: H Nuriel Anwar
NIM
: 11 2012 162
Pembimbing : dr. Nanda L, Sp.M
........................................
.........................................
I.
II.
IDENTITAS
Nama
Umur
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal pemeriksaan
: An. RM
: 9 tahun
: Islam
: pelajar
: Kopo, RT 02/01 Cisarua Bogor
: 17-10-2014
ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 17 oktober jam 11.30 WIB di Poli Mata RSUD. Ciawi.
Keluhan utama
: kedua mata merah sejak 7 hari SMRS
Keluhan tambahan : mata gatal, berair, silau, terasa panas, nyeri dan mengganjal.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak sepuluh hari SMRS, pasien mengeluhkan kedua matanya merah. Keluhan disertai dengan rasa
pedih pada kedua mata, rasa perih ketika mengedipkan mata dan gatal. Pasien juga mengakui keluar
cairan jernih dari mata di waktu pagi selepas bangun tidur dan sakit. Keluhan tidak disertai dengan
penurunan ketajaman penglihatan. Keluhan demikian di rasakan semakin memburuk ketikan pasien
pulang bermain di lapangan saat terik matahari, Karana keluhannya, ayahnya membawanya ke dokter
kira-kira seminggu yang lalu untuk mengobati mata merah tersebut, tetapi keluhannya tidak
berkurang. kemudian Ayah pasien membawa pasien untuk berobat ke poli mata RSUD ciawi karena
pasien tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik.
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga dan teman-teman di sekolah tidak ada, alergi obat
dan makanan belum di ketahui dengan pasti, kelainan mata dan memakai kaca mata disangkal oleh
pasien. Ayah pasien mengakui pasien sering ada keluhan mata merah sebelum ini namun membaik
dan setelahnya dan kemudian berulang kembali. Ayah pasien juga mengakui dokter pernah bilang
pasien mempunyai riwayat alergi, tapi ayah pasien tidak mengetahui alergi terhadap apa.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
: compos mentis
Tanda vital
: Tekanan darah
Pernafasan
: 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
: 24 x/menit
Suhu : -
Kepala
Mulut
THT
Leher
: Septum deviasi (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang, sekret (-/-)
: Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax
Jantung
Paru
: simetris, massa (-/-), suara napas vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Abdomen
Ekstremitas
STATUS OPHTALMOLOGIS
KETERANGAN
OD
OS
1. VISUS
- Acies visus
20/20
20/20
- Koreksi
- Addisi
- Distansia pupil
- Kaca mata lama
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
- Eksoftalmus
- Endoftalmus
- Deviasi
- Gerakan bola mata
Tidak di lakukan
Tidak di lakukan
3. SUPERSILIA
- Warna
Hitam
Hitam
- Simetris
Normal
Normal
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema
+
+
- Nyeri tekan
- Ektropion
- Entropion
- Blefarospasme
- Trikiasis
- Sikatriks
- Punctum lacrimal
Terbuka
Terbuka
- Fissure palpebra
- Test anel
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA TARSAL, SUPERIOR, DAN INFERIOR
Hiperemis (+)
Hiperemis (+)
- Hiperemis
6.
-
Folikel
Papil
Sikatriks
Hordeolum
Kalazion
KONJUNGTIVA BULBI
Sekret
Injeksi konjungtiva
Injeksi siliar
Pendarahan
subkonjungtiva
- Pterigium
- Pinguekula
- Nevus pigmentosus
- Kista Dermoid
7. SKLERA
- Warna
- Ikterik
- Nyeri tekan
8. KORNEA
- Kejernihan
- Permukaan
- Ukuran
- Sensibilitas
- Infiltrate
- Keratik presipitat
- Sikatriks
- Ulkus
- Perforasi
+
-
+
-
+
+
-
+
+
-
Putih
Tidak
-
Putih
Tidak
-
Jernih
Rata
10 mm
Tidak di lakukan
-
Agak keruh
Rata
10 mm
Tidak di lakukan
-
IV.
RESUME
Pasien anak laki-laki berusia 9 tahun datang dengan keluhan kedua matanya merah.
Keluhan disertai dengan rasa pedih pada kedua mata, rasa perih ketika mengedipkan mata dan gatal.
Pasien juga mengakui keluar cairan jernih dari mata di waktu pagi selepas bangun tidur dan sakit.
Keluhan tidak disertai dengan penurunan ketajaman penglihatan. Keluhan demikian di rasakan
semakin memburuk ketikan pasien pulang bermain di lapangan saat terik matahari, Karana
keluhannya, ayahnya membawanya ke dokter kira-kira seminggu yang lalu untuk mengobati mata
merah tersebut
V.
DIAGNOSIS KERJA
Konjungtivitis vernal ODS
VI.
DIAGNOSIS BANDING
Umum
: Anjuran memakai topi dan kacamata pelindung bila berada di luar ruangan
hindari dari debu atau kotoran dan alergen
Khusus
IX.
PROGNOSIS
PROGNOSA
Quo ad vitam ad bonam
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konjungtiva
Konjungtiva adalah satu lapisan membrane mucous yang nipis dan
bening, dan menyelaputi bagian anterior dari mata (kecuali kornea) dan
permukaan dalam dari kelopak mata. Epitelnya terdiri dari stratified columnar
epithelium dengan sel goblet yang banyak, manakala lapisan lamina proprianya
terdiri dari jaringan ikat longgar. Konjungtiva mempunyai tiga bagian
berdasarkan anatomis; konjungtiva tarsalis, konjungtiva bulbi dan forniks.
Dari segi fisiologis, lapisan epitel dari konjungtiva memproduksi mucus,
yang merupakan pelincir yang sangat bagus. Ia juga mungkin mempunyai sel-sel
melawan infeksi. Jadi, konjungtiva memainkan peranan yang penting dalam
sistem pertahanan imunologis untuk bagian luar mata, dan memproduksi mukus
yang sangat diperlukan untuk stabilitas tear film. Tanpa lapisan mucin dari tear
filem, lapisan tear yang lain akan destabilisasi, dan kornea bisa terkompromi
eksposure, kondisi kering, malnutrisi atau infeksi. Mukus juga melincirkan bola
mata untuk mengurangkan geseran dan lekatan dari kelopak mata.
2.3 Konjungtivitis
Konjugtivitis dapat didefinisikan sebagai inflamasi konjungtiva akibat
infeksi, alergen, toksin atau trauma kimia. Konjungtivitis dapat dibagi menjadi
dua; akut (5-7 hari) dan kronis (>7 hari). Dari segi etiologi, konjungtivitis dapat
disebabkan oleh:
1. Virus
2. Bakteri
3. Alergi
4. Jamur
Perbedaan etiologi konjungtivitis:
6
Virus
Minimal
Menyeluruh
Sedang
Bakteri
Minimal
Menyeluruh
Mencolok
Jamur
Minimal
Menyeluruh
Lakrimasi
Eksudasi
Adenopati
Preaurikuler
Amat banyak
Minimal
Biasanya ada
Sedang
Amat banyak
Langka
Pewarnaan
kerokan
konjungtiva
dan eksudat
Monosit
Bakteri PMN
Sedang
Amat banyak
Biasanya
hanya pada
k.inklusi
Sel PMN,
plasma,
badan inklusi
Kaitan dengan
sakit
kerongkongan
dan demam
Kadangkadang ada
Kadangkadang ada
Tidak pernah
Tidak pernah
Kotoran
Sedikit, serous
Purulen:
banyak Non
purulen
(mukopurulen)
:
sedikit
Sedikit
Sedikit,
lengket putih
Kemosis
Pseudomembr
+/+/-
++
+/-
an
Papil
Folikel
+/-
Gatal-gatal
Hiperemia
Alergi
Berat
Menyeluruh
Ringan
sedang
Sedang
Minimal
Tidak ada
Eosinofil
++
+
-
anak-anak.
Dua bentuk utama (yang dapat bersamaan):
- Bentuk palpebra
Pada tipe palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal superior
Terdapat pertumbuhan papil yang besar yang diliputi skeret yang
mukoid
Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edema, dengan kelainan
- Bentuk limbal
Reaksi alergi selaput lendir mata atau konjungtiva terhadap polen, disertai
dengan demam.
Memberikan tanda mata berair, bengkak, belek berisi eosinofil.
Manifestasi klinis
Semua gejala bersifat rentan terhadap benda asing. Gejala utama
adalah radang (merah, sakit, bengkak, dan panas), gatal, silau berulang dan
menahun. Tanda karakteristik lainnya terlihat dengan terdapatnya papil besar
pada konjungtiva (cobble stone), datang bermusim, yang dapat mengganggu
penglihatan. Pada hasil laboratorium ditemukan sel eosinofil, sel plasma, limfosit
dan basofil.
Diagnosis
1. Anamnesis
Gejala:
a. sekret, kelopak mata terasa lengket
b. mata merah
c. sensai benda asing
Rekurensi musiman (vernal): biasanya terjadi pada musim panas dan gatal
2. Pemeriksaan fisik
10
Konjungtivitas vernal/atopi:
- sekret seperti benang tebal
- papil konjungtiva besar (giant papil) pada konjungtiva tarsal superior
atau limbus (tipe palpebra)
- Shield ulcer pada kornea superior
- bintik putih pada limbus dan kelopak mata yang meninggi (horner-
Pemeriksaan Penunjang
Apus konjungtiva untuk kultur dan sensitivitas: agar darah, agar coklat,
agar Thayer-martin, pewarnaan gram jika parah
Penatalaksanaan
Diet dan gaya hidup:
1. Konjungtivitis alergi: hindari alergen atau eliminasi pemicu.
2. Pakai handuk, bantal, guling sendiri dan diganti setelah sembuh.
Terapi farmakologis:
1. Konjungtivitis vernal/atopic:
a) Edukasi
- hindari hal yang memicu timbulnya alergi: jangan panas-panasan
11
12
Konjungtivitis Vernal
PEMBIMBING :
dr. Nanda L, Sp.M
disusun oleh:
H Nuriel Anwar
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Dasar Diagnosa
Dari anamnesa, didapatkan bahwa penderita mengeluhkan kedua mata merah
tanpa penurunan visus yang dirasakan sejak sepuluh hari yang lalu, keluhan
disertai rasa gatal dan secret serous. Keluhan ini hilang timbul dirasakan sejak
beberapa tahun yang lalu, tapi bisa membaik kalau ditetes obat mata. Keluhan
timbul bila terkena terik matahari dan debu. Kemudian adanya riwayat atopi
13
14