( HIPPII )
PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN INFEKSI
*TUBERKULOSIS*
Timuryani Nugraheni
2
PENDAHULUAN
• PMK 67 th 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
3 INDIA
4 CINA • 2.740.000 1
• 889.000 2
5 INDONESIA
BEBAN 3 INDIA
FILIPINA • 842.000
TBC
4 CINA •135.000
PAKISTAN • 581.000 •73.000
5 RUSIA
• 525.000 PAKISTAN •56.000 1
6
FILIPINA •27.000 2
7
NIGERIA •27.000 3 AFRIKA
8 SELATAN
BEBAN INDONESIA •24.000 4 INDIA
TBC RO •193.000
UKRAINA •23.000 •86.000
5 MOZAMBIQ
•20.000 •66.000
6 NIGERIA
TANZANIA •58.000
7
KENYA •48.000
8 Indonesia merupakan negara dengan
BEBAN INDONESIA •45.000
triple burden TBC untuk insiden TBC,
TBC HIV ZAMBIA •36.000 insiden TBC RO, dan TBC HIV
•36.000
Situasi TBC di Indonesia
842,000
Estimasi Kasus
446,732
Notifikasi Kasus
86%
Keberhasilan
Pengobatan
47 %
3.119 52.929 7,729 Kasus belum
TB RO TB Anak TB HIV terlaporkan
PENEMUAN KASUS TBC RO TAHUN 2009 – 2018
4500
3,980
4000
3500
3000
2500
2000
1658
1500
1000
660 674
500 309
217 282
152 214
86 130 63
21 2 8 62 17 20 23 26 31
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini peserta
mampu mengetahui:
• Kebijakan pengendalian infeksi TB
• 4 (Empat) pilar PPI TB
POKOK BAHASAN
1. Resiko penularan TB
2. Manajerial PPI TB
3. Pengendalian Administratif
4. Pengendalian Lingkungan
5. Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
Penularan TB
12
Penularan TB
PREVENTIF KURATIF
Perawat
Dokter
Mahasiswa kedokteran
Petugas Laboratorium
Pilar Managerial
26
Lima Langkah Penatalaksanaan pasien
Untuk Mencegah Infeksi TB di Fasyankes
Langkah Kegiatan Keterangan
Pengenalan segera pasien suspek atau konfirm TB adalah langkah pertama.
Hal ini bisa dilakukan dengan menempatkan petugas untuk menyaring pasien dengan
batuk lama segera pada saat datang di fasilitas. Pasien dengan batuk ≥ 2 minggu,
1. Triase atau yang sedang dalam investigasi TB tidak dibolehkan meng-antri dengan pasien
lain untuk mendaftar atau mendapatkan kartu. Mereka harus segera dilayani
mengikuti langkah-langkah dibawah ini.
Meng-instruksi-kan pasien yang tersaring diatas untuk melakukan etiket batuk. Yaitu
2. Penyuluhan untuk menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin. Kalau perlu berikan
masker atau tisu untuk membantu mereka menutup mulutnya
Pasien yang suspek atau kasus TB melalui pertanyaan penyaringan harus
dipisahkan dari pasien lain, dan diminta menunggu di ruang terpisah dengan
3. Pemisahan ventilasi baik serta diberi masker bedah atau tisu untuk menutup mulut dan hidung
pada saat menunggu.
Pada tempat pelayanan terpadu, pasien dengan gejala di-triase ke baris depan untuk
Pemberian mendapatkan pelayanan segera (misalnya VCT HIV, kunjungan ulang obat), agar
segera dapat dilayani dan mengurangi waktu orang lain terpajan pada mereka.
4. pelayanan Ditempat pelayanan terpadu, usahakan agar pasien yang hanya datang untuk
segera pelayanan HIV mendapatkan layanan HIV sebelum layanan untuk ODHA dengan TB.
3/18/2019 28
Ventilasi
• Aliran udara
• “dorongan” dan atau “tarikan” pada partikel dan uap/udara
• Tergantung pengaturan
• Exhaustfan dipasang 15 cm dari lantai (Pedoman Teknis Bangunan
dan Sarana Fasyankes untuk Mencegah Infeksi Yang Ditransmisikan
Melalui Udara, Kemenkes 2014)
12 ACH
3/18/2019 29
Penggunaan Sistem Ventilasi:
- Alamiah
- Mekanik
- Campuran
(hybrid)
3/18/2019 31
Air Changed per Hour (ACH)
34
CONTOH :
tinggi 0.5 m, lebar 0.5 m Luas Bukaan Jendela (LBJ)=
0.5 m x 0.5 m = 0.25 m²
√ 38
Contoh poliklinik
Kohorting (PMK 27 th 2017)
•Menempatkan pasien terinfeksi atau
kolonisasi dengan patogen yang sama di
ruang yang sama
•Pasien lain tanpa patogen yang sama
dipisahkan
•Jarak antar bed ≥ 1 meter
•Ruang kohorting : bertekanan negative atau
menggunakan hepafilter (PCI-8, JCI)
3/18/2019 40
KOHORTING
3/18/2019 41
PILAR PERLINDUNGAN DIRI
42
RUANG LINGKUP PROGRAM PENCEGAHAN HH
Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN
Audit
IPCN
ICRA
Alur pasien penyakit infeksi berdasar cara transmisi
Penyakit Infeksi berdasar cara transmisi infeksi
Penempatan pasien
46
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
• Diterapkan kepada pasien yang diduga terinfeksi kuman.
Kewaspadaan berbasis transmisi terdiri dari 3 yaitu:
• Transmisi kontak: dapat terjadi secara kontak langsung atau kontak
tidak langsung..
• Transmisi droplet : jika droplet pasien yang berukuran >5 µm keluar
dari hidung/mulut melayang di udara dan jatuh mengenai mukosa
mata, hidung maupun mulut orang lain yang berada pada jarak
kurang dari 1m.
• Transmisi melalui udara (airborne) : jika partikel <5 µm mengandung
mikroba melayang atau menetap di udara beberapa jam, ditransfer
sebagai aerosol melalui aliran udara dalam ruangan/jarak lebih jauh
dari 1m.
Perlindungan Diri
51
Keselamatan dan Keamanan LaboratTB
• KONSEP : Kewaspadaan Standard dan Isolasi
• Petugas Lab yang menangani px BTA dan kultur BTA berhak
dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin tiap tahun
• Biologic Safety Cabinet dilengkapi dengan laminar airflow
dan filter HEPA
• Sebelum bekerja : cabinet dialasi dengan bahan penyerap
yang sudah dibasahi larutan desinfektan
• Setelah bekerja permukaan cabinet harus dilakukan
desinfektan
• Lampu UV harus selalu dalam keadaan menyala
• Pengecekkan minimal 1 tahun sekali
52
53
Keamanan dan Cara Pengumpulan
Sputum
54
Cara Pengambilan Sputum Yang Baik
1. Pasien diminta menarik napas dalam sebanyak 3X,
kemudian tarikan ke-3 menahan napas kemudian batuk
dengan tekanan.
2. Wadah sputum harus bermulut lebar dan bertutup ulir
3. Wadah tidak perlu steril, namun harus bersih dan kering
4. Selalu menggunakan wadah khusus dari lab
5. Jika didampingi masuk ke area booth sputum, maka
pendamping menggunakan masker N95
6. Pasien HARUS tetap dalam ruangan sampai batuk mereda
dan tidak batuk lagi
7. Ruangan HARUS dibiarkan kosong selama beberapa menit
sampai pasien berikutnya masuk
8. Jangan menggunakan toilet atau WC sbg tempat
penampungan sputum
55
KEBERSIHAN TANGAN dan
TRANPORTASI PASIEN
• Fasyankes HARUS menyediakan sarana cuci tangan
56
Faktor pendukung keberhasilan
Kekuatan:
• Aspek Manajerial dan Unit Penyelenggara Administratip
mendukung pelaksanaan program dan kegiatan PPI-RS
termasuk PPI-TB
• Memiliki Komite dan Tim PPI yang bekerja aktif
• Memiliki SOP, tersosialisasi dan diterapkan
• Pendidikan dan Pelatihan PPI secara rutin
• Memiliki Program PPIRS, melakukan surveilans aktif,
memiliki Penanggung Jawab PPI TB dan melakukan revisi
SOP secara berkala
Faktor kendala keberhasilan
Kelemahan :
• Ketersediaan alat perlindung diri petugas dan pengunjung masih
kurang
• Aliran udara / Ventilasi ruangan tidak memadai
• Kewaspadaan Standar sering kurang diperhatikan
• SPO triase (pemisahan orang batuk, TB, HIV) dan percepatan
pelayanan pasien batuk belum ada
• Tidak ada anggaran khusus PPI-RS, PPI-TB, TB-HIV di RS
• Surveilans belum dilakukan secara aktif dan terus menerus
• Penanganan limbah sering tidak sesuai aturan
58
Penutup
59
Terima Kasih