II-2
Lebih dari dua pertiga dari total produksi cassava digunakan sebagai
sumber makanan manusia, dan sisanya digunakan untuk makanan ternak
(Nwokoro et al,2002) dan keperluan industri. Permintaan akan cassava di masa
datang ditentukan oleh metode penyimpanan yang harus dikembangkan, namun
pasar untuk cassava sebagai pengganti tepung sereal dalam produksi roti dan
sebagai sumber energi di makanan ternak akan semakin meluas.
Cassava juga digunakan sebagai produsen pati untuk keperluan industri
dan produk lain yang digunakan dalam makanan proses. Pati cassava dapat
berperan dalam sebagian besar fungsi yang telah dilakukan oleh pati dari jagung,
gandum, dan padi. Pati cassava dapat berperan di berbagai macam industri antara
lain industri farmasi, karet, semen, tekstil, dan lainnya. Pati cassava dapat
dikonversi menjadi maltotriose, maltose, dan glukosa sebaik gula dan asam
organik (Tan et al.1984). Pati dari cassava dapat digunakan untuk sirup fruktosa
(Vuilleumier,1993) dan formula untuk kapsul gelatin (Nduele et.al.1993).
Penggunaan cassava sebagai etanol untuk sumber bahan bakar juga telah
dieksploitasi dan sangat menjanjikan.
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-3
H3PO4
C2H4 (g) + H2O (g)
CH3CH2OH (l)
300oC, 6,8 MPa
Pada umumnya katalis berupa asam phospat, yang diserap pada permukaan
berpori seperti arang. Katalis ini pertama kali digunakan untuk industri ethanol
berskala besar oleh Shell Oil Company pada tahun 1947. Reaksi ini terjadi dengan
excess steam tekanan tinggi pada suhu 300oC.
Hidrasi etilen secara tak langsung
Pada proses yang lebih kuno, etilene dihidrasi secara tidak langsung
dengan cara mereaksikannya dengan asam sulfat pekat untuk menghasilkan ethyl
sulfat. Kemudian ethyl sulfat ini dihidrolisis menjadi ethanol dan menghasilkan
ulang asam sulfat. Proses ini pertama kali digunakan untuk scala industri pada
tahun 1930 oleh perusahaan Union Carbide, tetapi sekarang hampir tidak pernah
digunakan lagi. Reaksinya adalah sebagai berikut :
C2H4 + H2SO4 CH3CH2SO4H
CH3CH2SO4H + H2O CH3CH2OH + H2 SO4
Sumber: www.wikipedia.org
II-4
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-5
2 CH3CH2OH + 2 CO2
Pada proses fermentasi, bahan baku untuk pembuatan etanol dapat berupa
molasses, pati (starch) ataupun selulosa.
bubur hingga kandungan gulanya 10-20 %. Setelah itu pH diatur menjadi 4-5 dan
ke dalam larutan ini ditambahkan yeast. Proses fermentasi ini berlangsung pada
suhu 20-32 oC selama 1-3 hari. Larutan hasil fermentasi ini mengandung 6-10 %
berat etanol.
karena pati harus diubah menjadi glukosa lebih dahulu. Pati diubah secara
enzimatis menjadi gula dengan enzim amylase (-amylase dan glukoamylase).
Penambahan enzim -amylase ini digunakan untuk menghasilkan sirup glukosa.
Glukosa yang dihasilkan, difermentasikan menjadi ethanol dengan penambahan
yeast Saccharomyces cerevisiae pada suhu 30 - 40oC dan pH 4,5 5. Untuk
mencapai pH 4,5 5 ditambahkan asam sulfat. Kemudian dilakukan pemurnian
pada kolom distilasi yang menghasilkan etanol dan CO2 sebagai produk samping.
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-6
Proses Fermentasi
Dapat diperbaharui
Murah
Fermentasi (mudah)
Fermentor, kolom distilasi
Gula
Selulosa
Perlu (selulosa
1. Pretreatment
Tidak perlu
diubah menjadi
glukosa dahulu)
2. Ketersediaan
bahan baku
Mudah
(tebu, sorghum,
molasses)
Mudah
(kayu, bagasse)
280-288 L/t
259 L/t
(molasses)
Pati
Perlu (pati diubah
menjadi glukosa
dahulu)
Mudah
(jagung, ubi kayu,
kentang)
355-370 L/t
(jagung)
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-7
Jagung
1. Ketersediaan bahan
Mudah
2. Yield
355-370 L/t
3. Harga
Mahal (Rp500/kg)
Tinggi
Singkong
Lebih mudah
180 L/t
1)
II-8
ethanol, asam asetat, air, aldehid dan propanol ini akan dimurnikan lagi
dengan proses pemisahan berdasarkan volatilitasnya. Dari Predestilasi ini
akan dihasilkan ethanol dengan tingkat kemurnian 90 % v/v.
Rectifying Column
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-9
Pada Rectifying column top product dari beer still yang terdiri dari
ethanol, asam asetat, air, dan C3H8O3 ini akan dimurnikan lagi dengan proses
pemisahan berdasarkan volatilitasnya. Dari Rectifying column ini akan
dihasilkan ethanol dengan tingkat kemurnian 96 %.
Uap ethanol yang berasal dari kolom stripper/rectifier sebagian
dikondensasi di kondensor dan dikirim kembali ke kolom sebagai reflux. Sisa
uap dilewatkan melalui superheater dan dibawa ke unit molecular sieve untuk
didehidrasi. Uap lewat melalui bed butiran-butiran molecular sieve dan air yang
terkandung dalam uap tersebut diadsorpsi pada material molecular sieve tersebut
dan ethanol anhydrous keluar dari unit molecular sieve.
Uap etanol panas dari unit molecular sieve dikondensasi di kondensor
molecular sieve. Ethanol anhidrat sebagai produk kemudian didinginkan lebih
lanjut dalam unit pendingin produk sampai produk mencapai mendekati suhu
lingkungan.
Unit molecular sieve ada 2 buah dan dioperasikan berurutan (sequentially)
dimana salah satu beroperasi (menabsorbsi air dari uap ethanol) dan yang satu
dilakukan regenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan bantuan pompa
vakum dan dimana material adsorbed dari molekular sieve dilepaskan dan
diuapkan bersama sisa uap etanol. Campuran ethanol dan air lalu dikondensasi
dan didinginkan dalam cooling tower water dalam molecular sieve regenerant
condenser. Sedangkan uap yang tidak terkondensasi dan liquid yang terikut dari
molecular sieve regenerant condenser akan masuk molecular sieve regenerant
drum dimana keduanya itu akan dikontakkan dengan liquid pendingin
regenerant.
Liquid pendingin regenerant mengandung sedikit ethanol dan mengandung
semua air yang dilepaskan dari molecular sieve bed. Lalu ada liquid yang
mengandung sedikit ethanol itu direcycle ke kolom striping untuk mendapatkan
lagi ethanol. Air yang meninggalkan kolom stripping sebagai bottom produk dan
mengandung hanya sedikit ethanol.
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-10
dengan
sistem
destilasi.
Sehingga
dapat
dilihat
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
dan
II-11
Pra Desain Pabrik Bioethanol dari Ubi kayu dengan menggunakan dehidrasi Molekular Sieve
II-12