LANDASAN TEORETIS
Adapun tujuan Strategi atau sistem, ada yang bersifat alami (natural) dan ada
yang buatan manusia. Dalam hal ini Jhonson juga mengungkapkan bahwa”Strategi
sistem belajar yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berhubungan untuk
dalam suatu sistem disekolah. Tetapi secara mikro, di dalam kelas proses pengajaran
yang dijalankan oleh guru. Sebagai tugas profesional yang dilaksanakan oleh guru,
1
Salisbury, Empat Strategi Belajar, Terj. Rahman, Remaja Karya, Bandung, 2002, hlm. 22
2
Jhonson, Teori dan Strategi Manajemen, Terj. Hasan.L, Al-Ma’arif, bandung, 1995, hlm. 4
3
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 48
6
7
mengandung tiga tahap utama, yaitu : Tahap analisis (merumuskan dan menentukan
tujuan), tahap sintesis (perencanaan proses yang akan ditempuh) dan tahap evaluasi
secara ilmiah.5
Melalui penjelasan di atas dapat difahami bahwa ada dua Strategi dalam
pengajaran:
4
Omar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Mandar Madju, Bandung, 1993, hlm. 87.
5
Ibid., hlm. 88
6
Ibid., hlm. 90
8
Permasalahan dalam pembelajaran mungkin muncul dari murid, kurikulum dan bisa
saja muncul dari guru (prosedur, persiapan, metode dan pelaksanaan pengajaran),
1. Guru
2. Murid
3. Kurikulum
4. Ruang belajar
5. Fasilitas belajar
6. Media pengajaran
7. Metode mengajar
8. Evaluasi
9. Tujuan7
Semua komponen ini berinteraksi dan berfungsi dalam mencapai tujuan Strategi
belajar dan pengajaran. Guru yang merancang dan melakukan kegiatan mengajar
sehingga tercipta situasi yang kondusif bagi anak melakukan kegiatan belajar untuk
belajar atau menciptakan lingkungan atau kemudahan bagi siswa untuk melakukan
kegiatan belajar”8
7
Ibid., hlm.92
8
Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Mandar Madju, Bandung, 1993, hlm. 44
9
proses yang berlangsung dalam lembaga pendidikan formal yang intinya interaksi
guru dengan peserta didik. Atau suatu aktivitas mengajar belajar dimana guru dan
peserta didik berinteraksi mencapai sasaran perubahan tingkah laku peserta didik”9
perubahan tingkah laku peserta didik baik dimensi kognitif (pengajaran), afektif
(Sikap) maupun psikomotorik para peserta didik. Untuk melakukan proses pengajaran
tujuan pengajaran.
Istilah metode adalah merupakan suatu kata yang tidak asing lagi dalam dunia
menggunakan metode atau beberapa metode. ”Metode berasal dari dua suku kata
yaitu ”meta dan hodos.” Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara”.10
Menurut Suharto dan Tata Iryanto dalam kamus bahasa Indonesia terbaru
bahwa metode adalah “cara yang telah terpikir baik-baik dan teratur untuk mencapai
9
Rohani dan Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta 1991, hlm. 4,
10
M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bina Aksara, Jakarta 1991 hlm, 61
21
Suharto dan Tata Iryanto , Kamus Bahasa Indonesia , Surabaya , 1999, hlm, 37
10
disiplin ilmu” 32. Maka usaha pengembangan metode itu sendiri merupakan syarat
metode ini merupakan bagian yang tiada terpisahkan dari keseluruhan disiplin yang
bersangkut.
adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila istilah metode ini dihubungkan maka
metode yang dimaksud adalah suatu cara yang digunakan oleh anggota majelis
untuk menyajikan materi dalam proses belajar. Adapun metode yang digunakan
Dengan perhitungan tersebut maka proses pendidikan akan terlebih terarah kepada
tujuan yang hendak dicapai. Karena itu hendaknya seorang guru memiliki
pengetahuan tentang metode apa yang akan digunakan dalam pendidikan. Dengan
kata lain bahwa cara bagaimana seorang anggota majelis untuk menyajikan materi
32
Imam Bernadib, Filsafat Pendidikan (Sistem Dan Metode ), Fakultas Ilmu Pendidikan
,Jogjakarta 1994, hlm, 85
11
Bertitik tolak dari pengertian metode sebagai suatu cara untuk mencapai
tujuan, maka dapat pula dirumuskan pengertian metode pendidikan agama adalah :
”Segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai pendidikan agama,
tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, sedangkan bagi seorang guru merupakan
suatu usaha untuk menimbulkan perubahan pada anggota majelis dan pada pihak
anggota majelis adalah suatu keinginan untuk berubah atau merubah diri. Oleh sebab
itu pengetahuan tentang metode – metode pendidikan atau yang disebut metode
pendidikan sangat diperlukan oleh anggota, karena berhasil atau tidaknya, anggota
(teaching metode) adalah merupakan suatu alat dan penerapannya diarahkan untuk
agama yang dimaksudkan tersebut adalah untuk mencapai tujuan pendidikan agama
itu sendiri. Dimana tujuan pendidikan agama secara umum adalah untuk menciptakan
sesuai dengan nilai-nilai agama. Dengan pengetahuan agama siswa tidak hanya dapat
43
Zuhairani dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surabaya 1991 hlm.
80
12
suatu waktu kelak mereka cukup melakukan amalan dunia dan amalan akhirat,
kepada tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu agar pendidikan dapat efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan dengan sukses, haruslah digunakan metode yang
Metode mengajar adalah suatu cara atau teknik mengajar pada topik-topik
tertentu yang teratur dan logis. Metode mengajar merupakan salah satu cara yang
berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi
edukatif. Dalam interaksi ini akan berjalan dengan baik, kalau siswa lebih banyak
aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah
metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode
mengajar secara bervariasi. Tugas guru adalah memiliki metode mengajar yang tepat,
baik ketepatan penggunaan metode mengajar sangat bergantung kepada tujuan, isi,
54
Mahmud Yunus , Pokok – pokok Pendidikan Pengajaran, PT Hidakarya Agung , Jakarta
1991, hlm. 10
13
adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dan beberapa metode
mengajar”15.
seorang guru menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini
berarti pula melalui penggunaan metode pengajarannya, guru dituntut untuk mampu
Dalam dunia pendidikan banyak sekali metode yang dilakukan oleh guru
untuk mengajar, semua metode yang digunakan diterapkan berdasarkan pelajaran dan
waktu pelaksanaan. Oleh karena itu menurut Uzer mengatakan bahwa “Mengajar
yang lebih luas, yakni terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya yang
cukup kompleks”.16
Maksudnya guru dituntut untuk dapat berperan dalam kegiatan belajar siswa
sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk itu seorang guru
dituntut kepekaannya terhadap perkembangan daya intelektual dan daya minat anak
15
Sudjana, N. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung 2002,
hlm. 65..
16
Usman, Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, hlm.123.
14
metode atau pendekatan ketika mengajar secara baik. Tanpa ditentukannya metode
atau pendekatan dalam mengajar, maka arah dan tujuan pengajaran yang
materi pelajaran. Seandainya guru tidak menggunakan metode, akhirnya guru akan
memberikan pelajaran secara serampangan bahkan tidak tepat. Untuk itu metode
mengajar menurut Hamalik adalah “Sebagai segi kegiatan yang terarah yang
dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian mata pelajaran yang diajarkan, ciri-ciri
Kutipan di atas menegaskan bahwa metode mengajar sebagai kunci utama bagi
guru dalam menyampaikan pelajaran di depan kelas. Berbagai metode mengajar dapat
digunakan untuk menyampaikan pelajaran asal sesuai dengan materi pokok pelajaran
yang disampaikan.
berbeda. Demikian juga halnya dengan metode yang digunakan proses belajar dalam
17
Hamalik, O. Media Pendidikan. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1999, hlm. 47.
15
atau pola yang digunakan orang disebabkan tujuan yang hendak dicapai juga berbeda
– beda .
Sesuai dengan isi yang ada pada masing-masing materi, demikian juga tujuan
yang ingin dicapai dalam menjelaskan materi, maka diperlukan metode pendidikan
yang berbagai ragam. Perbedaan metode dalam pendidikan agama non formal pada
dasarnya sama dengan metode yang digunakan orang dalam pendidikan formal
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Mehode Diskusi
4. Metode Drilll (latihan siap)
5. Metode Sistem regu (team teaching )
6. Metode Bekerja kelompok
7. Metode Karya wisata
8. Metode Demontrasi 18
digunakan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pendidikan.
Oleh karena itu guru memegang peranan penting dan menentukan dalam membentuk
peserta didik untuk berpegang teguh kepada ajaran agama baik aqidah, cara berpikir
maupun tingkah laku praktis didalam rumah tangga ataupun diluar rumah tangga.
metode mempunyai kelemahan dan kelebihan. Dalam hal itulah guru berperan
18
Winarno Surachmad, Dasar dan Teknik Indonesia Mengajar dan Belajar, Tarsito, Bandung
1993, hlm, 94 -125
16
penting untuk memilih metode yang mana dapat sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa, tujuan yang hendak dicapai dan fasilitas yang dibutuhkan serta
Berkenaan dengan hal tersebut bahwa guru dalam pendidikan Islam bukan
hanya membawa seseorang kepada kedewasaan, tetapi juga bertugas sebagai personal
yang harus dapat mengarahkan kepada terbentuknya kepribadian muslim. Hal ini
mengajar yang berlangsung tidak hanya mendidik siswa kepada kedewasaan jasmani
dan rohani, tetapi sekaligus mendidik siswa kepada terbentuk kepribadian muslim
dalam dirinya. Oleh karena itu, pendidikan yang mampu menanamkan kepribadian
muslim kepada anak didiknya adalah pendidik yang telah memiliki kepribadian
Guru harus mampu menjadi teladan bagi anak didiknya., karena seorang guru
itu bukan saja memiliki berbagai disiplin ilmu sebagai kemampuan akademis, tetapi
guru juga harus mampu menjadi contoh teladan bagi siswanya. Bila hal tersebut
dianalisa data secara mendalam, maka setiap orang yang hendak menjadi guru
hendaklah terlebih dahulu mengetahui dan menghayati bahwa dia adalah menjadi
19
Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 1996, hlm. 34
17
teladan bagi muridnya yang akan dididiknya. dengan kata lain bahwa keteladan
merupakan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang menjadi pendidik .
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.
Dimana focus utama strategi ini adalah kemampuan akademis siswa. Metode
1. Persiapan
2. Penyajian
3. Korelasi
4. Menyimpulkan
5. Mengaplikasikan.21
20
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Fajar Interpratama, Jakarta,
2008, hlm.189
21
Ibid, hm.190
18
Dalam dunia pendidikan banyak sekali metode yang dilakukan oleh guru
untuk mengajar, semua metode yang digunakan diterapkan berdasarkan pelajaran dan
waktu pelaksanaan. Oleh karena itu “Mengajar bukan sekedar proses penyampaian
ilmu pengetahuan, melainkan mengandung arti yang lebih luas, yakni terjadinya
perlu melakukan berbagai langkah konkrit yang patut menjadi tolak ukur bagi
pelajaran di depan kelas, tidak terkecuali bidang studi yang diajarkan kepada siswa di
22
Ibid.
23
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995,
hlm.3
19
siswa terhadap materi yang disampaikan serta keberhasilan belajar siswa secara
umum.
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan strategi dalam proses pengajaran
pengalaman dan pengertian yang lebih jelas sekaligus lebih mempermudah siswa
strategi pengajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi belajar siswa, karena
Artinya :
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
24
Ibid, hlm.155
20
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
dari penggunaan metode mengajar oleh guru dalam proses pengajaran adalah
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami ilmu yang sedang dipelajari.
pengalaman yang jelas. Karena itu adalah wajar apabila metode terus diupayakan
untuk diterapkan karena dapat membantu siswa mencerna materi pelajaran yang
disampaikan.
E. Hipotesis
dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
terhadap penguasaan siswa dalam mata pelajaran SKI pada Madrasah Tsanawiyah
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Toha Putra, Semarang, 1996,
hlm..231.