Anda di halaman 1dari 4

TELAAH ARTIKEL JURNAL

Tanggal : 23 Juni 2016

Metodologi Penelitian

Nama : Kristianto Dwi Nugroho


Lokasi Penelitian:
Informasi Citasi
Pengarang

: SE Roberts, FM Schreuder, T
Watson, M Stern

Tahun

: 2016

Judul Artikel : Do COPD patients taught pursed


lips breathing (PLB) for dyspnoea

Lokasi penelitian dilakukandi London (UK)


Bentuk Penelitian
Penelitian dilakukanmenggunakan metologi
campuran menggunakan wawancarara telepon semi
terstruktur, fokus grup dan pengamatan
mengenaipenggunaan teknik PLB

management continue to use the


technique long-term? A mixed
methodological study
Penerbit/ Nama Jurnal : Phiysiotherapy Journal
Volume: 23
Nomer : 50

Karakteristik Responden:
Responden dalam penelitianini adalah pasien denga
COPD yang diajarkan PLB sebelumnya.
Teknik Sampling
Posposive sampling

Halaman :
Variabel yang diteliti:
Teknik PLB, manajemen dipsnea
Prosedur tindakan:
Pasien diajarkan mengenai teknik PLB beberapa
bulan sebelumnya. Komponan dalam penelitian ini
adalah kuesioner telepon semi terstruktur, focus grup
dan kunjungan rumah.
Reabilitas dan Validitas Instrumen yang dilakukan:

Uji Statistik yan digunakan:


Latar Belakang

Hasil Penelitian

Pursed lips breathing (PLB) merupakan sebuah Dalam penelitian tersebut, 9 dari 13 responden
strategi bernafas spontan yang diadopsi dari klien melaporkan terus menggunakan PLB saat klien
dengan dipsnea. Tenik PLB sudahs sangat sering mengalami sipnea, dan 13 responden menyatakan
dilakukan dan sangat lazim diberika pada program mendapatkan manfaat dari teknik PLB. Manfaat yang
rehabilitasi paru. Teknik PLB merupakan tenik didapatkan responden adalah membantu melegakan
yang cukup mudah dan cukup efisien dilakukan nafas klien saat klien mengalami sesak nafas.
pada klien dengan dipsnea. Saat klien melakukan beberapa responden mengatakan bahwa merakana
PLB,

maka

klien

menghembuskan

nafas manfaat yang lebih banyak daripada yang diharapkan

dalamdanmembuka diafragma, sehingga terjadi sebelumnya.


tekanan negative dalam paru klien, dan udara Dalam penelitian ini didapatakan juga klien dapat
masuk ke dalam paru. Setelah udara masuk, merasa lebih tenangsaat klien mengalami sesak nafas.
terjadi ikatan

dengan HB dan sesak nafas kepanikan yang dirasakan klien dapat berkurang saat

berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk klien menggunakan teknik PLB. Selain itu klien juga
mendokumentasikan pengalaman subjektif klien mendapatkan manfaat dapat memulihkan keadaan
dengan COPD yang diajarkan teknik PLB klien saat klien mengalami sesak nafas.
sebelumnya.

Dalam

kelompok

wawancara

melalui

telepon

mengenai teknik PLB, klien dapat menjelaskan teknik


PLB dari sederhana sampai rinci. Dalam fokus grup
diskusi menyatakan bahwa teknik PLB nafas yang
keluar harus lebih panjang dari nafas dalam. Dalam
diskusi juga menyatakan PLB dapat dikombinasikan
dengan pernafasan diafragma.
PLB

menggunakan nafas dalam

menunjukkan

digunakan

terjadi penurunan RR. Selain itu

perubahan perasaan mengenai RR juga terjadi. Klien


merasa lebih tenang danrileks setelah melakukan PLB
perubahan tingkat pernafasan dan saturasi oksigen.

PLB dilakukan sebagai darana menundan timbulnya


sesak nafas dan sebagai sebagai cara

untuk

mendapatkan kontrol pernafasan.


Tujuan Penelitian

Implikasi hasil penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Hasil penelitian dapat diterapkan pada pasien dengan

mendokumentasikan pengalaman subjektif klien

dipsnea. Pasien dengan dipsnea dapat biberikan PLB

dengan COPD yang diajarkan teknik PLB

untuk mengurangi sesak nafas, memperlambat RR

sebelumnya.

dan meningkatkan saturasi oksigen. Selain itu tekni


PLB

dapat

dilakukan

untuk

meningkatkan

ketenangan klien.
Pertanyaan Penelitian

Kekuatan penelitian

Apakah tema kunci mengenai pengalaman klien

Penelitian

ini

dilakukan

menggunakan

teknik

yang menggunakan PLB pada pasien dengan

interview dan dilakukan dalam waktu yang cukup

dipsnea?

lama. Sehingga data yang didapatkan menjadi cukup


banyak dan cukup falid.
Desain Penelitian

Kelemahan penelitian

Penelitian terdiri dari tiga komponen yaitu


kuesioner semi terstruktur melalui telepon, fokus

Penelitian ini dilakukan dengan responden yang

grup, dan home visit. Sampel yang digunakan

sangat terbatas yaitu 13 responden sehingga dirasa

adalah purposive sampling dari semua pasien

kurang

yang memiliki karakteristik antara lain klien

bervariasi.

dengan diagnosa PPOK, klien yang telah


diajarkan teknik PLB dengan protocol standar.
Setelah dilakukan penelitian PLB memiliki efek
antara lain memperlambat RR dan meningkatkan
saturasi oksigen.

untuk

mendapatkan

hasil

yang

lebih

KESIMPULAN
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa teknik PLB dapat dilakukan untuk meningkatkan saturasi
oksigen dan menurunkan RR pada klien. Selain itu teknik PLB dapat dilakukan untuk mengambil alih
kontrol pernafasan pada klien dengan sesak nafas. Teknik pernafasan ini dapat meningkatkan kenyamanan
pada klien dan dapat menenangkan klien.
Cara yang dilakukan dengan menghirup nafas melalui hidung dengan menggunakan nafas dalam.
Menghirup nafas dilakukan 3-4 detik, selanjutnya klien menahan nafas 1-2 detik. Setelah menahan nafas,
klien menghembuskan melalui mulut dengan mengerucutkan mulut selama 4-5 detik. Cara yang dilakuakn
cukup sederhana tetapi sangat membantu pernafasan klien dengan sesak nafas.
PLB menggunakan teknik yang cukup sederhana tetapi memiliki hasil yang maksimal. Teknik PLB dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja saat klien merasakan sesak nafas. teknik ini juga tidak
membutuhkan biaya dan waktu yang banyak. Sehingga teknik PLB dapat dilakukan siapa saja dan
dilakukan kapan saja saat klien mengalami sesak nafas.

Anda mungkin juga menyukai