Anda di halaman 1dari 7

Tropical Animal Husbandry Vol.

2 (1), Januari 2013: 34-40


ISSN 2301-9921

Analisis Daya Tampung (Carrying Capacity) Ternak Ruminansia pada Musim


Penghujan di Daerah Pertanian Lahan Kering Kecamatan Semin Kabupaten
Gunungkidul
B. D. Nugraha, E. Handayanta dan E. T. Rahayu
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta 57126
Email:ekahandayanta@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan pakan dan ketersediaan nutrien
sumber pakan serta daya tampung ternak ruminansia di daerah pertanian lahan kering Desa Kemejing,
Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara
purposive (sengaja). Metode penelitian yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal (PRA)
terhadap 15 sampel peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pakan yang dimanfaatkan
sebagai pakan ternak ruminansia adalah jerami padi, jerami jagung dan jerami kacang tanah serta
rumput gajah. Populasi ternak ruminansia di Desa Kemejing berjumlah 1.345 ekor (842,5 UT) dengan
rincian : sapi 748 ekor (748 UT), kambing 546 ekor (87,36 UT) dan domba 51 ekor (7,14 UT)
sedangkan di Kecamatan Semin sebanyak 17.391 ekor (12.035,12 UT) dengan rincian : sapi 11.032
ekor (11.032 UT), kambing 5.643 ekor (902,88 UT) dan domba 716 ekor (100,24 UT). Produksi BK,
PK dan TDN bahan pakan ternak ruminansia di Desa Kemejing berturut-turut 4.149,91 ton, 258,62 ton
dan 2.071,71 ton sedangkan di Kecamatan Semin berturut-turut 51.938,16 ton, 2.879,24 ton dan
25.407,71 ton. Daya tampung ternak ruminansia di Desa Kemejing berdasarkan BK, PK dan TDN
berturut-turut 2.881,88 UT; 1.968,11 UT dan 2.807,22 UT sedangkan di Kecamatan Semin adalah
36.067,88 UT; 21.912,27 UT dan 34.427,76 UT.
Kata kunci: daya tampung, pertanian lahan kering, ternak ruminansia, bahan pakan, limbah pertanian

(Carrying Capacity Analysis of Ruminants Livestock at Rainy Season in Dry Farming


Agriculture District of Semin Sub Province Gunungkidul)
ABSTRACT
The aims of this research is to investigate the feed availability) for the ruminants, the
availability of nutrition for the ruminants in wet season in the dry land farming areas of Semin
subdistrict of Gunungkidul regency. This research used purposive sampling technique Method of
research used is Participatory Rural Appraisal (PRA) of the 15 samples of farmersThe results showed
that the feed materials used as ruminant feed were rice straw, corn straw and peanut hay and elephant
grass. The population of the ruminants in Kemejing village consists of 1,345 animals (842.5 AU)
which are classified into: 748 cows (748 AU), 546 goats (87.36 AU) and 51 sheep (7.14 AU), whereas
that in Semin subdistrict consists of 17,391 animals (12,035.12 AU) which are classified into:: 11,032
cows (11,032 AU), 5,643 goat (902.88 AU) and 716 sheep (100.24 AU). The production of DM, CP
and TDN in Kemejing village was respectively 4,149.91 tons, 258.62 tons and 2,071.71 tons whereas
that within the territory of Semin subdistrict was respectively 51,938.16 tons, 2,879.24 tons and
25,407.71 tons. The carrying capacity of the ruminant cattle in the Kemejing village on the basis of
DM, CP and TDN is respectively 2,881.88 AU; 1,968.11 AU and 2,807.22 AU that within the territory
of Semin subdistrict on the basis of DM, CP and TDN respectively 36,067.88 AU; 21,912.27 AU and
34,427.76 AU.
Keywords: carrying capacity, dry land farming, ruminants, feedstuffs, agricultural waste

PENDAHULUAN
Pertanian lahan kering merupakan
pertanian yang lahan garapannya tanpa
penggenangan, sumber utama airnya
bergantung pada curah hujan. Pengolahan
lahan kering yang tepat dapat mencegah dan
mengurangi kerusakan dan dapat menjamin
kelestarian lahan serta membawa manfaat
yang besar untuk mendukung usaha
peternakan. Peternakan merupakan salah
satu usaha yang dapat dilakukan untuk
membantu permasalahan di lahan kering.
Usaha ini seringkali kurang produktif untuk
menghasilkan sumber pangan dan atau
pakan.
Ketersediaan
pakan
ternak
ruminansia, khususnya hijauan di pertanian
lahan kering sangat dipengaruhi oleh musim,
musim penghujan hijauan melimpah dan
pada musim kemarau terjadi kekurangan
hijauan dengan demikian kuantitas, kualitas
dan kontinyuitas pakan hijauan tidak
terjamin
sepanjang
tahun
sehingga
menyebabkan ternak tidak dapat berproduksi
secara
optimal
(Ruswendi,
2004).
Kecamatan Semin yang merupakan lokasi
penelitian mempunyai potensi penggunaan
bahan pakan untuk digunakan sebagai pakan
ternak ruminansia diantaranya adalah
hijauan yang berupa rumput dan limbah
pertanian. Bukan hanya hijauan rumput dan
limbah pertanian yang dapat digunakan
sebagai pakan tetapi juga masih banyak
potensi hijauan lainnya yang belum
diketahui secara tepat.
Berdasarkan hal di atas maka
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ketersediaan (jenis, jumlah dan
kualitas) pakan dan ketersediaan nutrien
sumber pakan serta daya tampung ternak
ruminansia di daerah pertanian lahan kering
Desa
Kemejing,
Kecamatan
Semin,
Kabupaten Gunungkidul.
MATERI DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2011 (persiapan penelitian) dan
pengambilan data lapangan pada Februari

2012
sampai
bulan
Maret
2012.
Pengambilan data atau sampel dilakukan
pada saat terjadi panen raya setiap jenis
komoditi tanaman pangan yang limbahnya
dapat dipakai sebagai pakan ternak selama
musim penghujan. Lokasi penelitian berada
di Desa Kemejing, Kecamatan Semin,
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Metode dasar penelitian
menggunakan metode deskriptif sedangkan
metode
penentuan
lokasi
penelitian
ditentukan secara purposive (sengaja)
dengan
pertimbangan
waktu
dan
kemampuan serta jangkauan peneliti
(Notohadiprawiro, 2006).
Jumlah sampel peternak yang
ditentukan sebanyak 15 peternak yang
ditentukan secara purposive sampling.
Penentuan jumlah responden ini terkait
dengan pertimbangan akses lokasi (secara
teknis dapat digunakan sebagai lokasi
pengambilan sampel), waktu, tenaga, biaya
dan sesuai dengan model penelitian yang
bersifat partisipatif (Participatory Rural
Appraisal/PRA) (Pratiwi, 2007). Sebagai
penelitian pendahuluan, peneliti terlibat di
dalam pemberian pakan/ransum pada sapi
potongnya selama 10 hari berturut-turut
untuk mengetahui jenis pakan yang
digunakan untuk pakan ternak. Selain itu
juga untuk mengetahui jumlah pakan yang
diberikan ke ternak.
Jenis dan jumlah pemberian pakan
yang ada di desa Kemejing diketahui pada
saat penelitian pendahuluan dilakukan
dengan cara terjun langsung ke peternak
selama 10 hari dengan tujuan mengetahui
jenis dan jumlah bahan pakan yang
diberikan ke ternak yang nantinya digunakan
sebagai acuan dilakukannya pengubinan
terhadap bahan pakan.
Setelah mengetahui apa saja jenis
pakan ternak yang diberikan, langkah
selanjutnya tahap pelaksanaan penelitian
dengan mengambil sampel di lahan petani
dengan cara mengubin semua jenis pakan
potensial baik rumput, legum maupun
limbah pertanian (hijauan). Pengubinan
dilakukan pada setiap jenis rumput (kultur)
serta tanaman yang limbahnya dapat

Analisis Daya Tampung Ternak Ruminansia (Nugraha et al.)

35

digunakan sebagai pakan ternak. Setiap jenis


tanaman dilakukan pengubinan pada tiga
tempat di wilayah atau dusun yang berbeda
dan di setiap lahan dilakukan tiga kali
pengubinan (Ngadmawati, 2003; Ruswendi,
2004). Jadi total pengubinan pada setiap
jenis tanaman ada 9 ubinan.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan data primer dan
data sekunder. Data primer dilakukan
dengan cara wawancara dan observasi.
Wawancara dilakukan secara langsung dan
mendalam di lapangan dengan menggunakan
kuisioner terstruktur terhadap 15 responden
guna mendapatkan data primer sedangkan
observasi dilakukan dengan cara mengambil
cuplikan melalui pengubinan dengan ukuran
1 x 1 m untuk rumput budidaya, ukuran 2,5
x 2,5 m untuk tanaman padi, jagung dan
kacang tanah (Basuki, 2010). Data sekunder
dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari instansi-instansi terkait seperti Dinas
Peternakan, Pertanian, Badan Penyuluhan
Pertanian (BPP), Badan Pusat Statistik
(BPS), Kecamatan dan Desa. Variabel yang
diamati dalam penelitian ini adalah produksi
BK, PK dan TDN serta daya tampung BK,
PK dan TDN. Semua data yang diperoleh
dalam penelitian ini dilaporkan secara
deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lahan pertanian di Kecamatan
Semin, Kabupaten Gunungkidul terdiri dari
dua macam yaitu lahan sawah tadah hujan
dan lahan tegalan, sebagian besar lahan
pertanian di Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunungkidul berupa lahan sawah tadah
hujan. Lahan pertanian ini cocok ditanami
berbagai jenis tanaman pangan seperti padi,
jagung, kedelai, kacang hijau dan kacang
tanah. Tanaman padi yang biasa ditanam di
lahan sawah tadah hujan biasanya ditanam
dua kali dalam setahun dan setelah itu lahan
akan ditanami tanaman palawija (Tabel 1).
Desa Kemejing merupakan salah satu desa
yang memiliki potensi sebagai sumber pakan
ternak, sumber tanaman pangan dan rumput
Gajah yang ada dapat saling melengkapi
36

sehingga diharapkan dapat meningkatkan


produktivitas ternak. Desa Kemejing
merupakan salah satu desa penelitian yang
terletak di Kecamatan Semin yang
mempunyai 11 dusun di dalamnya,
diantaranya dusun Duwet, Kemejing I,
Kemejing II, Kemejing III, Sulur I, Sulur II,
Tangkil I, Tangkil II, Karanggumuk I,
Karanggumuk II dan Prebutan. Jenis
komoditi tanaman pangan dan rumput yang
ditanam di Desa Kemejing antara lain, yaitu
tanaman padi (Oryza sativa), jagung (Zea
mays), kedelai (Glycine max), kacang tanah
(Arachis hipoghea) dan rumput Gajah
(Tabel 2). Limbah dari tanaman pangan
(jerami) oleh peternak dimanfaatkan sebagai
pakan ternak.
Ternak ruminansia merupakan salah
satu jenis ternak yang paling banyak
dipelihara di Kecamatan Semin. Hal ini
dapat dilihat dari usaha peternakan rakyat di
wilayah tersebut, setiap peternak memiliki
ternak ruminansia. Ternak ruminansia yang
banyak dipelihara di Kecamatan Semin
umumnya berupa sapi potong disamping
kambing dan domba. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) (2011), jumlah populasi
ternak ruminansia di Kecamatan Semin
sebanyak 17.391 ekor (12.035,12 UT) yang
tersebar di 10 desa sedangkan jumlah total
populasi ternak ruminansia di Desa
Kemejing mencapai 1.345 ekor (Tabel 3).
Berdasarkan hasil penelitian, bahan
pakan yang diberikan oleh peternak berupa
jerami padi, rumput Gajah, jerami jagung,
rumput alam dan jerami kacang tanah. Jenis
rumput yang dipakai dapat digolongkan
menjadi rumput budidaya (rumput Gajah)
dan rumput lapangan. Pada
musim
penghujan, rumput Gajah yang diberikan
sebagai pakan ternak cukup banyak bila
dibanding bahan pakan ternak lainnya
dimana sumber dari rumput Gajah banyak
ditanam di pinggiran sungai atau di
pematang sawah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Subiharta et al. (1989) yang
menyatakan bahwa peternak di lahan kering
umumnya melakukan budidaya tanaman
pakan hanya sebagai tanaman penguat teras
atau hanya ditanam di pematang.
Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013

Tabel 1.

Jenis tanaman pertanian dan luas panen pada musim penghujan di


Kecamatan Semin
Jenis Komoditi
Luas panen (Ha)
Jumlah
(ha)
Lahan sawah
Lahan tegalan
Padi
2.095,00
2.095,00
Jagung
3.060,00
3.060,00
Kacang tanah
1.990,00
1.990,00
Kedelai
3.423,00
3.423,00
Ketela pohon
Jumlah (ha)
2.095,00
8.473,00
10.568,00
Tabel 2. Luas panen komoditi tanaman pangan dan rumput gajah pada musim penghujan di Desa
Kemejing
Dusun
Duwet
Kemejing I
Kemejing II
Kemejing III
Sulur I
Sulur II
Tangkil I
Tangkil II
Karanggumuk I
Karanggumuk II
Prebutan
Jumlah (ha)

Padi
10,00
20,00
25,00
25,00
10,00
16,00
26,00
27,00
25,00
30,00
25,00
239,00

Jagung
1,00
2,00
10,00
1,25
3,00
2,00
5,00
5,00
10,00
5,00
1,00
45,25

Luas Panen (ha)


Kc.
Kc.
Kc.
Tanah
Kedelai
Hijau
1,00
1,00
0,00
1,00
1,00
0,00
5,00
2,50
0,00
5,00
2,50
0,00
2,00
1,00
0,00
1,00
1,00
0,00
2,00
1,00
0,00
2,00
3,00
0,00
4,00
7,00
0,00
4,00
5,00
0,00
7,50
1,00
0,00
38,50
22,00
0,00

Ktl.
Pohon
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00

Tabel 3. Populasi ternak ruminansia di Kecamatan Semin


Desa
Jenis ternak (ekor)
Sapi
Kambing
Kalitekuk
1.023,00
407,00
Kemejing
748,00
546 ,00
Semin
1.846,00
729,00
Pundungsari
1.137,00
488,00
Karangsari
1.316,00
453,00
Rejosari
1.147,00
702,00
476,00
189,00
Bulurejo
Bendung
876,00
442,00
Sumberejo
1.248,00
573,00
Candirejo
1.215,00
1.114,00
Jumlah
11.032,00
5.643,00

R. Gajah
2,50
4,50
2,50
3,50
2,50
2,50
1,25
0,75
2,25
2,25
4,00
28,50

Jumlah
(Ha)
15,50
28,50
45,00
37,25
18,50
22,50
35,25
37,75
48,25
46,25
38,50
373,25

Domba
30,00
51,00
87,00
56,00
94,00
56,00
94,00
102,00
81,00
65,00
716,00

Tabel 4. Produksi BK, PK dan TDN bahan pakan serta daya tampung BK, PK dan TDN di Desa
Kemejing
Produksi Bahan Pakan (ton) dan Daya Tampung/UT
Jenis Bahan
Desa Kemejing
Pakan
BK
UT/BK
PK
UT/PK
TDN
UT/TDN
J. Padi
2.299,40
1.596,81
100,02
761,22
1.069,22
1.448,81
J. Jagung
165,07
114,63
8,50
64,57
87,26
118,23
J. Kedelai
13,97
9,70
1,37
10,43
8,30
11,25
J. Kc Tanah
227,70
54,65
17,30
129,65
110,83
150,20
R.Gajah
1.448,77
1.006,09
131,70
1.002,24
796,10
1.078,73
Jumlah
4.149,91
2.881,88
258,62
1.968,11
2.071,71
2.807,22
Analisis Daya Tampung Ternak Ruminansia (Nugraha et al.)

37

Tabel 5. Produksi BK, PK dan TDN bahan pakan serta daya tampung BK, PK dan TDN di
Kecamatan Semin
Jenis Bahan
Pakan
J. Padi
J. Jagung
J. Kedelai
J. Kc Tanah
R.Gajah

BK
33.822,34
4.749,00
474,00
3.786,38
9.106,44

Produksi Bahan Pakan (ton) dan Daya Tampung/UT


Kecamatan Semin
UT/BK
PK
UT/PK
TDN
23.487,74
1.471,27
11.196,89
15.727,40
3.297,77
244,08
1.857,59
2.510,21
329,02
46,47
353,72
281,57
2.629, 43
289,65
2.204,40
1.884,50
6.323,92
827,77
6.299,66
5.004,00

Jumlah

51.938,16

36.067,88

2.879,24

Pemberian pakan sapi potong di


Desa Kemejing umumnya berupa pakan
hijauan dan pakan yang berasal dari limbah
pertanian. Pemberian pakan menggunakan
sistem cut and carry yaitu peternak
memotong rumput atau hijauan lain
kemudian membawanya pulang untuk
diberikan kepada ternak sebanyak 2-3 kali
per hari. Untuk pakan hijauan yang
diberikan bervariasi tergantung pada
ketersediaan bahan pakan di musim
penghujan. Limbah pertanian diperoleh
ketika masa panen. Limbah pertanian yang
diberikan sebagai pakan adalah jerami
jagung, jerami kacang tanah, jerami padi
sedangkan rumput yang diberikan sebagai
pakan adalah rumput Gajah dan rumput
alam. Kelima jenis pakan tersebut
merupakan jenis pakan yang paling dominan
diberikan kepada ternak. Selain itu, di lokasi
penelitian tidak didapati peternak yang
menggunakan konsentrat sebagai bahan
pakan tambahan untuk ternaknya. Hal ini
dikarenakan harganya mahal. Sehingga
dapat dikatakan bahwa bahan pakan yang
digunakan adalah limbah pertanian dan
rumput Gajah.
Limbah
pertanian
lain
yang
digunakan sebagai pakan yaitu jerami
kacang panjang. Jerami kacang panjang
digunakan sebagai bahan pakan tetapi
kurang dominan digunakan karena jumlah
tanaman kacang panjang yang ditanam tidak
sebanyak tanaman komoditi lain. Sementara
itu, daun ketela pohon, tidak dimanfaatkan
sebagai bahan pakan sebab selama penelitian
daun ketela pohon belum panen.
38

21.912,27

25.407,71

UT/TDN
21.310,83
3.401,40
381,53
2.553,50
6.780,50
34.427,76

Bahan pakan yang digunakan bukan


hanya berasal dari limbah pertanian dan
rumput Gajah tetapi juga berasal dari
dedaunan dari tanaman lain, seperti daun
pisang (Musa paradisiaca), daun nangka
(Artocarpus heterophyllus), daun akasia
(Acacia auriculiformis), daun mahoni
(Swietenia mahagoni), daun lamtoro
(Leucaena leucocephala), daun bunga
sepatu (Hibiscus rosa sinensis), daun adem
ati (Litsea glutinosa), daun belimbing
(Averhoa carambola), daun jambu mete
(Anacardium occidentale) dan daun tetehan
(Acalypha siamensis).
Produksi pakan di Desa Kemejing
menunjukkan bahwa produksi jerami padi
menempati posisi tertinggi dalam produksi
BK dan TDN sementara rumput Gajah
menempati posisi tertinggi dalam hal
produksi PK (Tabel 4). Produksi BK, PK
dan TDN terendah adalah jerami kedelai
(Tabel 4). Produksi BK dan TDN pada
jerami padi dan produksi PK pada rumput
Gajah menempati posisi tertinggi. Hal ini
disebabkan karena di Desa Kemejing, luas
panen dari padi tinggi serta mempunyai
kadar BK yang tinggi sedangkan pada
rumput Gajah dipengaruhi oleh tingkat
kematangannya
waktu
pemanenan,
lingkungan tempat tumbuh dan cara
pengolahan (Tillman et al., 1998).
Populasi ternak yang ada di Desa
Kemejing yaitu sebesar 1.345 ekor atau
842,5 UT, bila berdasarkan data Tabel 4,
maka ketersediaan BK jerami padi dapat
memenuhi kebutuhan ternak ruminansia
sebanyak 1.596,81 UT sedangkan jika
Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013

dilihat dari produksi PK dan TDN rumput


Gajah dapat memenuhi kebutuhan ternak
ruminansia sebanyak 1.002,24 UT dan
1.078,73 UT. Apabila data daya tampung
ternak pada musim penghujan baik
berdasarkan BK, PK ataupun TDN (Tabel 4)
dibandingkan dengan populasi ternak yang
ada di Desa Kemejing (Tabel 3) maka akan
didapatkan daya tampung atau kapasitas
tampung ternak ruminansia di Desa
Kemejing melebihi jumlah populasi ternak
yang ada. Daya tampung lebih besar
daripada jumlah populasi ternak karena pada
musim penghujan ketersediaan bahan pakan
melimpah. Ketersediaan bahan pakan
dipengaruhi oleh iklim dan pola pertanian
tanaman pangan. Hal ini didukung dari
pernyataan Winugroho et al. (1998) cit
Ruswendi (2004) yang menyatakan bahwa
ketersediaan hijauan pakan dipengaruhi oleh
iklim dan pola pertanian tanaman pangan,
pada musim hijauan tanaman hijauan
tumbuh dengan baik dan tersedia dalam
jumlah banyak. Jadi, pakan yang telah
tersedia yang berasal dari limbah pertanian
dan rumput Gajah dapat memenuhi
kebutuhan pakan dari jumlah populasi ternak
yang ada bahkan terdapat kelebihan
ketersediaan pakan, yang artinya adalah
apabila semua limbah pertanian yang dapat
digunakan sebagai bahan pakan digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
ternak
ruminansia yang ada maka masih terdapat
surplus bahan pakan hijauan yang berasal
dari limbah pertanian.
Produksi pakan menunjukkan bahwa
produksi BK, PK dan TDN tertinggi adalah
jerami padi sedangkan produksi BK, PK dan
TDN terendah adalah jerami kedelai (Tabel
6). Produksi BK, PK dan TDN pada jerami
padi menempati posisi tertinggi. Hal ini
disebabkan karena di Kecamatan Semin,
luas panen dari padi tinggi dibanding luas
panen dari komoditas lain sedangkan pada
rumput Gajah dipengaruhi oleh tingkat
kematangannya
waktu
pemanenan,
lingkungan tempat tumbuh dan cara
pengolahan
(Tillman et al., 1998).
Populasi ternak ruminansia di
Kecamatan Semin adalah 12.035,12 UT.

Berdasarkan
data
Tabel
5,
maka
ketersediaan BK, PK dan TDN jerami padi
dapat
memenuhi
kebutuhan
ternak
ruminansia sebanyak 23.487,74 UT,
11.196,89 UT dan 21.310,83 UT sehingga
apabila data populasi ternak ruminansia
(Tabel 3) dibandingkan dengan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak
ruminansia berdasarkan BK dan TDN (Tabel
5) maka akan didapatkan daya tampung
ternak ruminansia di Kecamatan Semin
melebihi jumlah populasi ternak ruminansia
di Kecamatan Semin, yang artinya bahwa
ketersediaan bahan pakan berdasarkan BK
dan TDN mampu melebihi kebutuhan pakan
ternak ruminansia yang ada sedangkan bila
kebutuhan pakan ternak berdasarkan PK
maka didapatkan daya tampungnya belum
melebihi jumlah populasi ternak. Agar
kebutuhan pakan ternak berdasarkan PK
terpenuhi maka diperlukan solusi antara lain
dengan mengintensifkan lahan yang ada
dengan menanam tanaman pertanian yang
limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pakan sumber protein seperti tanaman
kacang tanah.
Daya tampung ternak ruminansia di
Kecamatan Semin lebih besar daripada
populasi ternak disebabkan karena pada
musim penghujan produksi hijauan tersedia
dalam jumlah banyak. Dengan demikian,
bila dikaitkan dengan pengembangan ternak
ruminansia ke depannya maka akan sangat
menjanjikan sebab potensi ketersediaan
bahan pakan pada musim penghujan
melimpah. Dilihat dari keadaan ini, maka
masih dapat dilakukan pengembangan usaha
peternakan tanpa harus mendatangkan bahan
pakan dari luar daerah asalkan potensi bahan
pakan
yang
ada
ditingkatkan
pemanfaatannya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa secara kuantitas dan
kualitas, daya tampung ternak ruminansia di
Desa Kemejing melebihi jumlah populasi
ternak yang ada. Hal ini berarti, bahan pakan
yang telah tersedia yang berasal dari limbah

Analisis Daya Tampung Ternak Ruminansia (Nugraha et al.)

39

pertanian dan rumput Gajah dapat melebihi


populasi ternak ruminansia yang ada
sedangkan di Kecamatan Semin hanya yang
secara kualitas saja yang daya tampung
ternak ruminansianya belum mencukupi
karena PK tidak memenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Gunungkidul. 2011.
Kecamatan Semin dalam Angka.
BPS : Gunungkidul.
Basuki, S. 2010. Peningkatan Akurasi
Pengubinan. BPTP Jawa Tengah.
jateng.litbang.deptan.go.id/ind/.
Ngadmawati, S., 2001. Evaluasi Daya
Dukung Pakan Ternak Ruminansia
di Kabupaten Kebumen Propinsi
Jawa Tengah. Tesis. S2 Program
Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Notohadiprawiro,
T.
2006.
Metode
Penelitian dan Penulisan Ilmiah.
Repro UGM. Yogyakarta.

40

Pratiwi, W.D. 2007. Participatory Rural


Appraisal.
Institut
Teknologi
Bandung Bandung.
Ruswendi.
2004.
Analisis
Potensi
Sumberdaya Pakan Ternak untuk
Pabrik Pakan Ternak Sapi Potong
di Kabupaten Gunungkidul. Tesis.
S2
Program
Pascasarjana
Universitas
Gadjah
Mada.
Yogyakarta.
Subiharta, D. Lubis, U. Kusnadi, D.
Pramono dan T. Prasetyo. 1989.
Pengaruh
introduksi
rumput
penguat
teras
terhadap
pemeliharaan ruminansia kecil di
DAS Jarunseluna. Risalah Diskusi
Ilmiah Hasil Penelitian Pertanian
Lahan Kering dan Konservasi di
Daerah Aliran Sungai. Batu.
Malang.
Tillman,
A.D.,
H.
Hartadi.,
S.
Reksohadiprodjo., Prawirokusumo
dan S. Lebdosukojo. 1998. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. Gadjah
Mada
University
Press,
Yogyakarta.

Tropical Animal Husbandry Vol. 2 (1) 2013

Anda mungkin juga menyukai