Anda di halaman 1dari 34

Hyperemesis

Gravidarum
Oleh :
Yuni Ismulyati
( 01.211.6555 )
Pembimbing :
dr. Cahyono Hadi, Sp.OG (K)
FER

Keluhan Utama :
Pasien G1P0A0 hamil 12 minggu
datang ke poli dengan keluhan mual
muntah sejak 10 hari yang lalu
sebanyak 11 kali sehari.

Nama penderita : Ny.R


Umur
: 24 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Alamat
: gembong
Tanggal Masuk
: 20072015

Riwayat Menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Dismenore : (-)
HPHT : 11 Mei 2015
Riwayat Obstetri
G 1P 0A 0
G1 : :hamil sekarang

Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali.
Usia pernikahan 8 bulan.
Riwayat ANC
Periksa di bidan 4 kali

Riwayat KB
Pasien tidak pernah menggunakan
KB baik hormonal ataupun non
hormonal.
Riwayat Operasi : Riwayat jamu/pijat : RPD : -

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
:
TD
: 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
TB
: 155 cm
RR
: 22 x/menit
BB
: 55 Kg
Suhu : 36,50C

Pemeriksaan obstetri
Abdomen
Inspeksi
(-)
Palpasi
Perkusi
Aukultasi

: Perut sedikit membuncit, striae gravidarum


: ballotement +
: Timpani
: Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin

Genitalia
Externa : Mons veneris, labia mayor et minor,
klitoris, vulva,dan vestibulum tidak ada kelainan.
Interna : Vagina licin (+), serviks uteri utuh, corpus
uteri membesar, portio kenyal, tebal, permukaan licin

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hematologi
DarahRutin
Hb
: 13,4g/dL
Hematokrit : 40.0%
Leukosit
:9.150 /uL
Trombosit : 225.000 /uL
Eritrosit
: 4,29 juta/mm3
Pemeriksaan Kimia
GDS : 100

diagnosa
Pasien G1P0A0 hamil 12 minggu
dengan Hiperemesis Gravidarum

DEFINISI
Mual dan muntah berlebihan, lebih dari 10x
dalam 24 jam yang terjadi pada ibu hamil
sampai usia kehamilan 16 minggu dan tidak
sembuh dengan terapi sederhana sehingga
mengganggu kesehatan kegiatan sehari - hari.
Sindroma ini ditandai

Penurunan BB > 5%
Dehidrasi dan produksi keton
Defisiensi nutrisi
Kelainan metabolik dan elektrolit
Tidak mampu malakukan aktivitas sehari - hari

Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum
(HG) adalah multifaktorial
Beberapa peneliti mengemukan
etiologi dari hiperemesis gravidarum
antara lain :

Hormon HCG dan Estrogen


Penyebab psikologik
Imunologik

Hormon hCG
Banyak alasan yang dihubungkan
antara hCG dan HG antara lain :
Peningkatan hormon hCG pada
kehamilan terjadi pada saat timbulnya
gejala mual dan muntah
Gemelli
hCG , ditemukan angka
HG
Wanita hamil trisomi 21 dimana hCG
gejala mual muntah

Penyebab psikologik
Menurut teori psikoanalisis mual dan muntah
dianggap sebagai psikosomatik
Mual dan muntah
gambaran histeria
melawan keinginan yang tidak diinginkan
dan sebagai sarana mengekspresikan perasaan
yang tidak diinginkan
Mual dan muntah
sarana menolak
kehamilan akibat konflik dengan ibu kandung
maupun suami
Teori lain kehamilan menyebabkan kepekaan
terhadap suggestion
mual dan muntah

Imunologi
Teori ini didasarkan pada penemuan adanya
pengaturan sekresi hCG oleh sitokin
Ketidakseimbangan sekresi sitokin
TH1/TH2, sitokin TH2 > dominan
sekresi hCG
HG
Ketidakseimbangan ini dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron,
progesteron dan estrogen
sekresi IL-4
dan menginhibisi sekresi sitokin oleh TH1
Peningkatan IL-4 akan menyebabkan HG

Patofisiologi
Muntah : keadaan dimana isi traktus gastrointestinal
keluar semua melalui mulut
Mual : pengenalan sadar terhadap eksitasi bawah
sadar pada daerah medula yang secara erat
berhubungan dengan atau merupakan bagian dari
pusat muntah
Mekanisme mual muntah belum diketahui dengan pasti.
Pusat muntah bilateral terletak di MO dekat traktus
solitarius
Impuls motorik ditransmisikan dari pusat muntah
melalui saraf kranialis V,VII, IX, X dan XII ke traktus GI
atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot
abdomen.

Patofisiologi
Transmisi impuls ini akan menimbulkan efek :
Pernafasan dalam
Os. Hiodeum dan laring mendorong sfringter
krikoesofageal supaya membuka
Penutupan glotis dan pengangkatan palatum mole
untuk menutup nares posterior.

Kemudian timbul kontraksi kuat dari diafragma


ke arah bawah bersamaan dengan kontraksi
serentak dari semua otot abdomen
Kontraksi ini akan menekan lambung
tek intragastrik
sfingter gastroesofageal
berelaksasi
ekspulsi isi lambung keatas
melalui esofagus

Faktor resiko

BB > 170 pound


Gamelli
Usia ibu < 20 thn
Epilepsi
Stress sosial yang berat
Makan yang berlebihan sebelum dan selama
hamil
Riwayat : HG kehamilan sebelumnya, motion
sickness, sensitif terhadap kontrasepsi, migraine,
alergi, gastritis, saudara atau ibu dengan riwayat
HG, hipertensi, penyakit ginjal dan diit yang
buruk

Diagnosa
Pastikan hamil amenore, uterus sesuaiUK, kadar
HCG dalam urin
Gejala hiperemesis bisa muncul pada umur
kehamilan 4 6 mgg dan akan membaik pada usia
15 20 mgg, namun ada beberapa kasus yang
relaps
Gejala yang dikeluhkan penderita bervariasi antara
lain :
Kulit kering dan pucat, penurunan jumlah urin, lemah lesu
dan mudah lelah
Penurunan berat badan, mual-muntah, saliva berlebihan

Diagnosa
Penurunan sensitifitas terhadap bau, suara,
gerak dan cahaya
Psikologik : depresi dan cemas

Pada pemeriksaan laboratorium


Peningkatan benda keton , ureum,
hematokrit dan pH urin
Penurunan Na, K, Cl, Mg
Peningkatan enzim hati : SGOT/PT, bilirubin

Hasil lab. Menggambarkan derajat


beratnya HG

Kriteria diagnosis
Derajat I

Muntah terus menerus


Perasaan lemah
Nafsu makan turun
Berat badan menurun
Nyeri epigastrium
Nadi 100x/m
TD sistolik menurun
Turgor kulit turun
Lidah kering
Mata cekung
Jumlah urin turun

Derajat II

Tampak lemah & apatis


Turgor lebih
Lidah kering & kotor
Nadi 100-140x/menit
Suhu naik
Rasa haus yang hebat
Mata agak ikterik
Berat badan turun
Mata cekung
Tekanan darah sistol <80 mmH
Oliguria
Konstipasi
Nafas berbau aseton & aseton
urin
Bilirubin dalam urin

Derajat III (sangat


jarang)

Keadaan umum lebih payah


Muntah berhenti
Kesadaran menurun mulai
somnolen sampai koma
Nadi lebih kecil dan lebih
cepat
Suhu lebih tinggi
Tensi lebih turun
Ensefalopati Wernicke
(nistagmus, diplopia,
perubahan mental)
Ikterus

Tata laksana awal


Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap
dirumah sakit
rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer
laktat,
penghentian makanan per oral selama 24-48 jam,
pemberian antiemetik (jika dibutuhkan).
Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium,
pyridoxine, atau tiamin perlu dipertimbangkan.
Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat
mentoleransi cairan per oral dan didapatkan
perbaikan hasil laboratorium.

Pengaturan Diet....(1)
Untuk pasien hiperemesis gravidarum tingkat
III, diberikan diet hiperemesis I. Makanan
yang diberikan berupa roti kering dan buahbuahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam setelah makan. Diet
hiperemesis kurang mengandung zat gizi,
kecuali vitamin C, sehingga diberikan hanya
selama beberapa hari.

Pengaturan Diet....(2)
Jika rasa mual dan muntah berkurang, pasien
diberikan diet hiperemesis II. Pemberian
dilakukan secara bertahap untuk makanan yang
bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan. Diet hiperemesis II rendah
dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.

Pengaturan Diet....(3)
Diet hiperemesis III diberikan kepada
penderita
dengan
hiperemesis
ringan.
Pemberian minuman dapat diberikan bersama
makanan. Diet ini cukup dalam semua zat gizi,
kecuali kalsium.

Penatalaksanaan pada Kasus


Refrakter
Jika muntah terus berlangsung (persisten)

pada tata laksana yang maksimal, kita harus


kembali ke proses diagnosis dan mencari
adanya penyebab lain seperti gastroenteritis,
kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, ulkus
peptikum, pielonefritis dan perlemakan hati.

Nutrisi enteral harus dipikirkan jika terdapat muntah


yang berkepanjangan, TPN sebaiknya hanya diberikan
pada pasien dengan penurunan berat badan signifikan
(>5% berat badan) yang tidak respon dengan
antiemetik dan tidak dapat ditatalaksana dengan
nutrisi enteral.

Penderita yang sudah dapat makan


dianjurkan untuk
Menghindari makan yang berlemak
Menghindari makanan yang pedas dan tablet
besi
Makan makanan yang kering dan lembut
Makanan yang tinggi protein
Makan roti kering pada pagi hari sebelum
bangun
Makan dalam jumlah sedikit tapi sering

Obat obat golongan anti emetik


dapat digunakan, namun responnya
bervariasi pada masing individu
Pada kasus relaps maka antiemetik
yang memberikan hasil memuaskan
merupakan terapi first line

Terapi Farmakologik
Vitamin B6 (piridoksin), antihistamin dan agen-agen
prokinetik.
American College of Obstetricians and Gynecologists
(ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin + 12,5
mg doxylamine per oral setiap 8 jam
Antiemetik konvensional, seperti fenotiazin dan
benzamin, telah terbukti efektif dan aman bagi ibu.
Fenotiazin atau metoklopramid diberikan jika
pengobatan dengan antihistamin gagal

Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine3 (5HT3)


seperti ondansetron mulai sering digunakan karena
Ondansetron tidak meningkatkan risiko malformasi
mayor pada penggunaannya dalam trimester pertama
kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai