TBC Dewasa
Soedarsono
RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
Tuberkulosis
• Tuberkulosis adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis
6 MOZAMBIQ
• 46.000
7 KENYA
• 37.000
• 37.000
8 TANZANIA
• 33.000
BEBAN 9 ZAMBIA
DPR KONGO
• 30.000
Delapan negara yang menempati peringkat pertama hingga kedelapan dalam hal jumlah kasus, dan
menyumbang dua pertiga dari kasus global pada tahun 2020,
WHO Global TB Report 2021.
Obat Anti TB lini pertama:
Rifampisin (R)
Isoniazid (H)
Ethambutol (E)
Pyrazinamide (Z)
Streptomycin (S)
Ginsberg, 2008
ALUR DIAGNOSIS DAN
PENGOBATAN TBC
UPDATE 2021
Alur
Diagnosis
dan
Pengobatan
TBC
2021
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(RH)
: 2 (HRZE)/4 (RH)3
b. Kategori 2 : 2(HRZES)/(HRZE)/5(RHE)
: 2 (HRZES)/(HRZE)/ 5
(RHE)3
c. TB anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10 HR
d. OAT untuk TB resistan obat (lini kedua) :
•Paduan Jangka Pendek (standar) : 9-11 bulan
• Konvensional/Individual : 20 – 26 bulan
Rekomendasi WHO:
Pedoman Pengobatan TBC Sensitif Obat
• Penggunaan tablet Kombinasi Dosis Tunggal (KDT) lebih
direkomendasikan dibanding formulasi obat terpisah pada
pengobatan pasien dengan TB sensitif obat.
• Pada semua pasien dengan TB paru sensitif obat, penggunaan
dosis tiga kali seminggu tidak direkomendasikan, baik pada
pengobatan fase intensif maupun fase lanjutan, dan dosis harian
tetap menjadi frekuensi dosis yang direkomendasikan.
• Pada pasien yang memerlukan perngobatan ulang TB, regimen
kategori II seharusnya tidak lagi diresepkan dan uji kepekaan obat
seharusnya dilakukan untuk memberi informasi pilihan regimen
pengobatan.
WHO 2017, Guidelines for treatment of drug-susceptible tuberculosis and patient care, 2017 update
Dosis tiga kali seminggu selama pengobatan, dan
dosis dua kali seminggu pada fase lanjutan
tampaknya memiliki hasil pengobatan
mikrobiologis yang lebih buruk bila dibandingkan
dengan terapi harian.
Clinical Infectious Diseases, 2017; 64(9): 1211-20.
Tatalaksana TB SO: Paduan OAT
Kategori 1
2(HRZE)/4(RH)
Lama2(HRZES)/(HRZE)/5(RHE)
Kategori 2
2 HRZE / 4HR
The BASIS of
ANTI-TB DRUGS
REGIMENS
TINGGI A INH
Continuous
growth
Kecepatan
(Basil berkembang biak
dengan cepat )
PZA Rif
Pertumbuhan
Bakteri
No Cure C B
Acid Spurts of
D inhibition metabolism
(basil berkembang biak (basil yang berkembang
Dormant dengan lambat) biak secara intermiten )
(Fase laten)
RENDAH
HIPOTESIS POPULASI BAKTERI KHUSUS DAN AKSI OBAT
TINGGI A INH
Continuous
growth
Potensi gagal, PZA Rif
Kecepatan
Pertumbuhan resisten
Bakteri
C B
Acid Spurts of
D
inhibition metabolism
Dormant
(no cure) Potensi kekambuhan
RENDAH
The “Fall and Rise Phenomen”
10 8
Number of bacilliper mil of sputum (logarithmic scale)
Isoniazid-susceptible Isoniazid-resistant
10 7 Smear + organisms organisms
Culture +
10 6
10 5
10 4
Smear –
3
10 Culture +
10 2
10 1 Smear –
Culture –
10 0
0 3 6 9 12 15 18
Start of treatment Weeks of treatment
(isoniazid alone)
Estimated bacterial population in the different tuberculosis lesions
Guidelines for Clinical and Operational Management of Drug-Resistant Tuberculosis, IUATLD, 2013
Kasus TB paru baru belum diobati
Aktivitas relatif
obat anti-TB
1. Bakterisidal
Kemampuan membunuh bakteri yang
tumbuh membelah dengan cepat
Karakter Obat TB
2. Sterilisasi
Kemampuan membunuh bakteri yang persisten atau
yang membelah secara intermiten (kelompok bakteri
yang menimbulkan kekambuhan)
Guidelines for Clinical and Operational Management of Drug-Resistant Tuberculosis, IUATLD, 2013
Obat Utama
2RHZE/4RH
Obat Pendamping
MTB Populasi B
MTB Populasi A
MTB Populasi C
2RHZE/4RH
Mencegah seleksi resistensi
Aktivitas bakterisidal
Aktivitas sterilisasi
2RHZE/4RH
• Cmax/MIC ratio
Cmax • AUC/MIC ratio (=AUIC)
• Time above MIC
Conc. in blood
Area Under
the Curve Rifampisin
Isoniazid
MIC Etambutol
Streptomisin
Time
Time above-MIC
PK/PD Measures of in vivo Potency
Concentration
AUIC = AUC0-24/MIC
MPC
MIC
PAE
As drug exposure increases from 0, the size of the drug-resistant subpopulation increases
above baseline until a plateau. After that, a concentration is reached at which higher drug
exposures begin to decrease the resistant subpopulation, until the size of the resistant
subpopulation is below that in non treated controls. Eventually a concentration is reached
at which the drug-resistant subpopulation is totally extinguished.
IUATLD. Intervention for Tuberculosis Control and Elimination, 2002, pp 20
PAEa againts M. tuberculosis after a 2-h exposure to single
drugs and combinations of drugs
M = ethambutol A
= Amikacin O= Chan CY, et al. Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 2001;45: 3631-3634
ofloxacin
Treatment optimisation
AUC/MIC = 12 mg/L
AUC/MIC = 4 mg/L
The hatched area under the concentration-time curve (AUC) equals the sum of the 3 AUCs under the
gray graph. However, the peak concentration falls proportionately to the number of dose
administrations in the dosing interval (in this case with 3 doses it falls 3-fold).
Formulasi Obat dan Dosis
• Dosis obat anti-TB yang digunakan sesuai
dengan rekomendasi Internasional.
• Fixed-dose combinations (FDC) atau
Kombinasi Dosis Tetap (KDT) dua obat
(INH dan RIF), tiga obat (INH, RIF dan
PZA), dan empat obat (INH, RIF, PZA, dan
EMB) sangat direkomendasikan, terutama
ketika konsumsi obat tidak dapat diawasi.
Keuntungan FDC (KDT)
mengurangi kesalahan penulisan resep.
MENGHINDARI MONOTERAPI
• Klinis
• Bakteriologi
• Radiologi
• Efek samping obat
• Keteraturan berobat
Keputusan Menkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Pemantauan sputum hasil
pengobatan
meninggal Lost to
follow up
Tidak
dievaluasi
Definisi Hasil Pengobatan TB SO (1)
Keputusan Menkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.
Definisi Hasil Pengobatan TB SO (1)
Keputusan Menkes RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis.