Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORETIS

Penerapan Strategi dan Metode Pengajaran

- Pengertian Strategi Pengajaran

Strategi merupakan seperangkat komponen-komponen yang saling

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Salisbury, “Strategi adalah

“sekelompok bagian-bagian yang bekerjasama sebagai satu kesatuan fungsi”1

Adapun tujuan Strategi atau sistem, ada yang bersifat alami (natural) dan ada

yang buatan manusia. Dalam hal ini Jhonson juga mengungkapkan bahwa”Strategi

adalah susunan elemen-elemen yang saling berhubungan”2

Pengertian lain mengatakan bahwa Strategi belajar adalah : “merupakan

sistem belajar yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berhubungan untuk

mencapai tujuan belajar”3

Proses belajar mengajar atau pengajaran merupakan aktivitas yang masuk ke

dalam suatu sistem disekolah. Tetapi secara mikro, di dalam kelas proses pengajaran

juga memasuki konsep sistem/Strategi, karena di dalamnya ada proses manajemen

yang dijalankan oleh guru. Sebagai tugas profesional yang dilaksanakan oleh guru,

kegiatan mengajar dimulai dari perencanaan pengajaran, mengarahkan siswa untuk

1
Salisbury, Empat Strategi Belajar, Terj. Rahman, Remaja Karya, Bandung, 2002, hlm. 22
2
Jhonson, Teori dan Strategi Manajemen, Terj. Hasan.L, Al-Ma’arif, bandung, 1995, hlm. 4
3
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 48

6
7

belajar, memanfaatkan sumbernya yang ada dalam pembelajaran dan mengevaluasi

kegiatan belajar mengajar.

Menurut Hamalik : “Pengajaran dalam konteksi sistem dan Strategi

mengandung tiga tahap utama, yaitu : Tahap analisis (merumuskan dan menentukan

tujuan), tahap sintesis (perencanaan proses yang akan ditempuh) dan tahap evaluasi

(pemeriksaan tahap pertama dan kedua”4

Hakikat pendekatan Strategi dalam pengajaran yaitu seperangkat alat atau

Strategi yang merupakan kemampuan dalam bidang :

1. Merumuskan tujuan-tujuan secara operasional

2. Mengembangkan deskripsi tugas-tugas secara lengkap dan berahap

3. Melaksanakan analisis tugas-tugas sebagai aplikasi prinsip-prinsip belajar

secara ilmiah.5

Melalui penjelasan di atas dapat difahami bahwa ada dua Strategi dalam

pengajaran:

1. Pendekatan Strategi merupakan cara pandang/pendapat yang mengarahkan


kepada pengajaran, sebagai suatu penataan yang memungkinkan guru dengan
murid berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan belajar/siswa mudah
dalam belajar.
2. Penggunaan metodologi khusus untuk mendesain sistem pengajaran. Metode
ini merupakan prosedur sistematik perencanaan, perancangan, pelaksanaan
dan pengontrolan/evaluasi.6

Kegunaan pendekatan Strategi belajar dalam pengajaran yaitu membantu para

guru agar mudah melaksanakan pembelajaran dalam mengantarkan murid kepada

4
Omar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Mandar Madju, Bandung, 1993, hlm. 87.
5
Ibid., hlm. 88
6
Ibid., hlm. 90
8

tujuan dan mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.

Permasalahan dalam pembelajaran mungkin muncul dari murid, kurikulum dan bisa

saja muncul dari guru (prosedur, persiapan, metode dan pelaksanaan pengajaran),

atau permasalahan muncul dari faktor lingkungan.

Di dalam suatu pengajaran terdapat berbagai sub sistem/Strategi yang

berfungsi dan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam

sistem pengajaran terdiri dari :

1. Guru
2. Murid
3. Kurikulum
4. Ruang belajar
5. Fasilitas belajar
6. Media pengajaran
7. Metode mengajar
8. Evaluasi
9. Tujuan7

Semua komponen ini berinteraksi dan berfungsi dalam mencapai tujuan Strategi

belajar dan pengajaran. Guru yang merancang dan melakukan kegiatan mengajar

sehingga tercipta situasi yang kondusif bagi anak melakukan kegiatan belajar untuk

menguasai kurikulum/materi sebagai standar pencapaian tujuan pengajaran.

Menurut Hamalik “Mengajar adalah pemberian bimbingan kepada siswa untuk

belajar atau menciptakan lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan

kegiatan belajar”8

7
Ibid., hlm.92
8
Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Mandar Madju, Bandung, 1993, hlm. 44
9

Sedangkan Rohani dan Ahmad berpendapat : “Bahwa pengajaran adalah suatu

proses yang berlangsung dalam lembaga pendidikan formal yang intinya interaksi

guru dengan peserta didik. Atau suatu aktivitas mengajar belajar dimana guru dan

peserta didik berinteraksi mencapai sasaran perubahan tingkah laku peserta didik”9

Perpaduan kegiatan mengajar yang dilakukan guru dengan belajar yang

dilakukan murid disebut proses pengajaran. Kegiatan tersebut bermuara kepada

perubahan tingkah laku peserta didik baik dimensi kognitif (pengajaran), afektif

(Sikap) maupun psikomotorik para peserta didik. Untuk melakukan proses pengajaran

maka diperlukan strategi pengajaran tertentu dalam mengefektifkan pencapaian

tujuan pengajaran.

- Pengertian Metode Pengajaran

Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi dalam dunia

pendidikan, karena setiap berlangsungnya proses pendidikan tersebut pasti akan

menggunakan metode atau beberapa metode. ”Metode berasal dari dua suku kata

yaitu ”meta dan hodos.” Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara”.10

Menurut Suharto dan Tata Iryanto dalam kamus bahasa Indonesia terbaru

bahwa metode adalah “cara yang telah terpikir baik-baik dan teratur untuk mencapai

sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.)”21

9
Rohani dan Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta 1991, hlm. 4,
10
M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bina Aksara, Jakarta 1991 hlm, 61
21
Suharto dan Tata Iryanto , Kamus Bahasa Indonesia , Surabaya , 1999, hlm, 37
10

Imam Bernadib mengemukakan bahwa metode adalah : “Sarana untuk

menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan

disiplin ilmu” 32. Maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat

mutlak. Dengan demikian harus melalui tinjauan akademik, pengetahuan mengenai

metode ini merupakan bagian yang tiada terpisahkan dari keseluruhan disiplin yang

bersangkut.

Berdasarkan dari pengertian diatas, maka dapat dipahami bahwa metode

adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila istilah metode ini dihubungkan maka

metode yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan oleh anggota majelis

untuk menyajikan materi dalam proses belajar. Adapun metode yang digunakan

tersebut adalah untuk mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang metode yang

digunakan serta beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakannya.

Dengan perhitungan tersebut maka proses pendidikan akan terlebih terarah kepada

tujuan yang hendak dicapai. Karena itu hendaknya seorang guru memiliki

pengetahuan tentang metode apa yang akan digunakan dalam pendidikan. Dengan

kata lain bahwa cara bagaimana seorang anggota majelis untuk menyajikan materi

dalam proses pendidikan itulah yang dinamakan metode.

32
Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan (Sistem Dan Metode ), Fakultas Ilmu Pendidikan
,Jogjakarta 1994, hlm, 85
11

Bertitik tolak dari pengertian metode sebagai suatu cara untuk mencapai

tujuan, maka dapat pula dirumuskan pengertian metode pendidikan agama adalah :

”Segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai pendidikan agama,

dengan melalui berbagai aktivitas baik didalam maupun diluar lingkungan”. 43

Bedasarkan penjelasan tersebut diatas nyata sekali bahwa proses pendidikan

tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, sedangkan bagi seorang guru merupakan

suatu usaha untuk menimbulkan perubahan pada anggota majelis dan pada pihak

anggota majelis adalah suatu keinginan untuk berubah atau merubah diri. Oleh sebab

itu pengetahuan tentang metode – metode pendidikan atau yang disebut metode

pendidikan sangat diperlukan oleh anggota, karena berhasil atau tidaknya, anggota

majelis sangat tergantung pada tepat tidaknya metode pendidikan yang

dipergunakan oleh guru.

Dalam hubungan proses pendidikan maka faktor metode mengajarkan

(teaching metode) adalah merupakan suatu alat dan penerapannya diarahkan untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki dalam program pendidikan. Metode pendidikan

agama yang dimaksudkan tersebut adalah untuk mencapai tujuan pendidikan agama

itu sendiri. Dimana tujuan pendidikan agama secara umum adalah untuk menciptakan

siswa yang berilmu pengetahuan, berkepribadian, bermoral dan berakhlakul karimah

sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan pengetahuan agama siswa tidak hanya dapat

meningkatkan ilmu tetapi juga di bidang moralitas.

43
Zuhairani dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surabaya 1991 hlm.
80
12

“Adapun tujuan pendidikan agama untuk menyiapkan peserta didik supaya di

suatu waktu kelak mereka cukup melakukan amalan dunia dan amalan akhirat,

sehingga tercipta kebahagian bersama dunia dan akhirat “.54

Metode yang digunakan dalam menyampaikan materi hendaklah berorientasi

kepada tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu agar pendidikan dapat efektif

dan efisien dalam mencapai tujuan dengan sukses, haruslah digunakan metode yang

sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Metode mengajar adalah suatu cara atau teknik mengajar pada topik-topik

tertentu yang teratur dan logis. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai

alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa,

sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi

edukatif. Dalam interaksi ini akan berjalan dengan baik, kalau siswa lebih banyak

aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah

metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode

mengajar secara bervariasi. Tugas guru adalah memiliki metode mengajar yang tepat,

baik ketepatan penggunaan metode mengajar sangat bergantung kepada tujuan, isi,

proses belajar mengajar dan kegiatan mengajar.

54
Mahmud Yunus , Pokok – pokok Pendidikan Pengajaran, PT Hidakarya Agung , Jakarta
1991, hlm. 10
13

Menurut Sudjana dalam praktek mengajar “metode yang baik digunakan

adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dan beberapa metode

mengajar”15.

Metode mengajar sesungguhnya adalah cara atau alat untuk pencapaian

tujuan. Karena itu, penggunaan suatu metode berarti menunjukkan bagaimana

seorang guru menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini

berarti pula melalui penggunaan metode pengajarannya, guru dituntut untuk mampu

membangkitkan minat dan kemampuan peserta didik dalam menguasai bahan

pelajaran yang disajikan dengan baik.

Dalam dunia pendidikan banyak sekali metode yang dilakukan oleh guru

untuk mengajar, semua metode yang digunakan diterapkan berdasarkan pelajaran dan

waktu pelaksanaan. Oleh karena itu menurut Uzer mengatakan bahwa “Mengajar

bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung arti

yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang

cukup kompleks”.16

Maksudnya guru dituntut untuk dapat berperan dalam kegiatan belajar siswa

sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk itu seorang guru

dituntut kepekaannya terhadap perkembangan daya intelektual dan daya minat anak

didiknya, termasuk di dalamnya pengetahuan dan minat anak terhadap pelajaran

agama yang disampaikan di sekolah.

15
Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung 2002,
hlm. 65..
16
Usman, Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, hlm.123.
14

Langkah-langkah yang diambil termasuk di dalamnya adalah menentukan

metode atau pendekatan ketika mengajar secara baik. Tanpa ditentukannya metode

atau pendekatan dalam mengajar, maka arah dan tujuan pengajaran yang

direncanakan tidak akan terjamin sampai kepada sasarannya.

Metode mengajar merupakan suatu alat bagi guru untuk menyampaikan

materi pelajaran. Seandainya guru tidak menggunakan metode, akhirnya guru akan

memberikan pelajaran secara serampangan bahkan tidak tepat. Untuk itu metode

mengajar menurut Hamalik adalah “Sebagai segi kegiatan yang terarah yang

dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian mata pelajaran yang diajarkan, ciri-ciri

perkembangan murid-muridnya untuk tujuan mencapai proses belajar yang

diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.” 17

Kutipan di atas menegaskan bahwa metode mengajar sebagai kunci utama bagi

guru dalam menyampaikan pelajaran di depan kelas. Berbagai metode mengajar dapat

digunakan untuk menyampaikan pelajaran asal sesuai dengan materi pokok pelajaran

yang disampaikan.

B. Macam-Macam Metode Pengajaran

Metode yang digunakan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan

berbeda. Demikian juga halnya dengan metode yang digunakan proses belajar dalam

pendidikan, sehingga diketahui berbagai macam metode pendidikan. Berbeda metode

17
Hamalik, O. Media Pendidikan. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1999, hlm. 47.
15

atau pola yang digunakan orang disebabkan tujuan yang hendak dicapai juga berbeda

– beda .

Sesuai dengan isi yang ada pada masing-masing materi, demikian juga tujuan

yang ingin dicapai dalam menjelaskan materi, maka diperlukan metode pendidikan

yang berbagai ragam. Perbedaan metode dalam pendidikan agama non formal pada

dasarnya sama dengan metode yang digunakan orang dalam pendidikan formal

namun memiliki ciri- ciri khasnya tersendiri.

Menurut Winarno Surachmad dalam bukunya ’’Interaksi Mengajar dan

Belajar’’ mengemukakan berbagai metode mengajar didalam kelas yaitu :

1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Mehode Diskusi
4. Metode Drilll (latihan siap)
5. Metode Sistem regu (team teaching )
6. Metode Bekerja kelompok
7. Metode Karya wisata
8. Metode Demontrasi 18

Berbagai macam metode diatas merupakan metode pendidikan yang dapat

digunakan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pendidikan.

Oleh karena itu guru memegang peranan penting dan menentukan dalam membentuk

peserta didik untuk berpegang teguh kepada ajaran agama baik aqidah, cara berpikir

maupun tingkah laku praktis didalam rumah tangga ataupun diluar rumah tangga.

Diantara sekian banyak metode pendidikan perlu diketahui bahwa setiap

metode mempunyai kelemahan dan kelebihan. Dalam hal itulah guru berperan

18
Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Indonesia Mengajar dan Belajar, Tarsito, Bandung
1993, hlm, 94 -125
16

penting untuk memilih metode yang mana dapat sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa, tujuan yang hendak dicapai dan fasilitas yang dibutuhkan serta

kemampuan guru itu sendiri dalam menggunakannya.

Berkenaan dengan hal tersebut bahwa guru dalam pendidikan Islam bukan

hanya membawa seseorang kepada kedewasaan, tetapi juga bertugas sebagai personal

yang harus dapat mengarahkan kepada terbentuknya kepribadian muslim. Hal ini

sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ahmad D Marimba bahwa:

” Sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai

di dalam masyarakat dan kebudayaan”.19

Berdasarkan pengertian pendidikan diatas jelaslah bahwa proses belajar

mengajar yang berlangsung tidak hanya mendidik siswa kepada kedewasaan jasmani

dan rohani, tetapi sekaligus mendidik siswa kepada terbentuk kepribadian muslim

dalam dirinya. Oleh karena itu, pendidikan yang mampu menanamkan kepribadian

muslim kepada anak didiknya adalah pendidik yang telah memiliki kepribadian

muslim terlebih dahulu .

Guru harus mampu menjadi teladan bagi anak didiknya., karena seorang guru

itu bukan saja memiliki berbagai disiplin ilmu sebagai kemampuan akademis, tetapi

guru juga harus mampu menjadi contoh teladan bagi siswanya. Bila hal tersebut

dianalisa data secara mendalam, maka setiap orang yang hendak menjadi guru

hendaklah terlebih dahulu mengetahui dan menghayati bahwa dia adalah menjadi

19
Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 1996, hlm. 34
17

teladan bagi muridnya yang akan dididiknya. dengan kata lain bahwa keteladan

merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menjadi pendidik .

C. Strategi Pengajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah “strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru

kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapatmenguasai materi

pelajaran secara optimal”20

Strategi pembelajaran ekspositori ini juga disebut strategi pembelajaran

langsung (direcinstruction), oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan

kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.

Dimana focus utama strategi ini adalah kemampuan akademis siswa. Metode

pembelajaran yang sering digunakan untuk mengaplikasikan strategi ini adalah

metode kuliah atau ceramah.

Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaiu :

1. Persiapan

2. Penyajian

3. Korelasi

4. Menyimpulkan

5. Mengaplikasikan.21

20
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Fajar Interpratama, Jakarta,
2008, hlm.189
21
Ibid, hm.190
18

Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran. Tujua yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah :

1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif

2. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar

3. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa

4. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.22

D. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Penguasaan Materi

Dalam dunia pendidikan banyak sekali metode yang dilakukan oleh guru

untuk mengajar, semua metode yang digunakan diterapkan berdasarkan pelajaran dan

waktu pelaksanaan. Oleh karena itu “Mengajar bukan sekedar proses penyampaian

ilmu pengetahuan, melainkan mengandung arti yang lebih luas, yakni terjadinya

interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks”.23

Pencapaian keberhasilan dalam kegiatan pengajaran di sekolah khususnya

perlu melakukan berbagai langkah konkrit yang patut menjadi tolak ukur bagi

keberhasilan kegiatan pengajarannya dalam upaya menghantarkan keberhasilan anak

dalam materi yang disampaikan.

Strategi mengajar sebagai kunci utama bagi guru dalam menyampaikan

pelajaran di depan kelas, tidak terkecuali bidang studi yang diajarkan kepada siswa di

sekolah. Penggunaan strategi sangat membantu dan mempermudah pemahaman dan

22
Ibid.
23
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995,
hlm.3
19

siswa terhadap materi yang disampaikan serta keberhasilan belajar siswa secara

umum.

Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi, siswa diberi

kesempatan untuk melakukannya sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu

obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu

obyek, keadaan proses yang sudah dilakukan.

Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan strategi dalam proses pengajaran

di sekolah antara lain :”Dengan strategi mengajar murid memiliki pengetahuan,

pengalaman dan pengertian yang lebih jelas sekaligus lebih mempermudah siswa

dalam menguasai materi yang diajarkan”.24

Berdasarkan pengertian di atas, hendaknya seorang guru mampu menjadikan

strategi pengajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi belajar siswa, karena

penggunaan strategi pengajaran yang tepat merupakan anjuran sebagaimana dalam

Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 :

Artinya :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

24
Ibid, hlm.155
20

Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah

yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”25

Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa tujuan yang ingin dicapai

dari penggunaan metode mengajar oleh guru dalam proses pengajaran adalah

memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami ilmu yang sedang dipelajari.

Melalui metode mengajar yang dilakukan, siswa memperoleh pengetahuan,

pengalaman yang jelas. Karena itu adalah wajar apabila metode terus diupayakan

untuk diterapkan karena dapat membantu siswa mencerna materi pelajaran yang

disampaikan.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang kebenarannya masih perlu

dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

:Penerapan strategibelajar mengajar ekspositori mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap penguasaan siswa dalam mata pelajaran SKI pada Madrasah Tsanawiyah

Al-Ikhsan Desa Pertumbukan Kec. Wampu Kab.Langkat.

25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1996,
hlm..231.

Anda mungkin juga menyukai

  • 7 Keajaiban Dunia
    7 Keajaiban Dunia
    Dokumen4 halaman
    7 Keajaiban Dunia
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1 Prop
    Daftar Is1 Prop
    Dokumen1 halaman
    Daftar Is1 Prop
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Cut Nyak Din Adalah Pahlawan Nasional
    Cut Nyak Din Adalah Pahlawan Nasional
    Dokumen4 halaman
    Cut Nyak Din Adalah Pahlawan Nasional
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Cut Nyak Din Adalah Pahlawan Nasional
    Cut Nyak Din Adalah Pahlawan Nasional
    Dokumen4 halaman
    Cut Nyak Din Adalah Pahlawan Nasional
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bank
    Bank
    Dokumen1 halaman
    Bank
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen17 halaman
    Bab Ii
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka 12
    Daftar Pustaka 12
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka 12
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii1
    Bab Iii1
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii1
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Dokumen15 halaman
    BAB II Baru
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustak1
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen6 halaman
    Daftar Isi
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen5 halaman
    Bab I1
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    ruin1412
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    ruin1412
    Belum ada peringkat