Disusun oleh :
(Kelompok 7B)
Taufik Walhidayah
Tri Dewi Ferina
Tri Rahayu
Uci Lustiangsih
Widiya Cipta Pangestika
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2015
Kata Pengantar
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT beserta junjungannya yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
keperawatan maternitas 1.
Kami membuat materi mengenai health education postpartum normal ini untuk
memenuhi tugas keperawatan maternitas 1. Dalam pembuatan materi ini kami mencari dari
berbagai sumber di buku maupun internet.
Pembuatan materi health education postpartum normal ini dapat berjalan dengan baik
karena unsur-unsur yang di perlukan dalam pembuatan materi ini sudah terpenuhi. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Ellya Netty, SKp, MKes (koordinator mata ajar keperawatan maternitas 1) yang
telah membimbing dan membantu kami.
2. Ibu Amelia Arnis, SKp, MN (dosen pembimbing keperawatan maternitas 1) yang
telah membimbing dan membantu kami.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada ibu postpartum memiliki masalah kesehatan yang sangat kompleks
sehingga perlu untuk dilakukan penyuluhan kesehatan terhadap ibu dan keluarga. Hal
ini harus diperhatikan karena kesehatan ibu berperan sangat penting untuk menjaga
bayi yang baru saja lahir. Adapun pengetahuan yang harus diberikan kepada ibu
postpartum seperti nutrisi yang harus dipenuhi, senam nifas, managemen asi eksklusif
yang baik, dan perawatan luka perineum. Jika pengetahuan diatas tidak disampaikan
maka akan mengakibatkan dampak yang serius bagi ibu dan bayinya seperti bayi akan
kekurangan gizi karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari ibunya melalui asi
eksklusif dan kelemahan fisik pada ibu serta terjadinya infeksi pada luka perineum
karena tidak mengetahui cara yang benar untuk melakukan perawatan. Perawat sangat
berperan terhadap pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu postpartum sebelum
klien pulang sehingga klien mampu melakukan perawatan postpartum secara mandiri.
Berdasarkan hasil survei kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan, dan
masa nifas berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2009 dinegara
berkembang saat ini sebanyak 2650 orang. Kemudian ibu juga sering mengalami
masalah-masalah pada masa nifas yang timbul akibat ketidaktahuannya.
Oleh karena itu, dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk tercapainya
kesejahteraan antara ibu dan anak sehingga angka kematian dapat berkurang.
Sehingga kelompok akan membahas tentang hal-hal yang harus disampaikan perawat
kepada ibu postpartum.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah membahas materi tentang promosi kesehatan postpartum normal
mahasiswa mampu untuk mengimplementasikannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah membahas materi mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan nutrisi postpartum
2. Menjelaskan senam nifas
3. Menjelaskan managemen asi eksklusif
4. Menjelaskan perawatan luka perineum
BAB II
MATERI POSTPARTUM
A. Pengertian
Nutrisi ibu post partum yaitu nutrisi yang seharusnya dikonsumsi ibu pasca
melahirkan prinsipnya yaitu tinggi kalori dan protein. Nutrisi di butuhkan oleh ibu
post partum sebagai sumber tenaga, zat pembangun dan zat pengatur tubuh supaya
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang disusui dapat tumbuh dengan sehat dan
memperlancar produksi ASI serta dapat mempertahankan kesehatan ibu sendiri. Ibu
post partum memerlukan makanan yang mengandung tinggi protein, sayuran daun
hijau dan buah-buahan setiap hari.
Nutrisi dan cairan Pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat
perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan
ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu,
bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu yang
menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut yaitu mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari
pascapersalinan, minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayi melalui ASI.(Saleha, Sitti, 2009)
B. Manfaat Nutrisi Pada Ibu Setelah Melahirkan
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan bayi.
Untuk mencegah terjadinya penyakit anemia malnutrisi pada ibu post partum.
Untuk menunjang tumbuh kembang bayi.
Untuk memproduksi ASI yang banyak
Mempercepat penyembuhan luka
Mengganti sel sel yang rusak
Mengembalikan tenaga
C. Macam-macam Nutrisi
i.
Karbohidrat terkandung didalam nasi,jagung, gandum ,kentang,ubi,ketela, roti dll.
Fungsi karbohidrat
a. Sumber Energi
b. Pemberi Rasa Manis pada Makanan
c. Penghemat Protein
d. Pengatur Metabolisme Lemak
e. Membantu Pengeluaran Feses
ii.
Protein
iii.
pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak,
menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan
memelihara suhu tubuh. Terkandung dalam daging dagingan,minyak
iv.
500 gram
daging
75 gram
tempe
125 gram
papaya
200 gram
sayuran
300 gram
susu
200 cc
B. SENAM NIFAS
1. Pengertian senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan setelah bersalin 2 hari sampai kurun waktu
40 hari.
2. Tujuan senam nifas
Mengencangkan otot-otot dasar panggul yang merenggang selama masa kehamilan
dan persalinan.
3. Manfaat senam nifas
a. Mengembalikan bentuk tubuh yang berubah selama masa hamil 9 bulan.
b. Memperlancar peredaran darah pada tungkai.
c. Mengurangi rasa lelah setelah melahirkan.
d. Mempercepat pengeluaran sisa-sisa darah persalinan.
4. Bidan/perawat perlu mengetahui beberapa faktor untuk menentukan kesiapan bagi
seorang ibu untuk dapat memulai senam nifas, antara lain:
a. Tingkat kesegaran tubuh ibu sebelum kelahiran bayi.
b. Apakah ibu telah mengalami persalinan yang lama dan sulit atau tidak
c. Apakah bayinya mudah dilayani atau rewel dalam pemberian asuhan
d. Penyesuaian postpartum yang sulit oleh karena sesuatu sebab
5. Selain itu, bidan/perawat perlu mencermati kondisi-kondisi yang umum pada ibu nifas
sebagai akibat dari stres selama kehamilan dan kelahiran untuk menentukan apakah
ibu sesuai atau tidak untuk memulai senam nifas.
Kondisi umum yang perlu dicermati tersebut antara lain:
a. Pemisahan simphisis pubis
b. Coccyx yang patah atau cedera
c. Punggung yang cedera: bagian atas atau bawah
d. Sciatica
e. Ketegangan pada ligamen kaki atau otot
f. Trauma perineum yang parah atau nyeri luka abdomen (Operasi Seksio Caesaria)
6. Senam Kegel ini dapat membantu penyembuhan postpartum dengan jalan membuat
kontraksi-kontraksi pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul untuk:
a. Membuat jahitan-jahitan lebih merapat satu sama lain
b. Menambah sirkulasi ke jalan lahir dan setiap luka yang ada
c. Mempercepat penyembuhan
d. Meredakan hemoroid dan vasokositas vulva
e. Meningkatkan pengendalian atas urine
f. Meringankan perasaan bahwa segalanya telah berantakan
g. Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot sphinkter
h. Memperbaiki respon seksual
7. Adapun langkah-langkah senam Kegel yang dapat dianjurkan/dijelaskan oleh
bidan/perawat untuk ibu nifas adalah sebagi berikut:
a. Anjurkan pada ibu untuk melakukan senam Kegel ini kapan saja dan diana saja
b. Jelaskan pada ibu bahwa tidak akan ada orang yang tahu atau melihat bila ibu
sedang melakukannya
c. Anjurkan pada ibu kalau bisa untuk melakukan sampai 100 kali dalam sehari
d. Jelaskan pada ibu untuk mengontraksikan otot-otot panggul, ibu dianjurkan untuk:
Membayangkan bahwa ibu sedang buang air kecil dan kemudian tiba-tiba
menahannya di tengah-tengah
Atau membayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator;
dimana secara perlahan ibu menjalankan sampai lantai 2, kemudian ke lantai 3
Gerakkan kedua telapak kaki kedepan (fleksi) dan yang satu kebelakang
(ekstensi) dilakukan secara bergantian dengan hitungan kedelapan, lakukan
disamping.
Angkat kepala dan bahu, perlahan-lahan sampai tangan meraih lutut
sehingga tubuh terangkat 15-20 derajat sambil tarik nafas dalam, tahan
disamping
Kepala diangkat 15-25 derajat sehingga dagu dapat menyentuh dada tahan
Latihan ini lanjutan tahap pertama, kedua dan dilakukan pada hari ketiga setelah
melahirkan sampai 40 hari
a. Latihan pernafasan: lihat gerakan latihan tahap pertama
b. Latihan mengencangkan otot-otot panggul dan perut:
- Gerakan 1 (lihat gerakan tahap pertama)
- Gerakan 2 (lihat gerakan tahap kedua)
c. Latihan otot punggung dan otot dada
- Gerakan 1 (lihat gerakan tahap kedua)
- Gerakan 2 (lihat gerakan tahap kedua)
d. Latihan otot punggung dan otot panggul
- Gerakan 1
Tidur terlentang kedua kaki lutut ditekuk, kedua tangan berada disamping
Panggul dinaikkan keatas dan membentuk sudut 15 dderajat
Tahan gerakan ini hitungan keempat
Turunkan ke posisi semula, rileks
Gerakan ini dilakukan 4 kali atau sesuai kemampuan ibu
Gerakan 2
Posisi dalam berbaring dengan kedua kaki ditekuk, kedua tangan
diletakkan diatas kepala
Tekan panggul dan ratakan punggung kelantai
Tahanlah sampai enam hitungan
Kemudian kembali ke posisi semula
Lakukan gerakan sebanyak empat kali (sekuat ibu)
Gerakan 3
Posisi berbaring luruskan kedua kaki dengan kedua tangan diletakkan
diatas kepala
Kencangkan ujung jari kaki keatas
Panggul ditekan/dikencangkan, posisi punggung rata dengan lantai
Tahanlah sampai empat hitungan
Kemudian otot-otot panggul dan ujung jari kaki dikendorkan
Lakukan gerakan sebanyak enam kali (sekuat ibu)
e. Latihan otot pinggang dan otot panggul
- Gerakan 1
Tidur terlentang dengan kedua kaki ditekuk, tangan berada lurus dari
badan ibu
Bahu dan dada datar, secara perlahan gerakkan lutut kearah samping kiri
kepala
Tahan kira-kira enam hitungan
Kembali ke posisi semula
Ulangi pula gerakan ini pada kaki kanan
Lakukan setiap gerakan empat kali (sekuat ibu)
Gerakan 3
Berbaring miring pada sisi kiri badan
Angkat kaki kanan keatas lalu kembali posisi semula
Lakukan empat kali gerakan (sekuat ibu)
Berbaring miring pada sisi kanan badan
Angkat kaki kiri keatas lalu kembali ke posisi semula
Lakukan empat kali gerkan (sekuat ibu)
Gerakan 4
Posisi erbaring dengan kedua tangan berada disamping
Angkat kaki kanan sampai tegak lurus dengan badan
Kemudian turunkan secara berlan-laha
Ulangi gerakan ini pada kaki kiri
Lakukan gerakan ini sebanyak emapt kali (sekuat ibu)
Jika tubuh sudah kuat coba gerakan ini dengan mengangkat kadua kaki
Gerakan 5
Masih berbaring terlentng
Lipat salah satu kaki dan angkat lutut setinggi mungkin hingga telapak
Gerakan penutup
Posisi ibu berbaring
Angkat tangan keatas sambil tarik nafas dalam-dalam lepaskan
C. MANAJEMEN LAKTASI
A. Pengertian
g. Istirahat cukup
Periode Nifas Lanjut Sistem Penunjang
1. Sangat ideal bila dalam 7 hari setelah pulang dari rumah sakit, si ibu dihubungi
atau dikunjungi untuk melihat perkembangan atau situasi rumahnya, persoalan
biasanya timbul pada minggu pertama
2. Adanya sara pelayanan atau konsultasi bila secara mendadak si ibu mendapat
persoalan dengan laktasi dan menyusui
3. Adanya keluarga atau teman yang membantu di rumah.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat manajemen laktasi.
2. Untuk mengetahui cara menyusui yang benar dan langkah-langkahnya.
3. Untuk mengetahui cara mengeluarkan ASI yang baik
4. Untuk mengetahui cara penyimpanan ASI
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI setelah disimpan
C. Manfaat
Menurut Weni Kritiyanari (2009: 15-20 ) mengemukakan bahwa manfaat ASI adalah
sebagai berikut :
1.
Bagi Bayi
a. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
b. Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinn
obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) dibuktikan bermanfaat
karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan
bayi hanya sedikit.
c. Mengandung antibody
d. Mekanisme pembentukan antibody pada bayi adalah sebagai berikut : apabila ibu
mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibody dan akan disalurkan
dengan bantuan jaringan limfosit. Antibody di payudara disebut mammae
associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap
penyakit saluran pernapasan yang ditransfer disebut Bronchus associated
immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran
Bagi Ibu
1. Aspek kontrasepsi:
a. Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehinnga
post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Proklatin masuk ke indung telur,
menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.
b. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi
yang efesien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI
saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
c. Aspek kesehatan ibu
d. Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentunya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca
persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah disbanding yang tidak menyusui.
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara
eksklusif.
2. Aspek penurunan berat badan
a. Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke
berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah
berat, selain karena ada janin, juga karena ada penimbunan lemak pada tubuh.
Cadangan lemak ini disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak sehinnga timbunan
lemak yang berfungsi sebagai cadanagan tenaga akan terpakai. Jadi, jika timbunan
lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum
hamil.
3. Aspek psikologis
a. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
D. Cara Menyusui yang Baik dan Benar :
1.
2.
3.
Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4.
5.
6.
Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi
berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan
bawah ibu
7.
8.
9.
Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan
jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu
dan areolanya
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
5. Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari
tadi.
6. Pijat daerah di antara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memeras dan
mengeluarkan ASI. Jangan menekan, memijat, atau menarik putting susu karena ini
tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit.
7. Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali.
8. Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi pada sisi
lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan.
9. Memeras ASI yang efektif dilakukan selama 20-30 menit.
10. Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sampai ASI terperah semua, sehingga
payudara terasa kosong.
F. Cara Menyimpan ASI
a. Disimpan pada suhu kamar/ di udara terbuka ( 26 0 C ) akan tahan selama 4 jam,
00C 8 hari,.
b. Disimpan dalam termos berisi es batu (yang dibuat dari air matang) akan tahan
selama 24 jam.
c. ASI yang disimpan dalam lemari es (freezer) tahan sampai berbulan bulan (3
sampai 12 bulan).
G. Cara Pemberian ASI Setelah Disimpan
1. Cuci tangan dengan sabun dan bilas sampai bersih.
2. Apabila ASI di simpan pada suhu kamar, segera berikan sebelum masa simpan
berakhir (8 jam).
3. Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, cangkir yang berisi ASI
tersebut terlebih dahulu harus dihangatkan dengan cara merendamnya dalam
mangkok yang berisi air hangat, ditunggu sampai ASI mencapai suhu kamar. ASI
jangan dipanaskan secara langsung di atas api/kompor.
4. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol dan dot.
A. Pengertian
Robekan perineum terjadi pada semua persalinan, dan biasanya robekan
terjadi di garis tengah dan dapat
meluas apabila kepala janin lahir
terlalu cepat. Perineum yang dilalui
bayi biasanya mengalami peregangan,
lebam, dan trauma. Perawatan luka
episiotomi dimulai segera selama 12
jam pertama setelah melahirkan dan
harus mencakup kombinasi perawatan luka lokal dan manajemen nyeri. Episiotomi
adalah operasi insisi memanjang ke bawah dari orifisium vagina. Episiotomi
dilakukan untuk mengurangi regangan jaringan perineal dan untuk menurunkan
trauma kepala janin selama proses persalinan. (Persis Mary Hamilton, 1995)
B. Tujuan
1. Meningkatkan kenyamanan
2. Mencegah infeksi
3. Mempercepat proses penyembuhan
C. Waktu Penyembuhan Luka
Benang jahit akan meluruh dalam 2 minggu dan wanita dapat mengharapkan
episiotomi sembuh dalam 3-4 minggu. Saat di rumah sakit, perawat akan melakukan
inspeksi tanda-tanda infeksi dan bukti-bukti penyembuhan pada episiotomi setiap 8
jam.
D. Prinsip-prinsip Perawatan Luka Perineum
1. Mencegah kontaminasi dari anus
2. Melakukan perawatan dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Membersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau
E. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Daerah luka harus tetap bersih dan kering untuk menghindari infeksi
2. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam atau atau setelah berkemih atau
defekasi.
3. Jangan pegang area luka tanpa pelindung sampai area tersebut pulih
4. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada
daerah tersebut.
5. Lakukan latihan kegel untuk merangsang peredaran darah di sekitar perineum.
Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki fungsi
otot-otot.
6. Hindari hubungan seks sampai episiotomi telah benar-benar sembuh. Ini bisa
memakan waktu hingga empat sampai enam minggu setelah melahirkan.
F. Perawatan Luka Perineum
Persiapan Alat dan Bahan:
1. Botol semprot
2. Air hangat
3. Air es
4. Baskom kecil atau Sitz bath (jika ada) adalah bak kecil yang terletak di
atas toilet
5.
6.
7.
8.
Pembalut
Tisue
Cairan antiseptik
Salep atau obat yang dianjurkan oleh dokter
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Isi botol semprot dengan air hangat dan cairan antiseptik. Penggunaan air
hangat bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke daerah vagina untuk
proses penyembuhan luka.
BAB III
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
(SAP)
A. NUTRISI POST PARTUM
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Diagnosa
Pokok bahasan
Penyuluh
Hari / Tanggal
: ..../ ....Oktober...2014
Waktu
: 09.00 WIB
Lama Waktu
: 25 menit
Tempat
Sasaran
I.
II.
III.
Media
IV.
Leaflet
Metode
Ceramah
Diskusi
V.
Pelaksanaan
No
1.
Tahapan
Fase Pra-Interaksi
Waktu
5 menit
Kegiatan
Penyuluhan
a. Mempersiapkan diri
Audience
b. Mempersiapkan materi
yang akan disampaikan
c. Mempersiapkan media
&
alat
yang
akan
digunakan
d. Mempersiapkan
ruangan
2.
Fase Orientasi
5 Menit
e. Mempersiapkan klien
a. Mengucapakan salam
Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri
Menyimak
c. Kontrak waktu
Menyepakati
d. Menyampaikan
tujuan Menyimak
pertemuan
e. Meyampaikan
topik Menyimak
yang penyuluhan
3.
Fase kerja
15 Menit
Menyampaikan
dengan
klien
materi Menyimak
dengan
dan
mengikuti
pada
ibu
menyusui
Penambahan Frekuensi
Makan/Makanan
Selingan
Menyimak
dan
menjawab
4.
Fase terminasi
5 Menit
a. Menyimpulkan
materi Menyimak
bersama
b. Memberi
evaluasi Menjawab
secara lisan
c. Memberi
rencana Menyetujui
tindakan
d. Memberi reward kepada Klien
klien
jika
menjawab
dapat
merasa
senang
pertanyaan
dengan benar
VI.
Evaluasi
Bentuk evaluasi
Alat evaluasi
Bentuk soal
Jumlah
Butiran soal
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak dan ibu saat ini setelah saya memberikan
informasi penyakit tentang hipertensi?
b. Evaluasi objektif
Apakah sudah paham dengan apa yang sudah saya jelaskan?
B. SENAM NIFAS
Rancangan Pembelajaran Individual 1
Diagnosa Keperawatan: Kurang pengetahuan ibu tentang perawatan selama masa nifas
a. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 45 menit, ibu nifas dan anggota keluarga,
b.
c.
d.
e.
: Senam nifas
Hari/Tanggal
Tempat
: Di rumah ibu S
Sasaran
Pemberi Penkes
a. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama
Tahapan
Fase Pra-Interaksi
Waktu
-
Kegiatan
Penyuluhan
a. Mempersiapkan diri.
b. Mempersiapkan
materi
Audience
2.
Fase Orientasi
5 menit
topik
a. Menjawab
salam
b. Menyimak
c. Menyepakati
d. Menyimak
e. Menyimak
3.
Fase Kerja
30 menit
dan
4.
Fase Terminasi
10 menit
nifas
a. Menyimpulkan
dan
menjawab
materi a. Menyimak
bersama
b. Menjawab
b. Memberi evaluasi secara
lisan.
c. Memberi
tindakan.
d. Memberikan
rencana c. Menyimak
reward
e. Evaluasi
1. Bentuk Evaluasi
: Lisan
2. Alat Evaluasi
: Pertanyaan
a. Coba ibu jelaskan tujuan senam nifas
b. Coba ibu jelaskan manfaat senam nifas
c. Coba ibu ulangi program latihan senam nifas
3. Bentuk Soal
: Lisan dan tanya jawab
4. Jumlah Soal
: 3 soal
pertanyaan
d. Klien merasa
senang
C. MANAJEMEN ASI
Pokok Bahasan
: Manajemen laktasi
Hari/Tanggal
Waktu
: 09.00 WIB
Lama Waktu
: 30 Menit
Tempat
Sasaran
Pemberi Penkes
I.
manajemen laktasi.
II. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
a. Menjelaskan kembali pengertian manajemen laktasi
b. Menyebutkan kembali 2 manfaat manajeman laktasi pada ibu dan bayi dengan
baik dan benar
c. Menjelaskan cara menyusui yang benar
d. Menjelaskan cara mengeluarkan ASI yang baik
III. Metode Belajar
1. Ceramah/Tanya jawab
2. Diskusi
3. Demonstrasi
IV. Media dan Alat Peraga
1. Leaflet
2. Power Point
V. Pelaksanaan
No
1.
Tahapan
Fase Pra-Interaksi
Waktu
5 menit
Kegiatan
Penyuluhan
- Mempersiapkan diri
-
Mempersiapkan
Audience
materi
2.
Fase Orientasi
5 Menit
Mempersiapkan ruangan
Mempersiapkan Klien
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Kontrak waktu
Menjawab pertanyaan
Menyimak
tujuan
-
Menggali
pengetahuan
Fase kerja
15 Menit
Menjelaskan tentang :
1. Menjelaskan
dan
mengikuti
pengertian
manajemen laktasi
2. Menjelaskan
manfaatdan
Fase terminasi
5 Menit
Menyimpulkan
materi
bersama
-
Memberi
evaluasi
secara
Menyimak
dan
menjawab
Menyimak
Menjawab
Menyetujui
lisan
-
Memberi
reward
kepada
VI.
Evaluasi
-
nifas
Pokok Bahasan
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
: 45 menit
Pemberi Penkes
a. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, ibu X mampu melakukan perawatan
luka pada area genitalianya dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Selama menerima pendidikan kesehatan selama 1 kali 45 menit , ibu X dan
keluarga akan mampu :
a. Menjelaskan pengertian perawatan luka pada jalan lahir, dalam bahasanya
sendiri dengan benar dan jelas
b. Menguraikan tujuan perawatan luka pada jalan lahir
c. Menjelaskan waktu penyembuhan luka pada jalan lahir
d. Menjelaskan prinsip-prinsip perawatan luka pada jalan lahir
e. Menguraikan hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan luka
f. Melakukan tindakan perawatan luka pada jalan lahir
b. Materi Belajar
Pengertian perawatan luka perineum
Tujuan perawatan luka perineum
Waktu penyembuhan luka perineum
Prinsip-prinsip perawatan luka perineum
Hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan luka perineum
Prosedur perawatan luka perineum
c.
Metode Belajar
1 Ceramah/Tanya jawab
2 Diskusi
3 Demonstrasi
2. Lembar balik berisi gambar dan point-point tentang perawatan luka perineum
3. Alat-alat peraga perawatan luka perineum
e.
Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari
proses pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan lisan.
Pertanyaan Lisan
1. Sebutkan tujuan perawatan luka pada jalan lahir !
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan luka perineum!
3. Sebutkan peralatan dan bahan pada perawatan luka perineum!
4. Jelaskan langkah-langkah perawatan luka perineum!
Diagnosa Keperawatan
Pokok Bahasan
Sasaran
Tempat
Hari/tanggal
Waktu
: 45 menit
Pemberi Penkes
a. Tujuan Pembelajaran
1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, ibu X mampu melakukan perawatan
2
e. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari
proses pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan lisan.
Pertanyaan Lisan
1. Sebutkan tujuan perawatan luka pada jalan lahir !
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan luka perineum!
3. Sebutkan peralatan dan bahan pada perawatan luka perineum!
4. Jelaskan langkah-langkah perawatan luka perineum!
Kegiatan Pembelajaran
No
1
Tahapan
Fase Pra-Interaksi
Waktu
-
Kegiatan
Penyuluhan
a. Mempersiapkan diri
b. Mempersiapkan materi yang
Audience
akan disampaikan
c. Mempersiapkan media & alat
yang akan digunakan
d. Mempersiapkan ruangan
e. Mempersiapkan klien
Fase Orientasi
5 menit
a. Mengucapkan salam
b.
c.
d.
e.
Memperkenalkan diri
Kontrak waktu
Menyampaikan tujuan pertemuan
Menyampaikan topik yang
a. Menjawab
b.
c.
d.
e.
salam
Menyimak
Menyepakati
Menyimak
Menyimak
penyuluhan
Fase Kerja
20 Menit
Menyimak dan
mengikuti
d. Prinsip-prinsip perawatan
Menyimak dan
luka perineum
e. Hal-hal yang harus
menjawab
Fase Terminasi
10 Menit
a.
b.
c.
d.
perineum
Menyimpulkan materi bersama
Memberi evaluasi secara lisan
Memberi rencana tindakan
Memberi reward kepada klien dan
keluarga jika dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
Menyimak
Menjawab
Menyimak
Klien dan
keluarga
merasa senang
E. Evaluasi
1. Bentuk evaluasi
: Lisan
2. Alat evaluasi
: Pertanyaan
4. Jumlah Soal
: 4 soal
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi pada ibu setelah bersalin merupakan hal yang sangat penting yang
perlu di perhatikan setelah persalinan. Karena pada periode ini ibu memerlukan
nutrisi lebih untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi melalui ASI. Ibu yang nutrisi
nya baik, akan memperlancar pengeluaran ASI yang baik, dan memperbaiki
kebutuhan metabolisme setelah hamil.
Setelah bersalin, ibu sangat dianjurkan untuk melakukan Senam Nifas, karena
pada saat persalinan, otot-otot panggul dan rahim bekerja sangat kuat untuk
mendukung kontraksi, jadi setelah persalinan otot-otot tersebut akan mengendur dan
terjadi penurunan elastisitas. oleh karena itu perlu di lakukan senam nifas secara
terarur untuk Mengencangkan otot-otot dasar panggul yang merenggang selama
masa kehamilan dan persalinan.
Manajemen laktasi adalah suatu tatalaksana menyeluruh yang menyangkut
laktasi dan penggunaan ASI, yang menuju suatu keberhasilan menyusui untuk
pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya. Manajemen laktasi ini harus dipahami oleh
tenaga kesehatan agar dapat melaksanakan tugas sebagai promotor penggunaan ASI.
Manajemen ini meliputi suatu persiapan dan pendidikan penyuluhan ibu,
pelaksanaan menyusui dan rawat gabung dan usaha lanjutan perlindungan ibu yang
menyusui.
Robekan perineum terjadi pada semua persalinan, dan biasanya robekan
terjadi di garis tengah dan dapat meluas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.
Perineum yang dilalui bayi biasanya mengalami peregangan, lebam, dan trauma.
Perawatan luka episiotomi dimulai segera selama 12 jam pertama setelah melahirkan
dan harus mencakup kombinasi perawatan luka lokal dan manajemen nyeri.
Episiotomi adalah operasi insisi memanjang ke bawah dari orifisium vagina.
Episiotomi dilakukan untuk mengurangi regangan jaringan perineal dan untuk
menurunkan trauma kepala janin selama proses persalinan.
B. Saran
Dengan diberikannya materi tentang pendidikan kesehatan pada ibu postpartum
secara normal diharapkan perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan
baik dan benar, sehingga ibu postpartum dan bayi mendapatkan kesejahteraan dan
kesehatan serta dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC: Jakarta
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta
Huliana, M. 2003.Perawatan ibu pasca melahirkan. Puspa sehat: Jakarta
Kristiyansari, W. 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Nuha Medika: Yogyakarta
Manurung, S, dkk. 2006. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan maternitas untuk
program DIII keperawatan dan kebidanan. TIM: Jakarta
Maryunani, A. 2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (POSTPARTUM). TIM: Jakarta
Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP: Jakarta
Retna, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuhu Medika: Yogyakarta
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan padaMasa Nifas. Salemba Medika: Makassar
http://bidanku.com/tips-perawatan-qmiss-vq-pasca-melahirkan diakses
tanggal
17 Maret
2015
http://www.wikihow.com/Care-for-an-Episiotomy-Postpartum diakses tanggal 12 Maret 2015
http://www.healthline.com/health/pregnancy/intrapartum-cepisiotomy#CareAfterDelivery2
diakses tanggal 12 Maret 2015
https://www.scribd.com/doc/167567044/Sap-Pada-Ibu-Post-Partum/
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/4/jtstikesmuhgo-gdl-dyahastuti-161-1giziibu-m.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-tissaanggi-5737-2-babiit-a.pdf
ocw.usu.ac.id/course/download/.../gds137_slide_manajemen_laktasi.pd
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6321