Anda di halaman 1dari 6

Dibuat oleh

Nama

: Opialeta Putri

Tanggal

: 12 April 2016

Topik: Diare Akut dehidrasi ringan sedang


Tanggal Kasus: 05 April 2016

Presenter: dr. Opialeta Putri

Tanggal Presentasi:

Pendamping:

Tempat Presentasi:
Objektif Presentasi:
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Anak laki-laki usia 7 tahun, BAB cair 5 kali, muntah, disertai demam
Tujuan: Mengatasi Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang
Bahan Bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas:
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
Email
Pos
Data Pasien :
Nama : An.S (Laki-laki)
No. registrasi :
Nama RS : RS PMC
Terdaftar sejak : 05/04/2016
Tanggal pulang : 08/04/2016
Data utama :
Diagnosis/gambaran klinis :Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang. Keadaan umum
tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis.
Riwayat Pengobatan
: Sudah berobat ke Puskesmas untuk mengobati demamnya.
Riwayat Imunisasi
: Imunisasi dasar lengkap sampai usia 9 bulan
Riwayat kesehatan/penyakit:Pasien didiagnosa oleh dokter mengalami Global Delayed
Development
Riwayat keluarga
: Tidak ada riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit.
Lingkungan fisik dan sosial : Di rumah dan sekitar rumah tidak ada yang menderita penyakit
seperti ini
Daftar Pustaka :

1
2
3

Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam.


Ikatan Dokter Anak Indonesia. Cetakan ke (II). Jakarta: 2006.
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI,penyunting. Buku ajar infeksi dan
pediatri tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2012.h. 109-19.
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra. Panduan pelayanan medis
IDAI. Jilid I Jakarta: FKUI, 2010;33-5.

Subjektif : Melalui alloanamnesis dengan orang tua pasien, diketahui bahwa pasien mengalami
BAB cair sebanyak 5 kali sejak pagi hingga siang hari. BAB cair tidak ada ampas, tidak disertai
lendir maupun darah. Pasien juga muntah sebanyak 2 kali dan tidak nafsu makan, sehingga
merasa lemas. Demam dirasa sejak 2 hari yang lalu, terus menerus. Turun hanya setiap diberi
obat paracetamol. Demam disertai batuk dan pilek. Batuk berdahak, sulit dikeluarkan, pilek
disertai sekret berwarna bening. Anak tampak gelisah dan terus menangis. Berdasarkan
anamnesis pasien dicurigai sebagai adanya suatu proses infeksi virus, bakteri atau parasit.
Objektif :
Hasil pemeriksaan fisik mendukung diagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan sedang.. Dari
pemeriksaan keadaan umum pasien compos mentis dan tampak lemas, pada pemeriksaan fisik
terdapat tanda-tanda dehidrasi, bising usus yang meningkat. Pada pemeriksaan fisik THT dalam
batas normal, T1-T1, kripta (-), faring tampak hiperemis, abdomen dan thorax dalam batas
normal. Dilakukan pemeriksaan darah rutin untuk melihat adanya infeksi bakteri atau virus dan
hasilnya dalam batas normal. Pada pasien dilakukan pemeriksaan feses lengkap, didapatkan hasil
pada pemeriksaan makroskopis feses konsistensi cair. Pada pemeriksaan mikroskopik feses
ditemukan E.coli (+) Pada kasus ini, diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :
-

Gejala klinis : BAB cair tanpa disertai lendir dan darah, disertai mual, muntah, demam,

batuk dan pilek


Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan bising usus meningkat.
Pada pemeriksaan feses lengkap, didapatkan hasil pada pemeriksaan makroskopis feses
konsistensi cair. Pada pemeriksaan mikroskopik feses ditemukan E.coli (+)

Assesment (penalaran klinis) :


Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhhu rectal
diatas 38c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2%-

4% anak berusia 6 bulan - 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kalsifikasi kejang
demam dibagi 2 yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam
sederhana ialah kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya
berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang
tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh
kejang demam. Kejang demam kompleks adalah kejang demam yang lamanya >15 menit, kejang
fokal atau parsial satu sisi, atau umum didahului kejang parsial, serta berulang atau lebih dari 1
kali dalam 24 jam. Pada pasien tersebut kejang berlangsung hanya sekitar 1 menit serta tidak
berulang dalam 24 jam, kejang berbentuk umum, tonik klonik serta os sadar dan menangis
setelah kejang, kejang disertai demam sehingga dapat ditegakkan diagnosis sebagai kejang
demam sederhana (simple febrile seizure). Pasien diberikankan diazepam suppositoria dan
paracetamol suppositoria pada saat datang ke igd pertama kali guna mencegah kejang berulang.

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius serta menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4
hari setelah munculnya ruam Infeksi disebarkan lewat droplet. Infeksi akut yang disebabkan
oleh virus campak dimulai pada traktus respiratorius bagian atas, dan selanjutnya menyebar ke
seluruh organ dan jaringan, sehingga mengakibatkan munculnya berbagai gejala klinis pada
penderita. Virus campak dapat menginfeksi sel sistem imun seperti limfosit dan makrofag, dan
dapat menekan sistem imun yang bersifat sementara. Nama lain dari morbili yang sering
digunakan, yaitu: Campak, Measles, Rubeola.
Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi virus yang umumnya
menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang masingmasing mempunyai ciri khusus: (1) stadium masa tunas berlangsung kira-kira 10-12 hari, (2)
stadium prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada
mukosa pipi (bercak Koplik), faring dan peradangan mukosa konjungtiva, dan (3) stadium akhir
dengan keluamya ruam mulai dari belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki.
Ruam timbul didahului dengan suhu badan yang meningkat. Virus campak termasuk golongan

paramyxovirus berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 nm, dibungkus
oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang
berbentuk bulat lonjong, terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA) yang merupakan struktur heliks nukleoprotein dari myxovirus. Pada selubung luar seringkali
terdapat tonjolan pendek. Salah-satu protein yang berada di selubung luar berfungsi sebagai
hemaglutinin. Pada pasien ini telah terjadi batuk pilek sebelum pasien mengalami campak, sudah
membaik saat muncul ruam di seluruh tubuh. Orang disekitar pasien yaitu tetangga pasien juga
sempat menderita campak sebelum pasien. Hal tersebut memperkuat diagnosis morbili.

Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu datang kejang sudah berhenti
sesuai dengan kondisi pasien saat datang ke IGD. Apabila pasien datang dalam keadaan kejang
obat yang paling cepat unutk menghentikan kejang adalah diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kg
perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
maksimal 20 mg. Namun saat dibawa, pasien sudah sempat diberikan diazepam suppositoria di
RS lain. Sesampainya di IGD RS pmc Pasien diberikan pamol suppositoria 1 supp karena berat
nadan pasien 18 kg. Saat akan dirawat pasien diberi asering 20 tpm/menit macro, sanmol
sebanyak 4x250mg secara intravena untuk demam, valisanbe 3x1,5mg pulv, vit A 100.000 IU,
dan kalmetasone 2x2mg intravena.
Selama perawatan hari pertama setelah dari IGD, pasien diobservasi tanda tanda vitalnya serta
kejang demamnya dalam 24 jam serta diberi terapi tambahan puyer batuk pilek 3x1,
cendofenicol 3x1, elkana 1x1, dan ceftriaxone 1x1gram untuk mencegah infeksi sekunder.
Pada hari rawat kedua demam pasien sudah turun, batuk (+) berdahak sulit dikeluarkan, pilek (-),
BAB dan BAK normal, pasien masih tampak lemas, tidak mual dan tidak muntah.
Pemeriksaan fisik :
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Suhu : 38,0C
HR : 100 x/menit
RR : 24 x/menit

PF : dalam batas normal


Selanjutnya pasien tetap dilakukan observasi dan melanjutkan intervensi pengobatan. Pasien juga
diberikan nebulisasi dengan ventoline 1/2 dalam NaCl 3 ml 2x perhari.
Pada hari rawat ketiga demam pasien kembali naik, orang tua pasien mengatakan pasien masih
batuk namun sudah membaik, pilek (-), BAB dan BAK normal, pasien masih tampat lemas, tidak
mual dan tidak muntah.
Pemeriksaan fisik :
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Suhu : 38,0C
HR : 118 x/menit
RR : 24 x/menit
PF : dalam batas normal
Kulit : masih tampak ruam-ruam kemerahan di seluruh tubuh.
Selanjutnya pasien tetap dilakukan observasi dan melanjutkan intervensi pengobatan. Pasien
masih diberikan nebulisasi dengan ventoline dalam NaCl 3 ml 2x perhari.
Pada hari rawat ke empat demam pasien turun kembali, batuk sudah membaik, pilek (-), BAB
dan BAK normal, mual (-), muntah (-), pasien sudah tampak membaik.
Pemeriksaan fisik :
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum : baik
Suhu : 36,6C
HR : 118 x/menit
RR : 22 x/menit
PF : dalam batas normal
Kulit : ruam-ruam kemerahan sudah mulai menghilang.
Pasien sudah diperbolehkan pulang, dan diberikan obat untuk rawat jalan puyer batuk pilek 3x1,
ceptik sirup 2x1 cth, sanmol sirup jika anak masih demam, valisanbe diberikan jika diperlukan,

elkana untuk menjaga daya tahan tubuh. Pasien dijadwalkan kontrol kembali 1 minggu setelah
pulang.
Plan :
Diagnosis : Kemungkinan diagnosis mengarah pada infeksi bakteri Diagnosis sudah cukup
optimal, pada pasien ini didiagnosis adalah diare akut dengan dehidrasi ringan sedang ec infeksi
bakterial disertai global delayed development
Pengobatan : Anjuran rawat merupakan pertimbangan yang tepat mengingat pasien mengalami
kejang selama 1 menit pada 1 jam sebelum datang ke rumah sakit disertai demam dengan suhu
39,5c, serta disertai ruam pada seluruh tubuh 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pemberian
diazepam merupakan terapi yang berguna saat serangan kejang dan pemberian anti piretik
berguna sebagai penurun demam guna mencegah terjadinya kejang demam berulang. Pemberian
vitamin A berguna meningkatkan daya tahan tubuh pasien terhadap viral infection.
Pendidikan : Dilakukan pendidikan kepada pasien untuk menyediakan obat penurun demam di
rumah. Ketika anak mulai demam, segera minumkan obat penurun demam. Serta edukasi cara
mengatasi kejang pada anak di rumah, dengan tidak memasukkan benda apapun ke mulut,
menyiapkan obat diazepam suppositoria di rumah dan diberikan pada saat serangan di rumah
dengan dosis 5mg pada anak kurang daro 10 kg dan 10 mg untuk anak yang lebih dari 10 mg.,
serta segera bawa ke balai pengobatan terdekat. Untuk pasien morbili di rumah tetap diedukasi
untuk mandi seperti biasa dengan air hangat atau biasa serta diberikan bedak jika terasa gatal.

Anda mungkin juga menyukai