Adnan. 2010
(Biologi FMIPA UNM)
A. DEFINISI
Pada organisme uniseluler, seluruh proses hayati berlangsung di dalam sel tunggal. Pada
organisme multiseluler, berbagai kelompok-kelompok sel mengalami spesialisasi dengan fungsi-
fungsi yang lebih spesifik.
Pada berbagai jenis vertebrata, termasuk manusia, kelompok-kelompok sel membentuk
sistem-sistem yang lebih spesifik. Berbagai sistem tersebut antara lain adalah sistem pencernaan
makanan, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem
kordinasi, sistem otot, dan sebagainya. Sistem-sistem tersebut secara bersama-sama
melaksanakan berbagai fungsi dan pada akhirnya mampu menopang sebuah organisme yang
fungsional.
Berbagai proses yang berlangsung di dalam tubuh seperti reaksi-reaksi kimia yang
berlangsung di dalam sel, penghantaran impuls dari satu bagian ke bagian tubuh yang lainnya,
kontraksi otot, peristiwa-peristiwa endokrin, serta berbagai faktor-faktor fisik dan kimia yang
bertanggung jawab akan asal, perkembangan dan gerak maju kehiudpan secara umum dipelajari
di dalam fisiologi. Secara singkat fisiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi
alat-alat tubuh atau organ dari suatu makhluk hidup.
B. CAIRAN TUBUH
Sebahagian besar dari tubuh hewan, termasuk manusia terdiri atas cairan. Pada manusia
dewasa muda, rata-rata 18% dari berat tubuhnya terdiri atas protein dan derivatnya, mineral
sebanyak 7%, lemak sebanyak 15% dan air sebanyak 60%. Cairan tubuh dibagi menjadi dua
kelompok utama yaitu cairan intra sel dan cairan ekstra sel (CES). Lebih kurang 1/3 bagian
seluruh cairan tubuh berada di luar sel dan sisanya 2/3 merupakan cairan intra sel.
Sel-sel yang membangun tubuh semua makhluk jenis hewan multiseluler kecuali yang
paling sederhana seakan-akan hidup di dalam laut interna yang merupakan cairan luar sel atau
cairan ekstra sel (CES) yang dikelilingi oleh kulit tubuh. Di dalam CES terdapat berbagai jenis
ion dan nutrien-nutrien yang diperlukan oleh sel untuk mempertahankan kelangsungan
kehidupan. Selain itu CES menerima O2 dan membuang sampah-sampah metabolisme. CES
bergerak secara tidak tetap diseluruh tubuh dan dengan segera bercampur oleh sirkulasi darah
dan oleh diffusi antara darah dan cairan jaringan. Oleh sebab itu semua kehidupan sel pada
organisme multiseluler pada hakikatnya memiliki lengkungan yang sama yaitu CES. Sebab itu
CES sering dinamakan lingkungan interna tubuh atau miliu interieur. CES memiliki kepekatan
yang lebih encer dari air laut sekarang ini.
Pada hewan dengan sistem vaskularisasi tertutup, CES terdiri atas; (i) cairan interstisial
dan (ii) plasma darah yang beredar.
Plasma dan sel-sel darah, terutama sel-sel darah merah mengisi sistem vaskuler dan secara
bersama-sama merupakan volume total darah. Cairan interstisial adalah bagian dari CES yang
berada di luar sistem vaskuler. Bagian intra sel dari cairan tubuh merupakan 40% dari berat
badan, bagian ekstra sel kurang lebih 20%, 25% dari CES berada dalam sistem vaskuler (plasma
darah 5% dari berat badan) dan 75 % diluar sistem vaskuler (cairan interstisial 15% dari berat
badan). Keseluruhan volume darah merupakan 8% dari berat badan.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi-fungsi khususnya selama
tersedia konsentrasi oksigen, glukosa, beberapa ion, asam-asam amino, dan asam lemak yang
sesuai dengan lingkungan internanya.
Dalam beberapa hal terdapat perbedaan yang mendasar antara CES dengan cairan intra
sel, yaitu CES mengandung ion natrium, klorida, dan bikarbonat dalam jumlah yang banyak serta
berbagai nutrien untuk sel seperti oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam-asam amino,
sedangkan cairan ekstra sel mengandung ion kalium, ion magnesium, dan fosfat dalam jumlah
yang besar. CES juga mengandung CO2 yang ditranspor dari sel ke paru-paru untuk diekskresi,
serta hasil-hasil sel lainnya yang ditranspor ke ginjal untuk dikeluarkan.
D. MEKANISME PENGAWASAN
Contoh mekanisme pengawasan yang berlangsung di dalam tubuh adalah pengaturan
konsentrasi oksigen dan karbon dioksida di dalam CES. Oksigen adalah salah satu zat penting
yang diperlukan untuk reaksi-reaksi kimia di dalam sel. Kecepatan reaksi-reaksi kimia dalam arti
yang luas tergantung pada konsentrasi oksigen di dalam CES. Berdasarkan alasan ini suatu
mekanisme pengawasan mempertahankan secara pasti dan konstan konsentrasi oksigen dalam
CES. Mekanisme ini pada dasarnya tergantung pada sifat-sifat kimia Hb yang terdapat di dalam
sel darah merah. Hb bersatu dengan O2 waktu darah melalui paru-paru. Dalam kapiler jaringan
Hb tidak akan melepaskan oksigen ke dalam cairan jaringan bila disini terdapat oksigen yang
banyak, tetapi bila konsentrasi oksigen sedikit, maka Hb akan melepaskan oksigen dalam jumlah
yang cukup untuk memulihkan kembali konsentrasi oksigen di dalam jaringan. Jadi pengaturan
konsentrasi oksigen dalam jaringan pada dasarnya ditetapkan pada sifat-sofat kimia Hb itu
sendiri. Pengaturan ini dinamakan Fungsi dapar-oksigen hemoglobin.
Karbondioksida merupakan hasil akhir oksidatif yang penting di dalam sel. Bila semua
karbon dioksida yang terbentuk di dalam sel terus menerus tertimbun di dalam cairan jaringan
“mass action” karbon dioksida itu sendiri segera menghentikan semua reaksi-reaksi yang
memberi energi untuk sel. Namun demikian hal ini tidak terjadi karena adanya suatu mekanisme
pengawasan yang dapat mempertahankan konsentrasi karbon dioksida di dalam CES.
Konsentrasi CO2 yang sangat tinggi merangsang pusat respirasi, dan menyebabkan orang
bernapas cepat dan dalam. Hal ini akan meningkatkan ekspirasi CO2 dan oleh karena itu
meningkatkan pembuangan CO2 dari darah dan CES, dan proses ini terus menerus berlangsung
sampai konsentrasi CO2 kembali normal.