Anda di halaman 1dari 21

DIARE

LIA DAFIA

DIARE
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Lebih dari 3 kali perhari, dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari 14 hari.

EPIDEMIOLOGI

Riskesdas 2007
Kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah diare
(31,4%) dan pneumonia (23,8%)
Kematian anak balita (usia 12-59 bulan), terbanyak adalah diare
(25,2%) dan pnemonia (15,5%)

ETIOLOGI
Shigella, Salmonella, E coli, Golongan Vibrio
Bakteri

Infeksi
Virus
PENYEBAB
PENYAKIT
DIARE

Malabsorpsi
Parasit
Alergi

Bacillus cereus, Clostridium perfringens,


Staphylococcus aureus, Campylobacter
aeromonas
Rotavirus, Norwalk + Norwalk like agent,
Adenovirus
Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Balantidium coli
Cacing perut, Ascaris, Trichuris, Strongyloides
Jamur, Candida

Keracunan

Keracunan bahan-bahan kimia


Keracunan oleh racun yang
dikandung dan di produksi

Imuno defisiensi

Sebab-sebab lain

Jasad renik

Algae

Ikan, buah-buahan,
Sayur-sayuran

PATOGENESIS
Replikasi
Makanan
yang
mengandung
virus

Sel
retikulum
melebar
Infiltrasi
limfoid dr
lamina
propria
diare

Usus
Menembus
vili

Penyembuh
an
Villi usus
memendek
Kemampuan
mencerna dan
menyerap
makanan

Epitel dan
vili bagian
apikal rusak

Digantikan
oleh sel
kripta yang
belum
matang
(gepeng
dan kubois)
Tidak
berfungsi
menyerap air
dan makanan

MANIFERTASI KLINIK

Anamnesis
Keluhan
Keluhan diarenya
diarenya <14
<14
hari
hari
nausea,
nausea, muntah
muntah
nyeri
nyeri abdomen
abdomen
Demam
Demam
Berat
Berat badan
badan menurun
menurun
setelah
setelah sakit
sakit

Pemeriksaan Fisik
Letargis
Letargis
Ubun-ubun
Ubun-ubun cekung
cekung
Air
Air mata
mata berkurang,
berkurang,
mata
mata cekung
cekung
Turgor
Turgor kulita
kulita lambat
lambat
Mukosa
Mukosa kering
kering

Tabel. Simtom, gejala klinis dan sifat tinja


penderita diare akut karena infeksi usus (Sumber
: Gray dkk., 1979)
Simtom dan
gejala

rotavirus

E.coli enterotoksikgenik

E.coli
enteroinvasi
f

Salmonella

Shigella

V.cholerae

Mual dan
muntah

Dari
permulaan

jarang

jarang

panas

sakit

tenesmus

Kadangkadang

Tenesmus
kolik

Tenesmus
kolik pusing

Tenesmus kolik
pusing

kolik

Sering
distensi
abdomen

hipotensi

Bakteriemia
, toksemia

Dapat ada
kejang

Gej. lain

sistemik

- Volume

sedang

banyak

sedikit

sedikit

sedikit

Sangat
banyak

- frekuensi

Sampai
10/lebih

sering

sering

sering

Sering sekali

Hampir terus
menerus

-Konsistensi

berair

berair

kental

berlendir

kental

berair

- mukus

jarang

sering

flacks

- darah

Kadang

sering

- bau

Bau tinja

Tidak
spesifik

Bau telur
busuk

Tak berbau

-warna

Hijau
kuning

Tidak berwarna

hijau

hijau

hijau

-leukosit

- sifat lain

anyir

Tinja seperti air


cucian beras

Penilaian Derajat
Dehidrasi (WHO)
Kategori
Langkah
Lihat /
Inspeksi :
Keadaan
umum
Mata
Derajat haus

Baik, sadar
Normal
Minum biasa,
tidak terlihat haus

*Gelisah
Layu / cekung
*Haus, minum
dengan sangat
rakus

*Letargi, tidak
sadar
Layu / cekung
*Minum dengan
lemas/ tidak
mampu minum

Kembali dengan
cepat

*Kembali dengan
lambat

*Kembali dengan
sangat lambat

TENTUKAN :

Tidak terdapat
tanda-tanda
dehidrasi

Bila terdapat 2 /
Bila terdapat 2 /
lebih tanda pada
lebih tanda pada
kategori B
kategori C
Dehidrasi ringan
Dehidrasi berat
sedang

TATALAKSANA :

Rencana terapi A

Timbang pasien
bila
memungkinkan

Raba / palpasi :
Cubitan pada
kulit

Timbang pasien
Gunakan rencana
terapi C

Pemeriksaan Penunjang
Tinja
Dapat disertai
darah atau lendir
PH asam/basa
Darah
Leukosit > 5/LBP
Dapat terjadi
Biakan dan test
Analisa gas darah
gangguan elektrolit
sensitivitas untuk
atau gangguan
etiologi bakteri/
asam basa
terapi
ELISA (bila
memungkinkan,
untuk etiologi virus)
Duodenal intubation (biopsi
Pemeriksaan faal
duodenum)
ginjal
untuk mengetahui kuman
kadar ureum dan
penyebab secara kuantitatif dan
kreatinin
kualitatif terutama pada diare
kronik

Tatalaksana

Rehidrasi oral / parenteral


Dukungan nutrisi
Obat atas indikasi
Terapi suportif : Zinc
Edukasi

Rencana Terapi A

Beri cairan tambahan


< 2 tahun= 50-100 ml
setiap kali BAB
> 2 tahun= 100-200 ml
setiap kali BAB

Tablet Zinc
< 6 bulan= tablet (10
mg) per hari
> 6 bulan= 1 tablet (20
mg) per hari

Lanjutkan pemberian
makanan/ ASI

Kapan harus kembali:


Anak bertambah parah
Tidak bisa minum atau
menyusu atau malas
minum
Timbul demam
Ada darah dalam tinja
Kunjungan hari ke 5

Rencana Terapi B
Jumlah Oralit untuk 3 jam pertama
Umur

<4
bln

4-11
bln

Berat
5 7,9
badan < 5 kg
kg

12-23
bln

24
thn

5 14
thn

15 thn

8
10,9
kg

11
15,9 kg

16-29,9
kg

30 kg

Jumla 20040060080012002200h (ml) 400


600
800
1200
2200
4000
Evaluasi 3 jam kemudian: klasifikasi derajat dehidrasi, pilih
rencana terapi
1. Beri cairan tambahan
2. Lanjutkan pemberian makanan
3. Beri tablet zinc selama 10 hari
4. Kapan harus periksa kesehatan kembali

Rencana Terapi C

Reevaluasi 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) pilih rencana terapi A, B


atau C

Dukungan Nutrisi
ASI teruskan
ASI tak ada :
Diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan sedang
susu formula tak perlu diganti
Diare dehidrasi berat susu formula bebas laktosa
Diare disertai gejala klinis intoleransi laktosa susu
formula bebas laktosa

Makanan sesuai usia


Setelah diare berhenti, beri makan ekstra tiap hari
selama 2 minggu

Antibiotik
Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:
Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol
atau Kloramfenikol.
V. parahaemolyticus,E. coli, tidak memerlukan
terapi spesifik
A. aureus : Kloramfenikol
Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol
atau golongan Quinolon seperti Siprofloksasin
Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol
Helicobacter: Eritromisin
Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau
Secnidazol

Probiotik
Probiotik merupakan bakteri hidup yang
mempunyai efek yang menguntungkan pada host
dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri
probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga
seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh
bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel
usus
Mekanisme efek probiotik:

Perubahan lingkungan mikro lumen usus


Produksi bahan antimikroba
Kompetisi nutrient
Mencegah adhesi kuman patogen pada enterosit dan
efek tropik pada mukosa usus
Imunomodulasi

Edukasi

Menggunakan Air Bersih yang Cukup


Air harus diambil dari sumber terbersih yang tersedia.
Sumber air harus dilindungi dengan: menjauhkannya dari
hewan: membuat lokasi kakus agar jaraknya lebih dari 10 meter
dari sumber yang digunakan, serta lebih rendah, dan menggali
parit aliran di atas sumber untuk menjauhkan air hujan dari
sumber.
Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan
gunakan gayung bersih bergagang panjang untuk mengambil
air.
Air untuk masak dan minum bagi anak anda harus dididihkan.

Mencuci Tangan (Dengan Sabun)

Sesudah buang air besar


Sesudah membuang tinja anak
Sebelum menyiapkan makanan
Sebelum dan sesudah makan
Sebelum dan sesudah menyuapi anak makan

Menggunakan Jamban
Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan
dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.
Bersihkan jamban secara teratur.
Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke
tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh
dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta
lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari buang air besar
tanpa alas kaki

Membuang Tinja Bayi yang Benar


Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi
secepatnya, bungkus dengan daun atau kertas
koran dan kuburkan atau buang di kakus.
Bantu anak untuk membuang air besarnya ke
dalam wadah yang bersih dan mudah
dibersihkan. Kemudian buang ke dalam kakus
dan bilas wadahnya atau anak dapat buang air
besar di atas suatu permukaan seperti kertas
koran atau daun besar dan buang ke dalam
kakus.
Bersihkan anak segera setelah anak buang air
besar dan cuci tangannya.

Pemberian Imunisasi Campak


Diare sering timbul menyertai campak
sehingga pemberian iimunisasi campak juga
dapat mencegah diare oleh karena itu beri
anak imunisasi campak segera setelah
berumur 9 bulan. Diare dan disentri sering
terjadi dan berakibat berat pada anak-anak
yang sedang menderita campak dalam 4
mingggu terkahir. Hal ini sebagai akibat dari
penurunan kekebalan tubuh penderita.

Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik,
isotonik atau hipertonik).
Renjatan hipovolemik.
Hipokalemia
Hipoglikemia.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat
defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili
mukosa, usus halus.
Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan
muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai