Anda di halaman 1dari 7

(Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial)

Oleh:
Luthfi Fazar Ridho
D2C008043

Jurusan Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Semarang

1
TUJUAN GERAKAN PRAMUKA, ARTI SEBUAH EKSISTENSI
Oleh Luthfi Fazar Ridho
D2C008043

Gerakan Praja Muda Karana adalah organisasi kepemudaan yang


berorientasi kepada pengabdian kepada Negara. Tujuan dari Gerakan Pramuka
mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental,
moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya untuk menjadi
generasi muda Indonesia yang baik.
Adalah sebuah kewajiban bagi sebuah organisasi untuk mempunyai
tujuan. Tanpa tujuan dan maksud, maka organisasi tersebut tidak akan
mempunyai determinasi untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan cita-
cita. Namun, pada dasarnya tujuan dari setiap organisasi berbeda. Disesuaikan
dengan ideologi dan kepentingan dari organisasi yang menaunginya. Apapun
tujuannya, organisasi mengembangkan pemikiran-pemikiran dari anggotanya
yang pada akhirya menjadi kerangka maksud dan tujuan organisasi.
Dalam kehidupan berorganisasi, selalu ada dinamisasi, contohnya
adalah konflik. Para peneliti dan para Teoris Konflik mencari penyebab
potensial dari persinggungan yang ada di dalam organisasi, ataupun antar
organisasi. Perspektif yang akan dipakai untuk membahas alasan perumusan
tujuan berdirinya Gerakan Pramuka.
Sejarah Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya
cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang
pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta
kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders
Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu
senapas dengan pergerakan nasional, dapat diperhatikan pada adanya
"Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul
Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo;
Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang
kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal

2
dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh
Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie
(INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan
Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama.
kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI),
Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu
Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas
agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia
(KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen),
Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia
(KMI).
Banyaknya organisasi kepanduan yang mempunyai orientasi,
kepentingan-kepentingan, dan tujuan-tujuan tertentu membuatnya terlalu
dinamis. Seperti Organisasi kepanduan yang berorientasi agama, politik,
ideologi-ideologi tertentu, dan kepentingan-kepentingan. Dalam sejarahnya,
tidak jarang terjadi persinggungan yang membuat perkumpulan kepanduan-
tersebut melakukan konfrontasi yang akhirnya berujung kepada
ketidakharmonisan hubungan antar pandu. Selain itu, penyusupan ideologi
terlarang juga dapat terjadi di sela-sela konflik yang mengemuka di tengah-
tengah komunitas pandu Nusantara. Dalam rezim orde lama, Soekarno dikenal
sebagai tokoh yang simpatik terhadap paham Komunisme. Dan dengan
banyaknya organiasasi kepanduan, Soekarno mengarahkan mereka agar masuk
ke lingkaran Pioneer (Organisasi Kepanduan yang berorientasi Komunis).
Namun, Tokoh Pemuda Nasional Hussein Mutahar tidak setuju dengan maksud
Soekarno. Hingga akhirnya Organisasi kepanduan Komunis Pioneer hilang tak
berbekas di Indonesia.
Perpecahan terus terjadi di dalam tubuh berbagai Organisasi
kepanduan yang ada di Indonesia. Maksud dan tujuan yang berbeda-beda,
buruknya Manajemen Organisasi, dan hubungan yang selalu tidak harmonis
antar Organisasi, menjadi tiga dari sekian banyak alasan mengapa para Pandu

3
di Tanah air tidak pernah bersatu. Sejatinya, apabila beberapa kelompok saling
berhubungan, maka akan terjadi perkembangan Organisasi sosial (Soerjono
Soekanto, 1982, hal 137), namun karena perbedaan kepentingan yang
mencolok, maka tidak terjadi perkembangan organisasi sosial.
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja,
menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh
bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan
Indonesia. Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29
Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat
Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta
dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai
satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1
Februari 1947. Dengan berbagai dinamika yang mengiringinya, pada akhirnya
terbitlah Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-
satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan
kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan
pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya.
Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan
Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk
pendidikan di lingkungan ke tiga.

Pentingnya Tujuan dalam suatu organisasi


Kehadiran Gerakan Pramuka sebenarnya mempunyai banyak arti
dan manfaat. Gerakan Pramuka didirikan bukan semata-mata pelarangan atas
banyaknya Organisasi kepanduan yang ada di Indonesia, atau suatu wadah
yang disediakan pemerintah karena alasan tersebut. Namun lebih dari itu,

4
Gerakan Pramuka dibentuk karena adanya kesepakatan inisiatif antar gerakan-
gerakan kepanduan yang ada di Indonesia pada saat itu. Dan esensi dari tujuan
gerakan Pramuka adalah menyatukan keping persatuan yang tercerai-berai.
Menjadi tonggak awal eksistensi Organisasi Kepanduan yang terintegrasi
secara sistem dan konsep. Menjelma menjadi sebuah cermin perjuangan bangsa
Indonesia.
Dalam konteks kekuatan keanggotaan dan intensitas
keikutsertaanya, Gerakan Pramuka mempunyai anggota yang memiliki
loyalitas tinggi, karena pada hakikatnya mereka diikat oleh janji Tri Satya dan
Dasa Dharma Pramuka yang mempunyai efek mengikat kuat dan menanamkan
nilai-nilai kesetiaan yang dalam kepada anggotanya.
Dalam konteks keorganisasian, Gerakan Pramuka termasuk jenis
organisasi normatif. Karena Organisasi jenis ini bertujuan untuk membantu
moral suatu masyarakat dan memberikan manfaat yang nyata. Seperti
dinyatakan dalam pembukaan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka,

Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga


kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban
melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa
berdasarkan kemitraan yang bertanggung jawab.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan
pembaruan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena
dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan
Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda
melalui kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber
daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan
melestarikan keutuhan:
- negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
- ideologi Pancasila;
- kehidupan rakyat yang rukun dan damai;
- lingkungan hidup di bumi nusantara.

Tujuan dari suatu Organisasi adalah untuk menetapkan rencana


pencapaian dari apa yang diinginkan. Biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor.
Kepentingan, mimpi, hasrat, kebutuhan akan kesempurnaan, dan kesamaan
seluruh tujuan tersebut menjadi alasan yang menguatkan suatu Organisasi

5
berdiri. Namun, tujuan dari suatu Organisasi juga dapat dirumuskan dan
dijadikan dasar pembentukan karena konflik, pengalaman, peristiwa yang
mendasari sebuah Organisasi lahir. Fungsi konflik adalah sebagai pemicu
kreativitas, pemberi tekanan pada situasi yang terjadi, dan sebagai pembuka
pikiran bagi orang-orang yang ingin keluar dari konflik yang ditimbulkannya
sendiri.
***

6
Daftar rujukan:

Republik Indonesia. 2004. Keputusan Republik Indonesia nomor 104 Tahun


2004 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Jakarta.
Republik Indonesia. 2005. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
086 tahun 2005 Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1982, Sosiologi, suatu pengantar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt, 1964. Sociology. London: McGraw-Hill,
Thio, Alex. 1989., Sociology: An Introduction. New York: Harper & Row
Publishers,
Mulyana, Dedi. 2007. Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

internet
http://attribute-boyman.com ; diakses tanggal 7 Mei 2008
http://gimonca.com; diakses tanggal 13 Januari 2008
http://www.pramukanet.org ; diakses tanggal 13 januari 2008
http://id,wikipedia.org ; diakses tanggal 13 Januari 2008

Anda mungkin juga menyukai