LANDASAN TEORITIS
Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Salisbury, “perencanaan adalah
Adapun tujuan perencanaan atau sistem, ada yang bersifat alami (natural) dan
ada yang buatan manusia. Dalam hal ini Jhonson juga mengungkapkan
system yang harus memberikan pertimbangan pada tujuan yang menyeluruh dari
lembaga, integrasi pekerjaan, sb system ke arah tujuan tersebut, dimana tujuan dan
yang dibagikan kepada semua system yang ada dalam suatu lembaga baik organisasi
1
Salisbury, Empat Strategi Belajar, Terj. Rahman, (Bandung : Remaja Karya, 2002), hal.
22
2
Jhonson, Teori dan Strategi Manajemen, Terj. Hasan.L, (Bandung : Al-Ma’arif, 1995), hal.
4
3
Davis, Ivor.K, Loc-Cit.
5
6
1. Menganalisis tugas
Dengan cara ini seorang guru akan dapat meramalkan tugas-tugas mengajar
proses pembelajaran”5
1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi/Isi
5. Evaluasi6
4
Irwan Nasution, Op-Cit, hal. 89.
5
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Fajar Interpratama, Jakarta,
2008, hlm.59.
6
Ibid, hlm.61
7
belajar mengajar.
mengajar, oleh karena itu model perencanaan pengajaran harus bersifat sistemik,
1. Identifikasi tugas-tugas
2. Analisis tugas
3. Penetapan kemampuan
4. Spesifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap
5. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan
6. Perumusan tujuan
7. Kriteria keberhasilan program
8. Organisasi sumber-sumber belajar
9. Pemilihan strategi pengajaran
10. Uji lapangan program
11. Pengukuran reliabilitas program
12. Perbaikan dan penyesuaian
13. Pelaksanaan program
14. Monitoring program.7
1. Identifikasi tugas-tugas
yang menjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena itu perlu dibuat suatu job
7
Ibid, hal. 89-93
8
description secara cermat dan lengkap. Berdasarkan tuntutan pokok pekerjaan itu,
dengan tugas-tugas tersebut yang menjadi titik tolak untuk menentukan tugas-
2. Analisa tugas
3. Penetapan kemampuan
Langkah ini sejalan dengan langkah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Setiap
Setiap kemampuan yang harus dimiliki siswa perlu dirinci dalam pengetahuan
apa, sikap-sikap apa, dan keterampilan apa saja yang harus dikuasai.
Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan, artinya jenis-
6. Perumusan tujuan
Tujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifat umum sebagai
dikembangkan
Titik berat analisis pada langkah adalah penentuan strategi dan metode yang akan
remedial.
Uji coba program yang telah didesan dimaksudkan untuk melihat kemampuan
validitas dan reliabilitas alat ukur, dan efektivitas system instruksional. Informasi
program.
Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisa langkah-langkah yang perlu
ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah ini didasari oleh satu
11
asumsi bahwa rancangan program yang telah didesain secara cermat dan telah
mengalami uji coba serta perbaikan dapat dipublkasikan dan dilaksanakan dalam
pengajaran:
8
Ibid., hal. 88
9
Ibid., hal. 90
12
mengantarkan murid kepada tujuan dan mengatasi masalah yang mungkin timbul
kurikulum dan bisa saja muncul dari guru (prosedur, persiapan, metode dan
1. Guru
2. Murid
3. Kurikulum
4. Ruang belajar
5. Fasilitas belajar
6. Media pengajaran
7. Metode mengajar
8. Evaluasi
9. Tujuan.10
proses yang berlangsung dalam lembaga pendidikan formal yang intinya interaksi
guru dengan peserta didik. Atau suatu aktivitas mengajar belajar dimana guru dan
peserta didik berinteraksi mencapai sasaran perubahan tingkah laku peserta didik”11
perubahan tingkah laku peserta didik baik dimensi kognitif (pengajaran), afektif
(Sikap) maupun psikomotorik para peserta didik. Untuk melakukan proses pengajaran
tujuan pengajaran.
10
Ibid., hal.92
11
Rohani dan Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta,1991), hal. 4,
13
Adapun nilai terbesar dalam perencanaan pengajaran terletak pada guru yang
lebih suka membimbing dari pada menggurui anak didiknya dan pada guru yang
dipecahkan.
mengajar. Keberhasilan anak didik dalam interaksi edukatif ini akan dapat dilihat dari
nilai raport yang ada maupun dari sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. Sebelum
intinya adalah terjadi perubahan. Ini berarti bahwa seseorang yang telah mengalami
proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan,
keterampilan, maupun sikapnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak
12
Chalidjah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Surabaya, Al-Ikhlas,1994 ,hlm.
84.
14
adalah aktivitas yang dilakukan untuk merubah tingkah laku anak didik kearah yang
konstruktif. Secara psikologis ada beberapa teori dalam belajar yang dapat
secara psikologi proses belajar yang dilakukan oleh anak didik dapat diciptakan
secara langsung oleh anak didik itu sendiri, namun adakalanya anak didik
meminta bantuan dari orang lain, terutama dari orang tua dan lingkungan
oleh anak didik lebih diutamakan yang bersipat totalitas, artinya anak didik
baik dalam usaha kegiatan belajarnya agar tujuan dari kegiatan belajar dapat
kemampuan.
13
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Dunia Pustaka, 1996,hlm. 3-5.
15
ilmu pengetahuan dan segala perangkat yang berhubungan dengannya dari tenaga
untuk mendapatkan hasil belajar secara optimal sekaligus dapat mengikuti proses
pengajaran secara aktif. Keaktifan anggota badan (fisik) sebagai kegiatan yang
nampak, yaitu saat siswa melakukan percobaan, membuat kontruksi model dan lain-
lain. Sedangkan kegiatan psikis nampak bila ia sedang mengamati dengan teliti,
memecahkan persoalan dan mengambil keputusan dan sebagainya. Pada saat siswa
aktif jasmaninya secara otomatis aktif juga jiwanya, begitu juga sebaliknya. Karena
itu keduanya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan ibarat dua keping
dilaksanakan tepat waktu dan tepat sasaran. Dipandang secara umum maka
14
Ahmad Rohani HM, Abu Ahmadi, Penglolaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.1996,
hlm. 43
16
efektivitas belajar adalah “merupakan suatu kegiatan rutinitas dalam menuntut ilmu
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
suatu tindakan atau usaha melakukan perubahan pada diri anak didik sehingga dapat
dikembangkan potensi dirinya secara tepat guna dan sesuai dengan sasaran, karena
dimiliki anak didik sehingga perkembangan yang terjadi dewasa ini dapat diikuti.
kecakapan baru
yang ada kalanya kemudian mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
c. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
dan pengalaman
d. Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif
mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang
cukup panjang.”17
dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi
17
M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Karya, Jakarta, 1997, hlm.85.
18
WS.Winkel. Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta,. 1999, hlm.39.
18
diubah dari rangkaian atau susunan tingkah laku dan perubahan, ini terjadi jika
perkembangan cara berpikir sangat diperlukan anak. Hal ini dapat dilihat dalam
perkataan-perkataan.
relatif terhadap setiap orang. Oleh karena itu dalam belajar seorang guru harus
mampu memberikan motivasi kepada para siswa agar mau dan mampu belajar
dengan tekun dan giat sehingga siswa benar-benar mampu meraih aktivitas dalam
belajar. Dengan demikian maka nyatalah bahwa seorang guru adalah motivator
E. Hipotesis
19
dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini
adalah :
efektivitas belajar siswa di SMU Swasta Abdi Negara Kecamatan Binjai Utara
efektivitas belajar siswa di SMU Swasta Abdi Negara Kecamatan Binjai Utara