Anda di halaman 1dari 3

Kewenangan Jaksa Dalam Tindak Pidana Pasar Modal

Oleh: Prima I. Mariza, Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung

Pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah saat ini membutuhkan dana investasi yang sangat
besar sehingga keberadaan pasar modal merupakan salah satu sumber dana dalam negeri yang
banyak memberikan kontribusi dalam pembangunan ekonomi. Pertumbuhan yang diperkirakan akan
terus meningkat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mengaktifkan pasar modal.
Dengan pengaktifan pasar modal, diharapkan mampu menggerakkan potensi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan sekaligus menciptakan pemerataan pendapatan dan
demokratisasi ekonomi di Indonesia.

Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi investor publik, pelaku dan penunjang
pasar modal, serta untuk menguatkan kepercayaan investor dan perusahaan terhadap pasar modal
Indonesia, maka lahirlah Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berlaku
efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang Undang ini dapat dikatakan sebagai Undang Undang
yang cukup komprehensif, karena mengacu kepada aturan-aturan yang berlaku secara internasional.
Undang Undang Pasar Modal tersebut merupakan landasan yang sangat kokoh bagi industri pasar
modal, dan secara tegas memberikan kewenangan penuh kepada Bapepam (Badan Pengawas
Pasar Modal) untuk menjalankan fungsi pembinaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan sehari-
hari pasar modal, baik secara preventif maupun represif.

Pasar modal Indonesia merupakan integrasi dari berbagai macam kegiatan yang melibatkan banyak
pihak. Pihak-pihak tersebut meliputi perusahaan/Emiten sebagai pihak yang membutuhkan modal,
investor sebagai pihak yang menanamkan modal, dan Perusahaan Efek sebagai intermediari, baik
antara investor dengan Emiten maupun antar investor. Terdapat pula pihak yang merupakan
fasilitator yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian serta lembaga profesi penunjang sebagai pihak penyedia jasa bagi kegiatan di pasar
modal.

Disamping itu, kegiatan di pasar modal juga sangat beragam seperti penerbitan Efek, transaksi Efek
dan berbagai corporate action yang dilakukan oleh Emiten. Mengingat banyaknya pelaku dan
kompleksnya kegiatan di pasar modal tersebut, peluang terjadinya pelanggaran dan kejahatan di
pasar modal seperti manipulasi pasar, penipuan efek dan perdagangan orang dalam (insider
trading) sangat tinggi.

Tindak pidana di bidang pasar modal mempunyai karakteristik yang khas yaitu antara lain adalah
“barang” yang menjadi obyek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana
tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya pencurian atau perampokan mobil,
akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta
memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Selain kedua karakteristik tersebut, masih terdapat
karakteristik lain yang membedakan dari tindak pidana lainnya, yaitu pembuktiannya cenderung sulit
dan dampak pelanggaran dapat berakibat fatal dan luas.

Kejaksaan Republik Indonesia sebagai salah satu lembaga penegak hukum diberikan kewenangan
melaksanakan kekuasaan negara di bidang Penuntutan dan Penyidikan terhadap tindak pidana
tertentu (Pasal 30 ayat (1) huruf d Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia) serta tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Undang Undang. Dengan fungsi
yang demikian, Kejaksaan RI memiliki posisi sentral dan peranan yang strategis di dalam suatu
negara hukum, karena lembaga Kejaksaan berada di tengah dan menjadi filter antara proses
penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan, disamping pelaksana penetapan dan keputusan
pengadilan, serta kewenangan lain yang diberikan oleh Undang Undang.
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan terhadap pelanggaran Undang-Undang Pasar
Modal dan atau peraturan pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian bagi kepentingan pasar
modal dan atau membahayakan kepentingan pemodal atau masyarakat, Bapepam menetapkan
dimulainya tindakan penyidikan dan dapat meminta bantuan aparat penegak hukum lain (pasal 101
ayat (6) UU No. 8 tahun 1995). Dimana didalam penjelasannnya, yang dimaksud dengan ”aparat
penegak hukum lain”, antara lain aparat penegak hukum dari Kepolisian RI, Direktorat Jenderal
Imigrasi, Departemen Kehakiman danKejaksaan Agung.

Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal merupakan hal yang
rawan dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat di pasar modal. Pelanggaran di bidang pasar modal
mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan jenis pelanggaran di bidang lain.
Pelanggaran yang terjadi dapat mengakibatkan hilangnya jumlah uang yang besar yang ada didalam
kegiatan perdagangan efek, jumlah korban cukup banyak dan beragam. Pada akhirnya pelanggaran
yang signifikan dari segi jumlah dan kualitas akan meruntuhkan kredibilitas pasar modal.

Tantangan yang dihadapi Bapepam selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Pasal 6 Kitab Undang
Undang Hukum Acara Pidana) sebagai aparat penegak hukum yang diberi kewenangan untuk
melakukan penyidikan saat ini dan pada masa yang akan datang akan semakin berat, seiring dengan
semakin canggihnya tehnik tindak pidana, termasuk didalamnya tindak pidana di bidang pasar modal.
Sanksi pidana sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang Undang Pasar Modal tidak akan
efektif jika tidak didukung oleh aparat penegak hukum lainnya.

Untuk menjawab tantangan ini, sejalan dengan pencanangan Reformasi Birokrasi Kejaksaan, yang
mencakup aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan peningkatan manajemen sumber
daya manusia untuk merobah pola fikir, budaya kerja dan perilaku, sangat dibutuhkan jaksa-jaksa
yang memahami dan menguasai dunia pasar modal yang mempunyai karakteristik yang khas,
mempunyai faktor kesulitan yang tinggi dalam pembuktian, sehingga dibutuhkan spesialisasi
tersendiri dalam penanganan perkaranya. Hal ini dapat ditempuh melalui pemberian materi pasar
modal dalam pendidikan pembentukan jaksa, pendidikan lanjutan tentang pasar modal, diskusi kasus
dan lain sebagainya bekerjasama dengan Bapepam.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 100 dan 101 Undang Undang Pasar Modal, Bapepam berwenang
untuk melakukan pemeriksaan maupun penyidikan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan
atau terlibat dalam pelanggaran terhadap Undang Undang Pasar Modal, antara lain menerima
laporan, pemberitahuan dan pengaduan adanya tindak pidana di bidang pasar modal, memanggil,
memeriksa, meminta keterangan dan barang bukti, memeriksa pembukuan, catatan dan dokumen,
memeriksa tempat yang diduga terdapatnya barang bukti, melakukan penyitaan, memblokir rekening
pihak yang diduga terlibat serta melakukan penggeledahan.

Selanjutnya kewenangan untuk melakukan penuntutan terhadap kasus tindak kejahatan di bidang
pasar modal berada di tangan Kejaksaan (Pasal 14 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana)
yaitu penuntut umum mempunyai wewenang menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
dari penyidik atau penyidik pembantu. Setelah semua hasil pemeriksaan dan penyidikan selesai
dibuat oleh Bapepam, kemudian Bapepam menyerahkan berkas tersebut kepada Kejaksaan.
Selanjutnya pihak Kejaksaan akan menindaklanjuti hasil kerja Bapepam tersebut. Setelah dikaji,
Kejaksaan akan memberikan keputusan, berkas perkara dianggap lengkap dan bisa diteruskan untuk
melakukan penuntutan atau berkas perkara dianggap tidak lengkap, tidak jelas, maka Kejaksaan
akan mengembalikan berkas tersebut kepada Bapepam untuk disempurnakan.

Perlu adanya kepastian hukum dan perlindungan bagi investor publik, pelaku dan penunjang pasar
modal, sehingga peningkatan kerjasama antara Bapepam dan pihak Kejaksaan, baik itu dari aspek
preventif (pencegahan) maupun aspek represif (penindakan) agar berbagai masalah dalam kegiatan
pasar modal yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan atau pelanggaran dalam kegiatan pasar
modal, seperti penipuan efek (securities fraud), manipulasi pasar (market manipulation), atau
perdagangan orang dalam (insider trading) akan dapat terdeteksi lebih dini sebagai upaya preventif
dan diharapkan tidak akan terjadi, sehingga penegakan hukum terhadap tindak pidana di bidang
pasar modal bisa optimal

Anda mungkin juga menyukai