kembangkan manset/balonnya untuk mengetahui adanya kebocoran
dan pengembangan yang simetris.
9. Basahi ujung distal dari ET tube dengan jeli anestetik.
10. Masukkan stylet ke dalam tube, yakinkan untuk tidak menonjol keluar dari ujung ET
tube.
11. Persiapkan untuk memberikan obat-obatan intravena (suksinil-kholin atau diazepam).
12. Pegang ET tube dengan bagian probe dan stylet pada tempatnya, laringoskop , jalan
napas orofaringeal ke arah dokter.
13. Setelah ET tube pada tempatnya, kembangkan manset dengan isi yang minimal sebagai
berikut : Selama inspirasi (bag resusitasi manual / ventilator), masukan dengan perlahan
udara ke garis manset. Tahan manset yang sudah dikembangkan selama siklus ekspirasi
> Ulangi dengan perlahan pengembangan manset selama siklus inspirasi tambahan >
Akhiri mengembangkan manset bila kebocoran sudah terhenti.
14. Lakukan penghisapan dan ventilasi.
15. Untuk memeriksa posisi ET tube, ventilasi dengan bag dan lakukan auskultasi bunyi
napas. Observasi penyimpangan bilateral dada.
16. Fiksasi ETT pada tempatnya dengan langkah sebagai berikut: Bagi pasien dengan
intubasi oral yang bergigi lengmanset, ( jika jalan napas oral-faringeal yang digunakan,
ini harus dipendekkan sehinggga tidak masuk kedalam faring posterior) > Bagi dua
lembar plester, sebuah dengan panjang hampir 20-24 cm dan yang lain sekitar 14-16 cm
(cukup untuk mengelilingi kepala pasien dan melingkari sekitar ETT beberapa waktu) >
Letakkkan plester dengan panjang 20-24 cm pada daerah yang rata, tegakkan sisinya
keatas, dan balikkan kearah plester dengan panjang 14-16 cm > Oleskan kapur harus
pada daerah sekitar mulut > Tempatkan plester disamping leher pasien > Letakkan
satu ujung plester menyilang diatas bibir, kemudian ujungnya mengitari ETT pada titik
kearah mulut > Letakkan ujung yang lain dibawah bibir bawah menyilang dagu,
kemudian ujungnya mengitari ETT pada titik masuk ke mulut > Lakukan auskultasi
dada bilateral.
VII.TINDAK LANJUT
1. Pastikan bahwa ETT telah terfiksasi dengan baik dan pasien mendapatkan ventilasi yang
adekuat.
2. Kaji sumber oksigen atau ventilator.
3. Instruksikan untuk melakukan rontgen dada portable untuk memeriksa letak ETT
4. Yakinkan dan beri srasa nyaman pasien.
VIII.SUMBER
MANCINI, Mary E. Pedoman praktis prosedur keperawatan darurat = Pocket manual of
emergency
nursing procedures / Mary E. Mancini R. N.

BAGIKAN INI:
Twitter
Facebook
Google

Filed under Tak Berkategori | Tinggalkan komentar


Navigasi pos
PreviousPost
Tinggalkan Balasan

Cari untuk:
Cari

Pos-pos Terbaru

PROSEDUR PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE


Penatalaksanaan Pasien dengan MDRO di Ruang ICU

Komentar Terakhir
Arsip

Oktober 2014

Kategori

Tak Berkategori

Meta

Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Cari untuk:
Cari

Pos-pos Terbaru

PROSEDUR PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE


Penatalaksanaan Pasien dengan MDRO di Ruang ICU

Komentar Terakhir
Arsip

Oktober 2014

Kategori

Tak Berkategori

Meta
Daftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog di WordPress.com. | Tema Matala.
Ikuti
Ikuti flohardini
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Daftarkan saya

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai