Anda di halaman 1dari 17

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor PER-13/PJ./2010
Tentang
BENTUK, UKURAN, PROSEDUR PEMBERITAHUAN DALAM RANGKA
PEMBUATAN, TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN, TATA CARA
PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN, DAN TATA CARA PEMBATALAN
FAKTUR PAJAK

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


2010
MATERI
1. Policy Statement
2. Dasar Hukum
3. Muatan Pasal
4. Tanggal berlaku

2
Ketentuan lama:
PER-159/PJ./2006 dan KEP-524/PJ./2000
sebagaimana diubah dengan PER-
97/PJ./2005

Ketentuan baru:
PER-13/PJ./2010
1. Policy Statement
PER-159/2006 a. dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13
ayat (4) Undang-undang PPN;
b. dalam rangka memberikan kemudahan dan
kepastian hukum kepada Pengusaha Kena
Pajak dalam membuat Faktur Pajak;
c. dalam rangka mengoptimalkan kegunaan sistem
faktur pajak yang dianut dalam Undang-undang
PPN, dengan dukungan teknologi informasi;

PER-13/2010 Untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 9


Peraturan Menteri Keuangan Nomor
38/PMK.03/2010

4
2. Dasar Hukum
Pasal 9 PMK Nomor 38/PMK.03/2010
Ketentuan lebih lanjut mengenai:
a. bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak;
b. tata cara pengisian keterangan pada Faktur Pajak;
c. prosedur pemberitahuan dalam rangka pembuatan Faktur
Pajak;
d. tata cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak; dan
e. tata cara pembatalan Faktur Pajak,
diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

5
3. Muatan Pasal
Definisi
PER-159/2006 (Tidak ada)

PER-13/2010 Menambahkan definisi untuk Pedagang Eceran

Memberikan penegasan tentang istilah pedagang


ALASAN eceran yang digunakan dalam Peraturan Dirjen
Pajak ini
PERUBAHAN

6
3. Muatan Pasal
Jenis Faktur Pajak

PER-159/2006 a. Faktur Pajak Standar


b. Faktur Pajak Gabungan
c. Faktur Pajak Sederhana

PER-13/2010 a. Faktur Pajak


b. Faktur Pajak Gabungan

Menyesuaikan dengan UU PPN


ALASAN
PERUBAHAN

7
3. Muatan Pasal
Saat Pembuatan Faktur Pajak, yaitu paling lambat:
PER- • Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan
159/2006 • Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum akhir bulan
berikutnya setelah bulan penyerahan
• Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan
• Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap
pekerjaan
• Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada bendaharawan pemerintah sebagai
pemungut PPN
• Akhir bulan berikutnya dalam hal pembayaran terjadi setelah akhir bulan penyerahan, akhir
bulan penyerahan dalam hal pembayaran terjadi sebelum akhir bulan penyerahan untuk
Faktur Pajak gabungan

PER- • Saat penyerahan BKP dan/atau JKP


13/2010 • Saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum penyerahan
• Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan
• Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada bendahara pemerintah sebagai
pemungut PPN
• Akhir bulan penyerahan untuk Faktur Pajak gabungan
ALASAN Menyesuaikan dengan Pasal 13 ayat (1a) dan ayat (2) UU PPN
PERUBAHAN

8
3. Muatan Pasal (Pelaporan oleh PKP ke KPP)
a. PKP telah melakukan pemusatan PPN terutang yang:
PER- sistem penerbitan FP-nya belum online antara Kantor Pusat dan Kantor-kantor Cabang-nya; dan/atau
159/2006 Kantor Pusat dan/atau Kantor-kantor Cabang-nya ada yang ditetapkan sebagai Penyelenggara Kawasan Berikat
dan/atau ditetapkan sebagai Pengusaha Di Kawasan Berikat dan/atau mendapat fasilitas KITE
Wajib lapor paling lambat sebelum Faktur Pajak Standar diterbitkan
a. PKP melakukan penambahan dan/atau pengurangan penggunaan Kode Cabang pada Kode FP, paling lambat
sebelum FP Standar diterbitkan dan/atau 1 bulan sesudah pengurangan kantor cabang
b. PKP melakukan penggunaan Nomor Urut FP dimulai lagi dari 00000001 sebelum awal tahun berikutnya, paling
lambat pada saat Faktur Pajak dengan nomor urut 1 diterbitkan
c. Nama pejabat yang berhak menandatangani FP disertai dengan contoh tandatangannya, paling lambat pada saat
pejabat mulai menandatangani Faktur Pajak
d. PKP Orang Pribadi tidak memiliki struktur organisasi yang memberikan kuasa kepada pihak lain untuk
menandatangani FP, paling lambat saat kuasa mulai menandatangani Faktur Pajak
e. Apabila terjadi perubahan pejabat atau kuasa yang berhak menandatangani FP, paling lambat saat pejabat atau
kuasa pengganti mulai menandatangani Faktur Pajak

PKP wajib lapor kepada Kepala KPP dalam hal: :


PER- a. PKP telah melakukan pemusatan PPN terutang yang:
13/2010 sistem penerbitan FP-nya belum online antara Kantor Pusat dan Kantor-kantor Cabang-nya; dan/atau
Kantor Pusat dan/atau Kantor-kantor Cabang-nya ada yang ditetapkan sebagai Penyelenggara Kawasan Berikat
dan/atau ditetapkan sebagai Pengusaha Di Kawasan Berikat dan/atau mendapat fasilitas KITE
a. PKP melakukan penambahan dan/atau pengurangan penggunaan Kode Cabang pada Kode FP
b. PKP melakukan penggunaan Nomor Urut FP dimulai lagi dari 00000001 sebelum awal tahun berikutnya
c. Nama pejabat yang berhak menandatangani FP disertai dengan contoh tandatangannya
d. PKP OP tidak memiliki struktur organisasi yang memberikan kuasa kepada pihak lain untuk menandatangani FP
e. Apabila terjadi perubahan pejabat atau kuasa yang berhak menandatangani FP
paling lama pada akhir bulan berikutnya

ALASAN Memberikan kemudahan kepada PKP dan menyesuaikan dengan jangka waktu pelaporan dalam UU PPN
PERUBAHAN
3. Muatan Pasal
Jangka Waktu Penggantian atau Pembatalan Faktur Pajak

PER-159/2006 Penggantian atau pembatalan Faktur Pajak hanya


dapat dilakukan paling lambat 2 tahun sejak Faktur
Pajak yang diganti atau dibatalkan tersebut
diterbitkan
PER-13/2010 Penggantian atau pembatalan Faktur Pajak tidak
dibatasi jangka waktu tertentu, namun mengikuti
ketentuan UU KUP terkait pembetulan SPT.

ALASAN • Penggantian atau pembatalan Faktur Pajak


PERUBAHAN mengakibatkan pembetulan SPT.
• Terdapat perubahan ketentuan mengenai
pembetulan SPT di UU KUP (Pasal 8 ayat (1)
dan (1a)).
10
3. Muatan Pasal
Sanksi Administrasi

PER-159/2006 Dikenakan sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP apabila PKP


menerbitkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan Pasal 13
ayat (5) UU PPN.
PER-13/2010 Dikecualikan dari pengenaan sanksi Pasal 14 ayat (4) UU
KUP apabila PKP menerbitkan Faktur Pajak dengan tidak
memuat keterangan mengenai:
a. nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima
JKP
b. nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima
JKP, serta nama dan tandatangan yang berhak
menandatangani Faktur Pajak, untuk PKP pedagang
eceran.

ALASAN Menyesuaikan dengan Pasal 14 ayat (1) huruf e UU KUP


PERUBAHAN
11
3. Muatan Pasal
Faktur Pajak yang diterbitkan lebih dari 3 bulan
1. PKP yang menerbitkan FP setelah melewati jangka waktu 3 bulan sejak
saat FP seharusnya dibuat dianggap tidak menerbitkan FP.
2. PKP yang menerima FP tersebut tidak dapat mengkreditkan PPN yang
tercantum di dalamnya.
PER-159/2006 Jangka waktu 3 bulan dihitung sejak akhir bulan berikutnya
setelah bulan dilakukannya penyerahan.

PER-13/2010 Jangka waktu 3 bulan dihitung sejak saat dilakukannya


penyerahan.

12
3. Muatan Pasal
Faktur Pajak bagi PKP PE

PER-159/2006 PKP Pedagang Eceran dapat menggunakan Faktur


Pajak Sederhana

PER-13/2010 PKP Pedagang Eceran sampai dengan tanggal 31


Desember 2010 dapat menggunakan kode dan nomor
seri khusus dalam Faktur Pajak berupa nomor invoice
atau nomor struk

ALASAN Memberikan kemudahan bagi PKP Pedagang Eceran


PERUBAHAN

13
3. Muatan Pasal
Kode Transaksi pada Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak

PER-159/2006 a. Kode Transaksi nomor 05 digunakan untuk penyerahan


yang Pajak Masukannya dideemed
b. Kode Transaksi 06 digunakan untuk penyerahan
lainnya
c. Kode Transaksi 07 digunakan untuk penyerahan
dengan fasilitas PPN tidak dipungut
PER-13/2010 a. (Kode transaksi 05 tidak digunakan lagi)
b. Kode Transaksi 06 ditambah dengan penyerahan
kepada turis asing
c. Kode Transaksi 07 ditambah dengan penyerahan ke
Kawasan Bebas/KEK dan penyerahan yang PPN-nya
Ditanggung Pemerintah (DTP)
ALASAN Menyesuaikan dengan UU PPN dan perkembangan dunia
PERUBAHAN bisnis
3. Muatan Pasal
Ketentuan Penutup

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku,


Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-524/PJ./2000
tentang Syarat-Syarat Faktur Pajak Sederhana dan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-159/PJ./2006 tentang Saat
Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian,
dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
4. Tanggal berlaku
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai
berlaku pada tanggal 1 April 2010

16
TERIMA KASIH

17

Anda mungkin juga menyukai