LANDASAN TEORITIS
luas dari pada pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu
kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang
mengajar. Antara keduanya kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Sebagai teladan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas
tiga jenis tugas guru sebagaimana yang dikatakan oleh Uzer Usman yaitu :
kemasyarakatan”1
Ketiga jenis tugas guru sebagaimana di atas, yang perlu dijelaskan adalah
tugas guru sebagai profesi yaitu meliputi mendidik, mengajar dan malatih.
siswa”.2
1
Moh.Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. (Bandung : Edisi Kedua. Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm.6
2
Ibid. Hlm. 7
6
7
Diantara tugas guru yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi yang
1. Menetapakan tujuan/sasaran
Selain dari tugas sebagai profesi, seorang guru agama juga memiliki
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu
situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan
Guru sebagai teladan, maka seorang guru harus berperan menjadi teladan
yaitu “senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh
adalah melakukan upaya pengembangan para diri siswa baik dalam pengetahuan
maupun tingkah laku. Guru yang sebagai teladan akan mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat optimal. Karena itu peranan guru meliputi
karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa untuk
aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisir. Lingkungan yang diatur
dan diawasi bertujuan agar kegiatan proses belajar mengajar tercapai sesuai
5
Moh.Uzer Usman. Op-Cit. hlm. 9-12
9
baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang bersifat menantang dan
merangsang siswa dalam belajar, memberi rasa aman dan kepuasan dalam
mencapai tujuan.
yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks,
Fungsinya sebagai evaluator atau sebagai penilai hasil belajar siswa, guru
hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan
umpan balik terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan
siswa agar belajar lebih tekun, giat dan rajin. Karena itu guru yang berkompeten
kondisi yang perlu untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan efektif
6
Moh.Surya, Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum. (Jakarta : Suara Daerah,
1997), hlm. 6
11
memperbaiki dirinya sendiri, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat
Artinya :
Selain memiliki tugas, guru agama juga memiliki peranan antara tugas dan
peranan guru yang tidak dapat dipisakan. Guru agama sebagai pemimpin
juga merupakan pusat teladan bagi warga siswa di sekitar sekolah. Guru
sekolah. Hal ini merupakan masalah penting, karena sekolah harus ikut berkiprah
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Bumi Pustaka, 1996),
hlm. 16
12
guru harus mampu menciptakan suasana aman, damai, tentram, dan sejahtera,
agar semua program dapat berjalan lancar. Dengan demikian dapat difahami
bahwasanya tugas guru sebagai pendidik dan pengajar memang cukup berat,
Agar tidak sampai terjadi kesalahan dalam tugas dan peranannya seorang
guru harus mampu bertindak di depan sebagai pemberi teladan bagi siswa,
sebagai pembimbing dan pendorong belajar siswa. Guru adalah orang yang benar-
yang dapat menentukan segalanya dalam kebijakan untuk kemajuan proses belajar
mengajar di sekolah.
dipatuhi oleh seluruh siswa sepanjang kebijakan itu untuk yang terbaik dan
sebaliknya bila kebijakan itu tidak sesuai dengan ajaran Islam maka siswa berhak
berbagai permasalahan.
B. Pengertian Perilaku
13
suatu hal”9
seseorang terhadap sesuatu yang dilakukan, didengar, dan dilihat. Perilaku ini lahir
Perilaku adalah suatu kecenderungan merespon suatu hal, benda atau orang
dengan suka (senang), tidak suka (menolak) atau acuh tak acuh. Perwujudannya dapat
untuk membentuk perilaku yang positif atau menghilangkan perilaku negatif dapat
rumusan yaitu :
dikemukakan yaitu :
dengan objek terentu. Interaksi sosial di dalam kelompok maupun di luar kelompok
Faktor lain yang turut memegang peranan ialah faktor intern di dalam diri
pribadi manusia itu, yakni selektivitasnya sendiri, daya pilihannya sendiri atau minat
12
Jalaluddin. Psikologi Agama. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2003, hlm.199-200.
13
Sururin. Ilmu Jiwa Agamat. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2004, hlm.51
16
perhatiannya untuk menerima dan mengolah berbagai pengaruh yang datang dari luar
dirinya. Perilaku bukanlah diperoleh karena keturunan tetapi melainkan didapat dari
Perubahan perilaku pada individu ada yang terjadi dengan mudah dan ada
juga yang sukar. Hal ini tergantung pada kesiapan seseorang untuk menerima atau
Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang maka perilaku seseorang akan
lebih baik dalam berbuat, berbicara maupun dalam bertindak terhadap sesuatu yang
dilakukan.
1. Kepercayaan ikut-ikutan
14
Alex Sobur. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta , 2003, hlm.364
15
Zakiah Dradjat. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang. Jakarta, 1998, hlm. 67
17
usia taraf remaja percaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama karena tidak
dan masyarakat sekelilingnya yang beribadah, maka mereka ikut percaya dan
dimana hidup. Mereka solah-olah apatis, tidak ada perhatian untuk meningkatkan
sederhana yang didapat dari keluarga dan lingkungannya. Namun demikian ini
biasanya terjadi pada masa remaja awal (usia 13-16) tahun. Setelahitu biasanya
berkembang kepada cara yang lebih kritis dan sadar sesuai dengan perkembangan
beragama pada remaja yang percaya ikut-ikutan bersifat apatis. Hal ini dapat
Percaya ikut-ikutan pada anak usia sekolah yang masih kategori remaja dapat
diatasi dengan memberi kesibukan atau memberikan tempat yang layak bagi mereka
kegiatan-kegiatan tersebut akan berdaya guna dan berhasil guna terutama dalam
memupuk rasa keagamaan dan kelakuan dalam beragama. Dengan jalan inilah siswa
keagamaan. Sebagai contoh ; siswa dilibatkan dalam berbagai kegiatan hari besar
perkembangan psikis dan pertumbuhan fisik, menimbulkan daya tarik bagi remaja
atau siswa untuk memperhatikan dan memikirkan dirinya sendiri. Pada tahap
masyarakat.
masalah keagamaan yang dimiliki siswa sejak kecil. Mereka ingin menjalankan
agama sebagai suatu lapangan yang baru untuk membuktikan pribadinya, karena ia
tidak mau lagi beragama secara ikut-ikutan saja. Biasanya smangat agama tersebut
dimilikinya
tergantung pada dua faktor penting yaitu kondisi jiwa yang bersangkutan dan keadaan
atau sumber dari masa kecil. Apabila seorang anak merasa tertekan oleh kekuasaan
atau kezaliman orang tua, maka ia telah memendam sesuatu tantangan terhadap
Tuhan. Di samping itu, keadaan atau peristiwa yang dialami, terutama kebudayaan
sedang dihadapi siswa di dalam belajar. Perilaku yang penting bagi siswa adalah
belajar, karena belajar adalah menimbulkan perubahan mental pada diri siswa.
1. Untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
16
Ibid. Hlm.86
20
Sesuai dengan perilaku siswa yang beraneka ragam, mulai dari yang suka
bermain, serius belajar dan tidak mengerti apa yang dipelajari. Maka seorang guru
sebagai pendidik dan pengajar mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mengarahkan siswa sesuai dengan motivasi belajar yang ada pada diri siswa itu
sendiri.
Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan bahan belajar.
Untuk dapat mengajarkan bahan pelajaran yang dapat memotivasi dan memperbaiki
di dalam menyelesaikan sesuatu usaha atau masalah. Hal-hal yang mendasari perilaku
19
Ibid. hlm.87
20
Ibid. hlm. 103
21
Ibid.hlm, 26
22
mengajar, karena itu agar siswa belajar lebih maksimal, maka siswa harus belajar
seutuh pribadinya, perasaan, kemauan, pikiran, fantasi dan kemampuan yang lain
tertuju pada belajar. Hal ini memang tidak dapat bertahan stabil, karena perilaku
belajar siswa akan melemah bila dipengaruhi oleh kondisi kesehatan jasmani, mental,
dan faktor lain yang dapat membuat perilaku belajar siswa menurun.
D. Hiotesis
hubungan yang signifikan antara tingkat keteladanan guru dengan perilaku siswa