Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

TUBERCULOSIS DENGAN PENDEKATAN PALIATIF

Didik Mulyono
CURRICULUM VITAE
Nama : Didik Mulyono
TTL : Magetan, 6 September 1979
Riwayat Pendidikan
1. SPK Depkes RI Magetan 1995 Riwayat Organisasi
2. Akper Dr. Soedono Madiun 2001 1. Ketua DPK 8 PPNI Kota Madiun
3. S1 Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya 2009 2. Pengurus Himpunan Perawat Gawat Darurat dan
4. Profesi Ners Universitas Kusuma Husada Surakarta 2012 Bencana Indonesia (HIPGABI JATIM)
5. S2 Keperawatan Universitas Brawijaya 2017 3. Pengurus Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi
Keperawatan Indonesia (AIPVIKI JATIM)
Riwayat Publikasi Ilmiah
1. Perbedaan Nationale Early Warning Score (NEWS) dan GCS dalam
memprediksi Outcome Trauma Kepala, Jurnal Karya Husada Jaya
Riwayat Pekerjaan
2. Validation of Rapid Emergency Medicine Score in Predicting Outcome Head
1. Perawat Klinik Pabuaran Medika Jakarta Injury Outcome, Jurnal Kedokteran Brawijaya.
2. Perawat di RS Islam Surakarta 3. A Phenomenological Study in the Spirituality of the Elderly due to the
3. Perawat di Pusesmas Tebon Barat Magetan restrictions imposed during the COVID-19 Pandemic, Nursing Today
Journal.
4. Staf Pengajar di Akper Dr. Soedono Madiun
5. The Relationship Between Level of Knowledge About Diet With Diabetes
5. Perawat di RS Paru Manguharjo Madiun Mellitus Diet Compliance, Jurnal Midpro
OUTCOME
1.Mengetahui tentang Konsep TB
2.Memahami tentang Konsep Keperawatan TB
3.Pendekatan Paliatif pada Pasien TB
Situasi TBC di Indonesia

842,000
Estimasi Kasus

446,732
Notifikasi Kasus

86%
Keberhasilan
Pengobatan

47 %
3.119 52.929 7,729 Kasus belum
TB RO TB Anak TB HIV terlaporkan
PERINGKAT INDONESIA DALAM
Pada tahun 2016, Indonesia
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS 1 peringkat 2 di dunia, tahun
2017 menjadi peringkat 3
2
INDIA
3
• 2.740.000
CINA 1
4
• 889.000
INDONESIA 2
5 • 842.000
BEBAN FILIPINA 3 INDIA
TBC • 135.000
PAKISTAN • 581.000 4 CINA
• 73.000
• 525.000 5 RUSIA
PAKISTAN
• 56.000
1
6 • 27.000
FILIPINA 2
7 • 27.000 AFRIKA
NIGERIA 3 SELATAN
8 • 24.000 INDIA
BEBAN INDONESIA 4 • 193.000
• 86.000
TBC RO UKRAINA
• 23.000 MOZAMBIQ
• 20.000
5 • 66.000
NIGERIA
6 TANZANIA
• 58.000

7 KENYA
• 48.000

8 INDONESIA
• 45.000 Indonesia merupakan negara dengan
BEBAN • 36.000 triple burden TBC untuk insiden TBC,
TBC HIV ZAMBIA
• 36.000
insiden TBC RO, dan TBC HIV
Apa itu Tuberculosis?
Penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium
Tuberculosis
Mycobacterium Tuberculosis
1. Acid-Fast
2. Aneorob
3. Very Small
APA FAKTOR RISIKO TB?
Tight living quarters
Below or at poverty line
Refugee (Immigrant)
Immune system issue (ex: HIV)
Subtance abusers (ex: IV drugs)
Kids < 5 years age
TANDA DAN GEJALA TB
• Prinsip pengobatan yang adekuat memenuhi :
• Minimal 4 macam obat
• Dosis yang tepat
• Ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan Obat)
sampai selesai pengobatan.
• Pengobatan diberikan dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal dan
tahap lanjutan
• Tujuan pengobatan TB
a.Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta kualitas
hidup.
b.Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk
selanjutnya.
c.Mencegah terjadinya kekambuhan TB
d.Menurunkan risiko penularan TB
e.Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan obat.
Pokok bahasan 1 : Prinsip Pengobatan TB di
Fasyankes (lanjutan)
2.Jenis OAT
1. OAT lini satu
2. OAT lini dua
3.Dosis OAT
3. Dosis rekomendasi OAT lini pertama untuk dewasa
4. Perhitungan dosis OAT Resistan Obat
Jenis OAT
OAT lini satu

Jenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan (mg/kg)

Harian 3 x seminggu
Isoniasid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampisin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pirazinamid (Z) Bakterisid 25 35
(20-30) (30-40)
Streptomisin (S) Bakterisid 15  
(12-18)
Etambutol (E) Bakteriostatik 15 30
(15-20) (20-35)
OAT lini dua
Grup Golongan Jenis Obat
A Florokuinolon  Levofloksasin (Lfx)
 Moksifloksasin (Mfx)
 Gatifloksasin (Gfx)*

B OAT suntik lini  Kanamisin (Km)


kedua  Amikasin (Am)*
 Kapreomisin (Cm)
Streptomisin (S)**

C OAT oral lini Kedua  Etionamid (Eto)/Protionamid (Pto)*


 Sikloserin (Cs) /Terizidon (Trd)*
 Clofazimin (Cfz)
 Linezolid (Lzd)

D D1  OAT lini pertama  Pirazinamid (Z)


 Etambutol (E)
 Isoniazid (H) dosis tinggi

D2  OAT baru  Bedaquiline (Bdq)


 Delamanid (Dlm)*
 Pretonamid (PA-824)*

D3  OAT tambahan  Asam para aminosalisilat (PAS)


 Imipenem-silastatin (Ipm)*
 Meropenem (Mpm)*
 Amoksilin clavulanat (Amx-Clv)*
 Thioasetazon (T)*
Persiapan Sebelum Pengobatan
• Anamnesis ulang untuk memastikan kemungkinan terdapatnya riwayat dan
kecenderungan alergi obat tertentu, riwayat penyakit terdahulu seperti status
HIV, diabetes mellitus, hepatitis, dll.
• Penimbangan berat badan
• Identifikasi kontak erat/serumah
• Memastikan data dasar pasien terisi dengan benar dan terekam dalam
sistem pencatatan yang digunakan.
• Penetapan PMO
• Pemeriksaan adanya penyakit komorbid (HIV, DM)
• Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas fasyankes wilayah jika diperlukan,
untuk memastikan alamat yang jelas dan kesiapan keluarga untuk
mendukung pengobatan melalui kerjasama jejaring eksternal.
• Pemeriksaan baseline penunjang sesuai dengan indikasi yang diperlukan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi mukopurulen, peningkatan produksi sputum
Luaran : Bersihan jalan nafas meningkat
Intervensi Keperawatan : Latihan Batuk Efektif, Manajemen Jalan Nafas, Pemantauan
Respirasi
Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor retensi sputum
Monitor input dan output cairan
Terapeutik
Atur posisi semi fowler/fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
2. Pola nafas tidak efektif
Luaran : Pola nafas membaik
Intervensi Keperawatan : Manajemen Jalan Nafas, Pemantauan Respirasi
Observasi
 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
 Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronchi)
 Monitor sputum (jumlah, warna aroma)
Terapeutik
Atur posisi semi fowler/fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontra indikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
3. Gangguan pertikaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi – perfusi, perubahan membran
alveolus kapiler.
Luaran : Pertukaran Gas Meningkat
Intervensi Keperawatan : Terapi Oksigen, Pemantauan Respirasi
Observasi
Monitor ketepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor efektifitas terapi oksigen (Mis: Oximetri, analisa gas darah)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen, jika perlu
Pendekatan Paliatif pada Pasien TB
Pengertian
Perawatan paliatif adalah perawatan interdisipliner yang berfokus
pada pasien dengan penyakit serius atau mengancam jiwa, dengan
tujuan mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan dan
mempertahankan kualitas hidup dari saat setelah terdiagnosis
TERIMA KASIH

05/16/2023

Anda mungkin juga menyukai