PENDAHULUAN
Pertanian lahan kering merupakan
pertanian yang lahan garapannya tanpa
penggenangan, sumber utama airnya
bergantung pada curah hujan. Pengolahan
lahan kering yang tepat dapat mencegah dan
mengurangi kerusakan dan dapat menjamin
kelestarian lahan serta membawa manfaat
yang besar untuk mendukung usaha
peternakan. Peternakan merupakan salah
satu usaha yang dapat dilakukan untuk
membantu permasalahan di lahan kering.
Usaha ini seringkali kurang produktif untuk
menghasilkan sumber pangan dan atau
pakan.
Ketersediaan
pakan
ternak
ruminansia, khususnya hijauan di pertanian
lahan kering sangat dipengaruhi oleh musim,
musim penghujan hijauan melimpah dan
pada musim kemarau terjadi kekurangan
hijauan dengan demikian kuantitas, kualitas
dan kontinyuitas pakan hijauan tidak
terjamin
sepanjang
tahun
sehingga
menyebabkan ternak tidak dapat berproduksi
secara
optimal
(Ruswendi,
2004).
Kecamatan Semin yang merupakan lokasi
penelitian mempunyai potensi penggunaan
bahan pakan untuk digunakan sebagai pakan
ternak ruminansia diantaranya adalah
hijauan yang berupa rumput dan limbah
pertanian. Bukan hanya hijauan rumput dan
limbah pertanian yang dapat digunakan
sebagai pakan tetapi juga masih banyak
potensi hijauan lainnya yang belum
diketahui secara tepat.
Berdasarkan hal di atas maka
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ketersediaan (jenis, jumlah dan
kualitas) pakan dan ketersediaan nutrien
sumber pakan serta daya tampung ternak
ruminansia di daerah pertanian lahan kering
Desa
Kemejing,
Kecamatan
Semin,
Kabupaten Gunungkidul.
MATERI DAN METODE
Penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2011 (persiapan penelitian) dan
pengambilan data lapangan pada Februari
2012
sampai
bulan
Maret
2012.
Pengambilan data atau sampel dilakukan
pada saat terjadi panen raya setiap jenis
komoditi tanaman pangan yang limbahnya
dapat dipakai sebagai pakan ternak selama
musim penghujan. Lokasi penelitian berada
di Desa Kemejing, Kecamatan Semin,
Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Metode dasar penelitian
menggunakan metode deskriptif sedangkan
metode
penentuan
lokasi
penelitian
ditentukan secara purposive (sengaja)
dengan
pertimbangan
waktu
dan
kemampuan serta jangkauan peneliti
(Notohadiprawiro, 2006).
Jumlah sampel peternak yang
ditentukan sebanyak 15 peternak yang
ditentukan secara purposive sampling.
Penentuan jumlah responden ini terkait
dengan pertimbangan akses lokasi (secara
teknis dapat digunakan sebagai lokasi
pengambilan sampel), waktu, tenaga, biaya
dan sesuai dengan model penelitian yang
bersifat partisipatif (Participatory Rural
Appraisal/PRA) (Pratiwi, 2007). Sebagai
penelitian pendahuluan, peneliti terlibat di
dalam pemberian pakan/ransum pada sapi
potongnya selama 10 hari berturut-turut
untuk mengetahui jenis pakan yang
digunakan untuk pakan ternak. Selain itu
juga untuk mengetahui jumlah pakan yang
diberikan ke ternak.
Jenis dan jumlah pemberian pakan
yang ada di desa Kemejing diketahui pada
saat penelitian pendahuluan dilakukan
dengan cara terjun langsung ke peternak
selama 10 hari dengan tujuan mengetahui
jenis dan jumlah bahan pakan yang
diberikan ke ternak yang nantinya digunakan
sebagai acuan dilakukannya pengubinan
terhadap bahan pakan.
Setelah mengetahui apa saja jenis
pakan ternak yang diberikan, langkah
selanjutnya tahap pelaksanaan penelitian
dengan mengambil sampel di lahan petani
dengan cara mengubin semua jenis pakan
potensial baik rumput, legum maupun
limbah pertanian (hijauan). Pengubinan
dilakukan pada setiap jenis rumput (kultur)
serta tanaman yang limbahnya dapat
35
Tabel 1.
Padi
10,00
20,00
25,00
25,00
10,00
16,00
26,00
27,00
25,00
30,00
25,00
239,00
Jagung
1,00
2,00
10,00
1,25
3,00
2,00
5,00
5,00
10,00
5,00
1,00
45,25
Ktl.
Pohon
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
R. Gajah
2,50
4,50
2,50
3,50
2,50
2,50
1,25
0,75
2,25
2,25
4,00
28,50
Jumlah
(Ha)
15,50
28,50
45,00
37,25
18,50
22,50
35,25
37,75
48,25
46,25
38,50
373,25
Domba
30,00
51,00
87,00
56,00
94,00
56,00
94,00
102,00
81,00
65,00
716,00
Tabel 4. Produksi BK, PK dan TDN bahan pakan serta daya tampung BK, PK dan TDN di Desa
Kemejing
Produksi Bahan Pakan (ton) dan Daya Tampung/UT
Jenis Bahan
Desa Kemejing
Pakan
BK
UT/BK
PK
UT/PK
TDN
UT/TDN
J. Padi
2.299,40
1.596,81
100,02
761,22
1.069,22
1.448,81
J. Jagung
165,07
114,63
8,50
64,57
87,26
118,23
J. Kedelai
13,97
9,70
1,37
10,43
8,30
11,25
J. Kc Tanah
227,70
54,65
17,30
129,65
110,83
150,20
R.Gajah
1.448,77
1.006,09
131,70
1.002,24
796,10
1.078,73
Jumlah
4.149,91
2.881,88
258,62
1.968,11
2.071,71
2.807,22
Analisis Daya Tampung Ternak Ruminansia (Nugraha et al.)
37
Tabel 5. Produksi BK, PK dan TDN bahan pakan serta daya tampung BK, PK dan TDN di
Kecamatan Semin
Jenis Bahan
Pakan
J. Padi
J. Jagung
J. Kedelai
J. Kc Tanah
R.Gajah
BK
33.822,34
4.749,00
474,00
3.786,38
9.106,44
Jumlah
51.938,16
36.067,88
2.879,24
21.912,27
25.407,71
UT/TDN
21.310,83
3.401,40
381,53
2.553,50
6.780,50
34.427,76
Berdasarkan
data
Tabel
5,
maka
ketersediaan BK, PK dan TDN jerami padi
dapat
memenuhi
kebutuhan
ternak
ruminansia sebanyak 23.487,74 UT,
11.196,89 UT dan 21.310,83 UT sehingga
apabila data populasi ternak ruminansia
(Tabel 3) dibandingkan dengan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak
ruminansia berdasarkan BK dan TDN (Tabel
5) maka akan didapatkan daya tampung
ternak ruminansia di Kecamatan Semin
melebihi jumlah populasi ternak ruminansia
di Kecamatan Semin, yang artinya bahwa
ketersediaan bahan pakan berdasarkan BK
dan TDN mampu melebihi kebutuhan pakan
ternak ruminansia yang ada sedangkan bila
kebutuhan pakan ternak berdasarkan PK
maka didapatkan daya tampungnya belum
melebihi jumlah populasi ternak. Agar
kebutuhan pakan ternak berdasarkan PK
terpenuhi maka diperlukan solusi antara lain
dengan mengintensifkan lahan yang ada
dengan menanam tanaman pertanian yang
limbahnya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pakan sumber protein seperti tanaman
kacang tanah.
Daya tampung ternak ruminansia di
Kecamatan Semin lebih besar daripada
populasi ternak disebabkan karena pada
musim penghujan produksi hijauan tersedia
dalam jumlah banyak. Dengan demikian,
bila dikaitkan dengan pengembangan ternak
ruminansia ke depannya maka akan sangat
menjanjikan sebab potensi ketersediaan
bahan pakan pada musim penghujan
melimpah. Dilihat dari keadaan ini, maka
masih dapat dilakukan pengembangan usaha
peternakan tanpa harus mendatangkan bahan
pakan dari luar daerah asalkan potensi bahan
pakan
yang
ada
ditingkatkan
pemanfaatannya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa secara kuantitas dan
kualitas, daya tampung ternak ruminansia di
Desa Kemejing melebihi jumlah populasi
ternak yang ada. Hal ini berarti, bahan pakan
yang telah tersedia yang berasal dari limbah
39
40